Januari 16, 2020

Happy 3rd Birthday Rancupid

Sudah 3 tahun merintis perusahaan. Rasanya sulit sekali, lelah sekali, pusing sekali. Seolah-olah waktu 24 jam sehari itu kurang cukup. Tahun 2019 begitu berat rasanya. Di awal-awal tahun sempat untung besar, lalu krisis lagi. Lagi? Iya lagi. Saya sudah berhasil mengembalikan keadaan di bulan Maret 2019 bahkan bisa mencetak rekor, tapi nyatanya perubahan teknologi begitu masif bahkan saya sampai kewalahan untuk mengikutinya dan membuat kita kembali krisis.

Mungkin tulisan ini adalah curhat saya agar bisa diingat dan dikenang bagaimana rasanya. Kalau tahun lalu saya jadi tahu bagaimana Amazon sangat sulit dikendalikan, tidak bisa ditebak, bisa suspend kapan saja, bahkan 6 akun Amazon kita suspend berbarengan dalam waktu satu minggu. Rasanya dunia mau runtuh pada saat itu, tapi masih berusaha santai karena harus menjaga emosi di depan karyawan. Hal ini menyebabkan saya terus-menerus tidur larut untuk riset, bahkan masih sampai sekarang.

Dibalik semua itu, saya jadi menyadari satu hal, yaitu sabar. Dulu ketika krisis, mau mati rasanya. Ketika Amazon suspend, runtuhlah dunia. Tapi sekarang rasa takut dan cemas sudah jauh berkurang. Hanya mengurut dada, buka laptop, dan riset. Memangnya riset bisa menemukan jawaban langsung? Tentu saja tidak. Perlu kesabaran ekstra untuk mengimplentasikan hasil riset satu demi satu. Belum lagi kalau sudah salah implementasi, uang pasti terbuang. Riset pasti ada harganya, dan saya sedang berusaha untuk tidak membayar terlalu mahal untuk hasil riset.

Kebanyakan riset kadang membuat saya merasa tidak memiliki kehidupan. Sudah jarang sekali saya nongkrong dengan teman-teman karena waktu sudah tersita untuk duduk di depan laptop. Dulu bisa selalu nonton bioskop, sekarang sangat jarang. Nongkrong untuk makan malam saja bersama anak kantor dimana kita sama-sama sudah pusing tujuh keliling. Mau liburan sudah pasti tidak diijinkan Mama karena harus membereskan urusan perusahaan. Bertambahlah dunia tanpa kehidupan😔.

Sampai pada Desember kemarin saya mendapatkan tawaran presentasi ke Bali. Alhamdulillah rasanya senang sekali akhirnya saya bisa liburan. Walaupun sendiri dan merasa kesepian, tapi paling nggak otak jadi kembali (agak) segar. Saya sengaja tidak menghabiskan waktu di depan laptop ketika di Bali. Saya merasa ini waktunya "me time" dimana saya bisa belanja karena mendapatkan banyak uang saku, makan enak, SPA, menikmati orange juice sambil berjemur, dan menonton pertunjukan sampai capek. 

Saya rasa tubuh ini perlu istirahat, jangan terus diperas. Tapi kalau tidak riset, saya agak susah mengembalikan keadaan seperti dulu. Akhirnya saya mulai membaca banyak artikel untuk tetap memiliki pikiran yang segar sebagai berikut:

1. Bercocok tanam. Saya membeli banyak tanaman untuk di dalam maupun luar ruangan. Saya merawatnya dengan sepenuh hati agar pikiran saya jadi rileks. Tanaman memberikan pengaruh sangat baik untuk menyegarkan pikiran dan mental, juga baik untuk memproduksi oksigen.

2. Makanan Sehat. Sedapat mungkin ketika riset saya tidak menyentuh gorengan. Saya lebih suka menyantap makanan yang di panggang dan sayur rebus. Kalau sudah merebus sayur, tidak saya tambah apa pun. Cukup sayur dan air. Saya juga sudah mengganti sarapan dengan buah, bahkan sudah hampir 3 bulan ini. Walaupun kadang masih makan nasi goreng untuk sarapan, tapi sudah sangat jarang.

3. Yoga🧘🏻‍♀️. Sebenarnya olahraga apa pun baik untuk tubuh, tapi sekarang saya lebih rutin yoga. Minimal sehari 30 menit sampai keringat bercucuran. Kalau nggak yoga tuh rasanya badan sakit semua. Ntah karena kelamaan duduk di depan laptop, jadi badan sering pegal. Yoga juga bisa dipraktikkan di rumah, tidak perlu ke tempat latihan lagi karena saya sudah paham dengan gerakannya.

4. Cukup tidur😴. Ini agak susah. Beberapa kali saya melihat ada kantung dibawah mata. Pikiran yang lelah mulai mengganggu kualitas tidur. Walaupun masih bisa tidur nyenyak, tapi kalau sudah terbangun pasti susah tidur lagi.

Keempat hal diatas sudah saya usahakan untuk bisa dilakukan rutin agar menjaga kesehatan fisik dan mental. Walaupun masih tidak memiliki banyak waktu untuk nongkrong, tapi saya sedang berusaha untuk bertemu teman dan hang out paling nggak sekali dalam 2 minggu. Lama banget ya? 

Alhamdulillah ketika Spring dimulai, kondisi perusahaan mulai membaik. Bahkan akun-akun Amazon yang suspend kembali hidup dan sekarang jadi punya banyak akun. Hasil memang tidak akan mengkhianati proses, pasti ada jalan, tapi mencari jalan keluar ini seolah membunuh diri pelan-pelan. Seandainya saya sendiri tidak menjalankan pola hidup sehat, mungkin saya sudah stres akut. Belum lagi dirumah hanya sendirian dan keluarga tidak mengijinkan saya untuk pergi keluar kota apalagi keluar negeri. Mungkin kalian bisa bayangkan rasanya😢. Manusia juga memiliki batas. Beruntung di kantor masih memiliki teman-teman baik yang selalu mendukung dan mendengar curhat saya.
Happy Birthday
Walaupun banyak aral-melintang, tapi saya tetap sayang dengan Rancupid. Ntah apa yang membuat saya sangat cinta perusahaan ini. Saya selalu berdoa pada Allah subhanahu wata'ala agar badai segera berlalu🤲. Semoga sukses ditahun-tahun ke depan, semoga selalu ada jalan keluar di setiap masalah. Setelah semua masalah di perusahaan selesai, saya ingin pergi. Mungkin ke Eropa atau ke Amerika dalam waktu yang lama. Mungkin sebulan atau dua bulan. Saya berhak berterima kasih kepada tubuh ini yang begitu lelah berpikir mencari jalan keluar. Saya juga berhak menikmati hasil jerih payah yang sudah berbulan-bulan ini saya usahakan.

Selamat ulang tahun Rancupid. Saya sudah capek sekali. Semoga terus diberikan kekuatan untuk bersabar. Aminnn🤲!

Januari 14, 2020

Nuansa Jepang di OMDC

Ada yang menarik dari Klinik Gigi kesayangan saya OMDC. Sebulan yang lalu memang klinik ini sedang di renovasi sampai saya harus naik ke lantai dua (tempat poli gigi) menggunakan lift karyawan. Biasanya memang ada saja yang di renovasi di OMDC mulai dari ruangan dokter, Cafe, dan lainnya yang membuat saya tidak terlalu ambil pusing. Sampai tadi pagi ketika saya datang untuk kontrol gigi dan melihat kalau klinik sudah berubah jadi suasana Jepang😮, lengkap dengan pohon bunga Sakura, musik dari kecapi, lampion, dan dinding-dinding kayu. Tunggu, saya sebenarnya sedang berada di klinik gigi atau resto sushi🍣 dan ramen🍲? Apalagi ada gambar makanan di dindingnya.
OMDC Japan
Untungnya lantai dua masih tetap sama kondisinya seperti semula dengan berbagai bilik poli gigi dan nuansa putih (khas klinik) ditambah pink (khas OMDC). Saya sempat bersiap untuk melihat nuansa apalagi di lantai 2, tapi ternyata masih sama. Ternyata nuansa Jepang hanya di lantai satu (tempat pembayaran). Lumayan unik sih untuk ganti suasana. Mungkin Jepang dipilih karena bunga Sakura yang berwarna pink seperti warna OMDC. Sepertinya hanya di klinik OMDC saya melihat nuansa unik ala Jepang. Belum pernah ada nuansa seperti ini di klinik lainnya. Sayangnya saya hanya merekam video saja, tidak mengambil foto. Nanti deh saya foto bulan depan sewaktu saya kontrol lagi.

Bagaimana dengan kontrol gigi kali ini? Alhamdulillah celah gigi atas kanan sudah rapat sempurna. Sisa sedikit lagi di sisi kiri atas. Orthodentist kemudian mengubah posisi indikator kawat gigi atas dan bawah. Ternyata kawat gigi bawah malah patah jadi dua. Ntah makan apa saya kok bisa sampai patah begitu?😂😂
Gigi sudah rapi
Dokter kemudian melilitkan kawat di gigi atas kiri, dibantu oleh perawat. Bayangkan ada dua orang yang sedang mengikat gigi saya pakai kawat yang diputar-putar sampai saya agak merintih karena terlalu kencang. Tapi saya pasrah, demi Perfect Smile 2020 (tahun kembali berganti😂).

Kalau dilihat dari kasat mata, gigi saya sudah 95% rapi dan lurus. Tapi dokter bilang masi mau memperbaiki lengkungan senyuman agar lebih sempurna. Kalau tidak ada masalah, dua bulan lagi mau dikunci giginya, baru setelah itu lepas kawat. Semoga Lebaran kali ini bisa benar-benar Perfect Smile, supaya sekalian bisa memutihkan gigi biar senyum semakin sempurna😁.

Service Charge Rp. 25,000
Kontrol Sapphire Orthodentist Rp. 275,000
Ni-ti Recta 016x022lower (penggantian kawat yang patah) Rp. 50,000

Januari 08, 2020

Garuda Wisnu Kencana

Kali ini destinasi yang sangat ingin saya kunjungi ketika dinas ke Bali adalah Garuda Wisnu Kencana (GWK). Dulu di tahun 2012 ketika saya pertama kali ke Bali, patung GWK belum selesai. Bahkan tidak ada tanda-tanda akan dibangun menjadi sebesar dan semegah ini. Saya jadi penasaran bagaimana bentuk bangunannya sekarang? Apalagi banyak banget teman-teman yang mempostingnya di sosial media. Walaupun saya sendirian dinas kemarin, saya tetap ingin berkunjung kesana.

Dari Hotel Patra Bali, saya naik Grab Car karena cuaca Bali pada saat itu sangat terik. Padahal sudah sore setelah Ashar, tapi matahari masih sangat menyengat. Perjalanan ke GWK ditempuh dalam waktu 30 menit tanpa macet. Mungkin karena bukan akhir pekan dan belum waktunya orang pulang kerja, jadi perjalanan saya pada saat itu sangat lancar. Alhamdulillah.

Sesampai di GWK, mobil Grab berhenti di parkiran. Saya diarahkan untuk naik shuttle bus ke pintu masuk utama. Sore itu penumpang hanya saya seorang, tidak ada orang lain lagi. Perjalanan ke pintu masuk utama menurut saya lumayan jauh, wajarlah harus pakai shuttle bus. Ketika sampai, saya harus beli tiket masuk terlebih dahulu seharga Rp. 120,000. Dulu perasaaan saya masuk GWK di tahun 2012 cuma 40rban. Mungkin karena gedung utama selesai dibangun, maka harga tiket jadi naik signifikan.
Di dalam shuttle bus
Sebelum masuk ke halaman GWK, saya minta tolong mbak petugas penjaga loket untuk memotret saya dibawah tiga patung di pintu masuk. Sayangnya fotonya miring dan blur🙄. Ya sudahlah, mungkin ini nggak enaknya jalan sendirian. Kalau mau minta tolong difotoin, belum tentu orang yang mengambil foto bisa memakai kamera kita.
Udah di edit pun masih agak blur
Jajan dulu
Saya berjalan menuju pintu masuk yang lumayan jauh. Sepanjang perjalanan banyak penjual makanan, sehingga saya mampir dulu. Perut mulai lapar karena tadi makan siang terlalu cepat. Saya membeli sosis dan saya makan sambil berjalan ke pintu masuk. Selesai makan, saya memberikan tiket pada petugas untuk di scan, baru deh bisa masuk ke halaman GWK. Dari kejauhan sudah terlihat patung GWK yang megah dan saya langsung antusias🤩🤩🤩. Akhirnya sampai juga disini. Oh ya, sewaktu saya masuk ke Lotus Pond (sebuah area terbuka terluas di GWK), sedang ada penari Bali yang berlenggak-lenggok menarikan tarian Bali diiringi alunan musik. Penari tersebut beberapa kali mengajak para penonton menari bersama. Banyak yang menarikan tarian dengan lucu sampai saya tertawa ngakak. Nggak enaknya nonton sendirian, jadi merasa tertawa sendiri juga😅.
Patung dari kejauhan
Sedikit cerita tentang GWK, pada Juli 2018 akhirnya GWK rampung setelah dibangun kembali sejak 2013 lalu. Ikon Pulau Bali karya Nyoman Nuarta ini pun kini menjadi daya tarik baru bagi wisatawan dalam maupun luar negeri yang tengah berlibur ke Pulau Dewata. Patung GWK pertama kali dipamerkan kepada para tamu yang akan menghadiri pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia di Bali pada Oktober 2018. Sebagai bangunan yang dirancang untuk daya tarik wisata budaya, patung ini secara fisik dirancang untuk mampu menahan hembusan angin yang kuat dan tahan gempa.
Jalan menuju Lotus Pond
Karena penasaran ingin melihat lebih dekat, saya berjalan kaki dengan sedikit menanjak selama 15 menit dari Lotus Pond menuju gedung tempat patung GWK. Lumayan ngos-ngosan juga karena udara Bali yang panas dan cuaca yang terik membuat saya sangat berkeringat🥵🥵🥵. Untung sudah membawa air mineral dari hotel. Sesampai di kaki gedung, saya takjub. Masya Allah, betapa besar dan megahnya bangunan ini😲😲😲.
Besaarrrrr sekaliiiiiii
Menurut artikel yang saya baca, tinggi patung GWK mencapai 121 meter yang terletak 264 meter di atas permukaan laut dan menjadi patung ketiga tertinggi di dunia. Patung GWK membutuhkan ratusan bahkan ribuan material untuk membangunnya. Bahan utama untuk membangun patung Dewa Wisnu yang sedang mengendarai Garuda ini berupa campuran tembaga dan kuningan tersebut terbuat dari 754 modul dengan total berat mencapai lebih dari 2.900 ton. Selain itu, ada 21ribu batang baja dan 170ribu baut untuk menyambung patung. Menariknya, seluruh modul tersebut dibuat di studio pribadi Nyoman Nuarta yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat👏👏👏. 

Banyak orang menyangka bahwa patung GWK ini tersusun dari bagian patung lama yang digabung menjadi satu. Ternyata, hanya bagian tangan Dewa Wisnu saja yang digunakan dan selebihnya dibuat ulang menggunakan material baru. Jadi jangan heran bila penampakan patung GWK yang baru memiliki tampilan yang agak berbeda, terutama dari segi warna dan corak. Warna hijau patung GWK terjadi karena proses aging yang dipercepat dengan cara menyemprot cairan asam di permukaan patung untuk mendapatkan tone warna gelap yang nantinya akan menyerupai patung GWK yang lama. 
Minta tolong petugasnya memotret saya
Bila dilihat secara lebih seksama, permukaan patung GWK yang lama dan baru memiliki tekstur yang berbeda-beda. Seperti bagian kepala Garuda dan badan Dewa Wisnu yang berbentuk kotak dan trapesium, serta bentuk segitiga menyerupai pola berlian yang dipahat di permukaan patung Garuda Wisnu Kencana yang baru saja diresmikan. Hebatnya, pola yang terdapat di permukaan patung dipahat secara manual menggunakan palu. Bahkan Nyoman Nuarta khusus mendatangkan seniman dari luar negeri untuk memahat beberapa bagian patung. 

Karena sudah jam 5 sore, saya jadi tidak bisa masuk ke dalam gedung dibawah patung GWK karena sudah tutup. Kalau nggak salah, isinya Gallery selama pembuatan patung beserta sejarahnya. Kita juga bisa naik sampai ke bahu Dewa Wisnu. Mungkin kalau nanti saya ke Bali lagi, saya akan datang agak siang agar bisa masuk ke dalam gedung. Kemarin itu karena kelamaan santai di hotel sih😆, jadinya gedung GWK udah keburu tutup.

Selesai mengambil foto kemegahan gedung GWK, saya kembali ke Lotus Pond. Jam 6 sore bakalan ada pertunjukan tari kecak dan ini pertama kalinya saya menonton tari Kecak selain di Uluwatu. Saya mengambil posisi duduk di tangga agar dapat melihat pertunjukan tari dengan lebih leluasa. Sayangnya hanya sendirian🙄, jadi kurang seru deh. Saya melihat ke kiri dan ke kanan semuanya pasangan atau gerombolan orang-orang dan teman-temannya. Duh, lain kali nggak mau lagi dinas ke daerah wisata sendirian.
Bersiap menonton Tari Kecak
Pertunjukan tari Kecak pun dimulai. Bercerita tentang Garuda adalah anak Winata, salah seorang istri Baghawan Kashyapa. Ia lahir dari telur yg diberikan Kashyapa pada Winata. Garuda yang disuruh mencari Tirtha Amartha, Tirtha (air) yang disebut-sebut dapat memberikan keabadian kepada siapapun yang dapat meminumnya walaupun hanya setetes, untuk membebaskan ibunya dari perbudakan. Dimulailah petualangan Garuda mencari Tirtha Amarta. Sang Garuda sampai naik ke surga untuk mencari air itu bahkan sampai memporak-porandakan surga. Beberapa dewa sampai ditantang olehnya, sampai akhirnya Garuda harus kalah menghadapi Dewa Wisnu. 
Ibu (Winata) meminta Garuda mencari Tirtha Amartha
Persiapan peperangan para Dewa
Garuda kemudian bercerita kepada Dewa Wisnu kalau dia mencari Tirtha Amertha semata-mata hanya untuk menyelamatkan ibunya. Singkat cerita, Dewa Wisnu kemudian mau menyerahkannya Tirtha Amartha dengan syarat agar Garuda mau menjadi tunggangan Dewa Wisnu yang kemudian dikenal dengan nama Garuda Wisnu Kencana. Ibu Garuda pun berhasil dibebaskan dari jeratan perbudakan.

Pertunjukannya sangat menghibur. Saya sangat menikmatinya tarian demi tarian yang indah, ditambah dengan cerita yang kuat. Seolah-olah saya masuk ke dalam ceritanya. Tari kecaknya pun sangat indah dan ramai apalagi ketika mereka serentak menyorakkan cak-cak-cak-cak-cak-cak, saya suka. Tarian kemudian ditutup dengan pertunjukan tari api yang sangat keren dan menakjubkan. 
Tarian api
Selesai menonton pertunjukan tari, saya kembali ke tempat menunggu shuttle bus. Saya mencoba memesan Grab Car dan kaget melihat harganya 140rb😧. Kenapa mahal banget? Saya bedakan dengan Grab Bike yang hanya 14rb saja, ditambah kupon promo potongan 10rb, malah jadi 4rb doang. Saya bertanya pada petugas parkiran kalau dari sini (GWK) ke toko Krisna Bali itu jauh apa nggak? Apa saya bakalan masuk angin kalau naik motor kesana😆? Petugas bilang, "Ah segitu sih deket Mbak. Udah, naik motor aja, ngapain naik mobil, mahal."

Akhirnya saya memesan Grab Bike. Saya menunggu Grab dibawah pohon besar (agak bingung mau nunggu dimana). Mana pada saat itu sedang malam jumat dan saya pakai baju putih, bisa-bisa saya dikira hantu👻. Saya akhirnya dijemput Abang Grab dan perjalanan menuju Krisna pun dimulai (seolah-olah jauh banget, padahal cuma 30 menit😄). Lumayan asyik menikmati Bali di malam hari dengan mengendarai sepeda motor, dan ini adalah pengalaman pertama saya. Seru juga kok! Tapi tetap saya lebih suka kalau ada temen, hehehe.

Baiklah, nanti saya akan bercerita lagi tentang belanja di Bali. Sampai jumpa!

Sumber:

Januari 04, 2020

Dinas ke Bali

Mungkin ini yang dinamakan rejeki🎁 yang tak disangka-sangka. Ntah ada angin apa, tiba-tiba saya di kontek oleh Pertamina University untuk memberikan seminar Ekspor di Hotel Patra Bali. Semula saya mengira Hotel Patra Bali itu ada di Jakarta, karena ada juga kan hotel-hotel yang menggunakan nama belakang Bali. Tapi ternyata beneran di Pulau Dewata.

Sewaktu saya di Whatsapp oleh Mbak Tata (orang Pertamina University), saya cuma baca incoming message di Home Screen saja tanpa membuka aplikasi Whatsapp, yang menuliskan kalau saya ditawari untuk mengisi seminar. Iseng-iseng saya googling dimana Hotel Patra Bali untuk mengetahui bakalan naik apa nanti kalau dari Depok, berhubung saya pengendara transportasi publik. Ternyata Hotel The Patra Resort and Villas itu berada di Bali. Iya, di Pulau Bali ituuuu (sedang meyakinkan diri sendiri). Akhirnya saya buka Whatsapp, dan bertanya, "Mbak itu di Bali?" Dan dijawab, "Iya Mbak, di Bali." Baiklah😲.

Saya sempat bernegosiasi untuk bawa tim biar bisa sekalian liburan, tapi nggak boleh🙄. Huff, mana enak ke Bali sendirian🙄? Tapi kapan lagi ke Bali gratis🤔, dapat uang saku yang lumayan, dan menginap di hotel bintang lima di kamar Suite Class, walaupun cuma satu malam. Mungkin ini rejeki liburan akhir tahun yang diberikan Allah khusus untuk saya sendiri, sekalian mencicipi pengalaman solo travelling ke Pulau Dewata. Saya langsung menjawab, "Iya Mbak, tapi saya mau jadwal pesawatnya saya yang atur sendiri. Pergi pagi, pulang malam." Dan saya malah ditawarkan naik pesawat jam 4 pagi dan pulang besoknya jam 11 malam, ya kaliiiiii😅. Enggak segitu pagi dan segitu malam juga😅. Akhirnya saya memilih tiba disana pas jam check-in hotel, supaya bisa menaruh koper dan langsung jalan-jalan.

Tidak ada persiapan khusus ketika ke Bali. Slide presentasi sudah selesai saya kerjakan di kantor bersama karyawan. Yang bingung ketika packing karena cuma bawa baju sedikit sekali. Bisa saja nggak usah bawa koper, tapi takut disana belanja jadi harus bawa koper paling nggak ukuran kabin. Ntah kenapa setiap selesai packing, saya langsung merasa antusias kalau sebentar lagi bakalan liburan. Terakhir saya liburan di bulan Agustus dan sudah 3 bulan tidak kemana-mana😔.

Ketika hari H tiba, saya naik gojek ke terminal bus Depok untuk menuju bandara. Selama perjalanan saya tidur dan baru terbangun ketika sudah tiba di bandara. Saya cek in, lalu keluar makan siang sejenak, baru masuk ke ruang tunggu. Panggilan boarding berkumandang, saya lalu naik pesawat. 
Selamat datang
Tidak terasa sudah setahun lebih saya tidak ke Bali dan suasana di bandara I Gusti Ngurah Rai masih sama saja. Masih dalam tahap renovasi dan sebagian besar sudah selesai. Seharusnya saya sudah dijemput pada saat itu, tapi tidak tampak orang dari Hotel Patra sama sekali. Saya menelepon orang Pertamina untuk meminta dijemput. Baru beberapa menit kemudian mobil jemputan pun datang. Sesampai di hotel yang letaknya di samping bandara banget, saya check in. Proses check in lama sekali karena harus memverifikasi dulu kalau saya narasumber untuk acara Pertamina. Berbeda dengan kalau kita booking hotel dari Traveloka, tinggal menyebutkan nama, langsung diberikan kunci hotel.
Jalan menuju kamar
Setelah kunci didapat, karena hotel ini berupa resort, saya diantar naik mobil golf menuju kamar. Saking luasnya halaman hotel, saya tidak ingat sama sekali jalan menuju hotel. Ya sudahlah, nanti tinggal minta jemput aja kalau nggak mau nyasar. Sesampai di kamar yang sangat bagus ini (kalian bisa melihat foto-foto kamarnya di traveloka), saya bereksplorasi dulu. Melihat ruang tamunya, membuka pintu-pintu, dan menikmati suasana kamar mandi dengan bathtub yang besar. Wah, nanti malam bisa berendam nih. Sempat foto-foto juga di teras kamar yang membuat saya betah berlama-lama disini. Sayangnya cuma sendiriiii, huff!
Dari salah satu pintu di kamar
Karena sudah sore, daripada nanti waktu terbuang untuk berleha-leha menikmati suasana kamar yang lebih cocok untuk staycation, saya memutuskan untuk keluar kamar. Saya berjalan mencari arah menuju lobi hotel yang membuat saya agak nyasar😅. Tapi memang lebih mudah mencari dimana lobi, daripa dimana kamar.
Jalan menuju lobi
Tujuan saya di sore itu adalah Garuda Wastu Kencana (GWK) yang sudah selesai renovasi. Setahun yang lalu gedung utama belum bisa dikunjungi karena masih dalam tahap pembangunan patung super besar itu. Saya akan tuliskan tentang GWK di postingan setelah ini ya. Sampai jumpa!

Januari 01, 2020

Banjir di Awal Tahun 2020

Selamat Tahun Baru🥳🥳🥳! Tidak terasa sudah 2020, tahun dengan angka cantik. Pasti tahun ini banyak yang menikah di tanggal 20 Februari 2020, biar bagus dan mudah diingat tanggalnya. Hmm, biasanya saya bakalan menuliskan refleksi di tahun sebelumnya dan resolusi di tahun baru. Sekarang saya akan menuliskan sesuatu yang berbeda karena di awal tahun 2020 ini, JABODETABEK dilanda banjir sangat parah. Katanya hampir sama parahnya dengan banjir 2007 (saya tidak berada di Jakarta di tahun itu).

Saya akan bercerita bagaimana ketika banjir melanda rumah saya. Tahun baru ini pertama kalinya saya merayakan di Depok, tempat saya tinggal. Biasanya saya pasti berada dimana-mana, bukan di Depok. Saya mengajak beberapa teman untuk BBQ di rumah dan kami sudah merencanakan hal ini dari 3 hari sebelum malam tahun baru. Kita bahkan sudah berbagi tugas, siapa bawa apa, supaya bisa seru-seruan bareng. Sebenarnya sejak sore tanggal 31 Desember 2019 sudah hujan deras, tapi saya masih menganggap hal ini biasa karena di Depok memang sering hujan deras dan air tidak tergenang. Mungkin karena Jawa Barat termasuk daratan tinggi.
Ayam bakar🍗
Semula kita ingin BBQan dengan menyalakan arang dan kipas-kipas di halaman rumah saya. Sayangnya hujan begitu deras, lalu reda, deras lagi, reda lagi, membuat kita nggak mungkin main di luar. Jadilah pakai panggangan Happycall dan dipanggang di atas kompor saja. Kita masak-masak bareng sambil tertawa, membuat suasana jadi meriah. Saya pun akhirnya bisa membuat sambal matah yang enak, yeay! Kondisi di luar masih hujan, tapi tidak terlalu deras. Sambil menyalakan tv untuk melihat suasana Jakarta yang diguyur hujan juga.
Siap disantap
Main Jenga Stack
Untuk menunggu jam 12 malam, kami mengobrol dan bermain Jenga. Sudah lama sekali tidak bermain Stack begini dan tetap seru banget. Seolah waktu berjalan begitu cepat, jam 12 teng, dengan memakai payung☔, saya dan para keponakan mencari kembang api. Saking banyaknya kembang api, kita bisa melihat hanya dari depan rumah. Hujan pun tinggal gerimis saja dan tidak ada tanda-tanda bakalan hujan deras. Setelah nggak ada lagi kembang api, kita masuk kamar dan tidur.

Ketika adzan Shubuh, kita bangun dan mendengar hujan turun begitu deras⛈️⛈️⛈️. Saya awalnya biasa aja karena memang sering hujan deras di kala Shubuh. Tapi Kak Juny bilang kalau hujan sederas ini sudah sejak jam 2 malam (dia baru tidur jam 2 lebih). Saya mengecek jalanan di depan rumah dan ternyata sudah tergenang air lumayan tinggi. Tapi saya pernah juga mengalami hal ini dan biasanya memang hanya banjir di jalan saja. Paling sampai garasi saja sedikit. Mobil kak Juny yang terparkir di jalan sudah hampir terendam, sehingga harus dipindahkan ke garasi tetangga depan rumah. Di garasi saya sudah ada mobil Nopy.

Setelah shalat, saya mencoba tidur lagi karena memang masih ngantuk berat. Sebelumnya sempat baca twitter dan keheranan melihat sudah banjir dimana-mana, bahkan sampai tinggi sekali. Saya masih berpikiran positif kalau nggak akan kebanjiran, jadi saya tidur lagi. Sekitar jam 7.30 pagi, hujan masih sangatt deras⛈️⛈️⛈️. Teman-teman saya sampai bertanya berkali-kali, "Pernah banjir nggak disini?" Dan saya menjawab nggak pernah.
Air mulai naik ke garasi
Saya masih agak santai dan memasak sarapan buat teman-teman. Sampai ketika air sudah naik ke teras dan mengintip-intip pintu rumah, baru saya deg-degan😨. Hujan pun tidak ada tanda-tanda akan reda. Terus deras, bahkan lebih deras lagi. Sampai akhirnya air meluap dari kamar mandi dan yang dari teras depan pun masuk dengan sangat kencang. Kita semua langsung buru-buru menaikkan kasur, barang elektronik, dan dokumen. Untung ada cowok-cowok, jadi mereka bisa membantu mengangkat kasur yang lumayan berat. Air masuk dan dengan cepat meninggi. Anak-anak yang lagi tidur sampai kaget karena banyak air masuk rumah. 
Air masuk
Melihat air tergenang dirumah, saya mendadak stres🤯🤯🤯. Tapi mencoba tarik napas dan buang napas, seperti ritme napas ketika yoga🧘🏼‍♀️. Langsung berdoa agar banjir cepat surut. Teringat dulu di tahun 2003 dimana efek lumpur setelah banjir susah sekali dibersihkan. Belum lagi perabotan kayu seperti lemari dan meja pasti setelah ini bakalan rusak. Saya jadi terdiam sendiri memikirkannya sambil duduk di sofa dan melihat air terus meninggi. Untungnya air banjir masih bening dan tidak berlumpur.
Kondisi di dalam rumah
Para tetangga kemudian datang mengecek, takut kalau saya hanya sendirian. Grup Whatsapp komplek pun sudah heboh karena sudah masuk rumah. Komplek saya ini sebenarnya bukan daerah banjir karena masih tinggi. Hanya saja karena ada pembuatan parit di jalan Kalimulya membuat air hujan dari jalan yang lebih tinggi masuk semua ke dalam komplek. Warga komplek saya sudah memprotes pengerjaan proyek ini sejak parit tersebut belum selesai, tapi tidak ada tanggapan dari pemerintah.

Bapak-bapak komplek kembali berkumpul mengecek kondisi warga (termasuk saya) dan mencoba menutup persimpangan air yang menuju komplek. Alhasil, hanya dalam 30 menit air berangsur surut. Hujan pun mulai sedikit reda. Saya langsung mengambil berbagai peralatan untuk mengeluarkan air seperti sapu, ember, sodokan, dan serokan. Dibantu dengan teman-teman secara bergantian, bahkan anak-anak pun sangat bersemangat untuk membantu agar rumah cepat bersih. Saat itu saya kasihan dengan teman-teman. Mereka semula ingin liburan, malah jadi bersih-bersih rumah saya yang kebanjiran. Walaupun mereka sangat mengerti kalau hal ini diluar kuasa manusia, tapi tetap terbersit perasaan tidak enak😔.

Karena dibantu oleh teman-teman yang sangat rajin bekerja silih berganti, air dirumah saya dengan cepat langsung bersih. Kita bahkan masih sempat untuk makan nasi goreng bersama setelah air di dalam rumah sudah tidak ada lagi. Walaupun lantai masih basah dan agak kotor, paling tidak saya sudah senang karena tidak ada lumpur. Tinggal di pel bersih aja.

Sekitar pukul 10:30 pagi, teman-teman berpamitan pulang karena mereka juga khawatir dengan kondisi rumah masing-masing. Apalagi setelah melihat berita kalau hampir seluruh JABODETABEK banjir. Mereka sebenarnya berat meninggalkan saya sendiri, apalagi dalam kondisi banjir. Tapi saya sudah meyakinkan mereka kalau saya akan baik-baik saja. Saya merasa sangat bersyukur ketika banjir mereka sedang ada di rumah dan bisa membantu saya tanpa diminta. Alhamdulillah. Seandainya saya sedang sendiri, mungkin saya harus pasrah melihat perabotan yang berat seperti kasur jadi basah dan air di dalam rumah yang harus dibersihkan sendiri. 
Banjir
Saat itu sempat ada himbauan dari pengurus komplek kalau tidak boleh ada mobil keluar masuk untuk menghindari ombak dari genangan air yang dilalui mobil. Jadi saya menyuruh teman-teman bersabar sejenak menunggu instruksi dari pengurus komplek dulu baru bisa pulang. Oh ya jadi teringat ketika banjir lagi tinggi, eh ada mobil melintas di jalan dekat rumah saya dengan kencang dan membuat semua pot bunga terguling. Duhh, untung nggak keluar tanahnya atau hilang mengapung.

Sewaktu teman-teman sudah pulang, saya langsung mengepel sendiri dimulai dari kamar-kamar, ruang tv, dan dapur. Mungkin saya ngepel air bersih sekitar 2-3 kali dulu, sekalian membersihkan sudut-sudut rumah dimana biasa kotoran menumpuk. Setelah dengan air bersih, baru saya menggunakan pembersih lantai dimulai dari kamar duluan. Agar lemari tidak 'mekar', setelah di pel bersih, langsung nyalakan AC dan diamkan saja beberapa jam agar bisa mengering sampai ke dalam serbuk kayu perabotan tersebut. Baru setelah itu saya pel bersih ruang tv dan dapur sampai semua sudut. Hikmahnya, mungkin rumah saya jadi super duper bersih tanpa debu sedikit pun di lantai dan sudut ruangan.

Saya beristirahat sejenak untuk makan siang dan mengecek hp yang terus berbunyi tapi tidak saya gubris sama sekali. Udah adzan Zuhur tapi kalau mau shalat juga harus mandi dulu karena saya banyak terpercik air banjir. Sewaktu mau cuci piring, saya melihat air PAM mengecil. Sebelum benar-benar mati, saya tampung dulu di ember besar agar bisa mandi. Saya memutuskan untuk mandi baru cuci piring karena takut nanti semakin lama menunda shalat. Setelah mandi dan shalat, air PAM mati sepenuhnya. Alhamdulillah masih nyala listrik. Saya akhirnya tidur siang dulu untuk mengisi tenaga karena sudah sangat capek🥱.

Setelah bangun, saya shalat Ashar dan cuci piring karena air PAM sudah nyala. Selagi cuci piring, sepupu saya datang membawakan makanan bubur jagung hangat yang enak banget. Alhamdulillah, seolah rezeki datang terus. Sepupu saya memang sempat menelepon tadi siang dan menanyakan 'gimana kondisi di rumah. Saya bilang kalau rumah memang banjir tapi semua keadaan sudah terkendali karena banyak teman yang membantu. Malam itu saya jadi ada teman mengobrol. Sepupu-sepupu nongkrong di rumah sampai jam 10 malam sampai kami kedinginan di ruang tengah dimana AC nyala full, nggak dikecilin, demi perabot rumah supaya cepat kering. Alhamdulillah jadi nggak kesepian.

Walaupun banjir merupakan musibah, tapi kita tetap berprasangka baik pada Allah subhanahu wata'ala kalau semua ini pasti ada hikmahnya. Semula saya sempat stres, tapi bersabar dan terus berusaha untuk mengeluarkan air yang bening dan tidak bercampur lumpur dari rumah dibantu oleh teman-teman. Tetangga pun datang silih berganti untuk memastikan kalau saya yang tinggal sendirian tetap dalam kondisi baik-baik saja. Belum lagi sepupu yang datang membawa makanan dan menemani mengobrol. Rumah saya juga sekarang dalam kondisi lebih bersih dari biasanya. Alhamdulillah. Oh iya, keluarga kak Juny dan Nopy (teman-teman saya yang menginap di malam tahun baru) alhamdulillah sampai di rumah dengan selamat. Rumah mereka baik-baik saja. Kak Juny bisa pulang ke Tebet dengan lancar, sedangkan Nopy baru sampai rumah jam 9 malam karena banyaknya titik air di Bekasi yang mengakibatkan penutupan jalan. Yang penting kondisi rumah baik-baik saja dan bisa beristirahat dengan tenang😊.

Menurut berita di tv, memang sekarang belum memasuki puncak musim hujan. Hujan akan terus turun dalam intensitas sedang dan tinggi. Walaupun daerah saya tidak terlalu berdampak pada banjir, tapi saya mulai bersiaga dengan mengecas lampu emergency, memastikan powerbank dan batre laptop terisi penuh, menutup saluran pembuangan agar air tidak masuk dari dalam, juga menampung air di ember besar untuk berjaga apabila air PAM mati. Jangan lupa untuk selalu berdoa karena kita tidak mengetahui hikmah atau rencana Allah dibalik semua ini. Walaupun ketika baca twitter banyak sekali artikel yang menyalahkan para pemimpin, tapi menurut saya lebih baik kita memulai hal positif dari diri kita sendiri dulu. Mungkin bisa membantu meringankan beban saudara-saudara di pengungsian dengan mengirimkan makanan atau memberikan sumbangan. Hal ini jauh lebih penting daripada menaikkan hashtag kebencian supaya trending di twitter. Hati-hati lho, semua perbuatan baik atau buruk pasti ada balasannya.
Lebih baik berdoa🤲
Baiklah, ke depannya saya tetap akan menuliskan postingan yang masih tertunda. Doakan saja semoga tidak ada banjir lagi ya. Aminnn ya Rabb🤲. Sampai jumpa!

Follow me

My Trip