Sekarang seluruh dunia sedang menerapkan Self-Quarantine. Saya juga sudah sebulan tidak ke kantor dan hanya keluar rumah kalau ada kebutuhan mendesak. Berbeda dengan Jakarta, di Depok masih ramai saja orang yang berlalu-lalang, toko-toko masih pada buka, bahkan abang penjual donat pun buka (nggak ada Corona aja Abang Donat jarang buka karena terlalu laris😅). Kegiatan sehari-hari saya biasanya mengerjakan amazon dan memang saya nggak pernah bosan melakukannya karena saya suka banget dengan bisnis ini. Tapi karena sekarang Amazon saya sedang suspend (semoga segera buka ya Allah dan tidak pernah suspend lagi, aminnn🤲), jadi ada waktu lowong. Semoga setelah posting ini di-publish, Amazon saya sudah buka. Aminnnn🤲.
Sebenarnya saya sangat sedih saat Amazon suspend karena duit jadi tertahan, tapi kita harus berbaik sangka pada Allah mungkin ini saatnya saya istirahat sejenak karena udah hampir sebulan waktu saya tidur sangat sedikit. Walaupun berusaha makan sehat dan berolahraga, tapi tetap aja kerjaan saya menatap laptop tampa henti. Jadi teringat blog yang tak kunjung terisi, orderan yang masih banyak belum dikirim, dan membereskan barang-barang di inventory Amazon yang stoknya sudah tidak update. Apalagi sekarang banyak sekali suplier tutup karena COVID19. Seandainya Amazon tidak suspend, saya tidak sempat beres-beres toko (kurang lebih begitu istilahnya), jadi anggap saja ini adalah hal yang baik karena Allah subhanahu wata'ala paling tau yang terbaik. Saya akhirnya sudah beresin semua perintilan di toko, insya Allah tinggal menunggu kabar baik kalau Amazon saya segera buka, aminnn🤲.
Karena judul postingan saya adalah hikmah, jadi saya mau membahas beberapa hikmah yang saya rasakan selama social-distancing ini. Mari disimak!
1. Langit Jakarta berwarna biru
Jujur saja, sejak saya pertama kali tinggal di Jakarta yang berarti sudah 10 Tahun, saya belum pernah melihat langit Jakarta berwarna biru. Sewaktu saya berada di Australia, sempat terbersit doa dalam hati untuk melihat langit sebiru ini (ketika di Melbourne) di Jakarta suatu hari. Bayangkan kota metropolitan seperti Jakarta memiliki langit sangat indah, Masya Allah. Semoga terus seperti ini walaupun Corona sudah hilang dari muka bumi.
![]() |
Jakarta Langit Biru |
![]() |
Masya Allah |
Saya juga sempat membaca di instagram pak Anies Baswedan kalau binatang-binatang di Ragunan jadi tidak stres. Biasa mereka selalu dikeliling para pengunjung yang membludak di akhir minggu. Sekarang bisa lebih santai dan tenang seperti benar-benar sedang di habitat asli mereka.
![]() |
Anak jerapah |
2. Jadi Suka Masak
Sebenarnya saya lumayan suka masak, apalagi sejak merantau. Tetapi gara-gara Corona ini, sudah dapat dipastikan dalam sehari minimal sekali masak. Sebelum Corona, bawang merah dan putih sebulan juga belum tentu habis padahal cuma beli 1/4 kg. Cabe juga kadang sampai busuk sendiri di kulkas. Bumbu-bumbu masakan, stoplesnya sampai berdebu. Garam aja nggak pernah kurang dari setengah stoples kecil. Kali ini saya sampai niat beli wajan baru karena merasa nggak nyaman dengan wajan yang lengket atau cepat hangus.
![]() |
Masak-masak |
![]() |
Paru goreng balado |
Sekarang sebentar-bentar beli bawang merah dan putih. Jadi tau fungsi bawang putih di rasa masakan lumayan signifikan. Jadi rajin 'nyambel juga. Kalau beli cabe merah dan rawit saya masukin freezer biar tahan lama karena sekali beli langsung banyak dan malas beli berkali-kali. Walaupun masih beli di pedagang online, tapi harus jalan ke pos satpam depan komplek untuk mengambil barang. Duh, males banget keluar rumah. Saya juga jadi bisa masak makanan yang enak dan cepat, karena kadang nggak punya waktu terlalu banyak untuk berada di dapur. Pernah juga masak sekali banyak biar besok nggak usah masak lagi.
3. Mengurus Halaman
Sebelum Corona juga saya sudah rajin bercocok-tanam (berkebun). Saya punya banyak koleksi bunga di halaman rumah. Karena salah satu saran meningkatkan imunitas kesehatan adalah berjemur, dan saya nggak bisa kalau berjemur sambil diam saja. Harus ada hal yang bisa dilakukan. Jadilah saya berjemur sambil membereskan halaman. Mulai dari menyapu daun-daun dari pohon jambu yang selalu berguguran, sampai memangkas batang bunga mawar. Saya baru tau kalau tanaman mawar ini susah banget perawatannya. Udah dikasih pupuk, disemprot hama, bahkan saya sampai googling untuk mencari tau sebab kenapa mawarnya tumbuh kerdil.
![]() |
Tukang kebun nggak beresin lagi hufff😫 |
Yang paling sebel kalau ulat datang menghampiri daun-daun monstera dan aglonema. Si ulat tau aja yang mana daun mahal, jadi dimakan sampai HABIS. Bahkan enggak disisain sedikit pun. Kalau saya melihat ada kupu-kupu di halaman, saya mulai curiga daun mana lagi yang semalam habis dimakan ulat. Huff, udah suudzon sama ulat😫😫. Semoga ulat nggak main lagi ke halaman saya.
![]() |
Philodendron Pastazanum kesayangan |
![]() |
Aglonema dan Monstera |
Mungkin nanti saya mau menulis postingan khusus untuk semua jenis tanaman yang saya rawat dengan sepenuh hati selama 6 bulan ini.
4. Olahraga dan Sarapan Sehat
Biasanya saya rutin melakukan yoga. Sekarang jadi suka 'ngikutin Live Celebrity Fitness Indonesia di Facebook atau Instagram. Walaupun tipe olahraganya agak berat, tapi jadi ada variasi gerakan. Yang susah karena saya di rumah dan harus memakai sepatu. Mana sepatu bersih nggak ada lagi. Akhirnya saya mencoba bertelanjang kaki yang membuat lecet dan kulit terkelupas. Saya baru sadar pentingnya sepatu dalam berolah raga karena selama ini hanya yoga saja. Nanti kalau ada rejeki mau beli sepatu untuk olahraga di dalam ruangan ah. Biar tetap bisa berolah raga tanpa kaki lecet.
![]() |
Muesli dan susu almond coklat |
Oh iya biasanya saya sebelum berolah raga di pagi hari, saya akan berusaha sarapan makanan sehat. Saya paling suka sarapan Granola atau Muesli ditambah susu almond. Selain rasanya yang enak banget seperti sedang makan biji-bijian dan coklat, persiapan sarapan sehat juga praktis. Nggak usah nyalain kompor, tinggal campurkan saja dengan susu almond atau Bear Brand, selesai deh. Saya suka beli Granola dan Muesli di teman saya Instagram @rengganis. Silahkan dicoba semoga kalian juga suka!
5. PO Masakan dan Sembako dari Ibu-ibu Komplek
Enaknya tinggal di komplek, saya jadi tidak khawatir bakalan bosan dengan masakan sendiri😅. Hampir setiap hari ada aja yang dijual oleh ibu-ibu mulai dari lauk-pauk sampai cemilan. Setelah pesan, tinggal transfer uang, makanan langsung diantar ke rumah. Pokoknya enak banget deh, hehehe.
![]() |
PO Cilok |
Tidak ketinggalan kalau mau beli tepung, beras, telur, semua bisa di PO lalu dikirim ke rumah. Enaknya adalah kita nggak harus menyediakan uang cash karena saya malas banget ke ATM. Tinggal transfer saja, selesai deh. Sebenarnya saya pengen banget bikin kue, tapi karena tinggal sendiri dan saya nggak mau terlalu banyak ngemil, jadi susah habis nantinya. Malah jadi mubazir.
6. Komplek Jadi Rame
Setiap pagi ketika membersihkan halaman, saya bisa melihat para tetangga dengan aktivitasnya masing-masing. Ada yang sedang menyapu, menjemur, bersepeda bersama anaknya, bermain bulu tangkis, dan kegiatan positif lainnya. Kalau dipikir-pikir, ada baiknya juga sekali-sekali semuanya pada work from home karena pasti hubungan keluarga jadi semakin erat. Selain karena Corona, saya hampir tidak pernah melihat bapak-bapak berlomba bersepeda dengan anak-anaknya di komplek. Mereka bersepeda dengan sangat gembira, dan saya jadi senang melihatnya.
7. Rajin Mengikuti dan Menyelenggarakan Webminar
Selama Social Distancing, membuat webminar adalah hal yang paling sering dilakukan oleh perusahaan saya Rancupid bahkan hampir setiap minggu. Selain karena seru juga bisa berinteraksi dengan banyak orang dan menjawab ratusan pertanyaan agar otak tidak buntu, enak juga tinggal ngoceh-ngoceh doang dan dapat duit banyak😆. Peserta webminar pun sangat ramai padahal hanya diiklankan selama satu minggu saja.
![]() |
Webminar Rancupid |
![]() |
Webminar yang saya ikuti |
![]() |
Salah satu webminar yang juga diselenggarakan Rancupid |
Saya juga jadi sering ikutan webminar untuk menambah ilmu baru di sela kesibukan. Enaknya ikut webminar, kita bisa tetap bekerja sambil para narasumber terus menjelaskan materi. Mungkin jadi seperti mendengar radio dengan sesekali memperhatikan slide presentasi.
8. Zoom Meeting Jadi Populer
Dulu sih nggak pernah menggunakan teknologi konferensi berbasis video karena memang lebih enak kalau meeting ya tatap muka karena bisa langsung memberikan komentar atau koreksi pada pembahasan di dalam meeting. Selama menggunakan video conference, berbicara jadi harus secara bergantian. Jadi nggak bisa berdebat, hahaha😂. Tapi cukup seru juga karena kita jadi bisa tetap berkomunikasi dengan teman-teman tanpa harus bertemu.
![]() |
Video Conference |
Memang setiap kesusahan ada kemudahan. Setiap kejadian, pasti akan ada hikmah yang bisa dipetik. Walaupun saya jadi nggak bisa ke dokter gigi, nggak bisa nongkrong, nggak bisa ke kantor, tapi di rumah juga saya betah kok. Dengan banyak kegiatan yang bisa dilakukan seperti diatas, hari jadi berlalu begitu cepat. Tidak terasa sebentar lagi Ramadhan🥰.
Semoga Amazon buka dari suspend ya Allah dan saya bisa mudik. AMINNNN🤲🤲!