Semalem setelah nonton Fast and Furious bareng Dita di bioskop XXI, Kota Kasablanka, terjadilah gempa. Biasanya saya jarang menulis blog tentang kehidupan sehari-hari kecuali memang ingin diingat. Saya rasa gempa semalem cukup kuat dan lama, dan saya masih bisa berusaha tenang.
Begini ceritanya. Setelah shalat Magrib, saya dan Dita berjalan menuju Sushi Tei untuk makan malam. Sebenarnya saya sekalian mau Battle di Raid (Pokemon Go) yang Gym-nya berada pas di Sushi Tei. Sekalian menunggu antrian masuk, saya duduk di bangku, sedangkan Dita main hp juga. Sewaktu Battle dimulai, saya merasa bangku tempat saya duduk kok goyang-goyang. Tapi karena sedang serius banget Battle, awalnya saya nggak peduli. Saya sempat melihat ke kiri dan kanan, mencari orang yang menggoyang-goyang bangku 🤨🤨🤨(secara yang menunggu antrian ada beberapa orang, jadi bisa aja ada yang sedang goyang-goyangin bangku). Saya juga merasa pusing. Saya kira saya mulai vertigo karena biasanya kan vertigo suka mendadak. Tapi kok kepala nggak nyeri?🤔
Barulah saya sadar kalau dibangku cuma ada saya, Dita, dan mbak-mbak satu orang. Hah? Kita bertiga doang? Dita langsung memegang lengan tangan saya (mau menggandeng telapak tangan nggak bisa karena jari-jari saya masih main Pokemon-Go😛) dan kita bangun dari duduk. Mbak-mbak yang sebelah saya tanpa sadar jadi pegang lengan saya juga, trus dilepas, trus dipegang lagi, trus lepas lagi😄. Mungkin dia panik. Battle saya di Pokemon-Go selesai, saya melihat rata-rata orang di resto Sushi Tei sudah berhamburan keluar, begitu juga orang-orang di resto-resto dan toko-toko sekitar.
Saya bilang ke Dita, "Kita tenang dulu, tarik napas dulu, dan diem." Hal ini mencegah Dita panik. Saya takut kalau salah satu dari kita lari, semua orang bisa lari bareng nih dan pasti mendadak rusuh banget Mall. Sekalian saya melihat konstruksi bangunan Mall yang banyak ruang-ruang dan eskalator atau pintu darurat terdekat. Dulu sewaktu tsunami Aceh, gempa lama begini semakin lama semakin kuat dan mendadak bangunan runtuh. Tapi kalau bangunan banyak rongga/ruang, insya Allah nggak gampang hancur. Saya sebenarnya mulai takut tapi tetap tarik napas dalam dan mencoba "nggak panik". Kalau memang semakin kuat, saya berencana mengajak Dita pelan-pelan aja jalan ke eskalator.
Mungkin gempa berlangsung sekitar 2 menit dengan intensitas semakin menurun. Saya kemudian mengajak Dita duduk lagi di bangku, tapi mukanya terlihat panik banget. Alhamdulillah gempa usai. Kita sempat duduk diam dan berkonsentrasi untuk merasakan adanya gempa susulan, tapi alhamdulillah nggak ada. Dita langsung browsing berapa kekuatan gempa. Hasil googling katanya 7.4 SR dan berpotensi tsunami. Saya mengabari orang rumah dan grup Whatsapp keluarga jadi mendadak ramai. Sampai adik saya memberikan screenshot kalau di Mall Margocity Depok orang-orang sudah berhamburan keluar.
Suasana di deretan Sushi Tei Kota Kasablanka |
Saya jadi teringat dulu sewaktu tsunami Aceh, gempa terasa kuat, terus kuat, sampai seluruh dunia rasanya berayun. Mungkin dimulai dari skala 7an, sampai akhirnya 9.3 SR. Itu gempa paling kuat yang pernah saya rasakan seumur hidup, dan saya nggak pernah lupa gimana rasa takutnya menuju kematian. Saat itu, pohon-pohon rasanya akan keluar dari tanah, rumah-rumah tinggal tunggu hancur rata dengan tanah, dan saya hanya fokus untuk terus menjaga adik saya. Dulu saya juga memaksa adik saya untuk tidak nangis karena panik, walaupun saya hampir mati panik apalagi melihat tsunami setinggi 5 meter sudah menghantam rumah dan meluluh-lantakkan apa-apa yang dilaluinya. Panik itu membuat kita nggak bisa berpikir. Seandainya dulu saya larut dalam rasa panik, mungkin pikiran untuk melarikan diri masuk lorong-lorong sempit agar tsunami menghantam rumah-rumah kampung dulu, tidak akan muncul. Alhamdulillah saya dan keluarga masih hidup sampai sekarang.
Mari berdoa:
اَللَّهُمّ إِنّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا، وَخَيْرَ مَا أَرْسَلْتَ بِهِ؛ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا، وَشَرِّمَافِيْهَا وَشَرِّمَا أَرْسَلْتَ بِهِ
ALLAHUMMA INNII AS’ALUKA KHOIROHAA, WA KHOIROMAA FIIHAA WA KHOIRO MAA ARSALTA BIH, WA A’UDZUBIKA MIN SYARRIHAA WASYARRI MAA FIIHAA WA SYARRI MAA ARSALTA BIH.
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kehadirat-Mu kebaikan atas apa yang terjadi, dan kebaikan apa yang didalamnya, dan kebaikan atas apa yang Engkau kirimkan dengan kejadian ini. Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukan atas apa yang terjadi, dan keburukan atas apa yang terjadi didalamnya, dan aku juga memohon perlindungan kepada-Mu atas apa-apa yang Engkau kirimkan." (HR. Muslim no. 1496)
Semoga tidak ada bencana lagi yang menerpa negeri kita. Mari perbanyak istighfar💕.
1 comments:
Aamiin, semoga kita semua dijauhkan dari keburukan.
Posting Komentar