Siang ini saya dan keluarga ingin mencoba salah satu moda transportasi gratis di Melbourne, yaitu Tram. Memang sih nggak semua rute Tram di Melbourne gratis, tapi kita memang sudah sengaja memilih tempat tinggal yang dekat dengan Free Tram Zone (FTZ). Pemerintah Australia sengaja membuat FTZ sebagai alat transportasi yang akan memudahkan turis berkeliling kota Melbourne sejak tahun 2015. FTZ memang dapat mencapai daerah-daerah wisata di Central Business District (CBD) Melbourne seperti Victoria Market, Stasiun Flinders, St. Paul Cathedral, dan lainnya.
![]() |
Peta Free Tram Zone |
![]() |
Tanda Free Tram Zone berwarna hijau |
![]() |
Suasana di dalam Tram |
Kita jalan kaki dari apartemen di Southbank ke Casino East/Queens Bridge Station sekitar 10 menit. Hari sangat cerah tapi udara begitu dingin. Jadi nggak terasa capek walaupun harus berjalan kaki. Sesampai di stasiun Tram, masih agak ragu apa benar Tram yang bakalan kita naiki itu beneran gratis apa enggak🤔. Walaupun demikian, saya dan keluarga tetap naik saja. Sambil masih memperhatikan orang-orang apakah mereka nge-tap kartu apa enggak. Saya sudah mencoba nge-tap kartu yang dibeli di Sydney, tapi malah error. Jadi terus saja bertanya-tanya dalam hati kalau ternyata Tram ini harus bayar, 'gimana bayarnya?🤔 Sampai akhirnya saya bertanya kepada salah satu penumpang apakah tram ini termasuk dalam FTZ? Dia langsung menjawab dengan tegas, "Yes this is Free Tram Zone." Fiuhhh☺️, baru deh merasa lega dan bisa duduk santai sampai tempat tujuan.
Destinasi pertama kami dalam kawasan FTZ adalah Queen Victoria Market. Salah satu tempat yang direkomendasikan oleh semua penulis blog untuk belanja oleh-oleh. Sayangnya kami sampai disini sekitar jam 3 sore dan sudah banyak banget pertokoan yang sedang berkemas-kemas karena akan segera tutup. Saya baru tau kalau toko-toko souvenir akan tutup di pukul 4, sedangkan bagian pasar lebih lama tutupnya.
Queen Victoria Market sudah banyak yang tutup |
Mau nggak mau kami sekeluarga harus agak terburu-buru ketika belanja karena takut tokonya tutup. Kita kemudian memilih sebuah toko yang penjualnya adalah orang Melayu supaya enak menawar harga. Mulai deh saya mengambil keranjang dan memilih barang-barang untuk oleh-oleh. Dimulai dari gantungan kunci, magnet kulkas (wajib), dompet, tas, boneka kecil, dan sebagainya. Haduwh kalau udah melihat pernak-pernik, saya pasti agak kalap. Belum lagi nama-nama orang yang harus dikasih souvenir harus di data terlebih dahulu agar semua kebagian😁. Merasa udah banyak beli ini-itu dan pelayan juga toko mulai beres-beres, kita menyudahi belanja dan bayar ke kasir. Sekalian minta diskon yang banyak😬😬😬. Saya lupa dapat diskon berapa, yang pasti lumayan banyak.
![]() |
Souvenir lucu-lucu |
Kita pindah ke toko sebelah yang beberapa masih pada buka. Kebanyakan mereka menjual kaos, pernak-pernik souvenir, dengan harga variatif. Kita merasa udah belanja banyak (padahal masih belum cukup), jadi sudah nggak banyak mampir-mampir lagi di toko souvenir.
Ketika kami terus berjalan, sampailah pada pasar sayuran🥬 dan buah🍊. Karena penasaran ada buah apa saja di pasar lokal, kami pun mampir. Saya takjub melihat banyak sekali sayuran dan buah-buah yang tidak ada di Indonesia😮. Padahal saya banyak menjual tanaman buah di Amazon Amerika walaupun tidak pernah melihat wujud asli buah atau sayur tersebut. Pasar ini membuat saya betah berlama-lama. Saya melihat kentang🥔 berbagai macam jenis, bawang🧅, dan cabe🌶️super besarrrr! Saya sampai bingung 'gimana kalau mau diuleg jadi sambal ya?
![]() |
kentang🥔 |
![]() |
Ubi jalar🥔, jeruk🍊, Mangga🥭 |
![]() |
Perbandingan cabe dengan tangan saya🌶️🌶️🌶️ |
Saya terus berjalan masuk ke dalam dan semakin menemukan banyak sayur/buah unik. Baru kali ini saya melihat daun bawang segede lengan saya, asparagus, dan berbagai macam buah cherry. Saya juga mengajak penjual mengobrol dan mengatakan padanya kalau di negara saya tidak ada sayur begini. Dia menanggapi dengan bilang kalau di negaranya juga nggak ada. Eh ternyata dia pendatang juga ke Australia.
![]() |
Ada daun bawang, pak choi, asparagus, dll 🥬🥬🥬 |
Saya dan keluarga membeli beberapa buah yang unik untuk dinikmati di apartemen. Asik banget bisa belanja untuk dibawa pulang, seolah-olah sedang berada di rumah sendiri karena ada Mama dan adik-adik. Rasanya kalau saya tinggal di Australia bakalan betah deh, asal di musim dingin hehehe😆. Saya nggak suka musim panas di negara subtropis, mending di Indonesia saja. Setelah puas berbelanja macem-macem baik oleh-oleh maupun buah-buahan dan sayur-mayur, kami kembali menunggu Tram. Tidak perlu waktu lama, Tram datang dan kami pun naik.
![]() |
Menunggu Tram |
Destinasi selanjutnya adalah Flinder's Station (kita turun Tram di stasiun ini) dan berjalan-jalan disekitarnya. Berhubung tadi siang makannya cuma hotdog doang, mau nggak mau kita jadi cepat lapar. Akhirnya kami memutuskan untuk nyari makan malam dulu (walaupun masih sore) supaya ada tenaga untuk berjalan-jalan nantinya. Kami sengaja langsung menuju Pusat Makanan Halal yang memang ada di jalan ini.
Suasana kota |
Adem |
Kalian tinggal mengikuti arah di Google Maps saja dari stasiun Flinder's menuju Nando's, resto yang menyajikan makanan yang bisa dipastikan sesuai selera. Banyak sih makanan halal di Melbourne, tapi saya lebih suka makanan Melayu daripada Arab dan India. Oh ya, saya sangat menikmati jalan kaki di kota Melbourne dengan suasana dingin menusuk, pohon-pohon yang masih botak, dan orang-orang yang sibuk berlalu-lalang kesana kemari. Kotanya juga rapi dengan sedikit kendaraan, sehingga udara sangat bersih. Sebenarnya kalau di Indonesia ada FTZ, sudah dapat dipastikan orang-orang pasti malas naik kendaraan pribadi sehingga bisa terhindar dari polusi.
Setiba di Nando's, kami memesan makanan yang banyak dan makan dengan lahap. Rasanya makan pagi, siang, malam jadi satu pada saat itu. Rasanya laper banget deh! Memang kurang pas untuk perut orang Indonesia kalau disuruh makan roti-rotian, jadinya makan Nando's bisa kalap. Apalagi daging ayam di Nando's terkenal dengan ukuran super besar dan kita bisa habis dong. Kebayang betapa laparnya saat itu. Setelah makan, baru merasakan ada tenaga ekstra untuk eksplorasi kota lagi.
Baiklah, nanti saya tuliskan kembali tempat wisata mana saja yang kami kunjungi malam itu. Sampai jumpa!
0 comments:
Posting Komentar