Hari kedua di Kuala Lumpur, tepatnya di rumah Tina. Bangun pagi lalu menemani Tina memasak telur mata sapi, seperti yang dulu pernah kita lakukan bersama di kosan. Jadi nostalgia deh. Dulu kita anak kosan yang berjuang mencari sesuap nasi di ibukota, sekarang masih sama juga sih😅 berjuang mencari sekarung beras, cuma udah nggak ngekos dan alhamdulillah kehidupan kita sudah jauh lebih baik. Ngobrol sama Tina nggak ada habis-habisnya, sampai kita baru sadar kalau Willy dan Yudhi sudah jalan ke stasiun LRT dan saya belum mandi😱.
Akhirnya saya mandi buru-buru, lalu berdandan bareng Tina (memang ini yang sama-sama ingin kita lakukan karena Tina adalah sahabat saya yang mengerti dunia per-makeup-an dan baru kali ini kita bisa dandan bareng). Tanpa perlu menghabiskan waktu yang lama, kita udah selesai dandan. Alhasil, mau jalan-jalan ngebolang aja kita jadi cantik banget, hahaha. Ya mau gimana ya, dasarnya kita udah cantik. Jadi digimanain juga udah cantik😊.
Tina mengantarkan saya ke stasiun LRT Muhibah dimana Yudhi sudah menunggu. Duh, udah lama nggak ketemu Yudhi, terakhir sepulang dari India dan saya sedang dalam kondisi kacau balau saat itu. Kali ini Tina nggak bisa ikutan jalan-jalan karena ada acara. Jadilah saya ngebolang bertiga bersama Yudhi dan Willy. Terakhir bertemu Willy ketika jalan-jalan ke Turki dan lumayan udah lama juga. Tapi kita masih lebih sering chatting, apalagi ketika membahas Asian Games 2018 kemarin🥳🥳. Kita selalu update banget untuk perolehan medali. Jangan meragukan nasionalisme kita ya🇮🇩🇮🇩🇮🇩.
Jujur aja saya kurang perhatian transit di LRT mana, pokoknya kami turun di LRT Gombak untuk selanjutnya menggunakan mobil ke Genting. Sempat mau naik bus tapi jadwal keberangkatan berikutnya jam 1 siang. Kelamaan! Sempat mau pesan Grab tapi ada bapak-bapak menawarkan mobilnya dan jadi kasihan juga. Harganya cuma beda 2 RM dari Grab, ya udahlah kita mau aja. Oh ya, ada seorang bapak-bapak Korea yang minta ikut patungan juga ke Genting. Pas banget, ongkos kita jadi lebih murah lagi.
Perjalanan ke Genting kurang lebih satu jam tanpa macet. Kalian akan melihat pemandangan pepohonan hijau (seperti hutan belantara) di sisi kiri dan kanan jalan. Saya jadi mengantuk, tapi mengobrol dengan Willy dan Yudhi lebih seru. Tanpa terasa kami sudah sampai di Awana. Kami membayar mobil, lalu masuk ke Awana Bus Terminal untuk membeli tiket bus pulang terlebih dahulu. Daripada nanti kehabisan lagi. Kami membeli tiket pukul 17.30 seharga 4.5 RM saja. Ternyata pakai bus murah banget ya, daripada naik mobil😅.
Setelah beli tiket bus, saatnya beli tiket Cable Car (Gondola) di Awana Skyway. Kata Willy dan Yudhi, antriannya bakalan panjang. Tapi kemarin alhamdulillah malah nggak ngantri. Mungkin karena masih pagi, jadi kita bisa langsung dapat tiket. Kalian bisa memilih mau naik Gondola berlantai kaca (Glass Floor Gondola), atau yang biasa. Berhubung mau nostalgia naik gondola kaca seperti di Ngong Ping Hong Kong beberapa tahun yang lalu, akhirnya kita memilih pergi dengan gondola kaca dan pulang dengan lantai biasa. Wahhh, saya jadi sangat antusias dan nggak sabar mau langsung naik🤩🤩.
![]() |
Tiket gondola kaca |
![]() |
Serem nggak? |
![]() |
Cable Car (Gondola) |
Menunggu Glass Floor Gondola sedikit lebih lama dari yang reguler. Ketika gondola datang, kami pun naik. Hanya kita bertiga dalam satu gondola, jadi bebas mau ngapain aja. Yang agak menyeramkan naik gondola itu ketika gondola menambah kecepatan untuk naik, baru akhirnya memperlambat lajunya. Seolah-olah sedang naik roller coaster dalam waktu yang singkat dan jantung mulai kaget duluan. Karena masih pagi, pemandangan di sekitar berkabut. Apalagi hari itu masih hujan rintik-rintik dan dingin. Tau gitu saya pakai jaket agar tidak kedinginan.
![]() |
Kabut |
![]() |
Gaya dulu |
![]() |
Update IG Story seperti biasa |
Teringat dulu ketika di Ngong Ping, kita bisa bebas melihat orang-orang jogging mengikuti trek gondola. Berbeda dengan Genting, dibawah gondola semuanya hutan dan nggak mungkin bisa beraktivitas. Kalau mau naik mobil bisa aja sih, tapi melalui jalan yang lain. Oh iya, gondola ini memiliki 2 pemberhentian. Pertama di kuil Chin Swee (destinasi yang akan kami kunjungi ketika pulang), dan Sky Avenue. Kalian juga bisa melihat ada 20th Century Park World Theme Park yang sedang dibangun. Kapan ya ada Theme Park sekelas ini bisa dibangun di Indonesia?
![]() |
Theme park sedang dibangun |
Perjalanan naik gondola nggak lama-lama banget. Ntah cuma 10-15 menit saja kita sudah sampai di Mall Sky Avenue. Jadi merasa rugi bayar 25 RM karena cepet banget😕. Dulu Ngong Ping sampai 40 menit perjalanannya dan ketika di Khasmir (gondola menuju pegunungan Himalaya) juga sekitar 30 menit. Kami akhirnya turun dan berjalan masuk ke Mall. Saya takjub melihat Mall yang super duper luas dan keren ini. Saya bisa melihat layar LED hampir diseluruh dinding😱. Orang-orang yang datang juga ramai sekali. Dari luar nggak keliatan kalau pengunjung seramai ini.
![]() |
Hampir tiba |
![]() |
Sky Avenue |
Sebagai informasi, Genting Highland ini adalah bagian dari Resort World sehingga kalian bisa menemukan casino, taman bermain, mall, dan sebagainya. Karena Malaysia adalah negara dengan syariah islam yang kuat, maka untuk Muslim sama sekali nggak boleh masuk casino. Sebenarnya saya agak penasaran 'gimana casino disini karena pasti mewah banget. Secara Resort World di dunia ini ternyata berpusat di Genting (saya baru tau). Masuk casino kan bukan untuk bermain judi saja, tapi bisa karena ingin mengagumi keindahan interior dan arsitektur bangunan. Sama seperti ketika saya berada di The Venetian Macao, casinonya super duper keren, padahal bukan jaringan Resort World.
Sebelum eksplorasi lebih jauh dan waktu yang lumayan singkat, saya dan teman-teman memutuskan untuk makan siang dulu di Burger and Lobster. Kata Tina, resto yang satu ini antriannya sangat panjang di jam makan siang dan mumpung masih pagi, kita mencoba ikut mengantri. Mungkin kami adalah antrian ke 6 dan hanya mengantri dalam 10 menit saja.
Postingan tentang resto Burger and Lobster saya tulis setelah ini ya. Sampai jumpa!
Beberapa foto dari kamera Fujifilm Willy Sebastian (Instagram : willyarrows)
0 comments:
Posting Komentar