Destinasi selanjutnya adalah berlibur ke kota Solo setelah 4 hari 3 malam jalan-jalan di sekitar Yogyakarta dan Bantul. Awalnya mau naik kereta Prambanan Ekspres dengan tarif murah, tapi ternyata pemberangkatan kereta terakhir jam 7 malam. Mana mungkin keburu, sedangkan jam 6 aja kami baru keluar dari Candi Ratu Boko dan masih harus ke Mall Ambarukmo untuk bertemu teman lama. Oh ya, sewaktu perjalanan ke Ratu Boko menggunakan Grab, kita sempat berdiskusi tentang sempat apa enggaknya kita naik kereta Prambanan Ekspres. Supir Grab mendengar kita kebingungan dan menyarankan untuk nanti taksi online aja kesana. Saya cek deh di aplikasi Grab dan ternyata memang bisa. Hmm..., menarik! Padahal Solo kan agak jauh ya, sekitar 1 jam naik mobil dari pusat kota Jogja, tapi ternyata bisa naik Grab.
Efan yang kebetulan duduk di jok depan lalu langsung menawar rental mobil ke supir Grab. Supir bilang kalau jam 9an malam, dia sudah ada janji dengan keluarganya. Selesai menawar rental mobil, mendadak banyak yang Whatsapp ke hp saya untuk bertanya apa saya jadi ke Solo? Rata-rata menawar dengan harga 200rb-225rb. Sampai ada seorang bapak menawar 175rb, baru saya mau. Kami dijemput di kosan Nufus, lalu berangkat ke Solo. Selama perjalanan, jok mobil saya turunkan hampir 40 derajat agar bisa lebih santai. Udah capek foto-foto hari ini sambil lompat-lompatan, mana badan masi keringatan banget, tadinya mau sekalian beristirahat saja di mobil. Eh malah jadi ngobrol, nggak jadi tidur.
1. Warisan Heritage Resort & Resto
Sekitar jam 10 malam, kami tiba di Warisan Heritage Resort & Resto. Duh, rasanya badan ini lelah sekali. Untung hotelnya bagus banget, ada kolam renang, banyak pohon dan bunga, kamar mandi enak, suasananya tempo dulu dengan perabotan yang mewah. Wah, kalau Resort bagus begini bisa males kemana-mana nih besok😅. Sempat buka laptop sejenak untuk bekerja, setelah itu saya langsung mandi, shalat, dan tidur.
Suasana kamar remang-remang |
Keesokan paginya, setelah shalat Shubuh, saya masih lanjut tidur. Bener 'kan jadi pengen tidur melulu😅. Nggak enaknya kalau memilih hotel/resort mewah itu jadi malas kemana-mana. Bahkan mau jalan sarapan ke depan aja malas. Jadilah tidur dulu sampai jam 8 pagi, bangun, baru sarapan. Karena bukan weekend, sarapan kali ini ala carte. Saya memesan nasi goreng dan jus dan porsinya Masya Allah jumbonya. Sarapan serasa makan siang.
![]() |
Bunga di resort |
Selesai makan, kami kembali ke kamar. Saya mandi duluan karena mau menikmati suasana kamar mandi yang mewah. Bisa berendam di bath tub seperti puteri raja. Saya baru selesai mandi sejam kemudian. Saya memaksa Efan dan Nufus untuk mandi, tapi mereka masih asyik menonton tv tanpa mau beranjak sama sekali. Ya ampun, saya jadi ngantuk lagi kan?
Setelah semuanya mandi, kita akhirnya checkout juga setelah berjuang dengan memaksa orang-orang untuk mandi dan berkemas🤦♀️🤦♀️.
2. Pusat Grosir Solo
Saya sempat bertanya pada resepsionis enaknya kalau belanja selain Pasar Klewer kemana? Teringat dulu pasar itu sumpek dan panas. Masa' udah dandan harus panas-panasan dan sumpek-sumpekan? Resepsionis menyarankan kami untuk ke PGS (Pusat Grosir Solo). Selain karena disana banyak pilihan juga seperti Pasar Klewer, tempatnya sudah berbentuk Mall dan ada AC. Baiklah, saya langsung pesan Grab kesitu.
Sesampai di PGS, saya melihat banyak jajanan pinggir jalan. Jadi pengen minum es deh karena cuaca panas bangetttt. Kami mampir ke sebuah warung tenda dan memesan es campur durian. Penyajiannya cepat banget. Ada tape ketan, beberapa isian yang biasa di es campur (saya nggak hafal namanya), dan yang pastinya ada durian. Kebayang 'gimana kolesterol saya naik pada saat itu makan tape ketan dikombinasikan dengan durian😆.
![]() |
Tape dan Durian |
Setelah kenyang, kami masuk ke PGS. Suasanya persis sama seperti ITC di Jakarta yang nggak seramai Pasar Tanah Abang. Kebanyakan kios-kiosnya menjual batik. Jujur aja saya bingung mau beli apa. Kantor saya nggak mengharuskan memakai batik dan saya nggak begitu suka pakai daster. Akhirnya cuma membelikan Mama dan adik saya Yuni baju daster dan kain batik saja. Efan juga beli batik untuk pergi ke acara kondangan. Disini segala jenis batik ada. Mau yang murah sampai yang mahal banget pun ada.
![]() |
Daster Mak! |
3. Es Masok (Warung Makan Masuk)
Tujuh tahun yang lalu, saya makan Nasi Garang Asem disini dan masih teringat betapa enaknya makanan itu. Saya khusus kembali ke warung ini untuk merasakan menu makanan yang sama. Sayangnya, tidak seperti 7 tahun yang lalu, suasana warung kotor banget. Banyak sampah bekas makanan bertebaran di warung dan nggak enak banget dilihat. Padahal pelayannya banyak yang sedang duduk-duduk doang sambil main hp. Bukannya nyapu lantai gitu ya😠? Kalau saya pemilik warung, udah pasti saya marahin tuh para pelayan.
![]() |
Daftar Menu |
Terlepas dari suasana warung yang kotor dan pelayan yang malas, saya tetap bisa menikmati Nasi Garang Asam dengan rasa yang sama enaknya. Kalau kalian penasaran apa itu Garang Asam? Seperti pepes ayam yang dimasak pakai belimbing wuluh, tomat, cabe rawit, dibungkus dengan daun pisang. Rasanya asam pedas, gurih, dan nikmat banget. Sayangnya kemarin sisa 2 bungkus saja, sehingga kita bertiga jadi makan sambil berbagi.
![]() |
Garang Asem |
Selesai makan Garang Asam, kami kembali ke hotel untuk bersiap pulang. Saya dan Efan melanjutkan perjalanan ke bandara, sedangkan Nufus ke terminal bus untuk kembali ke Jogja (sepupu saya ini kuliah di UIN Jogja). Selesailah sudah liburan kali ini. Semoga suatu hari bisa jalan-jalan bareng lagi, ke tempat yang lebih jauh dan lebih indah. Aminnn ya Allah🤲.
3 comments:
Duh, seenak apa pun makanannya kalau kotor, saya pasti jadi gak berselera. Untung udah nyobain garang asam waktu dulu ke Solo juga. Di tempat lain tapi muehehehe
Kalau Solo itu yang saya ingat tengkleng dan sate kambingnya.. hahaha.. Maklum enak banget.
Juga serabi notosunannya.
Termasuk kota yang menyenangkan untuk dikunjungi karean budaya modern dan tradisionl sepertinya bisa bergabung dengan baik. Mungkin suatu waktu yang modeern akan dominan, tetapi sekarang sih masih terasa kental sekali
Cuma garang asamnya kok agak beda dengan yang di Rembang yah.. Yang ini berbentuk pepes sedangkan garang asam di rembang seperti sop atau soto, tetapi sam-sama diberi belimbing wuluh.
@Firman : dimana yg enak jg garang asam?
@anton: saya ga bisa makan tengkleng hehehe
Posting Komentar