Mei 28, 2018

Strolling Around Dubai

Sepulang dari Masjid Syekh Zayed, kami sekeluarga pulang dulu ke rumah Ike untuk sarapan. Pagi itu Ike menyiapkan ikan🐟 bakar yang enakkk banget. Saya sampai makan sangat banyak seperti sedang makan siang. Ntah apa nama ikannya, tapi yang pasti rasanya enak banget dan saya makan dengan sangat lahap. Selesai sarapan, kami mengobrol sejenak seraya menunggu toko souvenir yang murah di Abu Dhabi buka pada pukul 8.30. Kebiasaan saya kalau sudah mengunjungi suatu kota adalah beli souvenir magnet kulkas.

Kami keluar dari apartemen Ike jam 8 sambil membawa semua barang. Hari itu kita akan terbang menuju Turki siang hari nanti, jadi nggak balik lagi ke apartemen. Sebelum keluar dari kota Abu Dhabi, kami mengunjungi pertokoan souvenir yang semuanya pada tutup. Ternyata di United Arab Emirates (UAE) itu hari Jumat adalah hari libur, sedangkan minggu masuk kerja. Makanya toko pada telat buka karena terhitung hari libur. Ya udah deh, nggak bisa beli magnet kulkas juga nggak apa-apa. Daripada menunggu jam 9, takut nggak keburu ke bandara nantinya. Kami sempat berkeliling kota Abu Dhabi yang tidak begitu luas. Kata Ike, kota ini adalah hasil reklamasi laut dan sangat modern. Kalian bisa melihat gedung pencakar langit dengan arsitektur sangat mewah menyebar ke seluruh kota. Subhanallah!

Perjalanan dari Abu Dhabi ke Dubai seperti yang saya tuliskan di postingan sebelumnya memakan waktu 1.5 jam. Selama perjalanan saya tidur karena semalam nggak tidur sama sekali. Lumayan dapat 1.5 jam waktu tidur. Baiklah, ada 3 tempat yang saya kunjungi selama di Dubai. Berikut saya ceritakan satu demi satu.

1. Burj Al-Arab
Mungkin kalian pernah mendengar tentang hotel paling mewah di dunia yang berada di Dubai? Bahkan pemandangan daerah Burj Al-Arab ini adalah mobil-mobil super mewah seperti mobil sport dan limousine. Jujur aja baru kali ini saya melihat mobil limousine yang panjangnya minta ampun. Jadi berpikir, kalau mau belok kan susah ya karena mobilnya panjang😅. Kalau kalian pernah melihat Instagram Story saya, maka nggak bakalan menemukan mobil jelek di Dubai.
Burj Al-Arab
Pose dulu
Bangunan hotel Burj al-Arab, didesain oleh Tom Wright, dimana pemerintah UAE meminta agar desain hotel ini kedepannya mampu menjadi icon kota Dubai seperti gedung Vasco da Gama di Portugal, Opera House di Sydney, dan tempat lainnya. Hotel ini dibangun di pinggir pantai Jumaerah dari hasil reklamasi laut dan mencapai ketinggian 321 meter (satu-satunya bangunan tertinggi yang sepenuhnya digunakan sebagai hotel). Oh ya, Burj Al-Arab ini sering disebut sebagai hotel bintang tujuh, satu-satunya di dunia. Hal ini dianggap agak berlebihan oleh orang-orang di bidang pariwisata karena hampir seluruh sistem peringkat hotel di dunia memiliki batas sampai bintang lima saja.
Mobil sport mewah
Limousine
Saya tidak masuk ke Burj Al-Arab dan hanya main di pantai sekitar hotel saja. Kalau mau masuk, nanti malah waktu ke bandara jadi nggak cukup. Doakan saja suatu hari saya bisa masuk dan menginap di hotel ini, khusus di kamar bawah lautnya. Ah, pasti bagus banget😻. Mobil kami diparkir di pinggir jalan dan ketika turun dari mobil, hal yang pertama saya rasakan adalah panassssss banget cuacanya. Untung bawa kaca mata hitam. Kata Ike, kalau musim panas UAE meliburkan anak sekolah dan para pekerja lapangan tidak boleh bekerja di siang hari karena suhu udara mencapai 50 derajat celcius😱😱😱. Ini aja saya merasa panas banget, apalagi sewaktu musim panas😵😵😵.
Bunga-bunga indah
Walaupun panas, banyak bunga tumbuh di sekitar Burj Al-Arab yang membuat pemandangan jadi indah dan adem. Bunga yang ditanam sejenis Pansy yang pendek dan berwarna-warni. Kami hanya berfoto sebentar disini, lalu langsung masuk ke mobil lagi dan mendinginkan tubuh.
Bunga-bunga di padang pasir
Menara pencakar langit
2. Burj Khalifa
Kalau mau ke melihat Burj Khalifa dari dekat, maka Dubai Mall adalah tempat paling pas. Mall super mewah yang satu ini berada mengitari Burj Khalifa. Ketika berjalan di lorong Mall, saya sangat excited karena ingin melihat langsung menara tertinggi di dunia dengan mata sendiri. Biasanya cuma lihat di tv dan sekarang saya semakin dekat. Saya membuka pintu mall dan takjub melihat menara super duper tinggi berdiri dengan megah di tengah kolam air mancur yang super luas. Masya Allah😍😍😍~~
Burj Khalifa diambil menggunakan mode Panoramic Potrait di Iphone
Mungkin Burj Khalifa adalah hal yang paling ingin saya lihat ketika di Dubai. Gedung pencakar langit dengan ketinggian 828 meter ini diresmikan pembukaannya pada 4 Januari 2010 dan memecahkan rekor bangunan tertinggi di dunia yang pernah dibuat oleh manusia. Rekor lainnya adalah menara ini mempunyai lift (elevator) tercepat dengan kecepatan 60 km/jam dan juga bangunan dengan lantai terbanyak yaitu 160 (sebelumnya Menara Willis dan World Trade Center - 110 lantai).

Kalian tau, tinggi Burj Khalifa berdampak pada pancaran cahaya matahari yang mereka lihat ketika menentukan waktu sahur dan berbuka puasa. Karena perbedaan ini pula, akhirnya para ulama terkemuka yang ada di Dubai akhirnya memutuskan perbedaan waktu berpuasa di tiga waktu berbeda, sehingga para penghuni dapat menjalankan puasa sesuai dengan syariat yang ada. Waktu berbuka untuk lantai 80 hingga lantai 150, akan lebih lama dua menit dari pada lantai dasar. Sedangkan lantai 151 hingga 160 akan menambah waktu puasa 3 menit dibanding lantai dasar, sebelum akhirnya dapat berbuka puasa. Namun waktu sebaliknya terjadi untuk sahur, karena lantai paling atas melihat matahari pertama kalinya. Sehingga waktu imsak di puncak Burj Khalifa akan lebih cepat 3 menit dari lantai bawah, mengikuti patokan waktu sebelumnya. Tentunya, peraturan ini menjadi satu-satunya di dunia. Kalau suatu hari kalian menginap disini dan sedang di bulan Ramadhan, mendingan turun aja ke lantai dasar biar waktu berbuka puasa lebih cepat😆, hihihihi.

3. Dubai Mall
Setelah mengagumi Burj Khalifa, saatnya belanja sejenak di Mall. Saya masuk ke toko souvenir untuk beli magnet kulkas (seperti biasa) dan beberapa oleh-oleh. UAE nggak tanggung-tanggung dalam membuat souvenir karena semua keren banget, sama kerennya ketika saya ke New Zealand. Kalau kalian suka belanja, paling enak menghabiskan duit ya di negara-negara Arab karena tidak ada pajak. Bisa kalap belanja ini itu disini. Beli gadget murah, makeup murah, barang bermerk murah, bahkan beli mobil juga murah😅.
Belanja-belanji
Seperti biasa, saya sempatkan mampir ke Starbucks Dubai. Kata Ike, semua makanan di Dubai adalah kualitas nomor 1. Pantesan rasa Green Tea Latte yang saya beli kok enaaak banget😍. UAE memang tidak tanggung-tanggung untuk masalah makanan dan minuman. Disini kalian bisa menemukan keju kualitas terbaik seperti di Eropa, susu, buah-buahan, dan sebagainya. Asupan makanan terbaik membuat warga negara jadi super pinter karena akan menutrisi otak juga.
Susu unta berbagai rasa
Selesai jalan-jalan di Dubai, waktunya ke bandara. Agak kurang puas di UAE yang hanya beberapa jam saja. Mungkin suatu hari ini kalau saya kaya banget, saya mau main lagi ke Dubai. Karena kalau punya duit pas-pasan seperti saya, enaknya belanja doang, itu pun nggak bisa lama-lama karena takut kehabisan duit😅. Saya dan keluarga mengucap salam perpisahan ke Ike, Bang Oka, dan Zaki. Semoga suatu hari kita bisa ketemu lagi ya.

Baiklah, selanjutnya mari kita terbang ke Turki...

4 comments:

Cakrawala mengatakan...

Melihat foto-foto di atas, kagum banget pada Dubai. Gedung-gedung pencakar langit, kotanya yang bersih..Kapan ya Jakarta seperti ini :)

Meutia Halida Khairani mengatakan...

gedung2 pencakar langit sih uda ada di jkt.. hehe

Arya mengatakan...

Burj khalifa. Sekarang masih yg tertinggi sedunia ga ya? Senangnya bisa ke sana...

Meutia Halida Khairani mengatakan...

Masih Arya..

Follow me

My Trip