Februari 25, 2018

Mendadak ke Pulau Jeju

Ketika tulisan ini dipublikasikan, berarti saya sedang berada dalam perjalanan ke Bandara Soekarno Hatta untuk penerbangan ke Kuala Lumpur pada jam 9 malam. Mungkin ini adalah perjalanan paling dadakan yang pernah saya lakukan seumur hidup untuk berlibur. Semula mau ikut adik saya ke Labuan Bajo, tapi kami malah pengen main salju. Langsung berpikir, negara apa yang ada salju tapi nggak usah mengurus Visa😗? Kebetulan saya buka Instagram salah satu teman yang sedang di Pulau Jeju, Korea Selatan, dan disana saljunya sedang tebal banget. Wah, menarik!
Uang KRW
Sebelum beli tiket, saya Googling dulu peraturan Visa Free untuk ke Pulau Jeju. Dulu sih pernah tau ada peraturan tersebut asalkan direct flight langsung ke Pulau Jeju. Hanya saja saya nggak pernah mencari peraturan resmi tentang Visa Free ini. Ternyata baru sebentar Googling, banyak banget website yang menuliskan kalau kita bisa masuk ke Jeju tanpa Visa. Apalagi, sekarang AirAsia X sudah membuka rute baru dari Kuala Lumpur langsung ke Pulau Jeju. Asyik banget kan! 🎉🎊
Untuk link artikel seperti gambar diatas, bahkan ada pernyataan yang menuliskan seperti gambar di bawah ini:
Di tabel 2, ada nama negara kita sebagai Visa Free Entry
Menurut analisa saya, seharusnya WNI memang tidak perlu Visa lagi untuk ke Korea. Tapi ntahlah ya, saya juga tidak memastikan lagi ke Kedutaan Korea di Indonesia karena saya memang bukan mau ke Seoul atau Busan. Yang saya inginkan cuma jalan-jalan ke Pulau Jeju. Kalau kalian memang penasaran dengan peraturan Free Visa masuk Korea untuk pemegang passpor Indonesia, pastikan dulu ya ke Kedutaan.

Saya dapat tiket pulang-pergi Kuala Lumpur - Pulau Jeju hanya 645 RM atau kalau menggunakan rupiah berarti Rp. 2,2jutaan. Sengaja nyari tiket murah dan nggak mau berlama-lama juga karena awal Maret saya akan pergi ke India. Kebetulan memang tiket Airasia harganya pasti murah di hari Senin-Rabu dan pas banget 3 hari di Pulau Jeju. Tahun 2014 saja saya di Jeju hanya sehari semalam dan berhasil mengeliling 80% Pulau karena menggunakan jasa tour guide. Tahun ini pengen agak 'nyantai, jadi 3 hari cukuplah ya untuk keliling Pulau Jeju. Sempat ngajak beberapa teman untuk ikut ke Jeju karena dapat tiket murah, tapi semua nggak bisa karena dadakan. Bahkan ada teman yang berkomentar, "Lu udah kayak tahu bulat aja digoreng dadakan."😂😂

Walaupun masih sedikit ragu tentang Free Visa ini, tiba-tiba ada salah seorang anggota Backpacker Dunia di Facebook memposting kalau dia baru pulang dari Jeju dan memang Free Visa. Dia juga deg-degan banget walaupun pada akhirnya perjalanannya alhamdulillah lancar jaya tanpa ditanya apa pun tentang Visa. Dengan adanya postingan itu, semakin menguatkan saya kalau bisa Free Visa ke Pulau Jeju.

Berhubung awal Maret nanti saya mau ke India dan saya mau sedikit mengirit duit, jadilah saya mengajukan ide ke adik, bagaimana kalau kita sewa mobil aja di Jeju? Setelah masuk ke situs Rentalcars.com yang pernah saya pesan sewaktu ke New Zealand, harga sewa mobil 2 hari hanya Rp. 900rban saja. Beda jauh dengan menggunakan jasa tour guide dengan harga Korean Won (₩)140,000 (Rp. 1,7jutaan) dan hanya 8 jam. Kalau jalan-jalannya berempat sih mungkin 140,000 bisa dibagi empat, jadi agak murah seperti dulu di tahun 2014. Tapi kalau berdua doang, terasa lebih mahal. Ya udah deh, meskipun di Jeju harus menyetir di sebelah kiri, insya Allah dengan berhati-hati dan konsentrasi penuh, bisa kita jalani. Lagian bisa nyantai juga mampir sana sini ya 'kan?

Kalau mau ke luar negeri, jangan lupa ke Money Changer. Tempat favorit saya untuk menukar uang adalah ITC Kuningan. Sejak pertama kali ke luar negeri sampai sekarang selalu menukar uang disitu. Agak syok juga mengetahui kalo 1 = Rp. 12.8 sekarang. Tahun 2014 dulu masih Rp. 10.7 dan tahun 2012 Rp. 8.7. Untung saya udah nggak import kosmetik lagi dari Korea, kalau nggak bisa pusing ngasih harga berapa belum lagi ditambah margin.

Saya juga sudah membuat itinerary mau kemana saja dan saya mungkin akan menjadi snow hunter (pencari salju) karena memang perjalanan kali ini fokusnya mau main salju. Saya juga sudah browsing semua restoran Korea halal di Jeju. Biasanya kalau ke Resto halal pasti masakan timur tengah, India, atau Melayu. Kali ini saya mau benar-benar mencicipi makanan Korea yang halal, sehingga saya sengaja browsing lebih lama lagi untuk mencari alamatnya. Alhamdulillah Koreaa Tourism sudah ramah dengan wisata halal, mungkin semenjak AirAsia masuk Korea. Baiklah, berikut sekilas rencana itinerary saya selama di Pulau Jeju.

Hari pertama: 
Yakcheonsa Temple
Innisfree Jeju House
Teddy Bear Museum
Makan malam Yeonsong Galchiyori

Hari Kedua:
Jusangjeolli Cliff
Eorimok Square
Mount Hallasan
Jeju Stone Park
Sangumburi Crater 
Makan siang Seopji Haenyeoui jip 
Seongsan Ilchulbong
Manjanggul Cave
Makan malam di Tamrabadang
Lotte Mall

Hari Ketiga:
Gwandeokjeong Pavilion

Karena perjalanan kali ini hanya 3 hari saja, saya agak bingung mau bawa apa aja di dalam koper. Kalau berangkat musim dingin, pasti koper jadi ringan banget. Saya dan adik beli bagasi 30 kg di AirAsia untuk kami bagi dua. Berhubung adik saya mau pulang ke Aceh nantinya dari Kuala Lumpur, jadi dia bawa semua isi koper. Nah, koper saya malah ringan banget, mungkin isinya hanya 5 kg doang. Kayaknya saya harus bawa oleh-oleh nih untuk mengisi koper kosong, hihihi😅. 

Baiklah, doakan saya lancar melewati imigrasi ya. Masih deg-degan juga karena nggak pakai Visa ke Korea tapi saya sudah mempersiapkan beberapa dokumen hasil print dari website resmi Kedutaan Korea tentang peraturan Visa-Free Entry to Jeju. Insya Allah lancar semua. 

Februari 20, 2018

Proses Menarik Gigi

Hari ini saya baru kontrol Sapphire Braces lagi dan saat menulis blog ini, efeknya masih terasa. Gigi jadi agak kenceng dan power gigi untuk mengunyah makanan mendadak hilang. Seperti biasa saya datang ke OMDC, duduk manis menunggu, dan tibalah giliran saya. Dokter mengecek gigi saya dan beliau bergumam sendiri, "Hmm gigi seri atas saya tarik ke belakang dan keatas, gigi geraham saya tarik ke depan, rahang bawah saya tarik ke kanan, giginya saya rapatkan," dan bermacam hal horor lainnya.

Saya sadar, sekarang saya masuk pada fase tarik-menarik. Kata teman-teman sih, fase ini yang paling menyakitkan. Tapi saya tetap percaya bahwa toleransi orang berbeda-beda untuk urusan sakit. Dan saya masih mencoba berpikiran positif kalau saya pasti nggak akan kesakitan. Dokter lalu mengambil peralatan dan mulai mengerjakan gigi saya. Seperti biasa, bunyi alat bersinggungan dengan gigi, belum lagi kalau dokter mengencangkan lilitan kawat dan menarik karet dari gigi satu ke lainnya itu rasanya MENGERIKAN😱😱😱😱. Saya ketakutan melihat tang, gunting pemotong kawat, dan rasa sakit ketika dokter menekan-nekan gigi saya untuk memastikan lilitan kawat atau karet cukup kencang. Jangan tanya pada bibir saya yang selalu jadi korban kejepit, sehingga kadang jadi kembung sendiri seperti orang habis dicium semut.

Perubahan yang saya rasakan sewaktu dokter menarik rahang bawah saya ke kanan adalah tiba-tiba saja saya merasa posisi rahang saya jadi benar. Langsung lega banget, seperti engsel rahang yang udah lama copot, sekarang jadi bener lagi (kebayang nggak?😆). Saya langsung mencoba membuka dan menutup mulut dan merasa enak banget. Mencoba mencari bunyi 'klik' pada sendi rahang dan nyaris nggak bunyi lagi. Alhamdulillah. Ternyata biang kerok rahang selama ini selain gigi gingsul, posisi gusi rahang bawah juga agak meliuk-liuk. Tapi tetap rasanya agak kenceng kalau buka mulut.
Gigi masih acak-acakan
Yang aneh setelah saya berkaca adalah jadi banyak karet yang tarik-menarik dari satu gigi ke gigi lain. Agak susah difoto nih, harus pakai kamera belakang hp baru keliatan semua 'keburukannya'. Berhubung nanti saya malu, jadi saya edit sedikit ya, hahahaha. Doakan semoga Perfect Smile 2018 segera tampak.

Kontrol Saphire Braces Rp. 250,000
Administrasi Rp. 15,000

Kabar baiknya sekarang perusahaan saya sudah mengcover perawat gigi. Alhamdulillah jadi agak meringankan saya. Hore!!🎉🎉🎉

Februari 14, 2018

Mengajukan E-Visa India

Sengaja memposting blog ini kalau Visa India sudah Granted. Ntah kenapa karena dulu Visa Korea pernah ditolak (walaupun akhirnya berhasil masuk Korea tanpa Visa), jadinya kalau mengurus Visa selalu deg-degannya setengah mati. Padahal kalau dipikir-pikir, dokumen pengajuan Visa selalu lengkap dengan tiket pesawat, booking hotel, itinerary, uang yang cukup di rekening, dan surat keterangan kerja. Tapi sekalinya pernah di reject Visa itu traumanya sampai sekarang.

Kebetulan bulan November 2017 yang lalu saya membeli tiket pulang pergi Jakarta-Jaipur seharga Rp. 1,4juta saja. Tahun lalu sempat berdoa supaya bisa pergi ke Khasmir karena banyak yang posting  pemandangannya sungguh sangat indah. Alhamdulillah dapat rejeki ke India dengan tiket sangat murah. Allah menjawab doa-doa saya.

Kali ini saya ke India bersepuluh bersama teman-teman baru. Dua diantara mereka saya sudah kenal, tapi yang lain belum pernah ketemu atau pun saling follow social media. Jadinya kita mengadakan pertemuan dulu untuk membahas itinerary dan saya selalu menyempatkan untuk datang agar terbentuk chemistry sehingga nanti di India jadi enak. Sekalian mendengar masukan mereka tentang tempat-tempat yang mau dikunjungi selama disana. Hampir seluruh peserta trip adalah orang-orang yang sudah berkeliling dunia. Wah, jadi punya teman baru.

Hal pertama yang menjadi konsentrasi saya ketika ingin mengunjungi India adalah mengurus Visa. Awalnya sempat mau mengurus langsung ke Kedutaan India di Kuningan agar Visa bisa tertempel rapi di paspor. Sayangnya harga Visa di Kedutaan berbeda dengan Visa elektronik. Belum lagi persyaratannya agak ribet. Berikut saya sertakan:

Syarat visa India (datang langsung ke kedutaan)
  • Form visa (download di situs resmi)
  • Paspor
  • Pas foto 5cm x 5cm (background putih) 
  • Rek koran 3 bulan terakhir
  • Tiket pesawat PP
  • Bukti reservasi hotel
  • Itinerary
  • Surat cuti kantor (karyawan) 
  • Biaya  Rp. 1,360,000
Syarat E-visa India
  • Isi form langsung di website resmi
  • Foto 2x2 inch (format jpg,  maks 1MB) 
  • Scan paspor, data diri (format pdf,  maks 300kb) 
  • Data keluarga,  nama dan tempat lahir orang tua
  • Data pribadi, alamat dan no referensi (keluarga)
  • Biaya US$51
Ketika melihat perbedaan harganya terlalu signifikan, akhirnya saya memutuskan untuk mengajukan E-Visa saja. Lumayan duit selisihnya untuk beli bagasi dan menurut saya membayar 1,3jt ke India agak berlebihan (not worth it). Sempat baca-baca blog orang-orang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengajukan aplikasi Visa online, dan ternyata cepat banget. Yang bikin takut adalah kalau masih ada orang yang Visanya di Reject oleh Kedutaan tanpa alasan yang jelas. Hal ini membuat saya panik dan rasa trauma yang sudah berkurang dulu malah jadi datang lagi😰. Saya jadi mengundur-undur waktu membuat Visa.

Sampai pada akhirnya saya sadar kalau kurang dari 3 minggu lagi saya akan ke India dan saya belum bikin Visa. Mungkin saya nggak sanggup menghandle rasa deg-degan ketika aplikasi diajukan. Akhirnya malam minggu kemarin banget, saya duduk di depan laptop dengan passpor dan kartu kredit, lalu dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, saya buka juga situs Indian e-Visa.
Situs aplikasi Visa elektronik
Karena dirumah saya ada scanner, saya scan dulu passpor dan mengecilkan ukurannya (resize) sampai kurang dari 300 KB, lalu mengubah format dari .JPEG atau .JPG ke .PDF. Sempat lupa cara mengubah format, sehingga saya harus googling dulu. Yang agak sulit adalah mengubah ukuran pas foto dengan resolusi tinggi ke ukuran 2 inch x 2 inch. Ntah udah berapa kali saya resize menggunakan Microsoft Office Picture Manager, lalu mengecilkannya lagi menggunakan Paint ke 2 x 2 inch. Beberapa teman saya ada yang mengirim foto ke Whatsapp dulu supaya di-resize otomatis, atau menginstall aplikasi di hp. Mengubah format passpor dan foto saja memakan waktu hampir satu jam.

Saatnya mengisi form e-Visa yang bikin deg-degan. Saya membuka blog beberapa orang sebagai panduan dan membaca dengan teliti apa saja yang perlu diisi. Kebanyakan sih standar isian untuk pengajuan Visa seperti data diri, data passpor, data keluarga, dan yang paling penting data tempat tinggal di India. Saya sempat mencari nomor telepon beberapa hotel di booking.com atau agoda.com untuk pengisian e-Visa, tapi hampir semua properti di situs itu tidak menyediakan nomor telepon. Untung saya punya kontak tour guide selama di Khasmir nanti, kalau nggak kita nggak bisa ke tahap selanjutnya kalau tidak mengisi kontak di India.

Alhamdulillah proses pengisian form Visa lancar, pembayaran Visa juga lancar. Ada 2 payment gateway yang disediakan oleh web E-Visa yaitu SBI dan Exim Bank. Saya menggunakan SBI dan pembayaran lancar jaya. Nah teman saya malah nggak bisa pakai SIB. Bingung deh, sampai seharian dia cobain nggak bisa terus. Akhirnya saya sarankan pakai Exim Bank dan alhamdulillah berhasil. Setelah melakukan pembayaran, Visa akan diproses selama 72 jam (3 hari kerja). 
Form Payment Success
Contoh form
Menunggu Visa Granted yang paling bikin perut mules. Hari senin saya menunggu, tidak ada balesan. Mana saya baru selesai baca salah satu blog yang menulis kalau Visanya di reject tanpa alasan yang jelas. Jadi tambah stress deh. Saya jadi mengingat-ingat lagi, apa yang salah dari aplikasi saya. Perasaan nggak ada yang salah deh. Sampai akhirnya hari selasa kemarin saya melihat pop-up email di layar hp dari Kedubes India yang hanya menuliskan Status Regarding e-Visa Application. Haduwh, buka emailnya sampai gemetaran karena takut dan perut mules seketika.

Alhamdulillah banget ketika melihat tulisan GRANTED. Fiuhhh, langsung sembuh semua penyakit mules dan gemetaran yang tadi saya rasakan. Masih agak nggak percaya ada tulisan GRANTED, saya masuk ke web Indian e-Visa dan ngecek status aplikasi. Alhamdulillah beneran GRANTED🎉🎉🎉.
e-Visa India
Buat kalian yang mau mengajukan Visa India, tinggal isi aja form di web dan pastikan data kalian benar sebelum di submit ya. Insya Allah pasti disetujui Visanya. Semoga berhasil! 
Dear Taj Mahal, I'm coming~~~

Situs web yang bisa menjadi panduan dalam membuat Visa India👇👇👇:

Februari 12, 2018

Interview

Sudah agak lama nggak posting blog. Sejak tulisan tentang umroh selesai, saya memutuskan untuk beristirahat sejenak dari dunia blog karena mau fokus mengurusi perusahaan. Biasanya saya ke kantor hanya satu minggu sekali, tapi sekarang minimal tiga kali seminggu. Dulu agak malas ke kantor karena lampu kurang terang dan internet lemot, sehingga kerjaan jadi nggak bisa diselesaikan. Makanya lebih suka di rumah aja karena internet super ngebut. Sekarang, lampu udah diganti, internet kenceng, dan karyawan udah lumayan rame. Jadi bersemangat ke kantor untuk mencari uang, paling nggak untuk mencukupi gaji karyawan.

Hal yang sedang menjadi fokus saya belakangan ini adalah mencari karyawan lagi. Ada beberapa posisi yang dibuka dan udah puluhan cv masuk. Saya sengaja menutup lowongan di internet kalau sudah merasa kebanyakan. Apalagi setelah screening cv mereka sejenak dan udah qualified, lowongan langsung saya tutup agar tidak ada yang melamar lagi. Dari puluhan lamaran, saya dan tim filter lagi sampai akhirnya kami memanggil mereka untuk interview.
Nah, salah satu kegiatan yang paling saya sukai mungkin adalah menginterview kandidat, apalagi freshgraduated. Kalau kandidat professional biasanya saya harus menyiapkan bahan dulu untuk interview supaya nyambung nanti dan bisa melihat celah-celah untuk meng-counter jawaban mereka. Seharusnya freshgraduated bukan saya yang interview tapi saya suka datang sekedar jadi tim hore👯. Para freshgraduated itu semuanya masih polos, semangat kerjanya masih berapi-api, dan banyak yang pintar dengan IPK diatas 3.5.

Pernah saya menginterview 9 kandidat dari jam 10 pagi sampai jam 1 siang. Dengan berbagai tingkah polah, kepolosan, kepintaran, semua sukses membuat saya ketawa. Pernah juga udah janjian dari pagi ada 2 kandidat mau diinterview, eh dua-duanya nggak datang😡. Kalau seperti itu udah pasti saya blacklist, apalagi jadwalnya dia yang tentukan sendiri tapi nggak datang. Kadang juga ada kandidat udah masukin cv, eh ketika di telepon nggak angkat, di email nggak dibalas. Ini mau nyari kerja serius apa enggak ya?

Berhubung banyak kandidat yang mencolok, saya mau menjabarkannya satu demi satu. Cekidot!

  • Sekarang cv mereka hampir selalu ada grafik yang mendeskripsikan kemampuan mereka. Pernah satu kandidat menaruh score honest (kejujuran) di skala 40 dari 50, lalu teman saya bertanya, "Kenapa kamu enggak honest sepenuhnya?" dan kandidat menjawab, "Saya ada bohong-bohong juga sih, mba."😂😂😂
  • Saya biasanya selalu bertanya, Apakah bedanya Ecommerce dan Marketplace? Kandidat menjawab, "Sama aja kali mba, nggak ada bedanya." Saya heran. "Kalau 'gitu, apa bedanya Lazada dengan Tokopedia?" Kandidat diam sejenak, lalu bilang, "Bener juga, Lazada dan Tokopedia memang beda." Saya mulai senyum-senyum. "Bedanya dimana?" Kandidat bilang, "bentar mba, saya buka di handphone dulu."😆
  • Pertanyaan yang hampir selalu saya lontarkan, "Kamu bisa bahasa inggris?" Salah satu kandidat menjawab. "Lumayan!" Lalu saya perlihatkan pesan dari buyer di Amazon dengan tulisan I no longer needed this item. Saya tanya artinya apa dan kandidat diam sejenak, lalu menjawab, "Barang ini udah nggak panjang lagi." Saya spontan ketawa. Salah banget Ya Allah... Saya tanya lagi, "Kata kamu lumayan bahasa inggrisnya. Ini lumayan bisa apa nggak bisa?" Sambil senyum-senyum dia jawab, "Lumayan nggak bisa mba." Hadeeehhh....!
  • Teman saya bertanya, "Kamu lebih percaya beli barang dari web luar negeri apa lokal?" Jawabannya, "Luar negeri mba, karena terpercaya." Saya tanya, "Kamu yakin mereka terpercaya? Kan susah di kontak." Kandidat diam, "Iya sih mba, barang saya kadang nggak sampe." Lalu kita nanya lagi, "Trus kamu masih percaya?" Dia jawab, "Habisnya kayaknya keren mba." Jawaban macam apa ini😂😂😂.
  • Saya tanya, "Kalau senin saya suruh kamu masuk, kamu ready?" Dia jawab, "Jangan senin mba, saya masih ada interview. Mba tau nggak, saya udah masukin 70 cv ke 70 perusahaan, dan perusahaan yang mengundang interview ada 7." Wah, 10% dipanggil. "Jadi saya mau nyobain interview dulu untuk menambah pengalaman,"😑. Saya counter, "Tapi kamu senin harus tanda tangan kontrak dan kalau udah keterima nggak boleh interview di tempat lain." Kandidat menjawab, "Baiklah mba, kalau saya udah tanda tangan kontrak, saya akan komitmen, SAMPAI MATI!!" Hahahaha😂😂😂. Nggak usah sampai mati jugaaaak!
  • Pertanyaan saya yang lain, "Pernah dengar Rancupid?" Dan dijawab, "Enggak, saya cuma datang aja,"😑. Ada juga yang menjawab, "Saya baca dari blognya mba Meutia." Hahaha, pantesan tiba-tiba hits di blog jadi banyak.
Pada kenyataannya diluar sana banyak banget orang pintar yang sedang mencari kerja. Kadang saya suka sedih, mereka mau digaji 'agak murah' demi pengalaman profesional di dunia kerja, apalagi mereka pintar. Mungkin saya agak galak dalam menginterview orang, tapi saya sering terenyuh mendengar perjuangan mereka pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain karena kontrak sudah berakhir dan mereka butuh pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan hidup. Ada juga kandidat yang mengisi waktu nganggurnya dengan ikut pelatihan agar bisa memanfaatkan waktu kosong mereka. Ada juga kandidat yang nggak komitmen dengan jadwal interview dan suka membatalkan seenaknya. Komitmen dan niat kalian akan dinilai sejak awal janjian interview. Apalagi yang sok jual mahal itu nggak banget deh. Udah CV biasa aja, sok jual mahal lagi😓.

Semoga ke depannya semakin banyak perusahaan baru bermunculan agar bisa menyerap tenaga kerja. Saran saya, sebelum memasukkan lamaran ke sebuah perusahaan, alangkah baiknya kalian riset dulu perusahaan tersebut bergerak di bidang apa karena di proses interview pasti akan ditanyakan. Emangnya kalian mau kalau tiba-tiba dipanggil oleh perusahaan yang tidak jelas asal-usulnya? Satu hal lagi yang harus kalian perhatikan adalah kualifikasi perusahaan untuk lowongan itu. Karena kalau kalian enggak masuk kualifikasi dan sekedar lempar cv doang, nanti bakalan susah menjawab pertanyaan interview dan udah bisa dipastikan kalian nggak akan lolos ke tahap berikutnya. Belum lagi kalau cv kalian isinya kebohongan dengan menulis udah pernah kerja disini dan disana. Pas interview pasti akan ketahuan. Beware ya!

Buat yang mau melamar kerja di perusahaan saya, bisa mengikuti link di bawah ini 👇👇

Follow me

My Trip