Desember 30, 2019

Rancupid's 2019 Events

Di penghujung tahun 2019, saya mau merangkum beberapa acara yang diikuti oleh perusahaan saya, Rancupid. Saya sengaja mau menuliskannya dalam satu postingan agar terus bisa diingat selama perjalanan merintis perusahaan yang ternyata begitu sulit. Acara-acara yang bakalan saya tulis ini khusus di semester dua tahun 2019, karena yang semester satu sudah saya tuliskan dengan detail.

Baiklah, mari disimak!

1. Pameran Rancupid Travel (18-20 Oktober 2019)
Semenjak merintis Rancupid Travel dari awal, ini pertama kalinya kami ikut pameran di Indotrex 2019. Ketika panitia Indotrex mengajukan proposal, kami langsung tertarik karena acara ini khusus untuk Aktivitas di Luar Ruangan yang disponsori oleh Bukalapak. Bahkan brand besar seperti Eiger, Merapi Mountain, Rodalink, dan lainnya juga ikut berpartisipasi.

Lokasi acara berada di Balai Kartini dan kami mendapatkan dua booth. Kita meeting di kantor untuk mendekorasi booth dengan tema petualangan dan hasilnya memang booth kita yang paling keren (menurut saya)🤩🤩🤩. Mungkin karena kita tidak menjual barang, tapi paket trip, jadinya dua booth itu seolah terlalu luas sehingga harus didekorasi dengan sedemikian rupa.
Berfoto di depan booth
Mungkin karena Indotrex adalah Event Organizer baru, jadi acaranya pun bisa dibilang agak sepi. Sekalipun ada label Bukalapak-nya, tapi promosinya sangat kurang. Bahkan ada ruang kosong yang sangat besar untuk bermain boomerang. Sebenarnya kita bakalan dihubungi oleh tim Bukalapak untuk mengintegrasikan sistem pembayaran agar memudahkan transaksi di pameran tapi pada kenyataannya tidak ada yang mengontek kita sama sekali. Jadilah pembayaran di booth tetap melalui website dimana kita menggunakan midtrans sebagai payment gateway yang seharusnya adalah saingan Dana (milik Bukalapak). 

Walaupun demikian, acara ini sudah cukup menghabiskan waktu dan tenaga. Untuk pameran seperti ini memang sebaiknya kita merekrut mahasiswa atau freelancers supaya membantu menjaga booth. Setelah acara ini selesai, kita malah jadi dikontek oleh pameran Indofest yang biasanya diadakan di Jakarta Convention Center (JCC). Indofest merupakan acara Aktivitas Luar Ruangan terbesar di Indonesia. 

Sampai sekarang kita masih belum memproses tawaran membuka booth di Indofest mengingat sepertinya lebih efektif kalau kita promosi melalui Digital Marketing daripada harus mengisi pameran. Seandainya kami punya barang seperti tas ransel, tenda, sepeda, atau apa pun, mungkin sangat efektif kalau ikut pameran.

2. Talkshow Ekspor Agregator di JW Marriot (23 November 2019)
Membuat acara berbasis teknologi dan ekspor lumayan sulit menurut saya. Selain harus meeting sampai beberapa kali dengan calon narasumber dan harus sekalian bekerja sama juga dengan mereka, baru acara bisa dimulai. Mana mungkin kita memberikan seminar tentang ekspor melalui Amazon.com kalau kita saja tidak pernah melakukannya. Belum lagi sedikit banyak kita harus tau peraturan ekspor agar kedepannya bisa mengekspor barang skala kontainer.
Saya sedang mendapat giliran bicara
Seminar kali ini memang agak berbeda karena tentang Fulfillment by Amazon (FBA). Di tahun 2016 saya pernah melakukan FBA dengan mengirimkan banyak produk kerajinan Indonesia ke Amerika dan terjual meskipun tanpa iklan. Hal ini bisa menjadi basis untuk riset-riset yang kita lakukan tentang barang apa saja yang laku di Amazon. Orang-orang US memang suka barang unik dan murah seperti kerajinan di Indonesia.

Materi sudah lumayan matang, eh yang bermasalah adalah venue. Semula kita sudah deal dengan Manhattan Hotel, tapi karena orang Marketing hotel itu menyebalkan😠, jadilah kita pindah ke JW Marriot. Alhamdulillah dapat hotel JW Marriot yang saya inginkan dari awal dan ternyata restaurant di JW Marriot tersedia di hari Sabtu. Sebulan yang lalu kita sudah sempat menghubungi JW Marriot, tapi venue tidak tersedia di weekend. Untung saja ketika kita datang langsung dan melihat kalau Kementrian Kesehatan sedang membuat seminar di resto, kita jadi memutuskan untuk memakai resto saja. Lagian, konsep acaranya adalah talkshow, jadi sangat cocok untuk diadakan di resto agar lebih santai.
Para Narasumber
Alhamdulillah acara berjalan sangat lancar dan antusias orang-orang sangat tinggi. Semoga kedepannya bisa mengadakan talkshow atau seminar di hotel-hotel keren lagi. Aminn🤲.

3. Seminar Ekspor ke Market USA untuk Pertamina di Bali (6 Desember 2019)
Di akhir November setelah selesai Talkshow Ekspor Agregator, saya diundang mengisi seminar untuk PT. Pertamina di Bali. Awalnya agak nggak percaya ketika mendapatkan tawaran tersebut dari Pertamina University karena begitu mendadak. Berhubung karena acara diadakan di 'Bali' dan saya diberikan akomodasi dan uang saku, ya sudah pasti saya mau😆. Anggap aja jalan-jalan gratis.

Acara ini ditujukan kepada karyawan Pertamina yang akan pensiun dalam beberapa bulan lagi agar setelah tidak bekerja nantinya punya kegiatan bisnis. Yang anehnya, sebenarnya narasumber yang dibutukan adalah untuk impor bukan ekspor. Saya mana bisa memberikan seminar impor karena beda banget ekspor dan impor itu. Setelah saya jelaskan ke tim Pertamina Bali, akhirnya saya tetap bisa memberikan materi Ekspor. Huff!
Semangat!
Ternyata memberikan seminar untuk Pertamina tidak seindah angan-angan. Selain karena saya harus pergi sendirian dan tidak boleh membawa tim, pesertanya pun sangat sedikit. Bahkan kelas saya hanya 4 orang, itu pun 2 orang lainnya keluar dari ruangan karena mau masuk ke kelas lain lagi. Huff😤! Padahal semula orang Pertamina University bilang bakalan ada sekitar 30 pasangan atau 60 orang. Ternyata yang datang secara keseluruhan mungkin hanya 10-15 orang. Mana seru memberikan seminar dengan peserta sangat sedikit.

Nanti saya akan menuliskan tentang cerita di Bali pada postingan di bulan Januari. Anggap saja liburan akhir tahun kemarin ke Bali solo traveling yang lumayan seru juga. Walaupun saya lebih suka jalan-jalan bareng teman-teman.

Baiklah, hanya 3 acara di semester dua. Semoga ditahun 2020 semakin banyak acara bermanfaat lainnya. Aminnn🤲. Sampai jumpa!

Desember 27, 2019

Kesimpulan Perjalanan ke Australia

Akhirnya sampai pada penulisan kesimpulan tentang perjalanan saya ke Australia. Ternyata mencuri kesempatan untuk menulis blog diantara jadwal yang begitu padat agak sulit juga😔. Tapi saya tetap berusaha untuk terus menulis agar saya tidak lupa dan bisa menjadi acuan atau inspirasi orang-orang. Semoga semua tulisan saya di blog bisa menjadi amalan saya di akhirat, aminnn🤲.
Sydney Opera House
Visa
Pengurusan Visa Australia lumayan menguras pikiran dan tenaga. Ini kedua kalinya saya mengajukan Visa secara online dan rasa deg-degannya sama seperti ketika mengajukan Visa UAE. Bedanya, Visa UAE sudah dijamin oleh maskapai Emirates dan pasti Granted, sedangkan Visa Australia belum tentu Granted. Apalagi banyaknya kesimpang-siuran persyaratan yang ditulis di internet, membuat semakin menguras pikiran untuk memilah dan memilih informasi. Setelah dicoba sendiri, baru tau kalau banyak tulisan di blog atau artikel di internet menuliskan persyaratan yang terlalu berlebihan. Saya sudah menyederhanakannya dalam postingan di blog. Bisa baca cerita lengkapnya di Mengajukan Visa Australia Online Granted

Visa Australia termasuk salah satu Visa yang mahal seharga AUD 145. Walaupun belum semahal Visa New Zealand yaitu Rp. 1,900,000. Tapi dulu adik saya pernah membayar Visa Umroh progresif seharga Rp. 7jutaan dan ini adalah Visa termahal di dunia kayaknya😆😆.

Transportasi
Tidak perlu bingung untuk berkendara di Australia. Yang kalian perlukan adalah Google Maps yang bisa menunjukkan transportasi apa yang harus kita kendarai. Di Sydney, kalian bisa memilih untuk naik bus, MRT, dan feri. Sedangkan di Melbourne ada Free Tram Zone (FTZ). Negara-negara maju memang sudah memiliki transportasi umum yang sangat baik untuk memudahkan kita bepergian. Makanya kita sama sekali tidak kesulitan mau kemana pun. Oh ya, untuk transportasi di Sydney, saya sudah menuliskannya secara lengkap di Sydney Transportation.
Kartu tap and go untuk berkendara
Selain transportasi umum, kita bisa menyewa mobil. Tapi ingat, peraturan berlalu-lintas di Australia sangat ketat. Yang melanggar pasti langsung kena denda. Jadi teringat sewaktu kami memarkir mobil sewa di dekat Paddy's Market, sebenarnya kita sudah membayar parkir tapi Bang Suryadi lupa menaruh karcis parkir di dasboard mobil yang bisa terlihat jika ada pengecekan. Sewaktu kita mau naik ke mobil, langsung ada stiker tilang dan membuat Bang Suryadi pucat. Dia langsung mengejar polisi yang belum jauh untuk menunjukkan karcis parkir. Si Dora (istrinya) yang lagi hamil pun ikut-ikutan mengejar polisi. Mungkin saking paniknya, dia jadi lupa kalau sedang hamil. Hasilnya, polisi menyuruh kita mengirimkan email surat banding yang menjelaskan kalau kita sudah membayar parkir, termasuk bukti foto karcis parkir. Alhamdulillah tidak jadi membayar denda.
Mobil yang bisa disewa
Oh ya, kalian bisa mengendarai Uber juga di Aussie. Kita sering memesan Uber dari dan menuju bandara karena pasti kerepotan membawa koper-koper besar kalau harus naik kendaraan umum. Karena sudah tidak ada lagi Uber di Indonesia, saya sudah unistall Uber. Dulu pernah install lagi sewaktu di Turki, lalu pas pulang di-unistall lagi. Lalu sekarang karena jalan-jalan ke Australia, jadi harus install lagi deh. Terus aja begitu...😄😄

Kota Pelabuhan
Kalian bisa menemukan beberapa pelabuhan di Sydney seperti Port Jackson, tempat Harbour Bridge berada, dan Darling Harbour. Posisi Sydney Opera House juga di dekat pelabuhan, sehingga memang pelabuhan menjadi tempat wisata yang sangat sering dikunjungi di Australia. Saya dan keluarga menyusuri jalan dari Harbour Bridge ke Darling Harbour dengan berjalan kaki, sambil menikmati pemandangan yang indah.


Harbour Bridge
Salah satu Cafe di Darling Harbour
Jalan dari pelabuhan satu ke lainnya
Karena masih musim dingin, kalian akan diterpa angin sangat dingin dan kencang selama di pelabuhan. Saya bahkan sempat terloncat hampir terbawa angin. Apakah saya terlalu kurus? Atau angin yang terlalu kencang? Warga Australia sendiri lebih suka berolah raga seperti jogging untuk melawan udara dingin di sekitar pelabuhan. Seru juga sih, tapi kami tidak mungkin melakukannya karena waktu yang begitu singkat.
Brighton Beach Boxes
Sebenarnya di Melbourne juga ada beberapa pelabuhan yang bisa dikunjungi untuk berfoto. Sayangnya saya tidak kesana karena cukup puas berfoto dengan rumah-rumah kayu untuk berganti baju di Brighton Beach yang sudah saya tuliskan di Brighton Beach.

Makanan
Tidak perlu khawatir dengan makanan halal karena ada dimana-mana. Dulu sewaktu di New Zealand, saya agak kesulitan mencari makanan halal, apalagi di perjalanan selama road trip. Untung New Zealand banyak ikan salmon dan sayur-mayur. Di Australia, kalian bisa memilih menu makanan Asia Halal, bahkan pizza Australia pun ada yang halal. 
Coklat enak
Pizza halal
Tapi tetap yang paling nggak boleh dilewatkan adalah mencoba mencicipi minuman coklat yang enak untuk ketika sedang menongkrong di sebuah Cafe. Duh, coklat Australia banyak banget yang enak. Jangan lupa mencoba kue-kue cantik yang menggugah selera karena rasanya juga enakkkk banget. Saya sudah menuliskan tentang kuliner di postingan Sydney Culinary.

Budget
Ini adalah hal yang paling ditunggu-tunggu 'kan😜? Berikut rincian harga perorang-nya:

Visa Rp. 1,482,372

Qantas CGK-SYD Pulang Pergi dan asuransi perjalanan Rp. 3,500,000
Virgin Australia (Sydney ke Melbourne) Rp. 1,096,217
AirBNB Melbourne 2 malam Rp. 1,177,970
AirBNB Sydney 3 malam Rp. 1,680,679
Tiger Air (Melbourne ke Sydney) Rp. 2,190,979 <- banget="" belinya="" dapat="" h-1="" karena="" mahal="" p="">

Uber Rp. 1,116,840
Sewa Mobil dan bensin Rp. 338,025

Duit cash untuk naik transportasi umum dan makan Rp. 1,752,048

Grand Total Rp. 14,334,948

Harga tersebut tidak termasuk oleh-oleh atau nongkrong cantik di Cafe coklat yang kadang kita bayar dengan kartu kredit.

Baiklah, sekian tulisan tentang Australia. Semoga kalian bisa memiliki kesempatan untuk mengunjungi negara kangguru dan koala ini ya.  Aminn ya Rabb🤲.

Desember 24, 2019

Bye Australia!

Semalam sebelum pulang ke Indonesia, setelah makan di Chinese Halal Restaurant, saya dan keluarga berjalan kaki menelusuri jalanan untuk pulang ke apartemen. Tidak terasa sudah seminggu kami di Australia dan sudah saatnya untuk pulang ke negri tercinta. Malam itu dingin sekali, tapi kami tidak menghiraukannya karena menganggap kapan lagi ya ke Australia. Sepertinya kalau bukan untuk bisnis trip, saya tidak akan merencanakan ke negara ini lagi. Kecuali mungkin ketika nanti sudah berkeluarga, mana tau anak-anak minta jalan-jalan ke Aussie.
Malam terakhir di Aussie
Karena apartemen kami dekat dengan Sydney Institute of Technology, jadi kita bisa melihat begitu banyak mahasiswa berlalu-lalang dan membuat suasana tidak sepi. Kita terus berjalan pelan-pelan supaya Mama juga tidak terlalu capek. Sempat mampir di toko coklat untuk membeli oleh-oleh (yang tidak ada cukup-cukupnya). Alhamdulillah ketemu kasir yang baik dan kami mendapatkan diskon karena membeli banyak coklat. Di jalan menuju apartemen, Tara (adik ipar saya) mengambil daun Maple (karena tidak ada di Indonesia) untuk kenang-kenangan. Sampai sekarang masih ada daun maplenya di dalam buku saya.
Daun Maple
Apartemen kita berada di dekat sebuah bangunan seperti kastil. Ntah apa fungsinya tapi agak seram juga kalau malam. Untung saja daerah sini ramai orang, jadi kita tidak perlu berpikir macam-macam.  Australia juga merupakan negara dengan tingkat kriminalitas sangat rendah, jadi insya Allah negara ini aman-aman saja. Jangan terlalu memusingkan berita di media ya. Karena bisa jadi, berita ditulis hanya untuk menarik pembaca saja. Sesampai di apartemen, kami mulai packing. Seperti biasa kalau sudah mau pulang, pasti isi koper jadi penuh banget, seolah-olah kami belanja banyak. Padahal yang banyak adalah oleh-oleh, belanjaan untuk diri sendiri malah sedikit sekali. Belajar dari pengalaman, sekarang saya jadi malas membelikan oleh-oleh terlalu banyak untuk orang-orang apalagi yang berupa barang bukan untuk koleksi. Kebanyakan cuma jadi rongsokan saja di rumah. Mending belanja untuk diri sendiri, sudah tau apa-apa saja yang pasti terpakai.

Selesai packing, kami tidur. Besoknya bangun pagi, masak mie instan untuk sarapan, lalu makan bareng-bareng. Setelah itu kita bersiap untuk berangkat. Jadwal pesawat Qantas pukul 10:10, sehingga dari jam 7:30 sudah berangkat menuju bandara. Perjalanan ke bandara ditempuh dalam waktu setengah jam saja, tapi cukup membuat saya melamun sambil melihat keluar jendela mobil. Sampai jumpa lagi nanti ya Aussie😊😊😊.

Setelah sampai di bandara, kami check in, proses ke imigrasi dan pengecekan barang, baru masuk ruang tunggu yang sudah seperti Mall. Enaknya di bandara-bandara luar negri, pasti ada Mall di ruang tunggu. Mana banyak banget Sale lagi. Saya langsung jalan-jalan mencari makeup, parfum, dan pernak-pernik. Sekaligus menghabiskan uang pecahan Australian Dollar karena sampai ke Indonesia juga susah ditukar. Alhasil, jadi penuh juga ransel ini dengan barang belanjaan.
Waaaah!
Sesaat sebelum panggilan boarding, kita ke toilet terlebih dahulu, baru naik pesawat. Bersiaplah penerbangan selama 8 jam 40 menit ke Singapura untuk transit, baru ke Jakarta. Karena masih suasana pagi hari, saya agak kesulitan untuk tidur di pesawat. Cuma tidur 2 jam diawal saja karena memang masih ngantuk banget, dan terbangun ketika makanan dibagikan. Selanjutnya malah susah tidur. Jadi nonton film aja sampai ke Singapura. Oh ya, sebelum mendarat, karena kami meminta makanan halal, maka disajikanlah burger bayam. Duh, rasanya aneh banget😖. Mending makan roti dan bayam secara terpisah, daripada digabungkan begitu.

Sesampai di Singapura, pinggang dan kaki sudah pada pegal semua. Ntah karena kelamaan duduk dipesawat. Kasihan Mama sampai sakit lutut, jadi kita suruh duduk di kursi roda agar bisa menyamakan langkah. Kalau Mama memaksa mau jalan kaki (sering banget memaksakan diri😐), pasti ketinggalan langkah jalannya sama kita yang masih muda. Mending Mama duduk di kursi roda dan kita tinggal dorong aja kemana pun. Awalnya Mama sempat nggak mau pakai kursi roda, sampai saya dan Tara yang duduk di kursi roda. Kita jadi main dorong-dorongan karena enak dan ringan banget kursi rodanya. Sewaktu Mama melihat kita seru-seruan naik kursi roda, baru Mama mau naik. Hufff!!
Seru-seruan pakai kursi roda
Mendorong Mama
Sebelum boarding, kita sempat makan dulu. Udah kangen makanan Asia, jadi kita memesan Nasi Lemak dan Teh Tarik. Duh, saat itu kita merasa makanannya enak banget dibandingkan dengan yang di pesawat tadi. Kita makan dengan lahap dan cepat, baru kemudian masuk ke boarding gate. Nggak lama setelah itu, kita akhirnya naik Jetstar menuju Jakarta. Walaupun nggak pakai Qantas lagi, tapi fasilitas yang kita dapatkan di Jetstar sama dengan pesawat Full Board karena memang connecting flightnya sudah bekerja sama dengan Qantas. Jadi kita dapat makan malam juga di pesawat.

Sesampai di Jakarta, udara langsung panas. Saya membuka jaket thermal karena sudah keringatan. Alhamdulillah sampai di Indonesia dengan selamat. Walaupun badan capek banget, kita bahagia. Liburan memang membawa efek positif seperti mengurangi stres dan menyehatkan pikiran. Walaupun sampai rumah rasanya capek banget dan pengen langsung tidur, tapi tetap bahagia.

Baiklah, di postingan setelah ini saya akan menuliskan tentang kesimpulan perjalanan ke Australia. Semangat💪💪💪, tinggal satu postingan lagi! Sampai jumpa...❤️

Desember 22, 2019

Gigi Rapat

Bulan ini adalah jadwal kontrol gigi yang penuh drama. Seharusnya saya kontrol gigi di tanggal 14 Desember 2019. Saya sudah lihat 'titik' di kalender hp yang biasanya terisi dengan jadwal 'ke dokter gigi'. Padahal saya sudah tau kalau tidak ada tulisan 'ke dokter gigi' di tanggal 14 tersebut, melainkan hanya 'titik' saja. Saya tidak mengecek lagi karena saya masih yakin kalau 'titik' tersebut adalah jadwal ke dokter gigi.

Ternyata oh ternyata, tanda 'titik' itu adalah penanda kalau Abang saya berulang tahun dongggg😵😵😵! Bukan jadwal ke dokter gigi. Saya langsung panik, mengingat OMDC cuma bisa dijadwalkan sebulan sebelum hari H. Saya menelepon call center OMDC, memohon-mohon supaya dapat jadwal di bulan Desember. Saya teringat bulan lalu dokter bilang kalau Desember ini perkembangan kerapatan gigi lebih baik, maka bakalan berlanjut ke proses perbaikan gigi selanjutnya.

Alhamdulillah saya mendapat jadwal tanggal 24 Desember paling malam pukul 19.20, sehari sebelum Natal. Kalau mau menjadwalkan liburan sudah tidak bisa nih. Tapi saya memang nggak kemana-mana tahun baru ini, jadi ya pasrah saja dikasih jadwal tanggal 24. Beberapa hari kemudian OMDC mengirim pesan melalui Whatsapp kalau ternyata Orthodentist saya Dr. Chandra tidak ada jadwal malam hari. Kok aneh? Mereka yang menjadwalkan, mereka yang mengubah juga. Akhirnya saya bersikeras minta jadwal di minggu ini dan akhirnya dapat jadwal di tanggal 22 Desember jam 5 sore.

Berhubung sedang musim hujan, paling nggak enak menjadwalkan kegiatan di sore hari karena pasti hujan. Saya sampai kena sembur ketika naik gojek dan baju basah kuyup. Tapi demi Perfect Smile (tahun sudah tidak ditulis lagi😅) saya memang bela-belain ke dokter gigi. Saya percaya dengan kontrol rutin dan selalu mengikuti nasehat dokter, proses menuju Perfect Smile jadi lebih cepat.
Gigi sudah lurus
Tidak perlu menunggu lama, nama saya dipanggil untuk masuk ke ruang dokter. Saya senang banget ketika dokter bilang kalau semua gigi atas saya sudah rapat. Tinggal dibetulkan sedikit lagi saja selama sebulan ini, baru nanti lepas karet elastis. Fiuh, alhamdulillah setelah perjuangan 2,5 tahun untuk merapatkan celah-celah di gigi yang menjadi biang kerok kemiringan rahang dan struktur gigi amburadul sekali, akhirnya muncul titik terang.

Dokter bilang di bulan Januari nanti tinggal membenarkan lengkung gigi agar benar-benar sempurna. Mendengar hal itu saya jadi seneng banget. Kalau dilihat secara 'awam', memang gigi saya sudah lurus dan nggak miring lagi. Rasanya pengen cepat-cepat buka behel biar bisa diputihkan gigi-gigi ini. Tapi saya tetap bersabar, terus mengikuti petunjuk dokter untuk masih menggunakan karet elastis yang sudah bisa diselang-seling, sehari pakai sehari enggak, supaya sendi-sendi disekitar mulut tidak kesulitan beradaptasi. Bulan lalu saking 'kencang'-nya proses penarikan gigi menggunakan dua karet elastis di geraham atas kiri dan kanan, pernah sampai sulit membuka mulut. Ditambah lagi rahang jadi berbunyi "kletak-kletuk".

Baiklah, cukup dulu postingan tentang gigi. Sampai jumpa!

Desember 18, 2019

Yuk, Mulai Digital Entrepreneur Dengan Amazon USA

Dear Aceh, Rancupid is coming... Sudah begitu lama kita berkeinginan membuat sebuah Talkshow atau Seminar tentang ekspor produk ke Amerika Serikat via Amazon.com di kampung halaman. Mengingat banyak sekali kerajinan asal Aceh yang biasa saya lihat di Pameran bahkan di Trade Expo International Exhibition 2019 kemarin yang berlokasi di Ice BSD City. Saya juga banyak mendengar kalau banyak lahir para pengusaha baru di Aceh yang memiliki produk yang bisa di pasarkan skala internasional.

Tapi, apakah semudah itu memasarkannya? Perlu diingat kalau kita akan bersaing di pasar Amerika dimana seluruh dunia mengekspor produk mereka ke negara adidaya tersebut. Kita perlu riset produk, promosi, bahkan dari segi kualitas barang pun harus dipikirkan. Kita tidak bisa merasa puas kalau barang yang kita jual sudah laku di pasar lokal saja, tapi harus memiliki keinginan untuk menembus pasar dunia.

Untuk itu Rancupid ingin mengajak teman-teman para calon pengusaha dan/atau para pengusaha agar bisa hadir di acara Digital Entrepeneur dengan Amazon USA GRATIS. Mari kita berdiskusi, membahas pasar internasional yang selama ini sudah dijalankan oleh Rancupid. Semoga setelah acara ini selesai, bakal ada pengusaha ekspor baru bermunculan di Aceh yang sama-sama mengekspor produk asli Indonesia ke Amerika skala kontainer. Semangat!

Buat yang tertarik ikutan, bisa daftar ke no. hp tertera di poster atau melalui link http://bit.ly/MulaiDigitalEntrepreneur

Sampai jumpa!
Publikasi

Desember 15, 2019

Shopping in Sydney

Di postingan kali ini, saya akan bercerita tentang beberapa tempat belanja yang saya datangi. Tempat untuk belanja di Sydney itu banyak banget, tapi saya nggak mengunjungi semuanya. Biasanya saya dan keluarga hanya masuk ke toko yang sedang diskon besar-besaran. Enaknya belanja di luar negri memang kalau diskon itu lumayan 'niat'. Harganya bisa benar-benar murahhhh banget.

Mari kita bahas satu demi satu.

1. Giordano di Level 2, Market City
Ketemu toko Giordano ini nggak sengaja sewaktu kita sedang berjalan menuju Stasiun MRT. Sewaktu melihat harga mantel tebal dan sweater cuma $15-$25, mata saya langsung terbelalak. OMG diskonnyaaa! Kami semua langsung masuk, walaupun memang sedang sangat ramai pengunjung.
Semua diskon
Bayangkan harga jaket thermal di Giordano bisa cuma $24.99😱😱😱. Bahkan merek Uniqlo aja jauh lebih mahal. Sayangnya karena saya kurus, hampir semua pakaian di toko ini nggak ada ukuran S. Rata-rata semua M sampai XXL. Saya sempat mencoba ukuran M dan kegedean banget untuk saya. Kata pelayan toko, seharusnya saya pakai ukuran XS, tapi sudah kehabisan. Hiks, belum rejeki berarti. Adik-adik dan Mama membeli banyak baju tebal. Saya hanya bisa melihat mereka sambil gigit jari. Lagian kalau dipaksain beli juga ntar nggak bisa dipakai. Ya udah sabar aja...😢

2. Chinatown, Haymarket
Sewaktu sedang jalan-jalan di malam hari, tiba-tiba kami menemukan Chinatown. Sepertinya hampir di setiap negara selalu ada Chinatown ya🤔. Memang orang China tersebar ke seluruh dunia.  Kapan nih ada Indonesia town🤔, hehehe. Sekedar iseng, kita mencoba mampir untuk melihat-lihat ada apa saja di dalam sana.
China Town, Sydney
Menurut saya, it's literally China Town. Orang-orang yang berlalu-lalang di dalamnya 98% Chinese. Saya seperti merasa sedang berada di Hong Kong, bukan di Sydney. Apalagi, banyak sekali bangunan bergaya China dan kita bisa melihat tulisan kaligrafi China juga. Kalau kalian mau belanja atau makan juga bisa disini. Tapi saya kurang tau dimana resto halal di Chinatown.

3. Queen Victoria Building (QVB)
Salah satu tempat belanja yang wajib kita kunjungi ketika berada di Sydney. Bangunannnya sangat bergaya Inggris dan dibangun pada tahun 1893-1898 yang dirancang oleh arsitek George McRae. Bangunan bergaya Romanesque Revival ini memiliki panjang 190 meter dengan lebar 30 meter, dan memenuhi satu blok kota, berbatasan dengan George Market, York dan Druitt Street. 

QVB pada awalnya dirancang sebagai sebuah pusat perbelanjaan. Namun, bangunan ini kemudian digunakan untuk keperluan lain hingga restorasinya dan dikembalikan untuk digunakan seperti biasanya pada akhir abad ke-20. Di depan bangunan ini terdapat patung ratu Victoria sedang duduk.
Queen Victoria
Pintu masuk
Interior yang mewah dan megah
Kalau kalian mau belanja barang-barang bermerk, tempat ini memang tepat. Sayangnya pada saat saya datang, sedang tidak terlalu banyak diskon sehingga merasa harga barang terlalu mahal (ya iyalah barang bermerk pasti mahal). Awalnya mau hunting barang diskon Winter Sale seperti di mall-mall lain, tapi ternyata nggak ada.
Barang-barang bermerk
Bunga di QVB
Saya dan keluarga hanya mengitari tempat ini sambil melihat-lihat interior bangunan yang memang sangat mewah dan indah. Sekaligus menonton pertunjukan piano yang sedang dimainkan oleh seseorang. Awalnya mau nongkrong cantik sambil minum teh, tapi Mama nggak mau🙄🙄🙄. Jadi, kami tidak berlama-lama disini. Setelah hampir semua lantai kami jalani, kita keluar.

4. Westfield Sydney
Salah satu pusat perbelanjaan yang dioperasikan oleh Scentre Group dan terletak di bawah Sydney Tower dan Myer Department Store. Lokasi salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Sydney ini sangat strategis, di Pitt Street Mall, bersebelahan dengan Mid City Centre, Stockland Glasshouse, dan dekat The Strand Arcade. Pokoknya kalau kesini, dekat dengan semuaaa tempat belanja, sehingga pengunjung ramai sekali.
Tampak depan
Nah, karena banyak barang-barang bermerk dan diskon, saya masukkan Westfield sebagai tempat yang wajib dikunjungin kalau nanti ke Sydney lagi. Kalian bisa belanja Makeup di Sephora, pakaian di Uniqlo, jaket thermal di Kathmandu, dan lainnya dimana semua pada diskon. Saya sering melihat orang-orang Australia pakai jaket thermal merk Kathmandu dan saya jadi penasaran. Saya datangi konternya, dan melihat harganya memang tidak terlalu mahal. Cuma agak bingung juga kalau kebanyakan jaket thermal, mau dipakai kemana di Indonesia?

Kita tidak lupa mampir di Uniqlo dimana semua barang diskon besar-besaran. Wah, disini saya lumayan kalap belanja, apalagi semua harganya dibawah 500rb rupiah. Kalau pakaian seperti sweater atau cardigan masih bisa dipakai di negara kita. Mungkin aja kita jalan-jalan ke kota Batu Malang yang dingin, atau Bandung, tetap bisa pakai sweater. Karena ingin berlama-lama belanja, saya sampai mengantarkan Mama dulu ke tempat duduk yang paling nyaman supaya nggak kecapekan, sementara anak-anaknya sibuk berbelanja.

5. The Paddy's Market
Kalau mau belanja souvenir, jangan lupa mampir ke Paddy's. Karena waktu kita kesini sepulang dari kebun binatang untuk melihat koala dan sudah malam, jadi pasarnya sudah tutup. Kita jadi masuk ke pertokoan seperti Mall yang masih berada di bangunan The Paddy's untuk belanja. Sayangnya saya sama sekali tidak merekam video atau mengambil foto disini karena udah fokus mau belanja oleh-oleh. Souvenir yang kita beli juga banyak macamnya dan bisa ditawar. Udah sebanyak itu beli oleh-oleh, sesampai di Indonesia masih kurang juga🙈.

Dari blog orang-orang yang saya baca, dan berdasarkan pengalaman beberapa teman yang sudah pernah ke Paddy's Market, katanya banyak banget pilihan barang yang dijual disini untuk oleh-oleh. Pasar ini bisa jadi tempat wajib kalian untuk berbelanja sama seperti Queen Victoria Market (QVM) di Melbourne. Saya dan keluarga harus puas belanja di pasar QVM, itu pun sudah banyak sekali toko tutup karena sudah sore.

Akhirnya, semua tempat belanja yang saya kunjungi sudah saya tulis. Semoga sebentar lagi selesai semua tulisan tentang Australia. Sampai jumpa!

Desember 09, 2019

Sydney Culinary

Sesuai dengan postingan sebelumnya yang membahas Sydney Transportation, ternyata mood saya lebih cenderung untuk membahas makanan duluan, baru setelah itu bahas tentang belanja-belanja. Akhirnya sebentar lagi postingan tentang Australia selesai juga, fiuhhh. Sudah hampir 4 bulan tidak kunjung selesai. Tunggu dulu, antrian postingan lainnya masih panjang. Jangan sedih dulu ya☹️!

Beberapa dari tempat makan yang saya bakalan ceritain ini memang cocok untuk nongkrong saja, bukan untuk mengenyangkan perut. Kalau mau menuliskan tentang Nando's yang paling sering kami santap, kayaknya sewaktu ke Kuala Lumpur juga postingannya Nando's deh. Jadi saya memutuskan untuk tidak menuliskannya lagi ya.

Salah satu makanan yang paling saya suka adalah COKLAT🍫. Hampir setiap negara yang saya kunjungi, yang paling saya cari adalah COKLAT🍫. Jadi jangan heran di beberapa postingan berikut nantinya saya akan membahas banyak tentang minuman atau kue coklat. Hal ini membuat saya langsung bersemangat.

1. Lindt Chocolate
Katanya, Cafe yang satu ini adalah salah satu paling hits di Australia. Bahkan coklatnya sampai di ekspor ke mancanegara. Awalnya tidak berniat mampir ke Lindt Chocolate. Sewaktu kami sudah capek berjalan-jalan mengeliling Darling Harbour, dan menemukan jejeran cafe-cafe yang keren, kami memutuskan untuk menghampiri salah satu cafe.
Coklat warna-warni🍫🍫
Coklat lagi🍫🍫
Mata saya langsung berbinar-binar melihat coklat warna-warni yang dipajang di pintu masuk Lindt Chocolate Cafe. Saya (terpaksa) masuk, seolah-olah coklat-coklat itu memanggil-manggil. Keluarga saya pun ikutan masuk. Kami jadi memilih-milih banyak coklat untuk dibungkus sebagai oleh-oleh.  Rasanya ingin beli semuanya karena bentuk dan warna kemasannya warna-warni. Memang pinter ya mereka mengemas produk agar menarik pengunjung. Lokasi Lindt Chocolate Cafe berada di 104-105 Cockle Bay Wharf, Sydney NSW 2000, Australia.
Suasana Cafe
Setelah belanja coklat, kami duduk di kursi dan memesan minuman coklat☕. Kalau ke cafe ini jangan sampai nggak minum coklatnya deh. Enak banget soalnya. Kalian akan dihidangkan secangkir kecil coklat hitam dan susu murni dalam teko yang lebih besar. Kalau mau meminum coklat pahit, kalian bisa mencampur susu ke coklat dalam jumlah sedikit. Kalau saya kurang suka yang pahit-pahit, jadi saya mencampur coklat dan susu yang lumayan banyak. Bahkan susunya saya minum terpisah.
Cangkir, susu, dan dark chocolate
Kami hanya bisa menikmati minuman coklat dan nongkrong di cafe kurang lebih satu jam saja. Mengingat masih ada jadwal penerbangan ke Melbourne nanti malam. Kalau mau nongkrong cantik nanti malah ketinggalan pesawat. Saya jadi menyisakan minumannya karena memang nggak bisa buru-buru menikmati coklat. Nanti malah terlalu eneg. Seharusnya kita minum coklat di hari dimana nggak ada jadwal penerbangan, biar lebih santai.

2. Metro Pita Kebab
Menemukan resto siap saji yang satu ini sebenarnya tidak sengaja. Kita memang sedang mencari-cari resto halal di daerah Haymarket, dekat Central Station. Akhirnya menemukan Metro Pita Kebab. Kebetulan saya memang ingin makan pizza. Aneh banget pergi ke resto kebab malah mencari pizza, hehehe. Lokasi resto berada di Shop 3/851 George Street, Haymarket, Sydney, NSW. Sertifikat daging halal sudah ditempel di dinding dekat pintu masuk, jadi kita nggak usah ragu untuk makan.
Chicken Fresh Pizza
Ke negara bule' memang kurang lengkap tanpa makan pizza🍕🍕, dan kebanyakan pizza di Australia pasti tidak halal. Hal ini yang menjadi salah satu alasan saya untuk makan pizza di resto kebab, karena biasanya yang memasak kebab pasti seorang muslim. Kami memesan menu andalan di resto ini yaitu Chicken Fresh Pizza yang ternyata rasanya tiada duanya. Enakkk banget. Bayangkan daging Australia segar, halal, dijadikan pizza. OMG!!! Enakkkk banget.
Mari kita mamam 🍕🍕🍕
Sebagai pelengkap makanan, kami juga memesan kentang goreng yang dicampur daging ayam (Chicken Snack Pack). Porsinya gede banget, cukup untuk berempat. Seandainya sausnya adalah saus sambal ABC atau Indofood, pasti enak banget. Tapi karena pakai saus mereka, plus mayonaise, rasanya jadi 'gimana 'gitu. Kurang enak, cenderung aneh. Tetapi daripada mubazir, kita bawa pulang ke apartemen. Mana tau bisa untuk sarapan besok. Walaupun besoknya pas sarapan kita cuma makan sedikit karena memang tidak sesuai selera.

3. Haigh's Chocolate
Lokasi tempat oleh-oleh khusus coklat ini berada di Queen Victoria Building, 52/455 George St, Sydney NSW 2000, Australia. Saya sudah senang banget masuk kesini dan sudah mengambil keranjang belanjaan. Tiba-tiba Bang Suryadi bilang kalau Haigh's masuk dalam daftar makanan tidak memiliki sertifikat halal di Australia. Mama saya langsung nggak memperbolehkan kita untuk beli, padahal kalau nggak salah saya inget pernah dikasih oleh-oleh coklat ini oleh seorang teman dari Australia dan saya yakin teman saya itu juga nggak mungkin memberikan saya coklat nggak halal.
Haigh's
Karena batal beli coklat, mood saya langsung berantakan. Mungkin karena udah masukin keranjang belanjaan, udah memilih coklat yang unik-unik, malah nggak boleh beli. Kan kesel ya😖. Sampai pulang ke Jakarta, saya ngajak makan malam bareng si Rifqy yang pernah kuliah di Adelaide. Dia bilang kalau belum bersifikat halal bukan berarti tidak halal. Rifqy bilang, "Heigh's Chocolate jelas banget kok menulis coklat yang ada rhum atau enggak". Tuh 'kan bener, jadi tambah menyesal kenapa nggak beli kemaren itu. HUFF! Ya sudahlah, mau 'gimana lagi. Udah pulang pun sekarang, hahaha😁.

4. Guylian Belgian Chocolate Cafe
Keluarga saya sempat ragu mau nongkrong di Guylian, tapi kali ini saya bersikeras mau makan disini. Karena di Kuala Lumpur saya sering banget makan es krim Guylian. Kuala Lumpur 'kan peraturan tentang halal-haram sangat ketat, lebih ketat dari Indonesia. Jadi kalau keluarga saya nggak mau nongkrong disini, ya sudahlah, saya tetap mau disini. Walaupun semua akhirnya ikut saya untuk nongkrong disini hahaha😁.
Aneka roti-roti
Ada beberapa Cafe Guylian di Sydney, tapi lokasi Cafe yang kita datangi adalah Opera Quays, Shop 10/3 Macquarie St, Sydney NSW 2000, Australia. Karena konsepnya Cafe, jadi kalian bisa menemukan lebih banyak variasi makanan disini. Bisa sekalian makan berat juga. Nah, khusus Cafe Guylian ini, tempatnya agak kecil dan pengunjung sangat rame. Jadi harus duduk mepet-mepet biar cukup. Kurang nyaman jadinya kalau mau nongkrong berlama-lama. Mungkin karena berada di dalam Mall jadi tempatnya terbatas.
Pesanan kita
Kita memesan beberapa minuman seperti Guylian hot Chocolate dan Ice Orange Chocolate. Tidak lupa memesan beberapa potong kue-kue yang terlihat sangat lezat dan juga croissant. Saya agak lupa nama-nama kuenya karena ternyata struk cafe ini sudah dibuang. Jadi nggak bisa menuliskan nama makanan dengan akurat. Yang pasti Chocolate Cake dan Fruit Punch Pie itu enakkkk banget deh🤤🤤. Nggak bikin eneg sama sekali.
Chocolate Cake
Fruit Punch Pie
Kalau kalian ingin minum coklat panas, nanti bakalan ada sebatang coklat Guylian yang biasanya kita bisa beli sebagai souvenir, ditaruh di dasar cangkir, lalu kita seduh dengan coklat panas. Nanti coklat batangan itu akan meleleh dan menyatu dengan minuman coklat. Walaupun menurut saya dari segi rasa nggak ada bedanya minuman coklat yang sudah dicampur dengan coklat batangan atau pun enggak😅. Hanya saja kalian bisa memilih mau coklat batangan yang Milk Chocolate atau Dark Chocolate.
Coklat batangan di dasar cangkir, beserta croissant
5. Chinese Halal Restaurant
Setelah seharian jalan-jalan dan Mama sudah capek juga, kami berpamitan kepada keluarga Bang Suryadi untuk pulang ke apartemen. Sebenarnya waktu itu Mama udah nggak mau kemana-mana lagi karena sudah capek, tapi kalau kita langsung pulang nanti malah nggak ada makanan di apartemen. Saya dan Amad udah sepakat untuk pergi makan dulu, tapi Mama nggak tau. Amad bertanya pada temennya dimana Resto halal terdekat yang menyediakan 'nasi'. Akhirnya kami memutuskan untuk perdi ke Resto Chinese Uighur halal yang berlokasi di 105 Rawson St, Auburn NSW 2144, Australia.

Sesampai di resto, Mama masih ngedumel karena ingin pulang. Tapi mau 'gimana lagi, pulang sendiri 'kan nggak mungkin hahaha😅. Mungkin Mama mereasa terjebak. Akhirnya Mama (terpaksa) ikutan makan. Kami memesan nasi sapi lada hitam dan sejenis mie kwe tiau ayam. Cuma pesan dua piring karena tadi sore 'kan baru ngemil Guylian.

Pengunjung resto ini ramai sekali. Ada orang Chinese, bule', dan India. Ntah mereka semua beneran muslim atau memang mau makan malam saja. Yang menyebalkan adalah pelayan restonya seksi banget. Dia memakai baju dengan belahan dada sangat rendah dan rok sangat pendek. Padahal nggak cantik sih, apa dia kepanasan ya makanya pakai baju serba minim. Cuma 'kan kita kurang enak melihatnya.
Nasi sapi lada hitam
Kwetiau ayam
Kami makan dengan lahap. Mungkin karena ketemu nasi dan mie, jadi sesuai selera banget. Untung porsinya banyak, jadi walaupun kita sharing makannya, tetap cukup. Mungkin porsi bule' kali ya, makanya banyak sekali. Alhamdulillah malam itu kita kenyang banget dan puas makannya karena enak. Kita berjalan kaki pulang ke apartemen. Kalau mau naik Uber harus bayar $10 dimana jarak resto ke apartemen cuma 700 meter. Mama sebenarnya sudah capek banget, kita jadi harus membujuk Mama untuk berjalan kaki saja, daripada bayar Uber segitu mahal. Lagian berjalan malam pelan-pelan sambil menikmati kota juga seru kok. Kalau capek, tinggal berhenti untuk duduk dan berfoto-foto, lalu lanjut jalan lagi. Oh iya, di sekitar Resto Chinese Halal ini, banyak sekali resto halal lainnya. Ada resto Thailand halal dan resto India juga.

6. Masakan Rumah
Tidak ada yang menandingi masakan rumahan walaupun hanya nasi goreng dan telur dadar. Suatu hari kami capek banget setelah jalan-jalan dan memutuskan untuk makan di rumah Bang Suryadi aja karena pengen banget makan nasi. Mau mencari resto halal juga udah nanggung malam itu karena kita bisa naik bus satu kali untuk sampai ke apartemen Bang Suryadi. Kami akhirnya memutuskan makan di apartemen saja.
Telur dadar
Nasi goreng
Sesampai di rumah, saya membantu Dora (istri bang Suryadi) untuk mengupas dan mencingcang bawang, cabe, dan daun bawang. Kita masak nasi goreng dan telur dadar. Menu sederhana ini enak banget. Dimakan selagi panas di kala suasana kota Sydney yang begitu dingin ditemani secangkir teh manis. Ahh, serasa berada di negara sendiri deh. 

Sebenarnya kalau kalian mau menghemat uang makan, bisa masak di apartemen kok. Peralatan masak semuanya lengkap. Tinggal belanja saja ke pasar atau supermarket untuk sayur-mayur dan buah. Kalau mau beli daging halal, kalian harus pergi ke Lakemba, NSW. Disana memang sarangnya masyarakat muslim. Bahkan ada Masjid yang sangat besar juga disana. Kami tidak sempat ke Lakemba kemarin karena keterbatasan waktu.

Baiklah, tulisan tentang kuliner di Sydney sudah selesai. Selanjutnya saya akan menceritakan tentang tempat belanja. Kira-kira tinggal dua postingan lagi bisa selesai Insya Allah. Sampai jumpa!

Desember 06, 2019

Sydney Transportation

Setelah menunda untuk menuliskan segala macam transportasi di Sydney, dipostingan kali ini saya akan membahasnya secara rinci supaya memudahkan kalian untuk membacanya. Siapa tau ada yang sedang googling tentang berkendara atau moda transportasi di Sydney, bisa masuk ke artikel yang saya tulis dan sudah lengkap semuanya.

Hal yang pertama kalian lakukan kalau mau menuju suatu lokasi di Sydney, gunakan Google Maps dulu. Contohnya saya mau mencari moda transportasi dari Eastlakes ke Harbour Bridge. Tinggal masukkan tujuan ke Google Maps, maka kemudian muncul beberapa alternatif rute menggunakan bus (lambangnya 'B') dan MRT (lambangnya 'T'). Karena kami mau mencoba semua moda, jadilah kita memilih rute yang bisa menaiki bus dan kereta. Perbedaan waktu tempuh hanya sedikit kok, paling 1-5 menit saja.
Google Maps
Baiklah, saya akan menjabarkan 3 moda transportasi yang saya naiki untuk berkeliling kota Sydney.

1. Bus 🚌
Moda transportasi yang satu ini sepertinya memiliki rute paling banyak di Sydney. Kalian bisa menaiki bus bahkan untuk menelusuri jalan-jalan sampai pelosok kota. Dari Apartemen Bang Suryadi menuju kemana pun, kami pasti naik bus. Selain nyaman banget, busnya juga mirip busway terbaru yang ada di Jakarta.
Tempat menunggu bus
Bus datang
Ada dua Bus Stop di dekat apartemen Bang Suryadi. Kalau lagi beruntung (jadwalnya pas), kami bisa naik bus langsung di lorong terdekat apartemen. Apabila jadwalnya sudah kelewatan, biasanya kami harus jalan sekitar 500 meter menuju Bus Stop berikutnya. Karena naik bus dari daerah pemukiman, pengendara bus biasanya agak sepi. Berbeda dengan area kampus dan pusat perbelanjaan yang biasanya sangat ramai. Saya hampir tidak pernah berdiri di dalam bus, selalu dapat tempat duduk.
Suasana dalam bus
Mirip busway di Indonesia
Pernah dua kali kita mengalami kejadian tidak mengenakkan di dalam bus. Pertama, waktu itu ada wanita yang berteriak-teriak di dalam bus seolah sedang curhat. Awalnya saya sedang main Pokemon di hp dan tidak terlalu peduli dengan apa yang dia omongin. Sampai akhirnya wanita itu terus berteriak dan mendekat ke arah saya karena dia mau menegur cewek dibelakang yang merekam video ketika dia ngoceh. Wanita itu membentak si cewek di belakang saya dan saya jadi merasa terganggu. Ibu-ibu bule' yang duduk di sebelah saya pun ikut-ikutan merasa tidak nyaman. Dengan bahasa tubuh, ibu bule' itu mengisyaratkan kepada saya kalau wanita itu sudah tidak waras.

Kedua, ada seorang bapak-bapak mengajak 'ngobrol adik saya. Awalnya beliau memberikan kursi untuk adik saya yang ingin duduk dekat istrinya. Eh malah diajak ngobrol nggak jelas. Saya nggak terlalu ingat isi obrolannya. Yang pasti udah nggak nyambung ntah kemana dia ngoceh. Pakaian yang dipakai Bapak itu pun lusuh banget dan Bapaknya bau🤢. Kita berusaha semaksimal mungkin untuk biasa aja tanpa menunjukkan wajah kurang senang. Tapi perjalanan jadi terasa lama banget karena direcokin sama dia. Rasanya lega banget sewaktu sampai tujuan. Fiuhh...😑😑

2. MRT 🚇
Sepertinya Mass Rapid Transit selalu jadi moda transportasi wajib di kota besar. Setiap negara maju yang saya kunjungi, saya pasti berusaha untuk naik MRT. Padahal suasana di dalam kereta sama aja dengan di negara lain, bahkan sama dengan MRT di Jakarta. Hanya saja MRT di Sydney memiliki dua tingkat. Nah, ini pertama kalinya saya melihat ada dua lantai di dalam kereta. Bahkan di Jepang pun saya nggak melihatnya (apa mungkin ada, tapi saya yang nggak naik ya🤔).
Ada dua tingkat
Latar belakang Harbour Bridge
MRT merupakan moda transportasi untuk menjangkau jarak yang lumayan jauh. Sebenarnya dari apartemen Bang Suryadi bisa naik bus ke Sydney Harbour. Bberhubung kita ingin mengendarai macam-macam transportasi dan ingin merasakan jadi warga lokal, jadilah naik MRT juga. Sekaligus mengambil foto dengan latar belakang Harbour Bridge yang megah atau gedung-gedung kota Sydney yang mirip kastil-kastil di Inggris.
Sydney Clock Tower
3. Ferry ⛴️
Karena Sydney dilalui oleh perairan dan memiliki banyak teluk, pemerintah negara Australia memaksimalkan juga moda transportasi air dengan menggunakan kapal feri. Waktu itu kami ingin makan siang di sebuah resto halal yang kalau menggunakan moda transportasi darat akan terlalu memutar dan jadinya malah terlalu lama di jalan. Akhirnya Bang Suryadi mengajak kita naik feri aja, sekaligus mencoba moda transportasi yang berbeda  agar memiliki pengalaman yang berbeda pula.
Google Maps
Saya coba membuka Google Maps dan mencari jalur feri. Kalian bisa melihat logo F melambangkan feri dan memotong rute perjalanan hampir setengahnya. Yang uniknya lagi, untuk akses menuju feri juga kita bisa menggunakan metode pembayaran tap-and-go menggunakan kartu yang biasa kita pakai untuk MRT dan bus. 
Gerbang tap and go
Sedang memasang jembatan
Ketika kapal feri merapat, kita harus menunggu para petugas untuk menghubungkan feri dan dermaga dengan jembatan penyebrangan terlebih dahulu. Setelah penumpang di dalam feri keluar, baru kita boleh naik kapal. Saat itu angin berhembus begitu kencang dan riak-riak ombak di perairan lumayan tinggi. Insya Allah perjalanan ini aman dan menyenangkan, jadi kita tidak takut.
Duduk di dek
Pose dulu
Karena ingin menikmati pemandangan perairan dan mengambil foto sebanyak mungkin, maka kami duduk di dek feri. Jadi teringat sewaktu menyusuri Selat Bosphorus di Turki dulu. Awalnya kita kegirangan menikmati pemandangan indah sekitar perairan, seolah-olah kita kuat menerjang angin yang begitu dingin. Kita berfoto sambil menahan dinginnya hembusan angin. Sampai pada saat jari-jari saya sudah beku, mau memencet kamera atau menyentuh touch screen hp saja sudah tidak kuat lagi. Kami semua kedinginan, super duper kedinginan🥶🥶🥶. Bahkan kerudung dan baju terus-menerus dihempas angin. Oh tidak! 
Di dalam kapal
Akhirnya kami memutuskan untuk masuk kedalam kapal. Fiuhhh, suasana langsung menghangat. Memang sih nggak bisa melihat apa pun kalau sedang berada di dalam kapal, tapi sepertinya kita sudah puas berfoto dan merekam video tadi. Daripada dipaksain nanti malah mati beku🥶.

Saat ini, sudah lebih dari 14 juta orang melintasi Sydney Harbour dengan feri setiap tahun. Kapal-kapal hijau-kuning meluncur keluar dari pusat utama Circular Quay untuk menuju ke barat di atas Sungai Parramatta, berlayar ke utara ke perairan Manly atau ke timur Teluk Watsons. Total ada 32 kapal feri yang menghubungkan Sydneysiders dengan 29 dermaga di 37 km dari pelabuhan. Menaiki kapal feri adalah alternatif yang murah untuk berwisata di perairan Sydney karena bisa sekaligus menikmati pemandangan spektakuler, dan dapat juga mengakses pulau-pulau di sekitar pelabuhan Sydney yang indah. Kita juga dapat mengunjungi lokasi dengan mercusuar yang menakjubkan. Sayangnya kami tidak ke mercusuar karena singkatnya waktu.

Baiklah, selanjutnya saya akan membahas tempat belanja. Atau kuliner dulu ya? Tergantung mood besok deh. Stay tuned!

Follow me

My Trip