Dulu saya pernah menginap di kapal besar ketika akan berpergian dari Medan ke Jakarta, tapi menginap di kapal kecil (kalau dibandingkan kapal layar antar pulau yang bisa mengangkut ribuan orang) baru kali ini. Guide bilang kalau kita akan menginap di lautan sekitar Pulau Padar karena ombaknya lebih tenang. Tapi setenang apa untuk orang-orang seperti kita yang baru pertama kali menginap dan harus bekerja diatas kapal😵.
Oh ya, banyak cerita seru selama di kapal. Hanya saja supaya postingan saya terfokus, jadi akan saya tuliskan nanti walaupun sebenarnya ada juga bagian cerita di Pulau Padar. Saya ingin membahas cerita pulau-pulaunya terlebih dahulu, baru nanti akan menuliskan tentang cerita-cerita seru selama perjalanan.
Awalnya Viro (guide) mengajak kami untuk melihat matahari terbit di puncak Pulau Padar jam 4 shubuh. Berdasarkan pengalaman ke Gunung Kelimutu untuk mengejar sunrise dan berakhir dengan suasana kabut dan hujan, belum lagi kurang tidur di malam hari terus harus bangun di pagi hari itu rasanya capek banget, dan juga susah nantinya mau shalat Shubuh dimana, maka kami memutuskan untuk tidak mengejar sunrise. Udah hari-hari terakhir menjelang kepulangan ke Jakarta dimana energi sudah hampir habis terkuras, lebih baik memanfaatkan banyak waktu tidur daripada bangun terlalu pagi.
Malam itu juga kami tidur terlalu larut sekitar pukul 12 malam karena keasyikan belajar memotret Milky Way (walaupun mana mungkin bisa memotret bintang di atas kapal). Keesokan paginya sekitar pukul 5, saya bangun shalat Shubuh. Teringat semalem saya tidur dengan posisi menghadap ke kanan dan terkapar tanpa menggunakan selimut (padahal AC pada suhu 16), lalu bangun dengan posisi yang sama. Seraya mengumpul nyawa dulu untuk berwudhu, saya merasa kapal mulai terlalu goyang. Saya berjalan ke kamar mandi dengan berpegangan, berwudhu, lalu kembali ke kamar untuk shalat sambil duduk. Itu pun sudah pusing sekali.
Selesai shalat, saya berusaha untuk tidur lagi tapi nggak bisa. Matahari pun sudah terik diluar sana dan kapal lebih yahud goyangannya. Akhirnya saya ke kamar mandi lagi, sikat gigi dan cuci muka, lalu saya membangunkan Kakros dan Debby. Saya ganti baju dan dandan (padahal belum mandi) agar wajah terlihat segar. Nanti siang kita berencana akan snorkeling di beberapa tempat, jadi saya memutuskan untuk nggak mandi hari itu😄.
Selamat pagi |
Kalau mau sunrise pun agak mendung |
Pulau Padar adalah pulau ketiga terbesar di kawasan Taman Nasional Komodo, setelah Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Mungkin keberadaan Pulau Padar tidak se-terkenal Pulau Komodo ataupun Pulau Rinca, namun keindahan Pulau Padar tidak kalah cantiknya dengan kedua pulau tersebut. Letak Pulau Padar cenderung lebih dekat dengan Pulau Rinca dibandingkan dengan jarak ke Pulau Komodo dan dipisahkan oleh Selat Lintah.
Sebelum merapat ke Pulau Padar, kami sarapan terlebih dahulu karena bakalan berjalan mendaki menaiki ratusan tangga terjal (lagi). Duh, masih harus terus mendaki membuat otot-otot saya jadi kencang. Mau makan sebanyak apa pun kalau aktifitas diluar sebanyak dan semelelahkan ini pasti nggak akan gendut. Yang ada juga kalian bakalan berotot💪🏻. Setelah sarapan, kapal merapat ke Pulau Padar. Kita harus membayar tiket masuk Rp. 100,000 perorang. Mahal juga ya? Sepertinya semua tiket masuk pulau-pulau di Kepulauan Komodo mahal-mahal. Untung Pulau Kelor nggak bayar.
![]() |
Jalur pendakian |
Mari mendaki! |
Masya Allah😍 |
Foto dulu |
Kapal tampak atas |
Selalu bersama tim Rancupidtravel |
Ala boy band part 1 |
Di sekitar pulau ini terdapat pula tiga atau empat pulau kecil yang memiliki keunikan panorama masing-masing. Semakin mendaki ke atas, walaupun semakin capek dan ngos-ngosan, maka kalian akan melihat pemandangan yang benar-benar indah. Sungguh indah sampai-sampai saya jadi betah berlama-lama menikmati pemandangan dan mengambil banyak foto. Rasanya penat dan stres tentang pekerjaan langsung lenyap seketika.
Ala boy band part 2 |
Pose lagiii |
Saran saya sebaiknya kalian menggunakan sepatu dengan alas menggigit agar tidak terperosok ketika mendaki bebatuan terjal ketika berada di puncak bukit. Memang sih jalan menuju bukit sudah bagus, sehingga bisa meminimalisir untuk terjatuh. Tetapi musti diingat kalau mencari spot bagus untuk berfoto dengan pemandangan indah, kalian harus menaiki beberapa batu tinggi dan terjal. Hati-hati juga untuk orang-orang yang takut ketinggian karena bukit ini tinggiiiii banget dan langsung menghadap ke laut.
Setelah puas berfoto, kami pun turun. Mungkin kami menghabiskan waktu sekitar 2 jam disini termasuk foto-foto dan perjalanan pergi-pulang. Pokoknya kalau kalian berlibur ke Kepulauan Komodo, jangan lupa mampir ke Pulau Padar ya. Hanya saja harus bersabar mengantri untuk berfoto di spot keren karena banyak banget orang yang ingin berfoto juga. Mayoritas pengunjung Pulau Padar (dan Kepulauan Komodo) adalah wisatawan mancanegara. Jarangan banget ketemu orang lokal selama saya di Kepulauan Komodo. Saran saya pergilah berlibur di hari kerja kalau mau agak sepi (walaupun nggak sepi juga), sehingga lebih mudah (sedikit) untuk berfoto.
Nanti saya akan menulis tentang spot snorkeling dan pantai. Sampai jumpa!
Sumber:
0 comments:
Posting Komentar