Mei 09, 2018

Jaipur - Kuala Lumpur - Jakarta

Resepsionis hotel memanggil taksi Innova untuk mengantarkan kami dari Hotel Umaid Bhawan ke bandara. Akhirnya bisa naik mobil enak juga pakai AC dan kaca ditutup supaya nggak kena polusi. Ahh seandainya dari awal sewa mobil aja supaya nggak terlalu menghirup udara kotor mungkin bisa lebih enak menikmati kota Jaipur sambil belanja. 

Jarak dari hotel ke bandara lumayan deket, hanya sekitar 20 menit saja. Sesampai di bandara, kami menurunkan koper, lalu masuk ke bandara. Yang agak ngerepotin adalah kita harus menunjukkan print out tiket ke petugas karena hp saya nggak konek internet dan nggak bisa menunjukkan tiket. Jadilah saya harus buka koper lagi untuk mengambil print out tiket (untung simpannya paling atas). Koper kami lalu di screening dan ditempelkan stiker di kunci koper yang berarti nggak boleh dibuka lagi. Kalau seperti ini agak susah kalau teman-teman masih mau menitip barang karena kalau mau buka koper harus menyobek stiker. 
Jaipur traffic
Saya cek in koper ke konter Air Asia dengan santai berhubung saya udah beli bagasi 20 kg dan ransel saya beratnya cuma 3 kg. Semua barang bawaan ke kabin pesawat seperti ransel dan tas kecil ditimbang karena tidak boleh lebih dari 7 kg. Agak kaget juga karena pengawasan terhadap barang bawaan di bandara Jaipur sangat ketat. Yang nggak santai adalah teman-teman yang nggak beli bagasi, atau beli bagasi tapi udah kelebihan muatan. Jadilah mereka bongkar sana-sini, ada yang dibuang, ada yang dipake', ada yang dibagi ke ransel saya😓, pokoknya ribet deh. Saya sempat mencoba cek in kursi bareng Abby yang kebetulan belum web check-in dan saya minta duduk bareng. Petugas kemudian menimbang ransel saya yang cuma 3 kg dan ransel Abby 9 kg jadi total 12 kg, tapi mereka memperbolehkan dibawa ke kabin karena kalau duduk bareng bisa ditotalkan jadi 14 kg. Hmm, saya baru tau peraturan ini.

Yang agak sial sewaktu kita ngaku nggak ada bawa apa-apa, padahal koper untuk masuk kabin ditaruh di kursi supaya nggak ketauan. Eh petugas konter malah curiga dan menyuruh petugas lainnya untuk memantau kita. Gile, jadi nggak bisa kabur deh. Tapi sewaktu antrian cek in bagasi semakin penuh, mereka jadi ribet dan nggak mengawasi kita lagi. Disitu kita ambil kesempatan untuk masuk ke bagian screening cabin dengan buru-buru. Alhamdulillah berhasil juga dan kami langsung proses masuk imigrasi. Awalnya mau makan dulu, tapi sebelum imigrasi nggak ada resto. Kami mengantri imigrasi terlebih dahulu yang prosesnya lumayan lama, sehingga membuat perut saya tambah keroncongan. Berharap setelah imigrasi ada resto tapi ternyata cuma jualan snack aja dan saya nggak beli. Agak menyesal kenapa nggak beli jadi nggak bisa minum obat sesak napas.

Saya akhirnya boarding pesawat. Duh dada ini sesak banget sampai-sampai mau ngobrol sama Abby pun jadi susah. Obat ada tapi karena belum makan jadi nggak bisa minum. Mau tidur pun susah, kebangun terus karena susah napas. Saya kira pramugara atau pramugari Airasia bakalan bersliweran berjualan makanan. Udah ditunggu-tunggu malah nggak ada yang lewat. Apa lewat pas saya tidur (pingsan) ya? Abby akhirnya menekan tombol untuk memanggil awak kabin dan seorang pramugara datang. Kami memesan makanan sekalian membelanjakan uang rupee yang masih tersisa di dompet. Huft, alhamdulillah bisa makan juga, minum obat, pakai inhaler, dan bisa tidur nyenyak sampai Shubuh (ada pengumuman adzan Shubuh dari pilot).

Akhirnya tiba di Kuala Lumpur. Rasanya senang bukan main ketika menjejakkan kaki di KLIA2. Rasanya ingin buru-buru menikmati teh tarik. Connecting flight ke Jakarta saya dan Rezki pukul 23.35 sedangkan teman-teman yang lain langsung terbang ke Jakarta lagi setelah mendarat di KLIA2. Saya melambaikan tangan pada mereka dan saya menuju konter imigrasi. Agak sedih juga berpisah dengan teman-teman trip kali ini.

Setelah proses imigrasi, saya dan Rezki mencari konter penipitan koper karena Rezki nggak mungkin bawa-bawa koper kalau nanti kita main di Kuala Lumpur. Setelah itu kami ambil duit di ATM, baru deh nongkrong di sebuh Cafe di bandara sambil menikmati teh tarik dan roti srikaya yang terasa terenak di dunia. Yang sialnya obat asma saya ada di koper dan saya nggak bisa minum karena koper langsung dibawa ke penerbangan selanjutnya. Semoga bisa bertahan tanpa sesak napas.

Saya nge-Line Yudhi (teman seprojek dulu) untuk menjemput saya di bandara dan temani saya shopping di Mitsui Otlet yang masih berada di sekitar bandara. Sambil bengong menikmati teh tarik, Yudhi pun tidak lama datang menghampiri saya. Duh, terakhir ketemu Yudhi setahun yang lalu dan sekarang dia udah langsing😂. Saya dan Rezki kemudian dibawa Yudhi ke Mitsui. Ntah kenapa karena mau belanja, saya jadi lebih sehat dari sebelumnya. Yang kasihan si Rezki karena dia terlihat lemes banget.
Belanjaan
Ntah karena balas dendam, ntah juga karena ketemu teman lama yang paling enak diajak belanja, saya jadi agak kalap di Mitsui. Saya dan Yudhi masuk ke konter satu dan lainnya dengan semangat, sedangkan Rezki duduk menunggu di bangku Mall. Setelah puas belanja, kami makan Sushi (lupa nama restonya). Ntah karena lagi kurang sehat, saya jadi nggak mood makan. Cuma minum teh hijau panas yang banyak dan membuat saya sendawa terus-menerus. Mungkin masuk anginnya udah parah banget nih, makanya nggak abis-abis anginnya.

Selesai makan, saya belanja titipan keluarga baru setelah itu kembali ke bandara. Sebenarnya bukan mau terbang, tapi karena akses ke pusat kota Kuala Lumpur lebih enak dari KLIA2. Tinggal naik bus seharga RM 9, sampai deh ke KL. Yudhi mengantarkan saya juga ke bandara, lalu dia kembali ke kantor untuk bekerja. Perjalanan dari KLIA2 ke KL Sentral kurang lebih 1 jam dan saya tidur dengan nyenyak. Mungkin karena badan ini terlalu lelah, makanya bawaannya ngantuk melulu. Sampai di KL Sentral masih terlalu sore dan saya terlalu lelah untuk jalan-jalan. Akhirnya cuma duduk di depan Sephora untuk menunggu Tina dan Willy datang. Mana nggak ada WIFI, jadi totally bengong berdua dengan Rezki.

Ntah kenapa tiba-tiba perut saya malah mules dan saya diare berkali-kali. Duh, datang penyakit baru lagi. Udah sesak napas, masuk angin, kepala pusing, diare lagi. Kebayang betapa lemasnya saya dan beneran nggak mood ngapa-ngapain. Tapi pada saat setelah diare, saya malah enakan. Jadi lebih mood jalan-jalan melihat-lihat makeup di Sephora.

Sekitar pukul 6 sore, Willy datang dan hal yang pertama saya minta adalah tethering WIFI. Akhirnya punya akses internet juga. Saya diajakin Willy makan dimsum favorit saya supaya bisa mood makan lagi. Willy juga memberikan magnet kulkas pada saya dan mood saya semakin membaik. Kita ngobrol sebentar sampai akhirnya Tina datang membawakan saya mini lipstik dari MAC. Semakin banyak hadiah, semakin bagus mood saya dan selera makan saya mulai membaik.

Kami mengobrol seru sambil makan. Bahkan saking semangatnya ngobrol, saya batuk berkepanjangan sampai muka merah dan sulit berhenti. Haduwh, hampir mati rasanya. Setelah minum air hangat, baru enakan. Sekitar pukul 9 malam, saya kembali lagi ke bandara. Sejam kemudian tiba di KLIA2. Sebelum ke imigrasi, saya ke konter tax refund dulu untuk meminta struk pengembalian pajak hasil belanjaan saya di Mitsui. Setelah itu baru proses ke imigrasi, lalu ke konter tax refund yang ada di seputaran gate untuk menguangkan struk yang tadi. Selesai semua urusan administrasi, barulah duduk manis menunggu keberangkatan pesawat ke Jakarta. Rasanya pengen cepat-cepat sampai rumah deh.

Alhamdulillah pesawat nggak delay. Sesampai di Jakarta, saya pesan Uber (waktu itu masih ada) ke Depok dan sampai ke rumah sesaat sebelum shalat Shubuh. Saya mandi dulu, shalat Shubuh, baru tidur sampai waktu Zuhur. Bangun, makan siang, tidur lagi sampai Ashar. Bangun, makan lagi, tidur lagi sampai magrib. Mandi, makan, tidur lagi. Rasanya nggak puas-puas tidur.

Besoknya saya pergi ke dokter paru. Dari kondisi fisik udah lumayan sehat karena saya banyak makan dan tidur tapi sesak napas masih ada. Alhamdulillah obat dari dokter membuat saya langsung sembuh dalam 2 hari dan kembali dapat beraktifitas seperti biasa.

Setelah ini saya akan menuliskan kesimpulan selama perjalanan ke India. Stay tuned!

1 comments:

MiawGuk mengatakan...

Hahahha si lipstick MAC mini di sebut... tapi ia.. itu lipstick mini gua selalu bawa di handbag... praktis kalo mo touch up :)

Follow me

My Trip