Juni 30, 2019

Amnesia

Cerita yang ditulis kali ini mengambil sudut pandang seorang cowok. Seperti biasa, ini adalah cerita yang terinspirasi dari kehidupan pribadi yang dibumbui agar cita rasanya semakin mantap👍🏻. Mari disimak!

***

Sudah lebih dua bulan gw jalan dengannya. Cewek bernama Rika ini ini cepat sekali klik sama gw, padahal gw baru putus dan dia menjadi tempat curhat gw. Awalnya kita memang cuma berteman, tapi gw rasa dia suka sama gw bahkan sejak gw belum putus. Mungkin salah satu penyebab gw putus dengan cewek gw yang lalu adalah karena Rika, tapi Rika nggak tau kalau gw punya pacar. Mungkin kalian mengira kalau gw adalah cowok kampret yang udah punya cewek tapi malah ngedeketin Rika? Bukan begitu ceritanya.

Pada awal cerita, gw melihat Facebook Rika yang akan memberikan seminar di Bandung (kota gw berasal). Kita sudah kenal dari dulu, sewaktu gw masih kuliah. Ntah kenapa jadinya gw mengonteknya lagi setelah 10 tahun karena gw pengen belajar bisnis darinya. Kita chatting di Facebook Messenger, kemudian berteleponan, baru bisa janjian ketemu di sela-sela dia memberikan training.

Pertama kali aku melihatnya lagi setelah 10 tahun, kita saling bertatapan lama. Nggak ada yang berubah dari wajahnya. Justru semakin bertambah umur kenapa semakin cantik? Mungkin perawatannya mahal dan dia memang sudah sangat mapan. Selama dua hari dia di Bandung, kita makan malam bareng dan bercerita banyak hal. Yang aneh adalah kenapa tampaknya kita pernah begitu dekat? Nggak canggung sama sekali. Padahal terakhir kita bertemu di pentas seni kampusnya.

Rika pulang ke Jakarta dan gw melanjutkan hidup seperti biasa. Hanya saja kita jadi sering chatting dan telponan sampai akhirnya cewek gw tau. Cewek gw ini manja banget, selalu curiga, selalu nyariin gw, sampai-sampai kalau lagi nge-date, dia ngecekin hp gw. Bahkan dia sampai menghubungi Rika untuk bilang jangan ganggu gw lagi sewaktu kita di bandara menunggu boarding mau ke Jogja. Rika sampai kaget. Selama ini kalau telponan dengan Rika memang gw seolah-olah nggak punya pacar karena Rika juga enggak pernah nanya. Sampai sewaktu dia tau kalau gw punya pacar, sepulang dari Jogja, dia berhenti menghubungi gw.

Singkat cerita, gw akhirnya putus dengan cewek gw, fiuhh😓~

Gw menghubungi Rika lagi setelah berminggu-minggu hilang kontek. Rika tetap mengangkat telpon gw dan meladeni gw. Gw langsung cerita kalau gw baru putus dan Rika tampaknya tidak tertarik mendengar cerita gw. 
Rika kemudian bertanya, "Kamu inget Nadia ngga? Dulu kita bertiga pernah main bareng." Gw jawab enggak. 
Rika bilang, "Dulu sewaktu aku main ke kosan kamu, aku pernah ajak Nadia." 
Gw heran, "Ha? Main ke kosan? Kapan?"
"Dulu~," Rika berhenti sejenak, "sewaktu kita masih bareng."
"Emang kita pernah bareng?"
Rika terdiam, "Kamu nggak ingat?"
Gantian gw yang terdiam seraya berpikir keras.
Rika melanjutkan, "Kamu bilang sama aku kalau terakhir kita ketemu sewaktu di pentas seni perpisahan kampus aku. Disitu kita bercerita seru sambil tertawa sebelum aku pindah ke Jakarta."
"Iya, aku ingat." Jawab gw.
"Sebelumnya, kamu ingat kalau kita suka nongkrong makan bakso di warung Mang Basuki?"
"Emang iya?" tanya gw balik.
Rika kemudian mengirimkan screenshot Facebook dimana gw dan Rika berbalas Wall dan terlihat hal itu terjadi 11 tahun yang lalu. Gw berpikir keras, tapi sama sekali nggak ingat.
Rika tertegun, "Kamu nggak sedang pura-pura amnesia kan?"
"Aku nggak ingat apa-apa Rika."
"Baiklah, aku nggak akan memaksamu untuk mengingat." Kemudian Rika menutup telepon.

Gw jadi sakit kepala. Gw membuka Facebook dan ternyata memang benar kalau dulu kita sering kirim Wall. Dulu gw memanggil Rika dengan sebutan Icha. Gw baca satu-persatu Wall yang pernah gw kirim ke dia, seolah-olah itu bukan gw banget yang menulis Wall seperti itu ke cewek. Agak mesra dan agak alay, iuuhh🤢. Masa gw begini semasa kuliah? MASA GW GA INGAT RIKA?

Kita memang kuliah di kampus yang berbeda, tapi dari foto-foto hasil tag, tampaknya gw suka main ke kampusnya begitu juga sebaliknya. Gw lihat terus Facebook gw dan Rika sampai pada saat Rika summer school ke Jepang sekitar beberapa bulan dan setelah itu hampir nggak ada Wall lagi antara kita. Apa yang terjadi? Yang ada pada saat bulan itu, tahun itu, gw inget gw suka sama cewek bernama Lidya dan sampai sekarang gw masih ingat tentang Lidya. Lydia teman sekampus gw dari awal sampai sekarang dia sudah menikah dengan orang lain pun kita masih sering kontek.

Gw lihat lagi Facebook Rika setelah pulang dari Jepang, ada beberapa status galau seperti, "Aku pulang, tapi dia pergi." Gw nggak ngerti apa status itu maksudnya untuk gw apa bukan? Gw sudah pusing malam itu dan memutuskan untuk tidur saja. Mungkin besok gw dapat ilham agar bisa mengingat Rika kembali.

Besoknya gw mulai berniat untuk mencari tau sendiri apa yang terjadi dulu, sebelum gw menelepon Rika lagi. Gw memetakan beberapa bulan sebelum Rika summer school dan hal yang gw ingat tentang Lydia. Berarti gw pacaran sama Lydia setelah Rika pergi summer school. Gw ngecek Facebook dan teringat kalau dulu gw kerja sebagai kasir mini market untuk menambah uang jajan. Gw sering pulang kampus bareng Lydia dan mengantarnya pulang dulu, baru bekerja. Saat itu, Rika masih summer school. Dulu nggak ada Whatsapp, hanya ada email. Pasti dulu kita sering berkirim email. Tapi email yang mana? Mana gw ingat lagi.

Tidak ada clue sama sekali... Gw masih terus melihat FB Rika dimana ada gw. Tunggu, Rika lulus 2010, tapi kenapa gw 2011? Padahal kita satu angkatan. Kalau dia summer school, seharusnya gw bisa lulus duluan. Ini kok gw jadi telat 2 tahun? Seingat gw sempat nggak kuliah dulu karena.... eh? Karena gw sakit. Gw terkena infeksi radang otak. Alhamdulillah sekarang sudah sembuh total karena penanganan dokter ahli. Gw mulai browsing mengenai radang otak seharian dan gw jadi paham kalau penyakit ini membuat amnesia tapi hanya sebagian. Amnesia yang menghilangkan seluruh ingatan gw tentang Rika.

Gw terduduk terdiam di atas kasur. Apa pun yang gw usahakan tidak akan mengembalikan ingatan gw tentang Rika. Yang gw ingat, terakhir ketika gw ke pentas seni kampusnya bukan karena gw diajak olehnya. Tapi karena teman di kampus gw ingin menonton pentas seni dan mengajak gw ikut. Disitu terakhir gw ketemu Rika. Kita mengobrol dan tertawa, seolah-olah gw sudah biasa melakukannya dulu. Tapi tetap, gw nggak ingat lagi. Apa yang pernah terjadi dulu bersamanya, gw nggak akan pernah ingat lagi. Sekuat apa pun gw berusaha.

Seminggu kemudian gw bertemu Rika. Gw meminta maaf tentang hal yang terjadi 10 tahun yang lalu karena gw sudah tidak ingat lagi. Rika sama sekali nggak tau kalau gw sakit dulu. Dia memang nggak salah, karena masih berada di Jepang. Tapi gw yakin dia pasti sakit hati banget sewaktu pulang dan tau kalau gw malah pacaran dengan Lydia. Pasti dia menyangka gw jahat banget pada saat itu.
"Masih suka Gundam nggak?" tanya Rika tiba-tiba setelah lama termenung mendengar cerita gw sakit. Gundam nama robot dari Jepang.
Gw mengangguk.
Rika mengeluarkan miniatur Gundam di dalam kaca dari tasnya. "Ini aku beli dulu sewaktu summer school. Sewaktu mengantarkan aku ke bandara, kamu berkali-kali mengingatkan aku untuk membeli Gundam. Karena uang jajanku masih terbatas, aku cuma bisa beli yang kecil."
Aku menerima miniatur Gundam dan melihat tahun pembuatannya adalah 2009. Dia sudah menyimpannya 10 tahun dan tidak rusak sama sekali.
"Dulu aku bergegas ke kosan kamu sepulang dari Jepang tapi kamu nggak ada di kosan. Besoknya aku ke kampus kamu dan kamu sedang bersama seorang cewek berdua saja di kantin sambil suap-suapan makanan. Terus kalian pulang bareng dan kamu memboncengnya di sepeda motor." 

Rika kemudian tersenyum, "Tenang saja, aku udah move on. Bahkan semenjak pindah ke Jakarta aku beberapa kali pacaran dan aku sayang sama pacar-pacar aku. Cuma ntah kenapa kita bisa ketemu lagi. Dan seperti biasa, setiap aku ketemu lagi denganmu, pasti kamu punya pacar."
"Sekarang nggak punya," lanjut gw.
"Gw bakal pergi lagi nih, " kata Rika, "minggu depan."
"Kemana?"
"Ke Jepang lagi dalam waktu beberapa bulan. Sepertinya kejadian 10 tahun yang lalu akan berulang."
Gw menggeleng. "Kita masih bisa video call, skype, dan lainnya. Dunia sekarang sudah canggih."
Rika mengeluarkan hpnya, lalu mendadak foto selfie dengan gw. Foto tersebut dikirim ke hp gw. "Tolong disimpan ke Cloud, dan gw juga akan menyimpannya di Cloud. Kalau ada yang terjadi antara kita yang menyebabkan kita lupa, setidaknya ini foto selfie terakhir kita."
Kenapa gw jadi sedih mendengar pernyataan dia, "Rika... Jangan bilang begitu."
Rika kemudian beranjak dari duduknya, "Sampai jumpa lagi..."

Dan sampai sekarang kita sudah hilang kontek...

Juni 20, 2019

Pasca Odontectomy

Setelah 5 hari pasca operasi pencabutan gigi bungsu (Odontectomy), saya kembali ke Jakarta karena sudah jadwal kontrol behel. Pipi masih bengkak, jahitan masih belum sembuh, dan kawat penyangga di gigi geraham paling ujung sebelah kiri malah copot. Saya ceritakan ke Orthodentist tentang saya baru cabut gigi, sekalian memberikan hasil rotgen terbaru. Dokter melihat hasil rotgen hanya beberapa detik (saya bingung kenapa bisa secepat itu), dan memasukkan kembali ke amplop.  Ntah ada kesimpulan yang bisa beliau baca dengan hanya melihat secepat kilat🤔. Beliau sempat ingin menunda penarikan gigi saya karena takut nanti terlalu sakit.

Gigi saya kemudian di cek. Sebenarnya saya nggak mau ditunda karena jadwal dokter di OMDC ini kan lama ya🤔. Harus nunggu sebulan baru bisa kontrol gigi lagi. Mana karet gigi udah kuning gara-gara makan rendang selama Lebaran😄😄. Akhirnya dokter tidak memasang kembali kawat penyangga di gigi paling pojok kiri dan melepas yang sebelah kanan supaya seimbang. Mengantisipasi kalau hasil bedah malah bikin sakit. Dokter sih udah mengingatkan kalau menggerakkan gigi setelah operasi itu bakalan sakit dan saya tetap pasrah untuk digerakkan aja. Daripada harus ditunda nanti malah lebih lama lagi.
Karet gigi jadi bening kembali
Orthodentist mulai memasang tambahan lilitan kawat di gigi atas. Duh, ntah karena memang gigi lagi nggak enak, saya jadi merasa lebih sakit. Tapi saya berusaha menahan. Demi Perfect Smile 2019. Karet untuk power chain juga ditambah agar celah gigi cepat menutup. Untuk sementara kawat gigi bagian bawah dipasang dengan longgar sehingga tidak menyiksa bagian gusi yang baru saja di operasi.

Setelah pulang ke rumah, baru deh terasa sakit semulut😣. Kalau pasca bedah yang sakit cuma pipi kiri saja, sekarang ditambah pipi kanan. Gigi atas terasa kencang banget tapi masih sanggup ditahan. Alhamdulillah masih bisa makan dan mengunyah. Tapi saya merasa bengkak di rahang bawah jadi merata di pipi kanan dan kiri. Saya jadi terlihat gendut dan muncul double chin.

Hari ini gigi tambah sakit lagi. Gigi atas nggak bisa menggigit buah melon, mengunyah jadi lebih susah, bekas operasi nyut-nyutan, dan rahang bawah ngilu-ngilu semua😵😵😵. Semalam sebelum tidur sengaja nggak minum Cataflam lagi karena perut mulai sakit (efek samping meningkatkan asam lambung). Nah tadi sahur (hari ini saya puasa), saya minum lagi Cataflam karena nyeri gigi udah satu mulut. Ntah karena sahur seadanya dan minum obat Cataflam lagi, sampai tulisan ini diposting, perut saya periiiihhh banget ditambah gigi ngilu-ngilu terutama gigi atas. Rasanya puasa hari ini jadi sangat berat, padahal nggak ke kantor dan tidur seharian.

Semoga segera usai proses per-gigi-an ini. Doakan semoga saya cepat pulih. Amin🤲.

Kontrol Saphire Rp. 275,000
Service Charge Rp. 25,000

Juni 18, 2019

Operasi Gigi Bungsu (Odontectomy)

Akhirnya setelah bertahun-tahun menunda, saya memantapkan hati dan pikiran untuk mencabut gigi bungsu yang tumbuhnya miring. Kenapa sampai harus berpikir terlalu lama untuk mencabut gigi doang? Karena gigi bungsu itu tidak bisa dicabut dengan biasa melainkan harus dilakukan pembedahan😵 atau bahasa kerennya adalah Odontectomy

Odontectomy atau Odontektomi adalah suatu tindakan bedah atau operasi sederhana yang dilakukan untuk mengeluarkan gigi bungsu yang impaksi. Sebagai pengingat, gigi impaksi adalah gigi yang tidak dapat keluar sama sekali atau tidak dapat keluar secara sempurna pada rongga mulut. Gigi bungsu yang impaksi terjadi karena posisi gigi dan ruang pada lengkung rahang yang tidak memenuhi syarat untuk gigi bungsu tersebut dapat tumbuh sempurna.

Karena gigi saya sudah dibraces, gigi bungsu yang tumbuhnya miring itu sudah mulai sering mengganggu gigi di depannya yang berdampak saya sering sakit gigi. Kadang sampai bikin pipi bengkak, nggak bisa tidur, dan nggak bisa makan. Kalau pas lagi jadwal kontrol behel, Orthodentist pasti bilang, "Ini karena gigi bungsunya miring. Sebaiknya segera dicabut ya." Dan saya tetap nggak cabut. Takuttt 😰😰!

Sebenarnya saya memang bermaksud untuk operasi gigi di Klinik Kutaraja Dental Center di Banda Aceh karena dokternya Syahrial Prosthodontist, Sp.Prost (Spesialis Prosthodonsi/Ahli Gigi Turunan) yang merupakan teman saya dan dulunya dia praktek di Kalibata City. Hampir semua tambalan gigi saya sangat sempurna dibikin olehnya dan karena teman jadi bisa bilang, "Bang, pelan-pelan ya." Trus kalau mau nangis kesakitan, tinggal nangis aja😭😭. Teringat dulu sewaktu cabut gingsul di OMDC, nggak kenal sama dokternya, jadi agak digalakin karena saya sedikit rese' dan ketakutan. Wajar dong takut, namanya juga mau cabut gigi yang notabene pasti sakittt 😭😭.

Saya menelepon Novi sahabat saya, adiknya bang Syahrial, untuk menjadwalkan operasi gigi. Saya bilang ke Novi nggak usah diusahakan banget karena saya sebenarnya takut. Kalau bang Syahrial nggak mau praktek juga nggak apa-apa (pasrah amat) karena kebetulan hari Kamis bukan jadwal praktek Sp. Prost. Ternyata Bang Syahrial mau praktek dan saya disuruh untuk Panoramic Rontgen dulu di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) agar ketauan persis gigi mana yang mau dioperasi.
Panoramic Rotgen
Dari rumah adik saya ke RSGM, saya pakai Grab Car. Setiba di RSGM, malah mati lampu dan saya harus menunggu lampu hidup untuk rotgen. Untung cuma satu jam jadi nggak terlalu lama menungg, sekalian jalan-jalan di RS. Tapi RS kalau mati lampu tuh panas banget. Mana nggak ada genset. Banda Aceh emang super duper panas sih cuacanya. Padahal saya udah mandi, eh malah keringetan parah. Setelah rotgen, saya mengajak Novi untuk makan es campur dulu (menyenangkan hati) sebelum menghadapi operasi. Baru setelah itu kami ke klinik dan saya deg-degan abis😣. Apalagi mendengar pertanyaan bang Syahrial, "Gimana, udah siap?" Rasanya pengen kabur keluar klinik.
Pose dulu
Sebelum operasi, saya, dokter, dan beberapa perawat berfoto dulu. Menurut saya ini peristiwa bersejarah dalam hidup saya, jadi harus difoto. Baru setelah itu, dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, akhirnya gusi dan rongga mulut saya dibius. Bius pertama dan kedua sih ngilunya setengah mati, tapi saya tahan. Bius ketiga, karena bius sebelumnya sudah bereaksi jadi nggak sakit lagi. Dokter kemudian memberikan penyangga gigi agar mulut saya nggak reflek menutup. Setelah itu mulailah dikeluarkan peralatan tajam-tajam untuk proses operasi.
Bersama dokter dan dua suster
Sebenarnya operasi adalah hal yang super duper menakutkan bagi saya. Cuma karena obat biusnya banyak, yang saya lakukan hanya buka mulut saja. Dokter dibantu dua suster untuk mengoprek-oprek gigi saya. Paling seram ketika ditunjukkan di layar monitor kalau gusi saya sudah dibelah-belah dan tulang rongga mulut kelihatan. Kaki mendadak lemas😣😣.

Proses operasi berlangsung kurang lebih 1.5 jam. Di waktu 30 menit terakhir saya mulai lemas beneran. Mungkin karena menahan rongga mulut yang sedang diacak-acak. Suara bor, suara air, semuanya berdengung sampai ke kepala. Sampai akhirnya proses operasi selesai setelah gusi dan rongga pipi dijahit 3 jahitan😩. Penyangga mulut dilepas dan rasanya rahang dan sendi saya ikut lepas. Dokter memberikan pijatan ringan di bawah telinga karena memang sendi saya sering berbunyi klik dan sudah hampir tidak berbunyi lagi sejak pakai kawat gigi. Buka mulut selama 1.5 jam memang bikin rahang pegal.

Saya disuruh untuk berkumur. Ternyata bius masih membuat otot wajah susah reflek sehingga saya nggak bisa berkumur. Air baru masuk ke mulut langsung disembur. Sewaktu dokter menyuruh minum paracetamol pun saya kesulitan. Saya paksakan minum agar tidak sakit bekas operasi ketika bius sudah benar-benar hilang. Yang lucunya adalah bibir saya miring dan tidak bisa menutup dengan sempurna. Kata Bang Syahrial sih itu efek bius makanya bibir tidak bisa mengatup di tengah. Deretan gigitan gigi saya sempat diperiksa untuk antisipasi kalau-kalau operasi berdampak ke tempat lain. Alhamdulillah semua berlangsung baik-baik saja dan lancar.

Sebenarnya saya tipe orang yang tahan sakit. Setelah operasi, walaupun masih ngilu, saya nggak mengeluh kesakitan. Sewaktu sujud di dalam shalat, seolah-olah mulut dan rahang mau jatuh ke sajadah. Rasanya perih dan ngilu, tapi masih biasa saja dan mampu saya tahan. Mungkin efek obat-obatan pasca bedah juga yang membuat saya tahan sakit. Besoknya baru deh terlihat banget pipi bengkak seperti orang sedang emut rambutan. Semua saudara saya di Banda Aceh menertawakan wajah saya. Mana kami harus menghadiri pesta pernikahan saudara dan pipi saya harus bengkak sebelah. Saudara-saudara saya mengira kalau saya sudah gendut, tapi pas lihat pipi sebelahnya lagi kok nggak gendut😂? Terkadang juga keponakan saya suka salah nepuk dan kena ke pipi itu rasanya 😩😩😩. Kalau tidur nggak bisa menghadap ke kiri beberapa malam karena pasti ngilu.
Bengkak
Ke acara nikahan jadi pake cadar 😂😂
Sampai tulisan ini di posting, pipi saya masih bengkak tapi tinggal sedikit lagi. Pipi masih terlihat tembem tapi sudah berangsur normal. Nanti akan saya lanjutkan cerita kontrol behel di OMDC ya.

Kutaraja Dental Center Banda Aceh
Odentectomy/Impasi Tipe 1 Rp. 1,550,000
Administrasi Rp. 10,000
Obat-obatan Rp. 167,000

Juni 07, 2019

Ramadhan dan Idul Fitri 1440 Hijriah

Saya kira pulang kampung dapat membuat lebih aktif mengisi blog atau riset Amazon. Riset Amazon sih tetap bisa di sela-sela kesibukan mengejar target Ramadhan. Tapi untuk mengisi blog, rasanya sungguh malas sekali. Dulu, saya bisa menulis dua kali sehari. Sekarang hanya bisa seadanya saja, mungkin karena sedang tidak jalan-jalan kemana-mana. Ditambah lagi kalau kepikiran mau melakukan sesuatu (distracted), malah meninggalkan blog dan lanjut melakukan hal itu.

Baiklah, saya akan bercerita sedikit kisah Ramadhan 2019 kali ini. Diawali dengan flu berat di saat-saat menjelang pulang ke Aceh. Karena kecapekan, ditambah nggak bangun sahur, jadilah semakin sakit. Saya termasuk orang yang jarang flu, karena sudah vaksin influenza. Tapi sekalinya flu, lebayyyy banget🤧🤧🤧. Mungkin antivirus ditubuh saya sudah tidak sanggup menahan virus yang pada saat itu sangat hebat. Hampir semua karyawan sakit dan saya jadi tertular.

Karena masih sakit, saya memutuskan untuk tidak puasa ketika akan pulang ke Aceh. Perjalanan menuju rumah juga sangat panjang. Diawali keluar rumah Depok pukul 3.30 pagi menuju bandara. Setiba di bandara, shalat Shubuh sebentar, lalu check in pesawat. Saat itu AirAsia lumayan mengantri, tapi waktu masih cukup panjang sampai boarding. Setelah check in, saya sarapan terlebih dahulu agar bisa minum obat. Kemudian saya ke imigrasi. Sempat berbincang dengan petugas imigrasi tentang mahalnya pesawat domestik yang mengharuskan saya lewat Kuala Lumpur. Petugas sampai geleng-geleng kepala mengingat betapa mahalnya pesawat ke Aceh untuk penerbangan langsung.

Sepanjang perjalanan ke Kuala Lumpur saya tidur (pengaruh obat). Sampai di KL, saya proses ke imigrasi, ambil bagasi, check in lagi, baru makan Subway. Udah kepikiran banget pengen makan Subway. Sayang lemon teanya cuma ada yang dingin, jadi makin pilek. Ada rasa perih di lambung karena pengaruh obat. Sebenarnya perut saya sudah mules sejak di Soekarno Hatta dan tenggorokan semakin gatal. Sudah berusaha ke toilet tapi masih sakit perutnya. Jadi harus ditahan. Setelah zuhur, saya boarding pesawat ke Banda Aceh. Paling nggak enak ketika di pesawat, perut melintir kesakitan. Saya tetap berusaha menahan agar tidak ke toilet pesawat.

Sesampai di bandara Sultan Iskandar Muda, saya berlari ke toilet dan menuntaskan urusan. Mungkin saya ditoilet sekitar 30 menit. Lega sih, tapi badan jadi bertambah lemes. Untungnya adik saya sudah menjemput dan kami akan melakukan perjalanan ke Matang Glumpang Dua (kota tempat saya tinggal) selama 4 jam. Selama di jalan saya tidur. Ketika sampai di gunung Seulawah dimana jalan berkelok-kelok, saya mau muntah. Tumben saya hampir muntah, tapi tetap berusaha ditahan. Adik saya sudah menawarkan minum dan cemilan karena saya nggak puasa, tapi saya nggak mood makan. Kepala pusing, perut sakit, dan badan lemes. Bahkan ketika waktunya buka puasa, saya cuma minum segelas teh dan sepotong martabak saja.

Sekitar jam 9 malam, baru sampai di rumah dan saya teparr😵😵😵. Bayangkan perjalanan saya dari jam 4 pagi sampai jam 9 malam. Untung adik saya dokter dan saya langsung diberikan obat. Rasanya udah hampir nggak sanggup bergerak lagi. Setelah shalat Isya, saya merangkak ke kasur untuk tidur. Badan pegel-pegel dan encok, ditambah lagi hidung merah karena pilek. Alhamdulillah besoknya saya sudah kuat bangun sahur dan berpuasa.

Bagaimana dengan target Ramadhan?
Sudah berapa kali Ramadhan, saya hampir tidak pernah khatam Al-Qur'an karena kesibukan mengejar dunia. Sebelum Ramadhan kemarin, sempat mendengar ustadz Firanda ceramah dan mengatakan kalau mengaji 1 juz sehari itu sebenarnya mudah. Hanya 2 lembar saja seusai shalat Fardhu. Saya jadi berpikir, "iya juga ya mudah." Karena biasanya saya mengaji pakai hp, jadi nggak tau udah berapa lembar mengajinya. Akhirnya saya memutuskan untuk mengaji di Al-Qur'an saja dan alhamdulillah jadi bisa cepat.

Selama di Aceh, saya jadi bisa mengaji di sela-sela riset Amazon menggunakan Al-Quran. Nggak terasa ternyata bisa lebih dari satu juz sehari. Sekalian mengejar ketinggalan karena mens di awal Ramadhan dan bakalan dapat mens lagi di akhir Ramadhan. Akhirnya, setelah bertahun-tahun, bisa juga khatam. Rasanya bahagia sekaliiii🥰🥰🥰.

Hal menarik lainnya adalah berburu baju lebaran di wearingklamby.com. Kalau bukan karena adik, saya nggak tau sama sekali kalau merek baju yang satu ini sangat diburu oleh orang-orang se-Indonesia untuk membeli baju lebaran. Websitenya sampai down, pembayarannya susah banget, belum lagi antrian pemesanannya bikin bosan menunggu. Kalau tau sudah selaris itu, kenapa nggak meningkatkan infrastuktrur website ya? Jadi orang nggak bete karena nggak kebagian. Saya sih udah males rebutan baju di website itu. Tapi jadi add to cart juga dan mencoba membelinya. Herannya, ntah kenapa saya berhasil beli bajunya padahal orang udah rebutan banget. Hmmm, aneh sekali🤔.

H-2 sebelum Idul Fitri, saya beres-beres rumah. Karena debu dan sarang laba-laba, saya jadi pilek lagi🤧🤧🤧. Pilek ini berlangsung sampai Lebaran kedua yang membuat saya lemas dan demam. Ternyata bukan saya doang yang pilek, hampir seluruh keluarga dan saudara pada pilek semua di hari raya Idul Fitri. Mungkin karena capek beres-beres rumah juga, dan capek perjalanan mudik, jadilah semua pada flu. Apalagi tamu ketika Idul fitri memenuhi rumah dengan anak-anak lari sana-sini. Lengkaplah prosedur pening pala berbie.

Alhamdulillah masih bisa diberikan kesempatan menikmati Ramadhan dan Idul Fitri. Teringat banyak sekali orang-orang yang saya kenal berpulang ke Rahmatullah di bulan Ramadhan, bulan terbaik. Semoga husnul khotimal, diterima amalannya oleh Allah subhanahu wata'ala.
From Rancupid🙏
Akhir kata, Selamat Hari Raya Idul Fitri 1440H. Mohon maaf lahir dan batin🙏.
Taqabalallahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum wa ja’alna minal ‘aidin wal faizin.
تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّا وَ مِنْكُمْ صِيَمَنَا وَ صِيَمَكُمْ وَجْعَلْنَا مِنَ الْعَائِدِين وَالْفَائِزِين
"Semoga Allah menerima (amal) dari kami dan (amal) dari kalian, puasa kami dan puasa kalian. Dan Semoga Allah menjadikan kita bagian dari orang-orang yang kembali (kepada ketaqwaan/kesucian) dan orang-orang yang menang (dari melawan hawa nafsu dan memperoleh ridha Allah)."

Follow me

My Trip