Juni 27, 2018

Sepeda Motor dan Orang-Orang Baik

Hari ini disaat euforia Pilkada tengah berlangsung seru, saya malah jalan-jalan keliling komplek mengendarai motor. Saya mampir ke pasar, pom bensin, dan terakhir ke indomaret. Kemarin motor baru di service sehingga terasa sangat ringan untuk jalan-jalan. Mumpung hari ini Depok nggak hujan,  udah lama nggak mengendarai motor, lagi malas ngeblog tentang Turki (walaupun nggak boleh lama-lama ditunda), seolah-olah semua keadaan mendukung saya untuk jalan-jalan.

Sampai di Indomaret, saya mampir sebentar untuk beli tisu dan lem alteco. Saya parkir motor seperti biasa, masuk indomaret, dan keluar lagi setelah membayar. Saya buka kunci stang dan mengarahkan kunci untuk menyalakan motor. Agak bingung juga kok saya nggak bisa saya belokkan kunci ke ON. Memang tadi di pom bensin agak kesulitan membuka kunci tapi kemudian bisa lagi. Nah di Indomaret, malah nggak bisa sama sekali. Saya jadi panik, tapi berusaha santai. 

Saya celingak-celinguk ke kiri dan ke kanan, berharap ada yang bisa dimintain tolong. Ada abang gorengan lagi membersihkan gerobak lalu melihat ke arah saya. Saya tersenyum dulu dan bilang, "Mas, boleh minta tolong nggak? Motor saya nggak bisa nyala." Si abang gorengan (sebut saja orang pertama) menaruh lap, lalu langsung mencoba menolong saya. Saya hanya melihatnya memainkan kunci motor tapi gagal. Si abang gorengan lalu memanggil temannya (orang kedua) untuk minta tolong. Orang kedua berusaha sekitar 5 menit, mengunci stang motor, membukanya lagi, tapi tetap nggak mau nyala. Orang kedua lalu meminta tolong sama Mas Indomaret yang belum pakai seragam (orang ketiga). Dia juga melakukan hal yang sama seperti orang-orang sebelumnya. Orang ketiga kemudian memanggil Mas Indomaret yang sudah pakai seragam (orang keempat). Masih juga berusaha dan tidak berhasil, lalu orang keempat memanggil bapak-bapak yang baru saja keluar belanja dari Indomaret (orang kelima). Dan hasilnya masih nihil. Kebayang nggak, begitu banyak orang yang datang membantu di saat itu dan membuat saya jadi terharu😢. Kok banyak banget orang baik di sekitar saya?

Baiklah, berhubung sudah lima orang yang mencoba menolong dan belum berhasil, akhirnya saya memutuskan untuk mendorong motor ke bengkel saja. Ini pertama kalinya saya mendorong motor besar yang lumayan berat. Baru aja otot di lengan hilang, eh kayaknya saya bakalan berotot lagi nih😝. Semoga bengkel tidak jauh dan alhamdulillah cuaca siang itu tidak terlalu panas. Bismillah...

Baru 10 langkah, tiba-tiba ada seorang kakek dan seorang bapak bertanya pada saya dari seberang jalan, "Kenapa mbak motornya?" Saya jawab nggak bisa nyala. Kakek itu menyuruh saya mampir. Saya lihat ada spanduk "Setrum Aki", tapi emangnya bengkel aki bisa nyalain motor? Ah, mungkin saja bisa. Tidak ada salahnya mencoba dan saya juga nggak curiga pada kakek dan bapak itu. Agak ribet menyebrang jalan karena sambil mendorong motor sejenis Supra X (motor lama pemberian Papa). Si kakek membantu saya menyetop kendaraan agar saya bisa gampang menyebrang.

Saya ceritakan problematika motor ini dan bapak itu langsung paham. Si Bapak meminta ijin membongkar motor saya dibagian depan dan saya (walaupun agak khawatir) setuju saja. Saya melihat kap motor di buka, kabel-kabel di gunting, dan sebenarnya saya malah jadi panik. Mungkin kakek itu membaca kepanikan dari raut wajah saya jadi beliau mengajak ngobrol, sementara si bapak terus melanjutkan bongkar pasang motor saya. Kakek bercerita kalau motor jenis Supra itu kuat banget. Catnya masih original, jari-jari roda masih bagus, berbeda dengan motor matic jaman sekarang yang canggih tapi nggak tahan banting. Jujur saja saya masih agak kesulitan menyetir motor matic, jadi saya nggak bisa membandingkan mana motor yang lebih batik.

Tidak sampai 15 menit, motor saya nyala lagi tapi tanpa kunci. Hah? Gimana nih saya mau matikan motornya? Kata Bapak, mesin motor menyala karena beliau menyambungkan kabel-kabelnya. Nanti saya disuruh cabut lagi aja kabelnya biar mesin mati. Saya mana berani cabut kabel. Biarlah saya bawa saja ke bengkel dan orang bengkel saja yang mengurusi semuanya. Bapak bilang, "Nggak apa-apa bawa aja ke bengkel. Yang penting mbak nggak usah jalan kaki dorong motor gede begini." Beberapa body motor nggak dipasang lagi karena biar saya suruh orang bengkel aja yang pasang. Saya mengeluarkan dompet dan si Bapak sama sekali nggak mau menerima bayaran. Saya jadi nggak enak, ditambah si Kakek juga bilang, "Udahlah, kami hanya mau menolong." Saya jadi terharu lagi. Kok baik banget sih😩😩? Saya bilang, "Makasih ya Pak, Kakek, semoga Allah membalas kebaikan kalian. Aminnn!!" Kata siapa dunia jaman sekarang banyak orang jahat?

Saya kemudian menyetir motor ke bengkel. Kalian tau, mungkin saya hanya menyetir 10 meter saja dan sampailah di bengkel. Wah, seandainya saya masih mendorong motor pun, saya nggak akan capek hahaha. Tapi tadi perasaan bengkel masih jauh deh. Apa karena panik ya, jadi semua terlihat jauh. Saya parkir motor di bengkel dan saya turun dari motor. Orang-orang bengkel pada liatin saya, kok nggak matikan motor? Tadi saya nggak bisa nyalain motor, sekarang malah nggak bisa matiin😅😅😅. Saya bilang ke abang bengkel, "Bang, tolong matiin motor saya dulu dong. Baru saya bisa ceritain permasalahan motor ini?" Si abang sambil keheranan menatap saya dan melihat motor yang bodynya hilang sebagian. Saya lalu menceritakan permasalahan motor, lalu meninggalkan nomor hp, dan saya pesan Grab Bike untuk pulang ke rumah. Mengingat antrian di bengkel rame banget, mending saya pulang saja dan menyuruh abang bengkel telepon saja aja kalau sudah selesai.

Ntah kenapa, saya mendapat banyak pelajaran berharga hari ini dan memutuskannya untuk menuliskan di blog. Semoga bisa menginspirasi kalian ya. Tetaplah jadi orang baik agar kebaikan terus datang pada kalian. 

Do good, then good things will come to you~~

0 comments:

Follow me

My Trip