April 25, 2019

Kenangan di Warung Padang

Cerita ini saya tulis karena bulan lalu sempat lewat Jalan Tubagus Ismail di Bandung dan melihat warung Padang Singgalang yang paling beken dulu diantara mahasiswa dan sesama anak kos😂. Tapi cerita kali ini bakalan saya bumbui, agar lebih sedap seperti rasanya nasi padang. Mari disimak!

***

Akhirnya aku kembali ke Bandung walaupun hanya beberapa hari untuk bisnis trip setelah beberapa tahun tidak kesini. Biasanya kalau ke Bandung hanya 1-2 hari dan bakalan di hotel aja karena kerja dan meeting. Ntah kenapa, kali ini aku khusus memperpanjang waktu di kota ini karena kangen. Kangen suasananya, kangen orang-orangnya, kangen hiruk-pikuknya, dan segalanya. Kebetulan juga kerjaan di Bandung tidak sehectic biasanya, jadi bisa sekalian jalan-jalan.

Karena ingin nostalgia tentang kenangan 10 tahun yang lalu, tempat pertama yang aku datangi adalah Dago. Aku naik angkot yang aku cegat dari depan hotel (sekali pun banyak taksi online, aku ingin sekali naik angkot). Aku sempat bingung berapa ongkosnya, jadi aku keluarkan lembaran 10rb dan aku dikembalikan 5rb. Padahal jarak hotel yang juga di Dago ke simpang Dago lumayan dekat tapi bayarnya 5rb. Ntah aku ditipu sama supir angkot seperti dulu atau memang harganya udah naik😅. 

Aku berjalan kaki menelusuri jalan Tubagus Ismail dimulai dari Simpang Dago. Aku mengira-ngira, dulu disini tempat aku beli ayam potong yang bakalan dimasak bareng-bareng teman kosan agar mengirit pengeluaran untuk makan sehari-hari. Disini juga pernah ada warnet tempat aku ngeprint tugas kuliah, sekarang sudah tidak ada lagi. Dulu dibawah warnet ini ada kosan juga, tapi sekarang ntah masih ada😗. Harusnya kalau kos-kosan pasti laku terus selama mahasiswa masih ada di Bandung, jadi nggak mungkin tutup.

Sampai aku berhenti di warung padang Singgalang. Seolah-olah kenangan yang pernah ada datang seketika ke otakku. Sebenarnya aku tidak terlalu lapar, karena tadi pagi sarapan super duper banyak di hotel. Aku masuk ke dalam warung, melihat bapak kacamata yang masih kuingat jelas. Bapak itu sepertinya tidak mengingatku, mungkin karena dulu banyak sekali mahasiswa datang ke warung ini sampai sekarang.

"Mau bungkus apa makan disini?" tanya si Bapak.
"Makan disini, Pak."
Bapak itu dengan cepat menaruh nasi ke piring, "Mau pake (lauk) apa?"
Aku menggeleng, "Nasi dan kuah aja Pak. Belum dapat kiriman duit dari Ayah."
Bapak tersenyum sambil menatapku, lalu menaruh kuah dan sayur singkong ke piringku. Dulu, menu ini adalah penyelamat di kala uang jajan menipis di akhir bulan dan nggak enak minta lagi ke Ayah. Jadi kangen masa-masa itu.
"Mau tambah nasi atau sambel?"
"Nggak usah, Pak. Makasih ya." Aku menerima piring nasi yang disodorkan Bapak tersebut dan membawanya ke meja di dekat jendela. Aku menatap isi piringku sejenak, mengingat-ingat jaman dulu kalau aku sering sekali makan seperti ini. Aku mengaduk-aduk nasi agar kuahnya bercampur, dan menemukan ada potongan daging kecil diantara kuah. Dulu, kalau dapat daging seperti ini, senangnya minta ampun karena di kala bokek tapi bisa makan daging walaupun besarnya hanya seruas jari.

Bapak warung kemudian datang dan menghidangkan teh tawar hangat. Aku berterima kasih dan mulai menyantap makanan. Sesuap, dua suap, duh rasanya langsung teringat Ayahku yang sudah lama tiada. Dulu, merepotkan Ayah rasanya adalah dosa besar untukku. Aku akan tetap bertahan sampai Ayah mengirimkan uang tanpa meminta. Aku sungguh berterima kasih pada Bapak warung yang sangat berbaik hati pada mahasiswa. Bahkan aku takjub dengan kebaikan hati beliau sampai sekarang. Seketika aku jadi terharu, ntah karena sedih mengingat jaman itu, ntah pun karena kuah rendang yang pedas.

Karena masih jam 11 siang, pengunjung warung belum terlalu rame. Aku melihat si Bapak sedang membaca majalah, sedangkan beberapa pelayan warung yang melayani pembeli. Aku menyuap nasi ke mulut dengan perlahan-lahan sambil menikmatinya. Ntah berapa tisu sudah kupakai untuk menyeka air mata. Untung aku duduk di dekat jendela, jadi nggak keliatan banget kalau lagi nangis sambil makan nasi padang😢.
Gambar dari https://www.saribundo.biz/
Tiba-tiba Bapak datang ke mejaku sambil menghidangkan sepiring ayam cabe dan rendang. Dengan mata yang masih berkaca-kaca, aku menatap semua makanan enak itu, lalu menatap Bapak yang duduk dihadapanku dengan tatapan penuh segudang pertanyaan.

"Saya traktir," katanya.
Aku terdiam.
"Mungkin kamu sekalian mau nostalgia dengan rasa ayam cabe dan rendang yang biasa kalian makan di awal bulan, ketika sudah mendapat kiriman uang jajan dari Ayah?"
Rasanya suaraku tercekat, "Iya, mau." kataku seraya mengangguk.
"Pasti nasi, kuah, dan daun singkong udah nggak ada rasanya lagi sekarang buat kamu, makanya saya kasih ayam dan rendang. Enak nih, dimakan yah."
Tanpa menunggu lama, saya langsung menyantap semua hidangan dengan cepat. Duh, rasanya enak banget😍.

Bapak tersenyum melihat saya. Beliau mengatakan, "Saya senang banget kalau ada mahasiswa yang dulu suka makan disini, trus ketika sukses kembali kesini hanya untuk nostalgia dengan rasa masakan yang tidak seberapa ini."
"Ini luar biasa, Pak." jawab saya dengan gembira. "Saya tidak tau betapa banyak pahala Bapak karena telah memberi makan mahasiswa kelaparan seperti saya dari dulu sampai sekarang."
"Biarlah Allah yang membalas. Semoga sukses selalu ya untuk kamu. Doakan warung ini selalu ramai pengunjung."
"Aminn ya Allah🤲."

Kontrol Gigi April

Tidak ada yang terlalu signifikan di kontrol gigi kali ini. Celah di gigi kiri atas sudah mulai menutup tapi kalau dibandingkan dengan celah bagian kanan masih agak besar. Sisi kanan mungkin sudah tinggal beberapa milimeter lagi celahnya. Kata dokter, mungkin kalau saya mengunyah makanan lebih sering di sisi kiri daripada kanan. Benarkah🤔? Biasanya mana pernah sadar lagi ngunyah di kanan atau kiri😂😂😂.

Semakin kesini, sepertinya permasalahan pada gigi saya semakin sedikit. Nggak pernah sariawan lagi, nggak pernah susah tidur karena gigi gerak-gerak, palingan cuma rada kencang aja setelah habis kontrol karena kawat giginya ditarik ulang. Dibagian celah gigi diberikan power chain (kalau tidak salah namanya), sebagai alat bantu supaya celah segera menutup. Dokter juga meresepkan karet elastik agar gigi geraham bisa maju ke depan (menutup celah) lebih cepat. 
Gigiku
Kalau dilihat dari sisi depan memang gigi saya masih agak miring sedikit. Tapi kalau dilihat dari struktur gigi bagian dalam sudah rapi banget. Udah pede untuk difoto sambil tersenyum😁😁😁, hihihi. Semoga beneran bisa Perfect Smile 2019 ya. Kalau menurut saya sih udah almost perfect smile sih ini🥰.

Service Charge Rp. 25,000
Kontrol Ortho Sapphire Spesialis Rp. 275,000
Elastic Rp. 60,000

Oh iya, ada hal yang (agak) mengganggu saya. Sepertinya minat orang baca blog sudah mulai agak menurun. Bisa dilihat dengan pembaca blog saya yang biasanya dalam 3 hari bisa lebih dari 100 orang, tapi sekarang menurun drastis. Yah, walaupun demikian, saya akan tetap menulis. Saya sebenarnya tidak terlalu peduli seberapa banyak pengunjung di blog karena memang saya nggak monetize blog ini. Dulu sih sewaktu pasang iklan, saya peduli banget sama pengunjung blog. Kalau sekarang sih, banyak pengunjung di blog saya anggap bonus aja.

Baiklah, semoga saya selalu bisa menulis ya. See you!

April 17, 2019

Connecting The Dot Batch 1

Sudah sebulan berlalu sejak acara Workshop Connecting the Dot yang diselenggarakan pada tanggal 16-17 Maret 2019 yang lalu. Sebenarnya ini adalah workshop kedua yang diadakan oleh perusahaan saya PT. Rancupid Citra Indonesia dan Woimedia. Tapi dinamakan Batch 1 karena yang pertama adalah Batch 0 (nol) atau Batch Beta😋. Memang yang Batch 0 kemarin kita sekalian uji coba dan penetrasi pasar apakah cocok mengadakan workshop Amazon untuk orang Indonesia dan bagaimana tanggapan mereka atas acara ini. Alhamdulillah Batch 0 luar biasa sukses, sehingga kita bisa mengadakan Batch 1.
Connecting the Dot
Mungkin kalian sudah baca postingan blog saya tentang Talkshow on Rancupid 2nd Birthday dimana kita mengadakan seminar untuk memperkenalkan bisnis Amazon kepada para pebisnis digital yang berdomisili di JABODETABEK. Sambutannya sangat baik, peserta yang datang membludak, dan kita jadi dapat banyak teman sesama pebisnis. Acara Talkshow juga jadi pembuka jalan untuk Workshop Connecting The Dots Batch 1 dimana peserta yang hadir juga full quota.

Baiklah, saya akan bercerita sedikit tentang workshop yang diadakan di Hotel Harris, Tebet, dan perbedaannya dengan Batch 0. Workshop Batch 1 diadakan hanya 2 hari saja dan saya rasa waktu jadi lebih padat dan efisien. Kita mulai jam 9 pagi dan semua peserta sudah berkumpul di ruang seminar. Saya sudah berangkat dari Depok pukul 8.15 pagi demi nggak kena macet dan berhasil tiba di hotel 50 menit kemudian. Cukup mengejutkan mengingat kalo hari kerja dari Depok ke Tebet bisa 2 jam. Enaknya naik Go-car, kita bisa tidur sejenak sampai tiba di lokasi.

Sesampai di hotel, kita bahu-membahu mempersiapkan registrasi peserta dimulai dari memasukkan modul dan kaos ke tas (goodie bag), menambah meja dan kursi, sampai akhirnya acara dimulai tepat pukul 9.30. Kita sangat mengedepankan ketepatan waktu jadi sudah pasti ontime. Acara dibuka oleh Mas Dzaky (MC dari masa ke masa😆), lalu disambut oleh Mas Army. 100% peserta workshop mengenal Mas Army, bukan Rancupid, apalagi saya😳.
Coffee Break🧁
Selesai kata sambutan dari Mas Army, kita coffee break sejenak (belum apa-apa udah coffee break☕), lalu dilanjutkan oleh Satrio untuk materi Product Research. Kali ini saya menemani Satrio presentasi, sekalian jalan-jalan mengelilingi peserta, kali aja ada yang butuh pertolongan. Topik Product Research lumayan sulit sehingga para peserta harus fokus mendengarkan penjelasan dari Satrio. Pada sesi ini, peserta juga langsung praktek ke laptop masing-masing untuk mencari suplier. Setelah itu nama-nama suplier di posting ke Telegram, kemudian saya review apakah boleh atau nggak didaftarkan produknya ke Amazon. Berbeda dengan Batch 0, saya baru sadar kalau peserta Batch 1 super duper kritis. Semua hal ditanya dan mereka sungguh sangat siap untuk mengikuti workshop. Mereka punya banyak pertanyaan yang membuat saya dan tim Rancupid terdiam berpikir. Bagaimana kalau begini, bagaimana kalau begitu, dan kita langsung hmmm.... benar juga ya? 🤔
Mengisi materi bareng Satrio
Hampir setengah Workshop di hari pertama diisi oleh riset produk, barulah kemudian adik saya Achmad yang melanjutkan topik bagaimana cara melakukan Listing Inventory di Amazon setelah coffee break sore (Hotel Harris menyediakan banyak kue enak untuk coffee break dan saya suka banget😍). Sebenarnya sesi Achmad gampang-gampang aja, tapi peserta melemparkan banyak pertanyaan cerdas terkait banyaknya produk yang harus kita daftarkan ke Amazon. Bahkan ada diantara mereka menyarankan kita untuk menyalurkan freelancers yang sudah dilatih Rancupid untuk mengisi Inventory mereka. Alhamdulillah tim Rancupid bisa bersatu-padu, dan bahu-membahu untuk menjawab semua pertanyaan cerdas dan mempertimbangkan banyak saran dari mereka untuk memajukan Amazon kita.

Sampai saat ketika makan malam, tim Rancupid jadi merasa lelah hayati😩. Kami makan di Resto hotel seolah dengan sisa tenaga dan pikiran. Capek memeras otak itu berbeda dengan kelelahan fisik. Belum lagi harus membahas beberapa pertanyaan ketika sedang makan dan juga networking dengan para peserta lainnya. Setelah semua usai, saya memesan Grab Car menuju Depok agar bisa tidur di sepanjang jalan ke rumah. Sampai di rumah, saya mandi, lalu langsung tidur.

Hari kedua, kali ini saya presentasi jam 9. Kebayang saya harus jalan dari depok jam 8.15 pagi dan sampai di Hotel Harris pukul 9 lewat 2 menit. Alhamdulillah masih bisa ontime karena weekend jalanan nggak macet. Presentasi saya tentang Seller Performance berlangsung lumayan menegangkan karena pertanyaannya banyak banget😵. Saya jadi teringat dulu ketika masih bekerja sebagai Konsultan Oracle, pertanyaan detail dan teknis dari peserta training banyak sekali yang tidak bisa saya jawab. Padahal sudah mempelajari teori berkali-kali, bertanya pada atasan kalau ada persoalan yang sulit, tapi tetap saya kurang bisa menguasai detail teknis Oracle. Apa mungkin karena nggak suka? Atau pengalaman saya kurang? Berbeda dengan Amazon dimana semua materi training berdasarkan pengalaman pribadi. Bahkan semua materi yang di presentasikan oleh teman-teman yang lain bisa saya jawab juga, begitu juga dengan mereka bisa menjawab pertanyaan dari materi saya. 
Memberikan presentasi
Sukses ya semuanya
Memang Connecting The Dot baru diadakan 2 kali. Alhamdulillah workshop seperti ini bukan hanya karena uang yang masuk ke perusahaan lumayan besar, tapi karena para peserta adalah pengusaha hebat juga. Salah satu peserta ada yang Top Seller Shopee dan Lazada, pengusaha properti, Master Shopify, dan banyak lagi yang memang pada dasarnya mereka sudah punya duit banyak. Sebenarnya mengadakan workshop sebagai sarana bertukar pikiran antar para pengusaha yang sudah sukses dibidang lainnya itu juga bisa membukan wawasan saya dan teman-teman untuk mencari peluang bisnis baru. Seandainya Rancupid tidak pernah mengadakan Connecting The Dot, mungkin kita nggak akan punya akun Amazon Eropa semudah membuka akun Tokopedia😅. Dulu, Rancupid sempat masuk pasar Amazon Eropa, tapi mendadak mati karena kelengkapan dokumen perusahaan tidak sesuai standar Eropa. Belum lagi ide untuk membuka Warehouse di Indonesia dan di Amerika, semua karena networking dari workshop.
Hotel Harris
Alhamdulillah workshop kali ini berjalan sangat lancar. Testimoni yang diberikan oleh para peserta pun memuaskan banget. Tidak banyak hal yang perlu di evaluasi dalam acara ini karena berjalan dengan baik. Kami menutup acara dengan makan malam di Bebek Slamet.

Semoga nantinya Connecting The Dot Batch 2 bisa lebih sukses lagi. Aminn ya Rabb!

April 04, 2019

Birthday at Ajwad Restaurant

Postingan pertama di bulan April adalah tentang Birthday Party 🥳. Seolah-olah selama bulan April suasananya ulang tahun aja sepanjang bulan. Sebenarnya keinginan terbesar saya adalah merayakan ulang tahun di Disneyland Shanghai. Tapi apa daya, perusahaan baru selesai masa krisis jadi saya nggak boleh terlalu hura-hura. Jadilah kemarin cuma berlibur ke Yogyakarta dan Solo doang dengan menyewa hotel dan resort mewah dengan harga kaki lima (gara-gara harga gledek tiket.com nih). Mungkin nanti setelah lebaran baru bisa jalan-jalan lagi ke tempat yang jauh.

Suasana ulang tahun kali ini menurut saya sederhana saja dan tidak seperti tahun lalu di Hotel Kempinski. Saya datang ke kantor seperti biasa dan masih sepi. Belum ada acara yang direncanakan dari jauh-jauh hari karena kita memang sedang super sibuk untuk berbenah perusahaan. Apalagi saya baru saja pulang dari Jogja semalem, jadi masih capek juga untuk berpikir mau mengadakan acara apa. Awalnya mau mengadakan di hotel lagi, tapi kurang seru karena terkesan acara formal. Mending makan di tempat yang santai dan bisa mengobrol seru. Intinya memang nggak kepikiran mau bikin acara, jadi datang ke kantor pun seperti hari-hari biasa saja.

Sampai pada saatnya makan siang. Agak bingung kok karyawan belum pada datang. Apa mereka sengaja sedang menyiapkan surprise? Atau memang pada nggak tau kalau hari ini juga ada weekly meeting? Lydia sempat turun ke lantai 1 (biasanya kami bekerja di lantai 2) untuk minta saya keatas karena mau ngurusin Amazon dari laptopnya. Saya sudah kepikiran pasti Lydia sedang menyiasati sesuatu. Sayangnya rencana dia gagal karena saya bisa akses Amazonnya dari laptop pribadi😏. Berhubung saya udah lapar berat, saya pesan makanan via Gofood tapi yang porsi sedikit saja. Makanan datang, saya makan, dan melanjutkan pekerjaan.
Kartu ucapan lucu
Sekitar jam 12 siang, para karyawan datang ke kantor secara berbarengan dengan membawa kue ulang tahun dan bernyanyi Happy Birthday to You🎶. Walaupun gerak-geriknya gampang ketebak, tapi saat itu saya senang sekali. Momen ulang tahun dengan kue 🎂 dan tiup lilin memang selalu menyenangkan buat saya. Apalagi setelah itu saya diharuskan untuk membuka kado yang super duper besar dan ribet. Dari kardus besar, yang berisi anak kardus yang agak kecil dan ada beberapa kado lainnya seperti minyak dan Astor, sampai yang kecilll banget. Makasih banget buat kado lumba-lumbanya yang memang favorit saya banget🥰.
Kue ulang tahun. Jangan tanya kenapa captionnya begitu?
Setelah acara ulang tahun selesai, waktunya makan siang. Khanti menyarankan untuk makan di Resto Ajwad milik Ustadz Khalid Basalamah. Saya sih oke saja, tapi jaraknya agak jauh dari kantor. Lokasinya berada di Jl. Raya Condet no. 50 Jakarta Timur (0815 1626 205). Kami shalat Zuhur dulu, baru jalan ke Resto. Sampai resto sudah jam 2 siang dan semua karyawan pada kelaparan. Saya sih udah makan dulu tadi, hahaha. Dari depan, Resto Ajwad ini tidak terlihat seperti Resto, tapi malah kayak kantor. Saya membuka pintu, mengintip terlebih dahulu, lalu disapa oleh seorang pegawai, "Assalamu'alaikum mba, ada yang bisa dibantu?" Saya jawab mau ke Resto. Pegawai tersebut menunjukkan jalan ke resto dan ternyata Khanti sudah membooking ruang VIP. Jadi lebih private.

Resto Ajwad ini tidak besar, tapi sudah jam 2 siang pun masih rame banget yang makan disini. Interiornya bergaya Timur Tengah. Ada swalayan juga dan kantor. Menu makanan semuanya ala Arab dan harganya lumayan mahal. Sebaiknya memilih menu sharing agar lebih murah. Yang saya sukai adalah semua pegawai akan memberi salam ketika mau menghidangkan makanan, menyapa, atau hanya berpapasan.

Menu:
1 Whole Chic Packet Rp. 350,000
1/4 Portion of Lamb Rp. 487,500
Chocolate Rp. 19,500
Extra Sambal Rp. 5,000
Sweet Ice Tea Rp. 12,500
Ice Tea Rp. 10,000
Orange Rp. 27,500
Samosa Laham Rp. 30,000
Tamarin Rp. 15,000
Uam Ali Rp. 25,500

Kita makan dengan lahap. Ntah karena udah lapar banget, ntah juga karena memang rasa makanannya enak banget. Kambingnya lembut, nggak berbau, nasi Arabnya enakkkk banget. Ayam juga enak, tapi kalau makan di resto Arab memang lebih baik makan kambing karena ayam kan sudah biasa. 
Whole Chic Packet
1/4 portion of Lamb
Kita nungguin Rezki yang telat datang. Sewaktu dia datang, baru makan sebentar, adzan Ashar berkumandang. Seketika semua cowok-cowok di Resto hilang😲😲😲. Bayangkan, pegawai resto dan swalayan semuanya shalat ke Mesjid dan nggak ada pegawai cewek. Gimana itu kalau yang makan di Resto pulang dan nggak bayar🤔? Cuma mengingat dosa bakalan dua kali lipat (Pertama, dosa karena kabur nggak bayar makan. Kedua, karena ini resto ustadz😐), jadi kayaknya nggak ada yang berani kabur😅. Waktu shalat sekitar 15-20 menit saja, jadi masih bisa menunggu.
Selamat makan🍴
Setelah pegawai pada datang, waktunya saya bayar. Permasalahan selanjutnya adalah tidak bisa bayar pakai kartu debit atau kredit. Untungnya Khanti udah mengingatkan saya dari awal, jadi saya sudah ambil duit dulu tadi. Sesudah membayar, baru kami semua kembali ke kantor. Sampai kantor udah jam 4 lebih 15 sore, tapi tetap harus melaksanakan weekly meeting.
Happy Birthday to me
Selesai weekly meeting, kita shalat Magrib dulu, baru dilanjutkan dengan acara makan kue ulang tahun. Saya memotong kue dalam porsi jumbo agar semuanya bisa menyantapnya dengan puas. Saya juga membawa pulang untuk dimakan di rumah. Kue coklat memang selalu menjadi favorit saya sih, hihihihi.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya biasanya akan menulis harapan di tahun ini. Semoga Rancupid tidak pernah krisis lagi karena saya bakalan super duper pusing di kala krisis seperti kemarin. Mau jalan-jalan nggak tenang karena mikirin duit, harus riset sampai malam, dan terus dihantui rasa takut kalau tidak bisa mengatasinya. Semoga tidak pernah begitu lagi ya Allah. Semoga selalu dalam lindungan Allah subhanahu wata'la, diberikan rezeki yang berkah dan melimpah, dijauhkan dari kesulitan, diberikan jalan keluar untuk setiap permasalahan, menjadi wanita shalehah, dan dapat jodoh yang baik. Aminnn🤲!

Follow me

My Trip