April 01, 2018

The Valley of Pahalgam

Ntah kenapa selama di Khasmir, saya selalu bangun pagi. Biasanya mendengar adzan Shubuh udah bangun dan menyadari dingiiiin banget udara di Houseboat. Pernah ngecek di hp kalau suhunya nol derajat😰. Kalau udah bangun, saya mandi atau sekedar cuci muka dan sikat gigi (biasanya saya lebih suka mandi malam), lalu berdandan sejenak. Kata siapa cewek dandan itu lama? Saya udah menggunakan serangkaian perawatan wajah supaya nggak kering di udara dingin, ditambah full makeup hanya dalam waktu 15 menit. Selesai pakai kerudung dan pakai jaket tebal, saya keluar ke ruang tengah atau ke pinggir danau hanya untuk menikmati matahari pagi.

Setiap waktu makan (sarapan dan makan malam) tiba, kami akan dipanggil oleh Syafiq (adiknya Mushtaq) untuk menuju ruang makan karena makanan sudah tersedia. Biasanya kalau pagi tuh saya lapar banget, seolah-olah energi terkuras ketika tidur. Saya sangat menanti Syafiq dipagi hari untuk mengatakan, "Breakfast ready!" Saya langsung kegirangan dan masuk ke ruang makan. Selesai makan, saya balik ke kamar lagi untuk bersiap-siap mengambil ransel dan mengunci koper. Saya harus selalu memastikan laptop saya dalam kondisi aman dan damai. Saya menunggu teman-teman yang lain di teras Houseboat sambil memakai sepatu.

Jadwal perjalanan hari kedua di Khasmir adalah Pahalgam. Jujur aja sewaktu ke Khasmir, saya sama sekali nggak riset dulu destinasinya. Jadi kemana pun dibawa oleh Mushtaq, saya nurut aja. Perjalanan ke Pahalgam sekitar 1.5 jam dengan mengendarai mobil tanpa macet dan saya memilih untuk tidur. Biasanya kalau sudah meminum obat alergi, ngantuknya minta ampun. Ketika bangun, saya sudah melihat gapura bertuliskan Welcome to Pahalgam. Mobil berhenti sejenak karena kami mau mengambil beberapa foto pemandangan indah dengan bebatuan sungai dan pegunungan diselimuti salju. Jadi teringat New Zealand.
Selamat datang di Pahalgam
Mobil tur
Di musim panas, air sungai mengalir deras
Jalan ke Pahalgam
Kata Mushtaq, kita sebaiknya pakai kuda kalau berkeliling Pahalgam agar dapat lebih menikmati alamnya. Duh, saya malas banget berurusan dengan kuda. Udah di Jeju tiba-tiba harus naik kuda, masa' di Khasmir harus naek kuda lagi? Sebelum menikmati keindahan alam Pahalgam, kami berencana makan siang terlebih dahulu. Mobil tur mampir di seberang sebuah resto dan kami turun dulu untuk berfoto, sementara mobil mencari parkir. Ntah kenapa tiba-tiba banyak orang berkerumun. Saya dan teman-teman jadi nggak nyaman dan kami langsung masuk ke dalam resto. Pelayan resto melayani kami dengan ramah tapi perhatian kami masih tertuju pada kerumunan orang yang tiba-tiba malah saling membentak. Duh, ada apa ini?😨😨😨

Saya berusaha untuk cuek aja, mengingat orang-orang itu nggak akan bisa masuk ke Resto. Kami semua kemudian memesan makanan, lalu mengobrol sesama sambil mengalihkan perhatian dari kerumunan orang. Mushtaq kemudian masuk dan bilang, "Tenang aja, nggak ada hubungannya dengan kalian." Kami sedikit lega mendengar perkataan Mushtaq. Kelegaan itu ternyata cuma sebentar ketika kami melihat Mushtaq malah ikut-ikutan adu mulut dengan orang-orang dikerumunan. Mata kami semua tertuju pada Mushtaq. Kenapa mereka berantem seperti itu ya? Apa nggak malu pada turis?😩

Kami merasa tidak nyaman menyantap makanan. Beberapa pengunjung datang (karena sudah waktunya makan siang) dan mereka sadar kalau kami nggak suka dengan pemandangan orang adu mulut bahkan sampai dorong-mendorong. Pengunjung resto bilang, "Tenang aja, pemandangan sepeti ini sudah biasa di Khasmir. Kami sudah kebal. Kalian lanjut saja makan." Gimana mau melanjutkan makan kalau kita mendengar orang berisik banget di luar. Manager resto juga menyuruh kita untuk tenang aja dan pada kenyataannya kita nggak bisa tenang.

Setelah makanan selesai disantap, Mushtaq kembali ke dalam resto. Dia bilang, kita nggak usah naik kuda, melainkan sewa mobil aja seharga 1800 rupee. Loh, mobil tur kenapa nggak dipake? Ternyata memang semua mobil tur enggak boleh dipake untuk mengeksplorasi Pahalgam. Kita harus pakai taksi lokal atau naik kuda. Mendengar Mushtaq berbicara seperti itu, kami langsung diam dan saling menatap satu sama lain. Ya mau bagaimana lagi, kita terpaksa harus menyewa taksi asalkan Mushtaq ikut kemana pun kita pergi. Sebutan taksi disini adalah mobil yang sama persis dengan mobil tur kita. Harga sewa 1800 rupee untuk seharian selama di Pahalgam. Perdebatan panjang orang-orang diluar tadi lebih kepada siapa naik kuda siapa. Mereka memperebutkan turis untuk naik kuda. Capee deh😞. Kasihan sih sebenarnya karena mereka memperebutkan rejeki, eh malah semuanya nggak ada yang dapat.

1. Aru Valley
Semula kita udah pada bad mood karena melihat orang berantem, tapi pemandangan indah di Aru Valley yang terletak sekitar 12 km dari kota Pahalgam mampu membuat mood kita kembali membaik. Hutan pinus, lembah, sungai, dan hampir semua jalan putih semua tertutup salju sungguh cantik. Rasanya girang banget karena melihat salju bertebaran dimana-mana. Mobil kemudian diparkir dan kita akan menyusuri pegunungan dengan jalan setapak. Ahh salju begitu tebal disini membuat saya sangat antusias berlari kesana-kemari, sekedar untuk merasakan sensasi dinginnya.
Subhanallah indahnya pemandangan
Mari mendaki
Oh ya, kalian wajib membawa sepatu salju kalau ke Khasmir pada musim dingin karena saljunya tebal banget dan kalian pasti nggak mau kalau sepatunya basah. Jika ingin melakukan perjalanan di musim salju memang persiapannya harus matang. Kalau enggak, bersiaplah kedinginan dari ujung rambut sampai ujung kaki. Jangan remehkan udara dingin ya, kalian bisa mendadak sakit kepala dan gemetaran sampai menusuk ke tulang (yang pernah saya rasakan sewaktu ke Jepang sebelum punya jaket tahan dingin). Saran saya juga sebaiknya membeli jaket yang bagus walau hanya satu doang karena beli jaket yang biasa aja banyak-banyak itu percuma karena nggak akan bisa menahan dingin. Memang peralatan musim dingin yang bagus itu mahal, tapi kalian paling tidak harus punya satu. Karena saya alergi dingin dan musim salju adalah masa-masa paling nggak bersahabat dengan saya. Oleh sebab itu, saya harus melakukan persiapan matang untuk bermain salju
Melompat bahagia
Di musim salju, kalian bisa trekking ke Kolahoi Glacier di Aru Valley. Cuma kami nggak sampai kesana karena banyak peserta trip yang sepatunya nggak bisa masuk ke salju yang tebal. Kalian bisa naik sleek (meluncur di salju dengan ditarik orang) kalau malas trekking. Kalau saya sih selagi energi masih ada, semua tempat saya jalani. Palingan terpeleset karena jalanan licin oleh salju. Kalian bisa menginap di resort sekitar Aru Village kalau ingin menikmati keindahan alam secara maksimal. Banyak juga pedagang pashmina tebal disini dan teman saya membeli beberapa untuk oleh-oleh atau menyelimuti diri agak tidak kedinginan. Saya sering kasihan melihat pedagang di Khasmir, wajahnya sedih-sedih banget. Apa memang begitu triknya ya?
Yuk ke Khasmir bareng Rancupid Travel
Putih semua
2. Beetab Valley
Sekitar jam 3 sore, kami bertolak ke Beetab Valley. Sempat berhenti ditengah jalan karena mau mengambil gambar sungai aliran sungai kering diantara pegunungan. Selagi mengambil gambar,  tiba-tiba turunlah salju⛄. Ah Subhallah senangnya. Seumur hidup saya, baru kali ini merasakan salju turun. Mushtaq menyuruh kami masuk ke dalam mobil karena nanti saljunya semakin deras. Kalau saya sih semakin deras, semakin senang. Kan belom pernah liat, hihihi.
Lembah yang sungainya masih belum deras
Mobil melaju di jalan berkelok-kelom menuju Beetab Valley. Sesampai kami disana, pemandangannya Masya Allah indah. Salju putih menutupi semua tempat dan pohon. Ahhh, indahnya😍😍😍. Saya kegirangan setengah mati padahal suhu sudah semakin rendah karena sudah sore. Kami turun ke dasar lembah dan mendekat ke aliran sungai karena pemandangan disana sangat indah. Saya berfoto dengan tak ada habisnya, seolah-olah semua tempat disini sangat fotogenik. Saya sarankan kalian membawa hp yang canggih atau kamera keren untuk berfoto kalau tidak mau kehilangan momen berharga seperti ini.
Es serut segunung
Diantara lembah, sungai, dan pohon pinus
Senyumin aja
Saya mengikuti Mushtaq berjalan kaki turun-naik lembah, menyusuri aliran sungai, terpeleset-jatuh-bangun lagi, sambil terus bersyukur karena Allah memberikan saya kesempatan untuk menikmati indahnya dunia. Ketika hari semakin sore, salju turun dengan deras sampai nyangkut di bulu mata saya. Saya senang banget melihat salju turun, sampai-sampai Mushtaq keheranan. Mungkin warga negara tropis begini semua kalau melihat salju😂.
Candid
Rame-rame makin seru
Mushtaq menyuruh kami naik ke mobil. Kami akhirnya menurut saja. Di tengah jalan ketemu lagi pemandangan indah dan kami minta mobil berhenti karena mau berfoto. Mushtaq menurut saja asal cuma sebentar. Dia khawatir nanti kami sakit kalau terus-terusan kena salju. Setelah puas berfoto, akhirnya kami kembali ke Pahalgam. Sepanjangan jalan saya melihat banyak desa dimana orang berlarian masuk rumah karena salju semakin deras. Kebanyakan dari mereka mengenakan jubah tebal untuk menghangatkan diri, bukan jaket seperti yang kami pakai.
Pemandangan di tengah jalan
Dingin
Sampai di Pahalgam, kami ke parkiran mobil untuk pindah ke mobil tur. Hari sudah mulai gelap dan kami sangat senang. Ada juga peserta trip yang muntah karena perjalanan di lembah yang berkelok-kelok. Alhamdulillah saya sehat-sehat saja. Oh ya, setiap kami ingin ke toilet, biasanya Mushtaq akan meminta ijin pada sebuah hotel agar toiletnya bisa kami pake. Mushtaq ingin memastikan toilet yang kami pakai itu bersih. Kebanyakan toilet di Khasmir adalah WC jongkok dengan keran air dan gayung yang berada tepat di sisi sebelah kakus. Jadi kalau mau menyiram, harus menampung air di gayung terlebih dahulu.

Di perjalanan pulang, kami sempat mampir sebentar ke sebuah Cafe, sekedar untuk minum teh susu. Udara mulai terasa sangat dingin dan saya membutuhkan minuman hangat. Saya dan teman-teman menikmati minuman hangat dan cemilan (harga makanan dan minuman sekitar 30-80 rupee saja) sambil bercerita betapa serunya perjalanan hari ini. Rasanya ingin mengulangnya kembali.

Selesai makan, kami kembali masuk ke mobil. Beberapa diantara teman-teman pada tidur, sedangkan saya asyik melihat ulang foto-foto yang ada di hp. Beberapa foto saya edit terlebih dahulu, sehingga ketika sampai Houseboat bisa langsung di upload ke Instagram, hihihi. Tidak bisa dipungkiri kalau sekarang jamannya orang-orang memposting foto keren di instagram.

Baiklah, selesai cerita di Pahalgam. Besok saya akan ke Gulmarg, Himalaya. Stay tuned!

All of the photos taken by my Iphone 8 plus. 

2 comments:

Claude C Kenni mengatakan...

Gile, pemandangannya keren abis. Apalagi itu saljunya...woowwwww

Btw mama aku bilang, waktu dia ke sana, katanya di sana banyak tentara, terus pemeriksaannya juga ketat. Benarkah?

Meutia Halida Khairani mengatakan...

ada claude... di posting sebelumnya ada gw bahas kalo disini tentara banyak dan semua tentara adalah orang India

Follow me

My Trip