Juli 29, 2018

Istanbul and Tulip

Tujuan utama berlibur ke Turki pada bulan April adalah untuk menikmati bunga tulip. Sama seperti ketika dulu saya ke Jepang di akhir bulan Maret karena ingin melihat bunga Sakura. Tulip memang terkenal di Belanda, tetapi sebenarnya bunga cantik berwarna-warni ini berasal dari negara Sultan Ahmed. Berhubung di negara kita nggak ada bunga tulip, jadi saya lumayan niat untuk menjadwalkan trip ke Turki di bulan April. Apalagi Festival Tulip terbesar di Turki juga berlangsung di bulan April. Kebayang betapa indahnya.

Sebenarnya setiap sudut kota Istanbul dihiasi dengan keindahan bunga Tulip. Hanya saja di postingan kali ini saya akan menuliskan tiga tempat yang saya kunjungi yang dipenuhi bunga tulip 🌷🌷🌷yang sungguh sangat indah. Penasaran? Mari disimak!

Taksim Square
Sebelum melakukan perjalanan ke suatu tempat, biasanya saya akan googling dulu tempat-tempat terbaik untuk melihat suatu atraksi. Banyak review di Tripadvisor menuliskan Taksim Square termasuk tempat yang dihiasi banyak bunga Tulip. Sepulang dari berlayar di Selat Bosphorus, tur guide bertanya pada kita mau turun dimana dan saya menjawab Taksim Square. Walaupun belum tau apakah jarak Taksim Square ke Hotel jauh apa dekat, tapi saya dan keluarga pede aja mau ke Taksim.
Tulip di Taksim Square
Taksim Square terletak di Beyoğlu di bagian Eropa Istanbul, dan dianggap sebagai jantung Istanbul modern, dengan stasiun pusat jaringan Metro Istanbul. Taksim Square juga merupakan lokasi Monumen Republik (bahasa Turki: Cumhuriyet Anıtı) yang dibuat oleh Pietro Canonica dan diresmikan pada tahun 1928. Monumen ini dibangun untuk memperingati ulang tahun ke-5 yayasan Republik Turki pada tahun 1923, setelah Perang Kemerdekaan.
Pose keluarga
Kami diturunkan oleh mobil tur di sebuah jalan yang agak besar, lalu tur guide memberikan arahan belok kiri-kanannya baru deh sampai ke Taksim Square. Sepertinya bus tur nggak melewati jalan Taksim Square, sehingga kami harus melanjutkan sendiri jalan kaki dengan jarak tempuh mungkin hanya 10 menit sambil melihat pemandangan kota. Sesampai di Taksim, kalian akan melihat petakan-petakan besar berisi bunga tulip yang sedang mekar beraneka warna. Subhanallah indahnya😍😍😍. Saya kegirangan, seolah-olah ingin menari diantara bunga tulip yang cantik saking indahnya.
Pose dulu
Saya dan keluarga berfoto disetiap sudut petakan bunga tulip. Apalagi kamera Willy yang canggih bisa mengambil gambar dengan bagus dari sisi pencahayaan dan warna. Saya jadi mengikuti kemana pun Willy pergi supaya bisa minta difotoin, hihihi😚😚😚.
Mama juga difotoin
Monumen Republik
Terlepas dari keindahannya, banyak juga bunga-bunga yang sudah layu. Bisa jadi ada pengunjung yang tidak bertanggung jawab duduk di pinggir petakan dan beberapa bunga tulip jadi ikut terduduki. Banyak juga bunga yang patah karena mungkin orang-orang menggeser bunga dengan paksa. Memang ada kalanya bunga-bunga tersebut akan diganti dengan yang baru sehingga sepanjang bulan April kita bisa melihat bunga tulip seolah mekar terus-menerus (padahal diganti dengan yang baru). Oh ya, karena Taksim Square adalah tempat terbuka dan anginnya sangat kencang, ada baiknya kalian menggunakan jaket tebal ketika mengunjungi tempat ini di bulan April kalau nggak mau kedinginan seperti kami sekeluarga😑.

Gulhane Park
Pernah suatu pagi, saya dan keluarga memutuskan untuk menyusuri jalanan kota Istanbul dengan berjalan kaki karena di Gmaps terlihat bahwa jarak dari Sahin Hotel ke Blue Mosque hanya 800 meter. Setelah kira-kira 400 meter berjalan, kami masuk ke sebuah taman indah yang penuh dengan bunga tulip🌷🌷🌷 berwarna-warni dan mekar semua. Masya Allah😍😍😍! Gülhane Park yang berarti taman "rumah bunga" adalah taman kota bersejarah di distrik Eminönü Istanbul, Turki. Lokasinya berdekatan dengan Istana Topkapı yang merupakan taman umum tertua dan terluas di Istanbul.
Pintu masuk Gulhane
Muschari Blue Bonet
Tulip merah
Gülhane diambil dari nama tempat dimana Dekrit Gülhane tahun 1839 diproklamirkan. Dekrit tersebut meluncurkan reformasi Tanzimat di Kekaisaran Ottoman, yang memodernisasi kekaisaran dan melakukan perubahan seperti penyamarataan semua warga Ottoman, tanpa memandang agama, di hadapan hukum. Proklamasi itu dibuat oleh Grand Wazir Mustafa Reşid Pasha, seorang negarawan, diplomat, dan pembaharu terkemuka di Kekaisaran.
Diantara bunga
Diantara bunga bluebonet
Gülhane Park dulunya merupakan bagian dari taman luar Istana Topkapi yang terdiri dari sebuah hutan kecil. Bagian dari taman luar direncanakan sebagai taman oleh kotamadya dan dibuka untuk umum pada tahun 1912. Taman ini sebelumnya berisi tempat rekreasi, kedai kopi, taman bermain, bahkan ada kebun binatang kecil dibuka di dalam taman. Kalian juga bisa melihat patung Atatürk di taman yang didirikan dan dipahat oleh Heinrich Krippel pada tahun 1926.
Bunga merah
Bunga-bunga
Sepertinya selama di Istanbul, Gulhane Park adalah taman favorit saya. Jenis tulipnya banyak, ditanam dengan dekorasi yang cantik, banyak pohon tinggi nan hijau, variasi bunga juga bukan hanya tulip, tetapi ada blue bonnet, pansy, dan lain sebagainya. Semua bunga-bunga tersebut saja jual di Amazon jadi kalian pada beli ya, hihihi😊. Jujur aja saya nggak menyangka kalau bunga-bunga yang saya jual bisa bermekaran indah seperti ini. Maklumlah, di negara kita nggak ada bunga tulip, jadi nggak bisa membayangkannya. Kami menghabiskan waktu hampir satu jam hanya untuk berkeliling taman dan menikmati keindahannya.
Tulip oranye
Taman bunga
Mama dan tante
Tulip Festival
Sejak awal April, setiap sudut kota Istanbul dipenuhi dengan bunga tulip yang bermekaran. Sebagai bagian dari Festival Tulip ke 13, kota ini memperkenalkan karpet tulip terbesar di dunia di Sultanahmet Square.  Luas karpet ini adalah 1.734 meter persegi yang terdiri dari 565.000 tulip dalam warna yang berbeda dan menciptakan motif karpet tradisional Turki.
Karpet tulip🌷
Berhubung pengunjung ke Sultan Ahmed Square ini sangat ramai, jadi saya lumayan kesulitan untuk mengambil gambar karpet tulip dengan pas. Paling bagus sih kalau pakai drone, jadi terlihat motifnya secara keseluruhan. Kalau mau mengambil gambar dari jembatan yang disediakan, bersiaplah untuk berdesakan dengan para wisatawan lain yang ingin berfoto.

Bunga tulip yang merupakan simbol Turki ini berasal dari Pegunungan Pamir Asia Tengah ke Anatolia dan tersebar di seluruh dunia. Bunga cantik ini dibawa ke Eropa pada pertengahan abad ke-15. Umbi Tulip dikirim ke Eropa oleh Duta Besar Austria-Hongaria di Istanbul bernama Ogier Ghislain de Busbecq, yang juga seorang ahli botani. Kota pertama di Eropa yang menjadi tempat pembudidayaan tulip adalah Wina-Austria. Setelah itu baru Belanda di mana saat ini ladang tulip menutupi sebagian besar negara.

Beberapa foto dari kamera Iphone 8 plus, Gopro 6 Black Edition, dan kamera Fujifilm Willy Sebastian (Instagram : willyarrows).

Sumber:

Juli 26, 2018

Pagi-pagi ke Selat Bosphorus

Saya dan keluarga akhirnya sampai di Istanbul nyaris tengah malam. Sepanjang penerbangan saya tidur, kecuali ketika makanan dibagikan baru bangun sebentar, makan, lalu tidur lagi. Baru bangun ketika sudah mendarat. Rasanya capek dan ngantuk banget deh. Setelah mengambil bagasi, hal pertama yang saya lakukan menukar uang Dirham ke Lira. Untung Money Changer masih buka. Agak kaget dengan petugas Money Changer berdandan gotik super seram dengan tato dimana-mana. Perasaan belum Halloween deh. Kok boleh ya petugas Money Changer seram begini? Setelah menukar Dirham, rasanya saya jadi kaya mendadak dengan uang Lira😎.

Kami mulai memikirkan transportasi dari bandara ke hotel yang jaraknya sekitar 40 menit. Ada orang menawarkan jasa sewa mobil dan tanpa basa-basi kami langsung menerima tawaran tersebut. Sudah terlampau malam dan tubuh juga sudah lelah. Daripada mencari-cari transportasi lagi. Kami semua naik ke mobil dan mobil pun jalan. Sepanjang jalan saya tidur lagi dan bangun ketika sudah tiba di Sahin Hotel. Kami masuk ke hotel, lalu check in. Resepsionis menyuruh kami membayar dengan uang cash senilai 2012 lira. Duh, baru aja kaya dengan uang cash, eh tiba-tiba harus menyerahkan hampir semuanya ke resepsionis😑. Untung masih cukup. Kalau nggak, nggak tau deh bakalan 'gimana. Kamar di Sahin Hotel lumayan sempit, apalagi mau dibandingkan dengan hotel di Cappadocia. Tapi kami tinggal di pusat kota dengan halte Tram cuma 100 meter dari hotel, bahkan rel Tram berada di pinggir hotel banget.

Sampai di kamar hotel, saya, Mama, dan tante tertidur pulas sampai waktu shalat Shubuh. Kami shalat, mandi, lalu sarapan. Tur guide selat Bosphorus akan menjemput kita jam 8 pagi dan pada saat itu kita harus sudah beres sarapan. Duh, padahal masih ngantuk banget. Super duper ngantuk dan capek juga. Biasanya selesai sarapan, saya ke toilet dulu baru menunggu guide Tur Bosphorus di lobi hotel yang bergabung dengan ruang makan.

Sekitar jam 8 lebih 15 menit, kami dijemput. Baru sadar ternyata hari itu Istanbul diguyur hujan yang lumayan deras sehingga membuat suhu udara jadi lebih dingin. Terpaksa harus mengenakan jaket thermal kemana-mana. Musim semi memang sangat rentan hujan, tapi yang aneh di Cappadocia malah kering-kering aja. Dinginnya tetep tapi kering seperti di negara-negara Timur Tengah ketika sedang musim dingin. Sebenarnya tur selat Bosphorus ini terdiri dari beberapa rangkaian tur. Tapi kali ini saya akan fokus menulis tentang selat ini saja karena inti dari Bosphorus Cruises Tour yang saya booking di bosphorustours.com adalah berlayar di Selat Bosphorusnya. Tempat-tempat lainnya akan saya tuliskan kemudian.
Santai
Kami dibawa ke dermaga untuk menaiki kapal. Tangga untuk menaiki kapal lumayan tinggi sehingga Mama dan tante harus berpegangan untuk naik ke kapal. Penumpang kapal lumayan sedikit dibandingkan dengan kapal yang begitu besar. Kalian bisa memilih tempat duduk sesukanya di dalam kapal tanpa perlu takut diambil orang saking sepinya kapal ini. Beberapa menit setelah semua penumpang naik, kapal pun berlayar dengan lumayan kencang. Pemandangan kiri dan kanan mulai silih berganti. Saya lalu keluar dari kapal menuju deck agar puas mengambil foto. Hujan sudah reda tapi udara dingin dan angin kencang membuat saya kedinginan juga. Pemandangan di selat dengan burung-burung camar berterbangan dan kota-kota di pinggir selat Subhanallah indahnya. Ahh, langsung hilang rasa ngantuk.
Jembatan penghubung Asia-Eropa
Bosphorus adalah selat alami yang menghubungkan Laut Hitam ke Laut Marmara, sehingga menjadi jalur air yang sangat strategis. Dulunya selat ini adalah sungai di sebuah lembah selama periode Tersier yang tenggelam oleh banjir besar di laut pada akhir periode ini. Panjangnya 32 kilometer (20 mil) di utara ke arah selatan, lebar bervariasi antara 730-3300 meter (800-3600 yard), dan kedalamannya antara 30-120 meter (100-395 kaki). Selat Bosphorus memisahkan bagian Eropa dari bagian Asia di Istanbul. Arus permukaan mengalir selalu dari utara ke selatan; namun, arus balik yang kuat di bawah permukaan menciptakan putaran dan pusaran air.
Pose dengan latar belakang jembatan
Bosphorus berasal dari kata Thracian yang berarti "bagian dari sapi", yang berasal dari legenda Io yang merupakan salah satu dari banyak pecinta Zeus. Dalam bahasa Turki dikenal sebagai Bogazici, yang berarti "selat dalam". Sejak zaman kuno, selat ini selalu memegang peranan penting karena lokasinya yang strategis dan menjadi satu-satunya bagian dari Laut Hitam ke Mediterania, bersama dengan selat Dardanella. Dahulu, selama Perang Dingin, selat sangat penting bagi angkatan laut Soviet. Selat Bosporus adalah jalur air yang sangat sibuk dengan banyak kapal dan kapal tanker minyak yang melewatinya, serta memancing dan feri lokal pergi ke sisi Asia bolak-balik. Sekitar 48.000 kapal melewati selat ini setiap tahun, tiga kali lebih padat daripada lalu lintas Terusan Suez dan empat kali lebih padat daripada Terusan Panama. Sekitar 55 juta ton minyak dikirim melalui selat setiap tahun.
Mama ikutan berpose
Ada tiga jembatan gantung di Bosphorus yang menghubungkan Eropa ke Asia (atau sebaliknya). Yang pertama dikenal sebagai "Jembatan Bosphorus" dan dibuka pada 29 Oktober 1973 yang menghubungkan antara Beylerbeyi dan Ortakoy. Nama jembatan ini diubah menjadi "Martir 15 Juli" yang didedikasikan untuk para korban upaya kudeta pada 15 Juli 2016. Panjangnya 1074 meter (1175 yard) antara dua pilar, memiliki 6 lajur, 165 meter (540 kaki) ketinggian dermaga.

Yang kedua dikenal sebagai "Fatih Sultan Mehmet Bridge" (atau FSM Bridge lama) dan dibuka pada 3 Juli 1988 antara Anadolu Hisari dan lingkungan Rumeli Hisari. Panjang jembatan FSM ini 1.090 meter (1192 yard), memiliki 8 jalur, dan 65 meter dari permukaan air. Jembatan FSM adalah bagian dari jalan tol TEM (Trans European Motorway) antara provinsi Ankara dan Edirne.

Yang ketiga dikenal sebagai "Jembatan Yavuz Sultan Selim" (atau Jembatan YSS) dan dibuka pada 26 Agustus 2016 yang menghubungkan antara Garipce dan Poyrazkoy di sepanjang pesisir selat. Jembatan ini adalah salah satu jembatan gantung terpanjang dan tertinggi di dunia yaitu panjangnya 1408 meter (1540 yard). Panjang antara pilar yaitu 322 meter dan lebarnya 59 meter (65 yard). Jembatan ini memiliki 8 jalur untuk kendaraan bermotor ditambah 2 jalur untuk kereta api. Sebuah jalan raya baru dibangun di kedua sisi jembatan ke-3 untuk perdagangan antarbenua dan lalu lintas komuter.
Salah satu pemandangan di pinggir selat yaitu benteng
Mama dan tante lagi santai
Bosphorus adalah salah satu daerah paling populer di Istanbul untuk penduduknya, terutama selama musim panas untuk iklimnya. Tepiannya dipagari dengan lingkungan yang bagus, istana Ottoman, benteng, vila kayu tua, hotel, taman dan kebun, restoran, kafetaria, dan sebagainya. Pemandangan ini sangat cantik dan syahdu yang membuat saya jadi ngantuk. Ntah karena kurang tidur dan ayunan riak-riak kecil di selat membuat mata ini hampir terpejam. Supaya nggak ketiduran, saya jalan-jalan terus di kapal, naik tangga ke lantai atas, foto sana-sini, sampai akhirnya jam makan siang pun tiba. Alhamdulillah nggak jadi ketiduran.

Nanti saya lanjutkan lagi ya. Sampai jumpa!

Sumber:

Beberapa foto dari kamera Iphone 8 plus, Gopro 6 Black Edition, dan kamera Fujifilm Willy Sebastian (Instagram : willyarrows)

Juli 16, 2018

Jalan-jalan di Cappadocia

Banyak tempat-tempat yang saya kunjungi ketika berada di Cappadocia baik dalam rangkaian tur maupun jalan sendiri. Supaya dalam satu postingan nggak kepanjangan, biasanya saya satukan cerita yang relevan terlebih dahulu baru nanti saya ceritakan yang random. Seperti di postingan kali ini akan saya bahas tentang tempat-tempat bukan pemandangan alam yang telah saya kunjungi selama di Cappadocia. Saya akan bercerita tentang pertokoan dan Resto yang saya kunjungi. Semoga nggak bosan membaca cerita saya ya.

Ceramic Shop
Sewaktu di Selcuk, saya juga sempat berkunjung ke toko keramik. Turki memang terkenal dengan pengrajin keramik yang sangat lihai dalam melekuk keramik dalam bentuk yang unik dan meliuk-liuk. Kalau di Indonesia, saya hanya tau keramik yang berbentuk vas dengan pembuatannya diputar-putar. Nah, kalau di Turki, ada keramik yang bisa bolong ditengahnya dan biasa digunakan untuk mengisi minuman ketika perjamuan di istana.
Pengrajin keramik
Cara membuatnya lebih rumit dari sekedar vas bunga karena kalian harus menyatukan tiga bentuk tanah liat. Sewaktu diperagakan oleh pengrajinnya sih terlihat gampang banget, cuma 10-15 menit jadi deh. Tapi kata mereka, keramik ini harus diuji dulu kualitasnya agar memenuhi standar mereka, baru setelah itu dapat diperjualbelikan.
Pelukis keramik
Ada pembuat keramik, ada juga pelukisnya. Nah, hal yang satu ini sama ribetnya karena motif Turki itu kebanyakan detail banget dan simetris. Kalau kita biasanya melukis pola dengan menggunakan komputer baru bisa simetris kiri dan kanan, para pelukis keramik ini bisa melukis simetris dengan tangan. Kebayang berapa lama mereka mengasah kemampuan seperti itu. Salut deh! Wajar aja harga kemariknya mahal-mahal. Yang kecil seukuran gelas sake (arak Jepang) saja bisa 100rban. Katanya sih kalau beli keramik yang harganya besar, bisa dikirimkan langsung ke alamat rumah kita di Indonesia dan garansi uang kembali kalau pecah ditengah jalan atau lecet.

Eranos Sarikaya Cave Restaurant
Pokoknya selama di Cappadocia, saya menjadi manusia gua seperti Flinstone. Tidur di gua, makan di gua, tempat wisata pun ke gua-gua. Kali ini kami dibawa oleh tur guide untuk merasakan pengalaman makan daging sapi yang dimasak di dalam keramik di sebuah Resto berbentuk gua. Tempatnya megah sekali, ada live music juga, tapi ya kalian akan merasakan masuk ke kota bawah tanah lainnya.
Pintu masuk gua resto
Lorong di dalam resto
Kami duduk di meja yang sudah di booking oleh tur. Karena kita ramai, jadi harus pisah meja dengan rombongan lainnya. Resto ini sangat luas di dalamnya, kebayang 'gimana caranya mereka menghancurkan bebatuan gunung dan mengorek tanah untuk membangun semua ini. Kalian bisa lihat struktur langit-langit resto yang keras membatu. Insya Allah resto ini nggak akan pernah roboh supaya nggak ada yang terjebak di dalamnya.
Meja resto
Resto ini sangat unik. Ketika koki membawa guci yang berisi daging sapi, beliau bernyanyi dulu baru membagikan dagingnya kepada kami. Di resto ini ada menu nasi, jadi lumayan mengenyangkan. Tidak lupa saya bawa sambal teri agar lebih sedap. Teman travelling yang pernah saya ceritakan di postingan sebelumnya yang heran saya bawa sambal, malah datang ke meja saya dan minta sambalnya. Dia ambil beberapa sendok dan mencicipinya. Saya lihat ekspresinya ketika pertama kali mencicipi sambal dan dia langsung terseyum bahagia. Kata dia, "I miss this spicy flavor and ikan bilis." Orang Malaysia menyebut teri adalah ikan bilis😆. Sempat ngobrol dengan dia agak lama di mobil tur karena duduk bersebelahan dan ternyata dia adalah dokter gigi (dia menyebutkan 'dokter gigi' dengan fasih). Saya suruh cek kawat gigi saya dan dia bilang, "Closing the gap and fixing the bite will takes time, so you have to be more patient - Menutup celah gigi dan memperbaiki gigitan akan memakan waktu, jadi harus sabar." Baiklah.....😔😔😔

Saya sempat shalat di Mushalla resto gua ini. Uniknya tempat shalat untuk shaf cowok kecil banget, sedangkan untuk cewek 4 kali lipat besarnya. Apa cowok-cowok terbiasa sempit-sempitan kali ya? 😆

Ziggy Cafe
Tur guide sempat menyarankan kami mencari makan di resto yang dekat dengan hotel. Kota Ürgüp sebenarnya memiliki sangat banyak resto dan cafe yang nyaman untuk bersantai dan makanannya juga enak. Hanya saja jalanan yang mendaki dan menurun membuat agak nggak mungkin untuk mengajak orang tua. Apalagi jalanannya bukan aspal bakalan sangat menyulitkan.

Akhirnya kami mampir di Ziggy Cafe. Tempat ini pun sebenarnya agak menyulitkan orang tua karena kalau mau makan harus naik tangga terlebih dahulu. Untuk kita orang muda sih enak ya. Disuruh naik tangga sebanyak apa pun santai aja. Berbeda dengan Mama dan tante yang sangat kesulitan. Untung aja setelah menaiki tangga perlahan-lahan, sampai juga ke meja makan. Saya membuka buku menu dan agak bingung juga mau pesan apa. Jadilah memesan makanan agak random.
Menu makanan kita
Kami memesan sate (penasaran sate di Turki seperti apa), daging sapi, telur, pokoknya semuanya yang terlihat menarik di buku menu dipesan. Air mineral (botolnya dipakaikan baju😅) dapat gratis dan ada seorang pelayan bertugas menjaga kita. Kalau air minum habis, langsung dituangin lagi. Salut juga dengan pelayanannya. Makanannya lumayan enak sampai kita jadi pesan lagi sate ayam, hihihi. Kalau untuk harga agak mahal yaitu 40 Lira perorang. Ketika mau pulang, kita diberikan souvenir berupa pembatas buku oleh pelayan Cafe. Lumayan...

Yusuf Yiğitoğlu Konağı 
Malam kedua di Ürgüp. Kami kembali berkeliaran di belakang hotel untuk mencari tempat makan. Kebanyakan masih pada tutup dan saya jadi bingung mau makan kemana. Akhirnya kami memutuskan untuk masuk ke sebuah hotel Yusuf Yiğitoğlu Konağı karena biasanya hotel pasti ada resto. Sempat bertanya pada pegawai resto terlebih dahulu apa kita boleh makan disini dan mereka jawab silahkan saja.
Makanan pembuka
Menu makanan pembuka sudah tersedia diatas meja. Pengalaman saya di Khasmir, kalau kita nggak makan makanan pembuka, maka makanan utama nggak akan disajikan. Jujur aja saya dan keluarga kurang suka makan salad dan sup diawal. Kita orang Indonesia lebih suka mencampurkannya ke nasi. Tapi mau bagaimana lagi, daripada makanan utama nggak keluar. Akhirnya kita paksain juga makan. Setelah makan sedikit, baru pelayan resto mengangkat makanan dan menyediakan makanan utama. Alhamdulillah bisa makan kenyang dan enak juga makanannya. Menu makanan hotel memang biasanya super duper banyak tapi kadang nggak begitu sesuai dengan selera perut nasi padang seperti saya😅.
Suasana resto
Kita membayar 25 Lira perorang untuk makan malam. Lumayan murah juga dibandingkan dengan Ziggy Cafe.

Jalan-jalan sore di Ürgüp
Setelah tur di hari ketiga selesai dan masih sore, saya dan Willy mau nyobain jalan-jalan sore di kota. Mama dan tante udah sakit kaki, jadinya adik harus menemani mereka. Saya dan Willy jalan dari belakang hotel, menyusuri lorong-lorong jalanan (sempat mampir di kios souvenir), dan akhirnya menemukan pusat kota yang ramai. Memang sih jalanannya menanjak dan menurun yang membuat ngos-ngosan juga, tetapi berhubung saya masih muda ya santai aja😁😁😁.
Bunga-bunga gantung
Cafe dan Resto
Saya suka tatanan kota yang dihiasi bunga dimana-mana. Mungkin karena musim semi dimana bunga bermekaran. Bahkan mereka menggantung pot bunga dengan seni sehingga terlihat indah. Udara sejuk dan penduduk super ramah membuat saya jadi senang menikmati sore itu. Saya juga mampir di beberapa pertokoan untuk belanja oleh-oleh dengan harga murah banget. Kebanyakan oleh-oleh yang dibeli di toko souvenir dalam rangkaian perjalanan tur pasti harganya udah dinaikin oleh penjual😓. Tapi memang dimana-mana begitu.
Kota
Di pusat kota banyak banget cafe keren dimana terlihat orang-orang tengah bersantai menikmati segelas kopi atau sekedar mengobrol dengan teman-temannya. Ah, seandainya Mama dan tante nggak sakit kaki, pasti mereka senang melihat suasana seperti ini. Kita jadi bisa melihat potret kehidupan sehari-hari para penduduk kota ini. Ada mesjid juga di tengah kota (di Turki bisa ditemukan mesjid dimana-mana seperti di negara kita).
Mesjid
Selesai jalan-jalan berkeliling kota, saya kembali ke hotel. Sekitar pukul 5 sore, kami diantar ke bandara Kayseri untuk melanjutkan perjalanan ke Istanbul. Sewaktu check-in pesawat Anadolu Jet, kami kelebihan bagasi. Ya tapi bayarannya lumayan murah sekitar 120 Lira saja untuk kelebihan 15 kg. Mau diakalin supaya nggak usah bayar kelebihan bagasi dengan cara ngeluarin barang dari koper bikin ribet, seperti yang teman-teman saya lakukan di bandara Jaipur, India. Mending bayar aja deh, selesai urusannya. Oh ya, saya sempat ketemu orang Indonesia di Mushalla bandara. Kalau mau mengenali orang Indonesia, tinggal lihat aja pasti mereka pakai mukenah kalau shalat, hihihi. 

Baiklah, di postingan selanjutnya, kita akan membuka lembaran baru yaitu kota Istanbul. Sampai jumpa!

Beberapa foto dari kamera Iphone 8 plus dan kamera Fujifilm Willy Sebastian (Instagram : willyarrows).

Juli 12, 2018

Cappadocia North Tour

Setelah mengendarai balon udara, waktunya kami kembali ke Dere Suite hotel. Saya menaruh barang di kamar, mengambil laptop, dan langsung menuju Resto untuk sarapan. Berharap bisa menyelesaikan bookingan Adora hotel yang tercancel di Istanbul dengan menggunakan laptop (pakai hp layarnya terlalu kecil dan tidak bisa bebas mengetik). Sebenarnya selama di mobil tur menuju hotel, saya sudah berusaha untuk mengganti kartu kredit saya yang sudah limit dengan yang masih ada saldonya. Sayangnya nggak berhasil. Udah coba pakai kartu kredit adik saya juga dan hasilnya tetap nihil. Duh, saya jadi was-was nggak dapat hotel di Istanbul. Padahal hotel yang saya book sudah bagus dan murah tapi dibatalkan oleh booking.com.
Pohon setan mata biru
Saya sudah berdiskusi dengan adik dan Willy bagaimana tentang hotel kami. Akhirnya kami jadi buru-buru sarapan, lalu ke resepsionis untuk meminjam telepon. Resepsionis hotel Dere Suite menawarkan diri untuk menghubungi pihak hotel Adora untuk bertanya perihal pembatalan oleh booking.com. Ternyata beneran dibatalin dan kalau mau booking lagi harganya naik dua kali lipat. Saya sempat berdiskusi lagi sambilan cari-cari hotel di traveloka atau booking.com. Ternyata memang sudah pada mahal. Resepsionis kemudian menawarkan diri lagi untuk mencarikan hotel yang dekat dengan Adora hotel (yang kami booking sebelumnya). Akhirnya kami berhasil book Sahin Hotel yang masih di lokasi yang sama.
Blue evil eye charm
Waktu sudah menunjukkan pukul 9.45 pagi dan saya belum mandi. Akhirnya saya serahkan semua urusan bookingan hotel ke Willy dan adik, lalu saya berlari ke kamar untuk mandi. Saya juga berpesan untuk menghubungi tur Selat Bosphorus dan menginformasikan alamat hotel kita yang baru. Kebayang dong, saya harus mandi 5 menit, dandan 5 menit, dan membereskan koper 5 menit sampai akhirnya tur guide datang menjemput. Alhamdulillah walaupun buru-buru, tidak ada barang kami yang tertinggal. Seluruh koper diangkat petugas hotel ke area resepsionis, sedangkan saya dan keluarga mengikuti tur guide menuju mobil tur. Kata Willy, tur selat Bosphorus akan dihubungi oleh tur guide nantinya dan hotel kita di Istanbul sudah di booking juga. Fiuhh, akhirnya selesai juga😔.
Cappadocia
Karena bangun terlalu pagi, selama di perjalanan menuju tempat wisata saya tidur. Setelah menaiki balon udara, tampaknya destinasi wisata lainnya jadi biasa aja😅. Saya jadi tidak terlalu tertarik. Yang paling menarik malahan adalah tidur. Ngantuknya setengah mati. Lagi enak-enak tidur, ternyata ada peserta tur yang berasal dari Sydney duduk di sebelah saya. Dia aslinya orang Malaysia dan kaget ketika saya bilang ke Willy untuk menurunkan sambal. "What? Do yo bring 'sambal' everywhere? So funny!! - Apa? Kamu bawa sambal kemana-mana? Lucu banget!" Saya jawab, "You have to try this sambal. It's homemade and really delicious. - Kamu harus coba sambal ini yang di uleg sendiri dan rasanya enak banget deh."
Tidur pulas
Rose Valley
Mobil diparkir akhirnya. Saya bangun dan melihat sekeliling seperti padang tandus dengan bukit-bukit pasir yang ternyata kami berada di daerah Rose Valley. Berhubung baru bangun tidur, kepala belum konek, jadi agak nggak mood mau jalan-jalan. Mau nggak mau tetap turun juga dari mobil. Mama dan tante seperti biasa hanya menunggu di parkiran bersama pedagang kaki lima yang berjualan di setiap tempat wisata.
Pedagang kaki lima
Menyusuri lembah tandus
Berkuda
Cara berkudanya keren
Keliling Rose Valley dengan dataran tandus dan gersang menurut saya terasa biasa saja. Beberapa orang bule' terlihat berkeliling lembah dengan menaiki kuda. Cara mengendarai kudanya juga sudah terlihat sangat hebat dan keren. Jadi teringat sewaktu di Bromo saya pernah digigit kuda😓. Saya hanya ikut berjalan kaki seperti peserta trip lainnya terus ke dalam lembah. Sampai kami menemukan gua diatas bukit. Kalau dilihat dari bawah sih, cara naik ke atas bukit agak curam. Saya juga sudah tidak penasaran lagi apa isi dari gua itu, jadinya nggak naik ke atas. Saya duduk menunggu dibawah bersama adik dan beberapa peserta trip lainnya. Cuma Willy yang ikutan naik.
Gua diatas bukit
Willy naik
Turunnya agak curam
Agak ngeri juga melihat peserta trip ketika naik dan turun. Jalanan berpasir yang agak licin membuat kita harus sangat waspada. Kalau kalian pakai sepatu yang enak sih, insya Allah nggak akan tergelincir. Kalau saya, sepatu enak, tapi naiknya males, hahahaha😂. Selebihnya kami hanya berkeliling daerah Rose Valley dan mengambil banyak foto. Cuaca agak terik meskipun anginnya dingin. Kulit saya jadi gosong juga karena terlalu sering berjemur.
Padang tandus
Kaymakli Underground City
Salah satu daya tarik Cappadocia adalah kota dibawah tanah dan kali ini kami akan mengunjungi Kaymaklı yang terletak di Ihlara Road, 10 km jauh dari Derinkuyu. Sejarah mengatakan bahwa Kaymakli berasal dari zaman Het dan Phrygia pada abad ke-7 dan 8 SM. Kota ini biasa digunakan sebagai tempat berlindung yang aman bagi orang-orang yang melarikan diri dari pengejaran musuh di era Bizantium. Menurut perkiraan, sekitar 3.500 orang pernah tinggal di sini.
Peta kota
Kota Bawah Tanah Kaymakli dibuka untuk pengunjung pada tahun 1964 dan menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1985. Kalian bisa lihat dari gambar begitu banyaknya lorong-lorong rahasia sampai ke dalam banget, sudah seperti rumah semut di bawah tanah. Sebenarnya kota bawah tanah ini bisa menghubungkan dengan kota-kota lain juga sehingga ketika proses pengejaran, musuh jadi sulit menemukan penduduk saking ribetnya ruang-ruang di dalamnya. Di kota ini juga ditemukan dapur, ruang tamu, ruang makan, seperti layaknya kota di atas tanah.
Ruang-ruang bawah tanah
Lorong
Sama seperti Derinkuyu, pas pertama kali masuk kesini saya merasakan hawa sangat dingin. Untung pakai sweater jadi lumayan menetralkan. Peserta trip lainnya yang sudah keburu pakai kaos, jadi pada kedinginan. Kami menyusuri lorong-lorong kota hanya sebentar saja karena pada dasarnya lorong satu dengan yang lainnya agak mirip. Kalau pun mau masuk sampai terlalu dalam nanti malah nyasar, hehehe.
Jendela-jendela
Eksplorer
Kamii lebih lama menghabiskan waktu di Derinkuyu daripada Kaymakli. Kalau mau ke Derinkuyu bisa juga dari Kaymakli tapi hati-hati nyasar. Google Maps nggak berfungsi disini, hahaha. Setelah selesai bereksplorasi Kaymakli, kami pun akhirnya balik ke mobil tur dan diantar kembali ke hotel masing-masing. Tur guide juga sudah menghubungi agen tur selat Bosphorus, sehingga urusan perbookingan di Istanbul sudah selesai. Tapi jadinya harus menambah harga hotel deh, hiks😢.

Nanti saya akan bercerita ketika jalan-jalan di Cappadocia ya sampai ke bandara menuju Istanbul. Sampai jumpa!

Beberapa foto dari kamera Fujifilm Willy Sebastian (Instagram : willyarrows).

Sumber: 
http://hellojetlag.com/kaymakli-underground-city-cappadocia/

Follow me

My Trip