April 10, 2018

The Green Sonamarg

Destinasi pada hari keempat di Khasmir adalah Sonamarg (Padang Rumput Emas). Tempat ini terletak sejauh 87 km dari Srinagar. Kebayang betapa jauhnya udah seperti Jakarta ke Cikampek. Seperti biasa kami berkumpul di teras Houseboat jam 9 pagi, lalu menaiki sampan menuju ke pinggir Dal Lake, baru naik ke mobil tur. Kalau udah naik mobil, agenda pertama saya adalah tidur dan baru bangun ketika sudah tiba di tempat tujuan. 

Karena pengalaman di Gulmarg kemarin kita belum makan dan langsung main kesana kemari, maka sebelum masuk ke Sonamarg kami meminta Mushtaq untuk mampir ke tempat makan terlebih dahulu. Daripada nanti ada yang muntah-muntah lagi😆😆. Mushtaq sih setuju-setuju aja daripada dia susah juga harus mijitin tengkuk teman saya yang mual-pusing-muntah. Udara dingin begitu terasa ketika kami turun dari mobil. Apalagi di tempat makan yang sama sekali nggak kena sinar matahari. Rasanya beku banget mana saya nggak pakai jaket thermal yang biasa. Tidak banyak menu yang bisa dipesan di resto yang satu ini. Akhirnya kami memesan Meggie (sejenis Indomie India) yang pasti-pasti aja rasanya ditambah dengan secangkir susu hangat. Oh ya, orang Khasmir kalau masak mie sampai bengkak (kelamaan di rebus). Padahal kan kita lebih suka yang agak garing dan kering. Karena semakin lama semakin dingin udaranya, beberapa teman saya duduk diluar untuk berjemur. Kalau saya sih sedang berusaha mempertahankan diri untuk tidak menggigil.

Sonamarg berada di wilayah Pegunungan Himalaya di dekat Gletser Kolhoi dan Gletser Machoi dengan beberapa puncak gunung memiliki tinggi lebih dari 5000 meter seperti Puncak Sirbal, Puncak Kolhoi, Puncak Amarnath, dan Puncak Machoi. Sonamarg terletak di pinggiran Sungai Sindh yang merupakan anak sungai terbesari dari Sungai Jehlum. Tempat ini merupakan destinasi wisata populer dengan wilayahnya yang dikelilingi gunung-gunung Himalaya. Posisinya berada pada ketinggian 2800 meter di atas permukaan laut. Pantesan dingin banget disini.
Anda memasuki Sonamarg (kaya batu nisan)
Pas turun di parkiran pintu masuk Sonamarg, saya langsung terasa membeku. Jadi agak menyesal nggak bawa jaket thermal yang pink karena yang biru dipinjem Mba Itha. Kata Mushtaq, kalau mau ke tempat 'intinya' Sonamarg, kita harus naik kuda atau berjalan kaki sejauh 2 km. Nah, yang paling males kalau kami diserbu orang-orang yang menawarkan kuda. Udah ditolak mentah-mentah, masih memaksa untuk menggunakan kudanya. Kadang 'ngikutin kita sampai jauh banget. Kasihan sih sebenarnya karena mereka sedang mencari rejeki. Tapi kadang cara mereka menawarkan kuda memang menyebalkan. Saya sih nggak masalah dengan jalan kaki, sekalian melihat pemandangan sepanjang jalan. Yang naik kuda hanya Mba Any doang. Yang menjadi permasalahan saya adalah debu di jalanan yang kena ke kita semua setiap ada mobil melintas. Kalau seperti ini terus bisa-bisa saya sesak napas. Mana udara dingin banget lagi.
Mba Any naik kuda
Akhirnya ada seseorang menawarkan kami naik mobilnya seharga 1000 rupee untuk bersepuluh pulang-pergi. Kami langsung setuju mengingat debu yang berterbangan. Mba Any jadinya pakai mobil juga dan dia hanya membayar pawang kuda untuk setengah jalan. Enaknya naik mobil, kami hanya memerlukan waktu 5 menit sampai tujuan. Kami turun dari mobil dan mendapati pemandangan salju diantara pepohonan yang sudah kembali hijau dengan sungai yang sangat bersih.
Sungai berbatu
Sungai, pohon, dan salju💕
Close up
Saya dan teman-teman berjalan melewati jembatan untuk mencari spot foto. Saya melihat sekeliling dan tempat ini agak kecil untuk berfoto, tidak seluas Gulmarg. Mungkin karena udah ngerasain Gulmarg sehingga tempat lain jadi agak hambar, hahaha. Saya jadi bingung sendiri mau berfoto dimana. Awalnya saya mengambil beberapa foto di sungai, tepian sungai, dan beberapa pohon yang masih dormant (tidur di musim dingin). Ada juga sebuah rumah dari kayu diatas bukit sih. Mungkin saya mau kesana juga.
Rumah kayu
Rumah diatas bukit
Mari masuk
Agak susah menuruni bukit karena licin
Kami tidak terlalu lama menghabiskan waktu di Sonamarg. Mungkin setelah 2 jam, kami kembali ke parkiran untuk makan siang terlebih dahulu. Saya agak nggak mood makan, jadi cuma mencicipi sepotong ayam Masala dan teh susu. Beberapa teman saya makan daging kambing dan saya nggak suka baunya😓. Setelah itu kami naik mobil untuk kembali ke Srinagar dan kami sampai di Dal Lake pada sore hari (tumben cepet). Berhubung merasa terlalu cepat pulang, kami minta pada Mushtaq untuk berkeliling Dal Lake. Nanti saya akan bercerita di postingan terpisah ya.
Sonamarg, pohon, lembah, dan gunung
Menurut saya seharusnya memang Gulmarg adalah destinasi terakhir sehingga tempat lain tidak terasa biasa saja. Sonamarg itu indah, tapi kalau sudah melihat Gulmarg ya kalah😆. Hanya saja alangkah baiknya kalian berpikir tentang faktor cuaca ketika datang ke pegunungan Himalaya ya.  Kalau memang tur guide bilang cuaca lagi bagus dan kita sebaiknya ke Gulmarg, ya ikut aja deh. Daripada sesuai jadwal tapi cuacanya buruk? 

Nanti saya akan bercerita tentang Yousmarg. Kenapa nama-nama tempat indah di Khasmir pakai akhiran 'marg' semua ya? Sampai jumpa!

0 comments:

Follow me

My Trip