Mei 18, 2018

Kesimpulan Perjalanan ke India

Sudah lebih dari 2 bulan saya pulang dari India, tapi baru kali ini bisa menuliskan kesimpulannya. Deretan antrian tulisan semakin panjang saja. Sepertinya saya tidak akan melakukan perjalanan dulu sebelum semua tulisan tentang Dubai, Turki, Bali, dan Lombok selesai. Terlalu banyak tulisan yang menumpuk menjadi beban pikiran tersendiri bagi saya karena saya harus selalu menuliskannya dalam blog untuk referensi pribadi juga. Saya takut kalau tidak dituliskan, nanti malah lupa. Otak manusia kan agak terbatas.
Sunrise upon Taj Mahal
Ada beberapa hal yang akan saya tarik kesimpulan selama perjalanan di India. Semoga bisa menjadi acuan untuk kalian yang ingin berkunjung ke negara ini. Semua hal disini adalah murni pengalaman pribadi.

1. Makanan
Sebenarnya saya lumayan suka kari, tapi tidak untuk setiap hari bahkan tiga kali sehari. Hari pertama tiba di Khasmir, kami menyantap kari dengan lahap. Berbeda dengan hari kedua, ketiga dan seterusnya. Kari adalah jenis makanan yang sangat berbumbu dan berlemak. Kadang-kadang untuk sarapan pagi pun disediakan kari dan saya agak merasa bersalah memakannya karena biasanya saya suka makan makanan sehat seperti sayur bening, ikan bakar atau goreng, dan tidak terlalu berbumbu. Alhamdulillah saya tidak pernah diare di India karena memang diare adalah penyakit yang paling jarang datang ke tubuh saya.

Kalau kalian pakai lokal tur di Khasmir, mungkin bisa meminta dimasakin makanan yang plain seperti telur mata sapi. Bahkan mereka menggoreng telur saja dengan minyak yang sangat banyak. Kurang baik untuk kesehatan tapi paling nggak bukan kari, hihihi.

Satu lagi makanan yang paling sering ditemui di India adalah 'Masala', sejenis bumbu khas untuk membuat kari. Menu makanan utama pasti dimasak menggunakan Masala, makanan ringan juga ada rasa Masala, bahkan ada teh Masala. Saya merasa dihantui Masala di India saking bisa ditemukan dimana-mana. Jujur aja saya nggak suka rasa Masala, ya karena terlalu terasa campuran bumbunya.

2.  Keadaan Cuaca
Saya merasakan 2 musim ketika berada di India, yaitu musim salju dan panas. Selama di Khasmir, saya merasakan salju turun dengan deras dan hampir seluruh daerah berwarna putih karena tertutup salju. Udara di Khasmir juga masih sangat bersih karena kami sering ke gunung dan kota Srinagarnya juga nggak begitu banyak kendaraan bermotor.

Hal ini berbanding terbalik ketika berada di Delhi dimana cuaca super panas dan polusi udara dimana-mana. Mungkin hal ini yang membuat saya jadi sakit karena berada di dua keadaan cuaca yang lumayan ekstrim. Sebaiknya kalian menyetok banyak vitamin kalau mau ke India untuk merasakan dua musim kalau nggak mau kondisi tubuh jadi drop seperti saya. Sebenarnya kondisi tubuh saya memang kurang fit dari hari pertama ke India, tapi udara di Khasmir yang bersih lumayan menambah energi. Sampai ketika ke Delhi, baru deh tubuh saya drop lagi.

3. Kena scam
Kayaknya belum ke India kalau nggak kena scam. Saya kena scam kurang lebih 3 kali. Pertama ketika bertanya dimana Palika Market. Kedua, ketika perjalanan dari Delhi ke Agra, dan ketiga ketika harus naik kopaja ke Jaipur. Yang paling nggak enak adalah ketika naik kopaja ke Jaipur yang kotor, panas, belum lagi pemandangan diluar yang tidak sedap dipandang mata.

Saran saya lebih baik bertanya pada orang lokal yang biasa, bukan supir tuk-tuk, bukan petugas hotel, dan bukan orang yang tiba-tiba menawarkan diri untuk menunjukkan jalan. Sewaktu di Palika Market, kami bertanya pada orang yang sedang menyebrang jalan dimana tempat menjual saree. Orang tersebut langsung menunjukkan jalan ke bawah tanah tanpa basa-basi. Sewaktu di Jaipur, kami bertanya arah hotel kepada orang yang sedang nongkrong di warung dan dia dengan senang hati memberi tahu supir tuk-tuk yang dari tadi sudah nyasar kemana-mana.

4. Belanja
Kalian bisa mendadak merasa kaya raya kalau belanja di India. Hampir semua barang murah, bahkan yang murah itu kata orang lokal pun kami ditipu. Udah kena tipu masih murah😅. Sayangnya saya ke India kemarin nggak begitu banyak menukar uang sehingga nggak begitu banyak belanja. Padahal saree disana cantik dan murah-murah. Harga 200rban udah dapat yang berpayet sepanjang 7 meter. Kebayang betapa murahnya😍. India memang surganya tekstil, jadi jangan sampai nggak belanja kain selama disini.

5. Polusi
Ini hal yang paling mengerikan selama di India. Kalian akan merasakan polusi udara dan suara. Hari terakhir di Jaipur, karena terlalu banyak kendaraan bermotor, cuaca panas, debu naik semua dan asap kendaraan bermotor bisa membuat suasana jadi agak berkabut. Saya langsung sesak napas dan nggak tahan sama sekali.

Belum lagi suara klakson dimana-mana yang nggak santai. Kalau kalian merasa di Jakarta suara klakson udah terlalu berisik, datanglah ke India dan rasakan kebisingannya. Kalau di Jakarta cuma 'tin.. tin...', nah di Jaipur itu "tinnnnnnn, tinnnnnnn!!!" (pakai tanda seru). Sampai sakit kepala saya mendengarnya.

Pernah saya baca salah satu postingan di Backpacker Dunia kalau semua alat indera kita bisa down selama di India. Saya setuju dengan pernyataan ini karena saya juga mengalaminya. Coba saya jabarkan satu-persatu:
  • Mata : Hati-hati dengan mata kalian karena bakalan melihat toilet dimana-mana. Di India, kalian akan melihat toilet umum tanpa air. Setelah pipis ya udah ditinggalin aja😱. Sewaktu saya di dalam kopaja ke Jaipur, pemandangan lebih seram lagi dari dalam bus dan saya nggak mau menuliskannya di dalam blog. Pokoknya menjijikkan😰.
  • Telinga : Suara bising klakson sudah sangat membuat telinga sakit dan berefek sampai pusing kepala. Saya menyesal nggak bawa earphone untuk mendengarkan musik ketika jalan-jalan karena suara klakson bersahut-sahutan itu sangat memusingkan😵.
  • Lidah : Duh, Masala dimana-mana membuat saya jadi nggak nafsu makan. Bahkan hotel berbintang pun menyediakan Masala. Omelet Masala, Snack Masala, Teh Masala, dan lidah saya sampai mati rasa. Sampai di Kuala Lumpur, saya memesan teh tarik jadi serasa minuman terenak di dunia.
  • Kulit : Setiap hari saya minum obat alergi dan hand sanitazer saya pakai hampir setiap setengah jam sekali. Kalian tidak bisa menghindari memegang tiang bus/kereta lalu setelahnya memegang makanan. Sewaktu di kopaja ke Jaipur, tangan saya sampai hitam dan ketika cuci tangan, busanya juga hitam karena berpegangan pada kursi kopaja. Mengerikan banget kotornya😱.
  • Hidung : Polusi udara adalah hal yang paling signifikan di India. Sebaiknya kalian memakai masker selama melakukan perjalanan ke negara ini kalau tidak mau berakhir ke dokter paru seperti saya. Saya sudah menyiasati kerudung supaya bisa menjadi cadar tapi kurang tebal. Harus bawa masker untuk ke padang pasir kayaknya baru bisa.
6. Nyawa murah
Hampir semua sopir kendaraan bermotor menyetir dengan ugal-ugalan. Bahkan di tol, mereka bisa mendadak mutar balik arah.  Belum lagi mereka suka mengemudi dengan kencang, tidak peduli ada polisi tidur di depan ya disambar aja dan mobil mendadak terbang dan mendadak mendarat juga. Saya sebagai penumpang sampai mental di dalam mobil, kejeduk kaca sampai benjol, dan punggung kebanting ke jok mobil. Alhamdulillah masih hidup😱.

Saran saya banyak-banyak berzikir selama naik mobil disana karena (mungkin) malaikat maut nongkrong dimana-mana.

7. Budget
Ini hal yang paling ditunggu-tunggu sepertinya. Mari disimak:

Tiket pesawat CGK - Jaipur pulang-pergi Rp. 1,408,276
Bagasi Rp. 1,339,500
Total Rp. 2,747,776

Paket trip Khasmir 9500 rupee x Rp. 220 = Rp. 2,090,000
Pesawat Go Air Delhi - Srinagar pulang-pergi Rp. 1,547,296
Hotel Delhi : Rp. 77,000
Hotel Agra : Rp. 99,000
Hotel Jaipur : Rp. 632,500

Transportasi Delhi - Agra - Jaipur : 1650 rupee x Rp. 220 = Rp. 363,000

Grand total Rp. 7,556,572

Ditambah bawa uang cash sekitar 6 jutaan rupiah untuk makan dan transpor diluar yang saya jabarkan diatas dan habis tanpa sisa.

Terlepas dari segala hal tidak mengenakkan, trip kali ini sangat berkesan untuk saya. Teman-teman trip yang baru kenal dengan segala macam sifat, watak, dan tindakan, membuat saya bisa mempelajari cara membaca karakter orang lain. Belum lagi negara dengan segala kekurangan seperti ini membuat saya banyak bersabar dan berpikir, "bagaimana kalau saya berada di posisi mereka?" Mau nyari uang kayaknya susah banget. Tingkat kesenjangan sosial sangat tinggi, dan terlalu banyak orang dimana-mana. India adalah salah satu negara dengan populasi terbanyak di dunia, sehingga terkadang mereka kesulitan menghidupi keluarganya. 

Setelah pulang dari India, saya justru merasa lebih bijaksana. Kebanyakan saya mengunjungi negara-negara yang biasa saja (selevel dengan Indonesia) atau bahkan negara kaya sehingga nggak bisa melihat kondisi masyarakat yang berjuang mempertahankan hidup. Walaupun saya nggak akan balik lagi ke India karena alasan kesehatan yang paling utama, mungkin saya akan menyarankan teman-teman saya untuk mengunjungi India paling tidak sekali seumur hidup. Supaya ketika kalian pulang, pikiran akan berubah jadi lebih bijaksana. Jadi ingin mengunjungi Srilangka atau Bangladesh nanti.
See you on the next trip
Semoga postingan saya tentang India dapat menjadi referensi perjalanan kalian. Sampai jumpa di tulisan berikutnya tentang United Arab Emirates, negara yang super duper kaya raya.

Foto dari Kamera Fujifilm Kristanto Nugroho (Instagram: kriz_nugroho).

4 comments:

Anonim mengatakan...

Tidak ada mslh biaya???

Meutia Halida Khairani mengatakan...

Anonim lain kali tulis nama... Udah di update budgetnya.

Unknown mengatakan...

Waduh lumayan menguras kantong juga nih
Tapi kayak e worth it
Makasih sharenya..
Jangan lupa mampir ke Gunung penanggungan :)

Unknown mengatakan...

Mb .. Ada Instagram nya ndk .. Mnt dunk saya mau bertanya

Follow me

My Trip