Oktober 30, 2018

Melepas Karet Gigi

Sudah seminggu ke dokter gigi, tapi baru kali ini mengupdate ceritanya di blog. Maklum, saya baru pulang workshop di Bandung dan masih capek banget sampai sekarang😞😞😞. Kok capek sih? Padahal udah tidur di hotel dengan nyaman, makan sehat 3 kali sehari, bahkan boleh nambah makan sebanyak mungkin. Belum lagi coffee break yang terus-menerus tersedia membuat perut kenyang selalu.  Mungkin nanti saya ceritakan tentang workshop setelah menulis tentang Asian Para Games 2018.

Tanggal 23 Oktober 2018 kemarin, pendiri OMDC sekaligus dokter gigi Oktri Manessa berulang tahun. Setiap pasien diberikan hadiah sikat gigi asalkan kita mau memposting di Instagram Story yang berisi ucapan dan doa untuk drg. Oktri. Saya sih dengan senang hati mengucapkan Selamat Ulang Tahun dan berdoa agar OMDC tetap banyak pasien juga sukses terus sepanjang masa. Aminnn! Eh Instagram Story saya jadi di repost sama drg. Oktri. Jadi seneng deh, padahal hal sepele😆. 

Bagaimana dengan gigi saya? Udah pakai karet gigi pun susah banget narik geraham ke depan untuk menutup celah gingsul yang sudah tercabut. Akhirnya dokter spesialis memasang power chain (kalau nggak salah namanya) diseluruh gigi atas dan seolah mengikat gigi saya. Duh, kenceng banget ikatannya sampai gigi saya nggak enak banget. Mana setelah ini mau presentasi dan makan Bebek Slamet. Indikator gigi juga diganti sehingga jadi keliatan kurang lurus lagi struktur gigi saya. Padahal saya udah yakin kalau gigi ini udah oke banget, tapi menurut ilmu kedokteran masih banyak yang harus diperbaiki😔.
Gigi agak miring (lagi)
Power Chain memang membuat saya nggak usah pakai karet gigi lagi. Alhamdulillah, jadi tetap tampil kece selama workshop nanti karena nggak usah terlihat ada karet yang terpasang dari gigi atas ke bawah. Karena masih baru, karet pengait gigi juga terlihat transparan banget (kalau udah semingguan biasanya warna karet berubah kuning karena pengaruh makanan). Jadi membuat saya lebih percaya diri menjadi pemateri di workshop.

Oh iya, sudah mau akhir tahun, gigi sudah lumayan rapat dan lurus (seperti shaf shalat), tapi tetap senyuman saya belum terlalu sempurna. Ternyata permasalahan di gigi saya tidak sepele dan saya tetap dengan sabar dan ikhlas mengontrol gigi ini😊.

Kontrol Saphire Braces Rp. 265,000

Setelah pulang dari workshop, kita mendapat kabar duka bahwa pesawat Lion Air jatuh. Agak deg-degan karena adik saya pulang ke Aceh pakai Lion Air tapi alhamdulillah dia sampai dengan selamat. Sempat berencana ke Taiwan dan Kuala Lumpur tapi kok jadi takut ya. Padahal hidup dan mati di tangan Allah Subhanahu wa ta'ala. Mungkin nanti, setelah suasana lebih kondusif, baru jalan-jalan pakai pesawat lagi. Semoga para korban diterima di sisi Allah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan, innalillahi wainna ilaihi raji'un.

Oktober 18, 2018

Amazon Workshop : Connecting The Dot

Sudah 2 minggu ini saya super hectic mempersiapkan sebuah workshop perdana yang akan diselenggarakan oleh PT. Rancupid Citra Indonesia, perusahaan milik saya. Jadi jangan heran kenapa saya jadi agak jarang update blog. Sisa antrian postingan hanya Asian Para Games yang insya Allah akan saya kerjakan nanti di weekend, di sela-sela saya membuat presentasi. Udah lama banget nggak menangani sebuah event. Dulu hanya sebagai panitia dimana uang tinggal minta ke bendahara dan nggak perlu memikirkan cukup apa enggak duitnya. Yang penting tugas saya cuma minta aja😆. 

Nah, kali ini beda banget. Saya dan tim harus bertanggung jawab keseluruhan acara agar berjalan sukses, peserta cukup (tidak kurang dan tidak lebih), mengontak pengisi acara, mempersiapkan modul yang berisi ratusan halaman dan juga memeriksa isinya salah apa benar atau ada yang harus ditambahkan. Kemudian mengontak sponsor, membuat dan memeriksa laporan keuangan, berkoordinasi dengan mitra, menyediakan venue dan makanan, dan lain sebagainya. Belum lagi permasalahan di kantor yang kadang datang dan pergi.

Alhamdulillah masih berjalan lancar sampai hari ini. Peserta sudah nyaris memenuhi kuota, Pra Event sudah berjalan sebagaimana mestinya. Gara-gara mempersiapkan event ini, saya jadi jago menggunakan social messenger berupa Telegram. Sebenarnya saya nggak pernah pakai Telegram dan baru tau kalau aplikasi ini canggih bener. Efektif banget dipakai untuk keperluan dan koordinasi kalau kita ingin menyelenggarakn acara.

Baiklah, sedikit pembukaan dari saya:

Mungkin banyak yang bertanya, perusahaan PT. Rancupid Citra Indonesia (Rancupid) milik saya dapat pendanaan dari mana? Jawabannya adalah Amazon Marketplaces, tapi bukan sebagai investor. Rancupid tidak memiliki investor, sehingga Amazon menjadi money machine untuk mendanai perusahaan selama hampir 2 tahun ini. Amazon yang membuat Rancupid dibayar dalam bentuk USD, CAD, GBP, EURO, dan AUD, bisa membuat saya resign dari Metrodata (salah satu perusahaan IT terbesar di Indonesia), dan bisa jalan-jalan sebulan sekali baik dalam dan luar negri.

Rancupid dan Woimedia (perusahaan milik Army Alghifary seorang Master Facebook Ads) memiliki rencana jangka panjang untuk mengekspansi dan mengekspor barang-barang made in Indonesia ke US. Tentunya untuk rencana besar seperti ini kita memerlukan tim. Jadi kita akan membuat sebuah training dan workshop. Tujuannya, agar banyak orang Indonesia yang mengerti proses bisnis di Amazon (menurut data Payoneer kurang dari 50 orang di Indonesia memiliki akun Amazon) dan nantinya bisa bersama-sama untuk membuka dan mengisi warehouse di setiap negara yang di rajai oleh Marketplace ini (US, UK, AUS).

Satu hal lagi, investasi itu tidak melulu membeli benda seperti rumah, tanah, emas, dan lainnya. Investasi bisa berupa training dan workshop dan ntah udah berapa training dan workshop pernah saya ikuti sehingga membuat saya bisa membeli benda-benda itu.
Poster
Workshop ini diberi nama Connecting the Dot yang akan diadakan di Bandung tanggal 26-28 Oktober 2018. Untuk lebih jelas bisa dibaca di https://www.scaleup.club/ctd/ yang ditulis langsung oleh Army Alghifari. Pada link tersebut juga disediakan tombol Whatsapp grup untuk tanya-tanya. Sekarang sudah terisi 190 orang dan Whatsapp grup hanya bisa diisi maksimal 256 orang. Belum berencana buka grup baru.

Acara akan dilaksanakan pada tanggal 26-28 Oktober (Jumat-Minggu) Di Hotel California Jalan Wastukencana Bandung.
Jumat 08.30 - 21.30
Sabtu 07.30-21.30
Minggu 07.30-15.00

HTM per orang Rp. 6.900.000 sudah termasuk:
* Ruangan Seminar
* Menginap di hotel 2 malam (twin shared)
* Makan 7 kali, Coffee Break 5 kali

Untuk yang mau daftar silahkan ke link https://www.scaleup.club/ctd/ dan membaca latar belakang acara. Masih ada waktu beberapa hari lagi.

Mari membantu negara kita dalam menggalakkan ekspor di kemudian hari dan memperkuat perekonomian, sehingga kita dapat mengambil bagian dan membantu pemerintah untuk menurunkan nilai tukar dollar. Mari menjadi pengusaha dan membuka lapangan kerja lebih banyak lagi untuk mengurangi pengangguran. Insya Allah, Indonesia will become a better place to live💞.

Oktober 16, 2018

Asian Games 2018 - Jakarta

Sudah usai Asian Para Games 2018, saya baru menuliskan Asian Games 2018. Sudah 2 minggu ini saya super duper sibuk dengan riset produk dan persiapan Workshop Amazon Connection the Dot. Nanti saya akan menuliskan tentang Workshop ini secara terpisah. Walaupun se-sibuk apa pun, karena saya cinta banget sama nge-blog, pasti disempat-sempatkan walaupun di waktu yang agak sempit.

Baiklah, Asian Games 2018 adalah sebuah pesta olah raga terbesar di Asia dan alhamdulillah Indonesia berhasil menjadi tuan rumah. Promosinya juga besar-besaran dimana di setiap sudut kota Jakarta kalian akan melihat spanduk untuk mensukseskan Asian Games 2018 mulai dari kelurahan, gang jalan, sampai perkantoran elit di Jakarta ikut berpartisipasi untuk menyukseskan acara ini. Hal ini membuat penduduk Jakarta merasa antusias dan semuanya jadi ingin menonton pertandingan, termasuk saya.
Berfoto bersama para mascot
Sebenarnya saya bukan pecinta olah raga, tapi saya cinta Indonesia. Rasanya ingin memberikan dukungan kepada para atlit yang sedang bertanding secara langsung. Ntah kenapa dari dulu saya ingin sekali nonton badminton langsung dari Istora Senayan. Melihat animo yang begitu besar pada seluruh cabang olah raga, agak tidak mungkin kalau mau membeli tiket melalui website penjualan tiket resmi seperti blibli.com karena pasti sudah ludes semua. Akhirnya pakai teknik sosial, nebeng beliin tiket ke semua teman-teman, dan dapat 2 tiket untuk menonton badminton dan atletik. Pada saat itu, bahkan cabang olah raga Kurash, Kabbadi, yang ntah seperti apa itu olah raganya saja tiketnya sold out. Kebayang betapa tingginya antusiasme masyarakat pada acara olah raga ini.

Baiklah, karena lumayan banyak yang harus dituliskan tentang Asian Games 2018, jadi saya bagi per-poin ya. Mari disimak:

1. Masuk Gelora Bung Karno (GBK)
Buat yang cuma mau merasakan animo Asian Games 2018, bisa masuk dengan membeli tiket festival. Di pintu masuk sudah dijaga dengan banyak petugas untuk mengecek tiket. Setelah tiket dikonfirmasi, kalian harus melalui Metal Detector dan tasnya di masukin ke meja scanner. Belum lagi seluruh tubuh juga di cek. Saking ketatnya pemeriksaan, udah seperti di bandara.

Setelah renovasi, baru kali ini saya datang lagi ke GBK. Karena ada acara Asian Games, jadi banyak yang berjualan makanan, souvenir, merchandise, dan lain sebagainya. Udah seperti bazaar dan Pekan Raya Jakarta (PRJ). Bedanya, cuaca super duper terik yang membuat saya membawa kacamata hitam 😎dan topi. Oh ya, kalau kalian membawa air mineral yang bukan Aqua, maka kalian harus rela membuangnya. Aqua adalah sponsor resmi Asian Games 2018, jadi cuma air mineral merk Aqua yang boleh di bawa ke arena GBK. 
Banyak booth
Dipilih-dipilih
Buat yang mau beli souvenir di Super Store, harap sabar mengantri. Saya baca malah orang-orang sudah mengantri dari jam 6 pagi dan barang-barang sudah habis diborong oleh para jastipers. Jadi menyesal dulu nggak beli di Palembang, beli online pun ditunda-tunda. Jadilah kehabisan. Jujur aja saya nggak kuat mengantri berpanas-panasan hanya untuk membeli souvenir. Lebih takut pingsan karena berjemur. Tapi antriannya tertib kok. Mungkin kalian bisa bawa payung agar tidak terlalu terkena sengatan matahari yang super terik.
Antrian Super Store
Sampai ke belakang

2. Nonton Badminton di Istora Senayan
Pagi itu di hari Sabtu, saya dijemput Diana untuk jalan ke Stadion Gelora Bung Karno setelah memiliki tiket atletik dan badminton. Kami turun di FX, lalu jalan kaki ke pintu masuk. Karena memiliki 2 tiket badminton dan 2 tiket atletik seharga masing-masing Rp. 100,000, jadi nggak usah beli tiket masuk yang festival lagi.

Kebetulan acara tanding badminton masih lama (jam 1 siang), jadi saya dan Diana beli KFC dulu. Karena belanja Rp. 100,000. Kami bisa memutar lucky wheel yang tersedia di depan booth KFC. And fortunately, kita dapat satu kotak KFC yang berisi ayam dan nasi lagi.
Selamat makan
Kita makan siang dulu, baru mengantri masuk ke Istora. Teman Diana bilang, masuk ke dalam Istora nggak boleh bawa makanan dan minuman, bahkan tas diperksa sedetail mungkin. Rencananya memang mau makan siang di Istora sambil menonton badminton. Sayangnya malah nggak boleh dan membuat kita makan buru-buru supaya bisa mengantri masuk Istora. Masih ada 1 kotak KFC hadiah yang nggak mungkin dihabiskan lagi. Jadinya kita berikan kepada orang lain daripada mubazir dibuang, mumpung masih hangat.
Istora Senayan
Antrian masuk Istora mengular panjang. Waktu itu saya belum shalat Zuhur karena berencana cari tempat duduk dulu baru shalat. Enaknya, Mushalla tersedia dimana-mana dan bersih, begitu juga toilet bahkan tisu juga tersedia. Jadi nggak usah khawatir. Sekitar pukul 12.30 siang, pintu Istora dibuka dan kita masuk. Benar saja, waktu itu tas saya diperiksa banget bahkan sampai saku yang kecil. Eh taunya saya bawa permen (saya juga lupa ada permen di tas) tapi ternyata permen boleh dibawa masuk. Alhamdulillah. Teman Diana sudah membooking kursi untuk saya dan Diana, jadi kita tetap dapat tempat yang bagus untuk menonton pertanding.
Antrian masuk Istora
Tepat jam 1 siang, MC keluar untuk membuka acara yang langsung disambut riuh para penonton. Duh, saya jadi ikutan antusias dan bertepuk tangan meriah. Apalagi deretan atlet mulai keluar dan mengambil tempat masing-masing untuk bertanding. Jangan ditanya betapa hebohnya saya pada saat itu. Sayangnya, pada pertandingan tunggal putri, Indonesia kalah. Pas set terakhir, saya keluar ke toilet dan shalat dulu. Kalau mau keluar ruangan, kalian akan di stempel di tangan sebagai tanda sudah pernah masuk karena tepat jam 13.00 pintu masuk sudah di kunci dan akses keluar cuma bisa dari pintu samping.
Istora Senayan
Selesai shalat, saya menonton Jonathan (Jojo) bertanding. Saya bingung sewaktu dia sedang minum dan melihat ke arah bangku penonton, semua cewek-cewek pada teriak. Saya nyeletuk, "Kenapa liat orang minum pada teriak?"😮 dan Diana menjawab, "Karena Jojo ini menurut sosial media adalah atlet bulu tangkis paling ganteng😆." Saya tertawa dan merasa udah kurang pantas mengidolakan atlet ganteng😂😂😂. Sepertinya isi Istora Senayan penuh dengan anak-anak abege yang teriak heboh pada saat Jojo buka baju. Padahal, Jojo buka baju ya~~~karena keringatan. Emang ada yang aneh? 😆Hahahaha (tanda-tanda bukan abege).
Tim Hore
Saya menonton badminton seharian. Dari jam 1 siang sampai jam 8 malam. Atlet yang bertanding silih berganti. Paling seru kalau menang, rasanya pengen tepuk tangan paling kerasss, PROK! PROK! PROK! Sekalian ikutan teriak bernyanyi, "GARUDA DI DADAKU, KU YAKIN KALI INI PASTI MENANG." Lucunya, ada yang koordinir kita untuk mengajak bersama-sama bernyanyi atau menyemangati para atlet. Duh, rasanya saat itu Indonesia kompak bangetttt! BANGGAAA!

 3. Malam di GBK
Ntah udah berapa kali teman saya Rezki nge-Whatsapp untuk ngasih tau kalau pertandingan atletik sudah dimulai. Berasa sayang karena nggak nonton badminton sampai pertandingan terakhir tapi kasian juga udah beli tiket atletik. Paling nggak harus merasakan masuk stadion utama GBK. Akhirnya saya dan Diana keluar dari Istora dan berjalan ke stadion utama. Saya sempat takjub melihat di halaman GBK dihiasi lampu berwarna-warni seperti pasar malam. Pada saat itu ramai banget pengunjung, apalagi karena weekend.
Pasar Malam
Lampu warna-warni
Oh ya, buat yang kehabisan tiket nonton pertandingan badminton di Istora, petugas sengaja menyediakan layar besar untuk nonton bareng di halaman GBK. Semua orang pada duduk bareng berlesehan, berteriak bareng, bertepuk tangan bareng, persis sama dengan di dalam Istora. Ahhh, rasanya senang dan bangga sekali kalau Indonesia bisa kompak segininya. I love you full Indonesia. Pertandingan olah raga membuat kita bersatu.
Nonton Bareng
4. Menonton Atletik
Sesampai di stadion utama, saya dan Diana harus berjalan lumayan jauh untuk sampai di pintu masuk sesuai dengan tiket yang tertera. Saya takjub melihat kemegahan stadion GBK setelah direnovasi. Benar-benar tidak kalah saing dengan stadion di luar negri. Lampu-lampu berwarna-warni menghiasi atap stadion, ditambah pilar-pilar yang memberika kesan sangat megah, sehingga stadion ini pantas menjadi pusatnya GBK.
Lampu warna-warni
Pertandingan atletik yang diikuti Lalu Muhammad Zohri sudah usai ketika saya tiba. Tapi saya bisa menonton pertandingan lompat tinggi dan lari marathon yang bikin saya ngos-ngosan (padahal bukan saya atletnya). Baru kali ini juga saya melihat fotografer membawa lensa gede-gede untuk memotret jarak jauh. Maklumlah, mereka cuma bisa duduk di kursi penonton yang jaraknya lumayan jauh dari para atlet yang bertanding.
Stadion Utama GBK dari dalam
Pada akhirnya hari itu saya pulang ke rumah sudah malam banget tapi merasa puasss menonton🎊. Apalagi banyak booth yang menawarkan hadiah unik dan makanan cemilan murah seperti es krim, jus, dan lainnya. Walaupun nggak kebagian makan malam di FX karena semua resto kehabisan makanan, tapi senggaknya berhasil beli roti.

Selama Asian Games 2018, saya sempat dua kali datang ke GBK karena suka dengan euforia dan antusiasme positif yang ditularkan orang-orang. Saya juga berhasil mengajak banyak teman untuk hadir dan memberikan dukungan kepada atlet Indonesia yang sedang bertanding. Sedih banget acaranya sekarang sudah usai😢. Rasanya sosial media mendadak sepi. Walaupun terobati dengan Closing Ceremony yang keren banget, tapi tetap pengen nonton acara olah raga lagi. 
Siapa kita? INDONESIA PROK! PROK! PROK!
Semoga suatu hari Indonesia bisa menjadi tuan rumah Olympiade dan pada saat itu tiba, saya ingin sekali mengambil bagian di dalamnya baik sebagai sponsor atau otak dibalik acara keren seperti Wishnutama. Aminnnn ya Allah. Doakan ya teman-teman. Sampai jumpa!

Oktober 02, 2018

Meteor Garden 2018 VS Real Life

Hi semua. Belakangan ini saya merasa terlalu disibukkan dengan urusan kantor yang sangat memusingkan. Bahkan postingan Asian Games di Jakarta belum sempat tersentuh. Seolah-olah ingin melarikan diri dari dunia kerjaan, saya memutuskan untuk menonton drama. Sebenarnya saya sangat nggak punya waktu untuk nonton serial dan nggak mau memulainya supaya nggak ketagihan juga. Tapi berhubung sangat penat isi kepala ini, pada suatu malam, saya memutuskan untuk menonton serial Meteor Garden. Agak kaget juga melihat jumlah episodenya 49 dan saya berpikir ntah kapan selesai menontonnya.
Pada dasarnya alur cerita masih sama persis seperti drama Meteor Garden yang dulu pernah diperankan oleh Barbie Tsu dan Jerry Yan. Cerita masih seputar cinta Dao Ming Se ke San Cai dan persahabatan F4. Hanya saja di serial tahun ini tidak ada bullying (mungkin karena peraturan internasional menghilangkan tontonan apa pun tentang bullying) dan banyak hal di tampilkan lebih kekinian. Saya akan jabarkan satu persatu.

1. Diterima di Universitas Ming De
Dulu ceritanya adalah San Cai diterima kuliah di universitas berisi anak-anak kaya semua. Karena dia miskin, jadi San Cai menjadi bahan bullying. Tapi sekarang, hanya anak-anak pintar saja yang bisa masuk Universitas Ming De. Hubungan pertemanan antar mahasiswa juga terlihat lebih baik dan F4 dikenal bukan hanya sekedar kaya, tapi juga mahasiswa paling berprestasi di kampus. Beberapa episode menunjukkan kalau mereka bisa memberikan inovasi terhadap bisnis orang tuanya dan bisa menjadi contoh untuk anak-anak muda jaman sekarang. 

2. Social Media dan Social Messenger
Sekarang eranya digital dan hal ini berdampak juga pada serial Meteor Garden. Foto-foto Sancai dengan cowok lain bisa dengan cepat tersebar luas lewat aplikasi sosial media seperti Weebo. Mereka menggunakan social messenger juga yang sepertinya tidak begitu tren di Indonesia. Apalagi tipe pengiriman pesan lewat Voice Message juga jarang sekali di Indonesia. Orang Indonesia lebih suka langsung menelepon daripada kirim Voice Message😆. Tapi ada serunya juga pakai Voice Message karena kalau kita kangen orang tersebut dan ingin mendengar suaranya, bisa diputar ulang😊.

3. Aplikasi Pendukung
Beberapa episode menunjukkan kalau Sancai memesan perabotan rumah di aplikasi penjualan barang bekas, atau melakukan reservasi penginapan melalui aplikasi yang saya kurang tau apa karena pakai bahasa Mandarin. Menurut saya ini adalah hal yang cukup menarik karena belum ada tipe iklan aplikasi seperti ini di film-film atau sinetron Indonesia dan saya rasa sangat tepat sasaran. Penonton Meteor Garden kebanyakan anak muda dan suka meniru idolanya. Pasti mereka langsung tertarik dengan aplikasi yang dipakai idolanya. Ada juga aplikasi cicilan bank tanpa kartu kredit dan berbagai macam lainnya yang sangat menarik menurut saya. Mungkin banyak perusahaan berbasis teknologi yang menjadi sponsor di serial ini.

4. Iklan produk
Berbeda dengan serial Meteor Garden lainnya, disini terasa banget iklan produk. Kalian bisa melihat produk minuman seperti Yakult dan satu lagi lupa yang menjadi sponsor utamanya. Sampo Clear dan produk kosmetik China. Parfum Chanel dan mobil BMW. Tapi kalau mobil memang hampir semua film Hana Yori Dango di negara berbeda pasti ada sponsor utamanya. Teringat dulu serial versi Jepang di sponsori oleh Mazda.

5. Pakaian dari merk ternama
Ntah karena saya baru menyadari sekarang, keluarga Dao Ming Se dan teman-temannya F4 juga cewek-cewek yang kaya semua memakai pakaian, sepatu, tas, kacamata dari merk seperti Gucci, Dior, LV, Fendi, dan lainnya. Jadi membuat style mereka terlihat high class dan kece banget. Ada harga ada rupa sih, tapi kalau dibandingkan dengan Meteor Garden 2001 kok kayaknya stylenya jelek ya😂. Sepertinya pada saat itu pasti style Jerry Yan udah yang paling keren di Asia.

7. Scene nggak masuk akal
Terlepas dari beberapa poin diatas, banyak juga adegan yang nggak masuk akal. Misalnya Dao Ming Se setelah dipukulin babak belur bisa cepat banget sembuh. Habis operasi bisa tertawa lepas tanpa merintih kesakitan. Sancai nggak sadar-sadar si Dao Ming Se suka sama dia padahal udah sebegitunya😓.  Dan ketika Sancai menunggu Dao Ming Se di depan rumahnya berhari-hari, kehujanan, di musim gugur yang udaranya sangat dingin, dia bisa bertahan. Memangnya dia nggak pengen ke toilet? Emangnya ada yang kuat bertahan basah-basahan di suhu dibawah 5 derajat berhari-hari tanpa makan dan minum walaupun dengan kekuatan cinta? Yah namanya juga film, hahaha.

8. Adegan percintaan tidak keluar batas
Mungkin karena genre remaja dan Asia termasuk benua yang masih menjunjung tinggi adat ketimuran, jadi adegan percintaan hanya sebatas ciuman. Adegan pacarannya juga masih termasuk biasa aja nggak macam-macam. Sesering apa pun F4 ke Bar, tapi mereka adalah anak baik-baik dan beretika. Berbeda dengan serial remaja barat seperti Vampire Diaries yang agak kurang pantas di tonton untuk anak-anak usia abege. 

Baiklah, beberapa poin diatas lumayan menyita perhatian saya. Mungkin karena saya bukan abege lagi, jadi menilai serial ini dari sisi yang berbeda. Terutama dari cerita cinta mereka sih. Jujur aja kekuatan cinta mereka itu kuat banget dan saya sampai nangis juga (oke, mungkin berdasarkan pengalaman pribadi). Dulu pas masih sekolah nonton Meteor Garden lebih melihat si Jerry Yan ganteng dan kaya, tapi saya nggak terasa sama percintaannya. Kalau kali ini terasa banget. Saya seolah tau banget rasa sakitnya dan bahagianya, makanya malas nonton beginian.

Sebenarnya dalam kehidupan nyata, cowok sempurna yang kaya, ganteng, pinter, galak, tiba-tiba jatuh ke pelukan cewek sederhana itu agak sering terjadi. Terkadang saya berpikir kalau cowok udah sempurna, tinggal cari aja cewek mana pun, dikejar sesaat, pasti dapat. Dan jaman sekarang nggak ada kisah cinta yang begitu susahnya sampai orang tua nggak setuju anak cowoknya menikah dengan wanita biasa. Selama cewek itu baik, dari keluarga baik-baik, orang tua mana yang nggak setuju.

Tapi, bagaimana kalau yang kaya itu adalah ceweknya? 

Disini justru permasalahannya. It happens to me all the time. Padahal cewek tersebut nggak sekaya Dao Ming Se, tapi ketika orang melihat profilnya di social media yang sudah tidak mungkin disembunyikan karena keperluan bisnis, malah menjadi boomerang. Banyak cowok yang cewek itu kenal sebagai teman tanpa embel-embel bisnis, malah pergi menjauh dan sering membahas, "Direktur enak ya hidupnya..." Apalagi kalau mau ngetrip bareng, cewek bawa koper dipermasalahkan karena orang kaya nggak sanggup bawa ransel. Cewek itu memakai jaket-jaket mahal yang tahan udara dingin sampai suhu minus 20 pun dipermasalahkan. Semua postingan di instagram cewek tersebut yang pernah mendatangi tempat-tempat indah di dunia membuat mereka memberikan jarak. Bahkan terkadang pergi.

Yang paling menyedihkan adalah ketika sudah janjian tapi nggak datang. Dan terakhir cewek itu tau kalo si cowok takut tidak sanggup mengimbangi. Padahal, cowok itu juga menyiksa dirinya sendiri dengan nggak datang dan menahan sakit dengan mencari tau tentang cewek tersebut dari semua social media. Terkadang dia mau sekedar mengobrol menggunakan social messenger, tapi mempertimbangkan chatnya bakalan dibalas apa nggak oleh si cewek juga berakhir hanya diam saja. Si cewek juga sama, melihat cowok jarang merespon, jadi mengurungkan niat untuk menyapa duluan. Kalau begini, mana ada habisnya?

Apabila seperti ini keadaannya, mungkin ceweknya akan berbalik menjadi Dao Ming Se yang mengejar Sancai habis-habisan. Tidak peduli bagaimana akhirnya, yang penting usaha dulu karena tetap hasil tidak akan mengkhianati usaha. Wajar kalau cewek tersebut tidak akan menurunkan standar. Dia harus menjaga perusahaannya agar tetap bisa menggaji seluruh karyawan sehingga membutuhkan pendamping yang  hebat. Dia membutuhkan cowok yang masuk standarnya dari segi pendidikan, keluarga, dan agama. Tidak perlu kaya, yang penting bisa dipercaya, dan hal itu sudah sangat sulit di jaman sekarang. Kalau sang cewek sudah merasa menemukan orang yang tepat, bukan tidak mungkin dia akan mengejar cowok tersebut seperti Dao Ming Se mengejar Sancai atau Xiao Yuo mengejar Ximen.

Overall, serial ini sangat menghibur dan memperpendek waktu saya ketika harus berada di dalam kereta berangkat atau pulang dari kantor. Agak malu juga kalau menonton adegan ciuman tapi sedang berdesak-desakan di kereta, atau adegan lucu yang membuat saya ketawa sendiri yang membuat beberapa orang di sekitar saya jadi ngeliatin. Untung adegan yang sedih sampai membuat saya menangis biasanya saya tonton ketika sedang berada di rumah, sehingga tidak membuat orang keheranan kok saya nangis di kereta😅😅😅.

Baiklah, selamat menonton. Hati-hati lupa waktu tapi bagus sebagai hiburan. Sampai jumpa!

Follow me

My Trip