Hampir semua hal sudah saya tuliskan berkaitan dengan umroh November 2017. Kali ini saya akan bercerita aktivitas harian selama di Mekkah dan menarik sedikit kesimpulan ketika berumroh dengan UTM.
Naik Mobil Golf
Karena hotel Rawabi Zam-zam Mekkah berada di atas bukit, maka pihak hotel menyediakan mobil golf yang akan mengantarkan kita menaki atau menuruni jalan. Ada keasyikan tersendiri naik mobil golf karena nggak capek harus jalan dan duduknya juga enak. Jalannya agak pelan sih, maklum hanya mobil listrik biasa sehingga kita bisa sekalian menikmati semilir angin. Sebagai informasi, mobil golf tidak melayani mengantar penumpang di waktu shalat. Pernah waktu adzan kami baru mau berangkat ke mesjid, eh malah supir mobil golf sudah tidak mau mengantar lagi. Terpaksa deh jalan kaki menuruni bukit dengan terburu-buru karena takut tertinggal shalat rakaat pertama.
Para pihak hotel sudah menyiapkan sajadah untuk mereka shalat di lobi hotel setiap adzan berkumandang dan nggak mau diganggu. Kita harus maklum karena di Tanah Suci semua orang berlomba-lomba untuk shalat tepat waktu untuk mengejar pahala.
Belanja
Saya kurang suka belanja baju, kerudung, atau sajadah di kota Mekkah karena saya lebih suka belanja di Madinah. Selain karena motifnya lebih banyak, harga lebih murah, para pedagangnya juga lebih baik hati. Kalau di Mekkah pedagang sedikit kasar dan galak, jadi kalau mau menawar baju agak serem. Mending kalau di Mekkah beli kurma yang harganya udah standar segitu aja. Pada dasarnya, saya memang nggak begitu pandai menawar barang. Jadi kalau udah nawar, trus diomelin, ada rasa trauma tersendiri hahahaha😅. Walaupun sebenarnya para pedagang itu nggak akan inget lagi juga sama kita meskipun kita tawar semurah mungkin dan bodo amat kalo nggak dikasi.
Yang paling saya suka adalah belanja di Mall Zam-zam. Mungkin karena Arab Saudi negara bebas pajak (atau mungkin pajaknya kecil) sehingga harga barang bermerk sangat murah. Kalau mau beli IPhone atau hp Samsung bisa beda 3 juta harganya dengan di Indonesia. Beli jam tangan perbedaan harga antara 500rb-1juta. Makanya saya sering banget keluar masuk Mall ini sekedar cuci mata. Jadi, sebaiknya yang mau ganti gadget, berumroh-lah kalian. Pahala dapat, lifestyle juga jadi upgraded😄. Mall Zam-zam juga wangi banget karena banyak pedagang parfum yang menawarkan Kasturi (parfum yang wanginya minta ampun💕). Sayangnya duit cash udah kehabisan karena belanja gadget, jadi nggak kebeli deh kasturinya.
Yang saya kurang suka sewaktu belanja di Jeddah dimana bus parkir di Balad dan rombongan UTM turun semua untuk berbelanja. Bayangkan saja, dari setelah Ashar sampai matahari terbenam belum beres juga orang-orang pada belanja. Saya yang nggak belanja jadi bosen nunggin di bus. Mungkin harus sabar kalau berpergian ramai-ramai seperti ini pasti jadi saling tunggu-menunggu. Lumayan memperbanyak pahala sabar. Mana ada pengemis anak kecil naik ke bus dan nggak mau turun walaupun udah dipaksain. Mau dimarahin kasihan masih kecil, nggak dimarahin nggak mau turun dan kita takut nanti ada barang yang hilang.
Destinasi Wisata
Sebenarnya tempat-tempat yang dikunjungi selama berumroh dengan UTM lebih banyak daripada ketika umroh tahun 2016. Hanya saja, karena kelamaan di tempat belanja ketika di Jeddah, kami jadi tidak mengunjungi Masjid Terapung. Sebenarnya saya sangat ingin ke mesjid ini karena sewaktu November 2017 kemarin, matahari sore berwarna oranye dan pasti sangat cantik ketika diambil dari Masjid Terapung.
Rombongan UTM sudah berusaha menuju Masjid, tapi bus kami tidak boleh parkir dan diusir oleh polisi. Mungkin karena sudah malam, jadi parkir nggak bisa seleluasa pada siang-sore hari. Hanya menurunkan ustadz Muthawif saja disini karena memang beliau berdomisili di Jeddah. Padahal kangen sama Mesjid Terapung😔. Pengen menikmati pemandangannya dan shalat Magrib disitu. Jadilah kami langsung menuju bandara King Abdul Azis. Rasanya baru sebentar banget di Arab Saudi, eh udah harus pulang lagi.
Seandainya berumroh lagi tahun ini, saya ingin mengunjungi mesjid Qiblatain (2 kiblat). Penasaran di dalamnya bagaimana?
Kerjasama
Ketika ikut umroh bersama travel agen, para jamaah hanya duduk manis saja. Koper sudah diurus, pesawat udah di check-in, pokoknya kita tinggal duduk manis. Karena UTM adalah Umroh Mandiri, maka sesama jamaah harus saling tolong-menolong. Bersama-sama membagi makanan, mengurusi koper (walaupun untuk angkat-angkat koper sudah dibantu orang bandara), mengumpulkan passpor untuk check in pesawat dan membagikannya lagi, saling peduli satu sama lain, dan saling mencari kalau ada jamaah yang terpencar-pencar. Rasa kekeluargaannya sangat terasa, meskipun kita rame.
UTM apa travel?
Berhubung saya adalah seorang petualang, jadi saya lebih suka cara mandiri yaitu bersama UTM. Dulu berumroh dengan travel membuat saya agak bingung karena semuanya udah diurusin, sedangkan saya setiap ke luar negeri sama sekali nggak pernah pakai travel agen dan segala hal mengurus sendiri. Hotel enak, makan enak, bus enak, pokoknya secara fasilitas oke semua.
Yang agak bermasalah buat saya ketika berumroh dengan UTM adalah singkatnya waktu. Memang sih ini dikarenakan Garuda Indonesia mengubah jadwal keberangkatan dan kepulangan pesawat. Kalau saya lebih suka berlama-lama di Tanah Suci. Ketika ikut travel agen, saya menghabiskan 8 hari di Madinah dan 7 hari di Mekkah sehingga rasanya puas banget. Puas beribadah, puas berdoa, dan puas menentramkan hati. Saya juga bisa memperhatikan bagaimana cara beribadah orang-orang karena banyaknya waktu, bisa melihat anak-anak menghafal Al-Quran, mengeksplorasi masjid, berwisata kuliner, dan semua saya lakukan tanpa berpikir waktu. Dulu aja selama 16 hari berumroh saja terasa singkat, apalagi yang kali ini cuma 9 hari ditambah perubahan jadwal pesawat.
![]() |
Semoga selalu bisa berumroh dan berhaji suatu hari |
Semoga kedepannya UTM membuka jadwal umroh yang lumayan panjang. Aminnn. Selesailah cerita saya tentang berumroh. Semoga tahun 2018 ini bisa berumroh lagi dan doakan semoga bisa sampai Masjidil Aqsa sehingga selesailah semua Masjid paling suci di dunia. Aminnnnnnn💓
0 comments:
Posting Komentar