September 28, 2018

Asian Games 2018 - Palembang

Sudah 52 tahun sejak Indonesia pertama kali jadi tuan rumah acara olahraga terbesar se-Asia, kini kita mendapat kehormatan kembali untuk menyelenggaran event besar tersebut. Pada awalnya saya nggak terlalu antusias karena memang jarang menonton pertandingan olah raga. Hanya saja melihat Opening Ceremony yang begitu spektakuler di tv, seolah membakar semangat saya dan saya jadi antusias untuk menonton pertandingan. Jadi agak menyesal nggak membeli tiket nonton langsung Opening Ceremony di Jakarta. Padahal waktu itu masih banyak promo Buy 1 Get 1 dari kartu kredit Bank BNI.

Kali ini Asian Games 2018 digelar di dua kota, yaitu Jakarta dan Palembang. Sebagai wujud antusiasme saya, yang paling pertama saya lakukan adalah mengunjungi Palembang (kalau di Jakarta 'kan bisa datang kapan aja). Sebenarnya alasan ke Palembang nggak 100% karena ingin menonton Asian Games sih, melainkan mau silaturahmi juga ke teman-teman dan saudara. Jadilah sekalian saya mengunjungi Stadion Jakabaring pada tanggal 19 Agustus 2018, tempat perhelatan acara akbar Asian Games.
Pemandangan di pintu masuk stadion Jakabaring
Stadion Gelora Sriwijaya (lebih di kenal dengan nama Stadion Jakabaring) yang beralamat di Jalan Gubernur H. A. Bastari, Jakabaring, Palembang, adalah stadion multifungsi terbesar ketiga di Indonesia setelah Stadion Utama Gelora Bung Karno di Jakarta dan Stadion Utama Palaran Samarinda. Stadion ini diakui sebagai salah satu tempat perlehatan olahraga terbaik yang bertaraf internasional. Kebanyakan, tempat ini difungsikan untuk penyelenggaraan pertandingan-pertandingan sepak bola. Stadion ini memiliki luas lahan sekitar 40 hektar dan dapat memuat hingga 38.000 - 45.000 orang dengan 4 tribun (A, B, C dan D) bertingkat mengelilingi lapangan. Tribun utama di sisi barat dan timur (A dan B) dilindungi atap yang ditopang 2 pelengkung (arch) baja berukuran raksasa. Bentuk atap stadion merupakan simbol kejayaan kemaharajaan Sriwijaya di bidang maritim yang dilambangkan oleh bentuk perahu dengan layar terkembang.
Lihatlah bentuk atapnya
Semula saya mengira kalau saya bisa menonton Opening Ceremony yang berbeda di stadion Jakabaring Palembang. Sayangnya malam itu stadion di sterilkan dan acara hanya ditujukan untuk atlit dan pers saja. Agak kecewa sih, jadi menonton Opening Ceremony di stadion Gelora Bung Karno di rumah Suci sambil menunggu jemputan untuk nongkrong. Sayangnya baru menonton setengah acara, jemputan udah datang. Baru kali ini saya agak malas diajak nongkrong karena mau menonton tv😐😐😐.
Ticket Box
Besok pagi saya sudah dijemput oleh Yayan untuk menuju Stadion Jakabaring. Perjalanan dari hotel ke stadion memakan waktu sekitar 20-30 menit dengan mengendarai sepeda motor. Kami memarkir motor di salah satu mall yang bersisian dengan stadion supaya lebih aman dan jalan kaki ke arah Jakabaring. Kalau kalian mau masuk komplek stadion, diwajibkan untuk membeli tiket Festival seharga Rp. 20,000 berupa gelang yang harus dipakai dan di scan di pintu masuk.
Tiket Festival
Digelangkan
Karena kompleak stadiun yang sangat luas, kalian bisa memakai shuttle bus yang disediakan dan turun di halte-halte yang berada di dalam komplek stadion. Saya nggak naik bus dan memilih berjalan kaki menyusuri stadion. Mumpung sedang pakai sepatu lari, jadi enak kalau mau jalan-jalan. Sayangnya di pagi menjelang siang kala itu matahari bersinar sangat terik dan saya nggak bawa kacamata atau topi. Jadi kepanasan dan silau😩😩😩.
Shuttle Bus
Kalau mau belanja souvenir Asian Games, kalian bisa mampir ke Super Store yang berada di dalam komplek stadion. Waktu hari pertama penyelenggaraan pertandingan sih masih sepi banget. Yayan sudah mengajak saya masuk tapi saya malah bilang mau beli di Jakarta aja (itu keputusan yang super duper salah karena di Jakarta antriannya mengerikan😱😱😱). Kami berkeliling komplek, menonton cabang olah raga dayung dan voli pantai yang seruuuu😆😆😆. Walaupun cuma nonton sebentar dan nggak tau siapa yang bertanding, tetap aja seru. Rasa cinta saya terhadap olah raga jadi meningkat tajam. Saya berjanji dalam diri sendiri untuk menonton pertandingan di Asian Games paling tidak sekali saja.
Danau untuk cabang olah raga dayung
Oh ya, saya sempat melewati wisma atlet yang pernah menyeret beberapa pejabat kita ke penjara. Tempatnya memang bagus, seperti apartemen, dan berwarna-warni. Ditambah lagi ada kolam untuk bersantai dan dibikin selokan sebagai pembatas. Wajar sih kalau membangun wisma sebagus ini duit yang harus gede. Semoga ke depannya nggak ada lagi dana yang diselewengkan.
Wisma Atliy
Baiklah, nanti saya lanjutkan lagi liputan selama menonton Asian Games 2018 di Jakarta yang serunya minta ampunnnnnnn 😆😆😆😆. Sampai jumpa!

0 comments:

Follow me

My Trip