Mei 26, 2020

Idul Fitri 1441 H

Ini adalah Lebaran kedua bagi saya nggak pulang mudik😔. Dulu sewaktu masih kuliah pernah nggak mudik juga, tapi masih ada abang kandung yang menemani dan teman-teman di asrama Aceh yang memang kala itu hampir semua tidak mudik. Saya lupa kenapa dulu kita kompak nggak mudik, tapi yang pasti bukan karena pandemi. Berbeda dengan sekarang yang sendirian banget. Tapi, alhamdulillah masih dipertemukan dengan Idul Fitri 1441 H. Suasana yang begitu berbeda. Tidak ada kehebohan membersihkan rumah dan membantu Mama masak di dapur untuk mencincang ini itu sejak H-2. Tidak ada kerusuhan para keponakan yang lari sana-sini, nggak mau makan, nggak mau mandi, nggak mau tidur, mainan berserakan, dan lainnya yang membuat tantenya pusing 7 keliling🤯🤯🤯. 

Kalau dipikir-pikir, alhamdulillah saya masih sangat beruntung. Saya dikirimkan paket makanan sangat banyak oleh teman-teman, para tetangga yang baik hati juga saling bersilaturahmi walaupun cuma sebatas garasi, dan menerima ucapan lebaran secara virtual sangat banyak dari semua orang-orang tersayang. Hanya saja, rasanya tetap ingin pulang. Lebaran di Aceh pasti selalu terasa, apalagi rumah saya masih di kampung. Hmmm, insya Allah masih ada lain waktu. Semoga Idul Adha nanti sudah bisa pulang. Amin🤲.

Sebenarnya beberapa hari sebelum Ramadhan, saya sama sekali tidak terpikir bagaimana suasana bulan mulia ini di tengah pandemi COVID19. Mungkin bakalan sama saja dengan hari-hari biasa dengan bangun sahur, kerja, buka puasa, taraweh, tidur. Apalagi karena social distancing berarti ya nggak bisa taraweh di mesjid. Saya sempat berpikir kalau bisa-bisa saya akan bosan di rumah selama Ramadhan. Ya paling bakalan kerja dari pagi sampai malam, begitu seterusnya. Bahkan saya tidak terlalu antusias menyambut Ramadhan, apalagi Amazon baru saja suspend. Disitu saya merasa ada yang salah dalam keimanan saya kalau sampai tidak bahagia menyambut Ramadhan.

Sampai saya mendapat kabar kalau seseorang yang saya kenal kena COVID19 dan ntah bagaimana kabarnya. Mulai terbayang, bagaimana kalau saya kena juga? Lalu diisolasi? Sendiri? Dan meninggal lalu dikuburkan jauh dari keluarga, bahkan tidak ada yang melayat😨😨😨. Walaupun meninggal di kala pandemi bisa mendapat pahala syahid, tapi ntah kenapa hati dan pikiran ini seolah seperti tersambar petir. Ya Allah, maafkan hamba🥺.

Sejak saat itu saya membuat time table. Mulai dari bangun sahur sampai tidur lagi. Pokoknya tidak boleh ada waktu yang terbuang sia-sia. Saya langsung mencoba bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan. Saya menulis seluruh kegiatan selama Ramadhan di blog postingan Dear Ramadhan sebelum ini. Saya berjanji pada diri sendiri, tidak boleh terlalu banyak tidur, tidak boleh terlalu banyak bersocial media, harus meningkatkan amalan, apa pun itu, mau mengaji, hafal Al-Qur'an kembali, belajar bahasa Arab, semua saya coba lakukan.

Di awal-awal Ramadhan, semua super duper terasa berat😔. Saya bahkan sudah mau menyerah😔. Karena kurang tidur, badan jadi lebih capek. Karena sibuk belajar dan menghafal, jadi gampang pusing. Kemudian saya membaca keadaan negara kita semasa pandemi ini kian memburuk, PHK dimana-mana, semakin hari orang meninggal semakin banyak, kriminalitas semakin tinggi, dan saya jadi takut. Saya takut Allah mencabut nikmat penjualan besar-besaran di Rancupid sehingga mengakibatkan Rancupid mem-PHK (na'udzubillah) dan juga takut Allah mencabut nikmat sehat di tubuh saya. Karena jika Allah subhanahu wata'ala berkehendak, semua hal bisa terjadi.

Saya kemudian tetap berusaha, pelan tapi pasti, setidaknya melonggarkan sedikit jadwal tapi target perhari tetap harus tercapai semuanya. Dari situ saya belajar membagi waktu. Seolah-olah terlewat 5 menit saja, rasanya begitu berarti. Agar tidak gampang lemas, bisa mengikuti sahur sesuai sunnah Rasullullahﷺ. Nabi Muhammadﷺ pernah berperang di bulan Ramadhan, masa' kita cuma belajar dan menghafal sambil rebahan aja udah K-O. Rasulullahﷺ juga pernah shalat malam sepanjang malam di bulan Ramadhan, masa' kita cuma beberapa rakaat taraweh dan tahajjud saja sudah letih. Apalagi saya masih muda, sering berolah raga, cuma shalat beberapa rakaat begini sih seharusnya gampanglah. Kalau bukan kelelahan ini karena banyak syaiton😈 di tubuh, ya karena apa lagi? Hahaha.

Dan ketika 10 hari terakhir di bulan Ramadhan, rasanya sedih... Sedih sekali. Jadi teringat almarhum Papa. Sempat terbersit kalau saya meninggal karena COVID19, mungkin saya akan bertemu Papa. Tapi pikiran itu langsung saya tepis. Kematian bukan peristiwa yang mudah. Kalau saja kematian seolah seperti membuka pintu ke alam yang lain, pasti semua orang akan menganggap kematian adalah perihal sepele. Bagaimana nanti pertanggungjawaban semua perbuatan (hisab) yang saya lakukan di dunia dan hal itu masih sangat menegangkan? Memikirkannya saja jadi ngeri sendiri😣.

Tapi saya tetap teringat Papa. Dulu sepulang shalat taraweh di mesjid di malam-malam ganjil, Papa selalu mengajak saya untuk menebak-nebak apakah ini adalah malam Lailatul Qadr dengan ciri-ciri yang Papa sebutkan sesuai hadist:

“Malam itu adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tentram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang (meteor), sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya, tanda Lailatul Qadar adalah matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu,” (HR. Ahmad).

Pada malam ke 21, saya keluar rumah dan menatap langit. Ciri-ciri Lailatul Qadr seolah merupakan teka-teki. Dulu ketika saya masih kecil, bisa tebak-tebakan dengan Papa. "Pa, kalau bintangnya banyak, berarti malam ini (Lailatul Qadr) bukan?" Papa kembali bertanya, "Ngeliat bulan setengah nggak?" Saya menggeleng, lalu terus mencari-cari bulan sampai capek sendiri kalau nggak ketemu karena tertutup awan. Saya juga pernah bertanya, "Pa, malam ini tenang nggak ada yang berisik (maksudnya anak-anak tetangga pada main petasan). Berarti ini malamnya?" Papa kadang cuma tersenyum. Ketika tiba-tiba terdengar suara mercon, saya bisa langsung sedih karena buyarlah tanda-tanda malam Lailatul Qadr. Padahal bukan seperti itu😅, tapi mengingat hal itu sekarang, sungguh saya jadi begitu emosional ketika menuliskan ini😭😭😭. I miss you Dad... Allahumaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu anhu.

Kesimpulan yang dapat diambil, saya merasa Ramadhan kali ini begitu berkesan. Dari awal Ramadhan (yang semula saya rasa bakalan biasa saja), sampai hari terakhir, semua saya manfaatkan semaksimal mungkin. Bahkan menurut saya, ini adalah Ramadhan yang paling produktif selama saya hidup. Kalau orang-orang bilang social distancing bisa membuat gangguan mental, tapi menurut saya tergantung cara menyikapinya. Semakin kita sendiri, sepi, maka kualitas ibadah seharusnya semakin baik, semakin khusyu', dan menyentuh ke dalam jiwa.

Ramadhan kali ini juga saya berhasil mengurangi waktu tidur, terlebih lagi di sepuluh malam terakhir. Baru kali ini saya begitu ingin mendapatkan Lailatul Qadr, mencari tau sedetail mungkin apa saja amalan yang bisa dilakukan di malam-malam ganjil, dan kecewa ketika waktu terbuang sia-sia. Pada bulan-bulan Ramadhan sebelumnya, yang disibukkan untuk ke kantor, saya merasa sangat lelah. Pulang ke rumah hanya sanggup shalat taraweh seadanya saja, dengan bacaan surah dalam Al-Qur'an yang terpendek. Rasanya shalat ingin cepat selesai di kala itu, agar bisa langsung tidur. Berbeda dengan Ramadhan ini, saya merasa rugi kalau shalat terlalu cepat. Saya bahkan menghitung, kalau shalat 4 rakaat dengan bacaan surah di Juz Amma sebanyak 22 ayat saja, itu tidak sampai 10 menit. Kenapa saya dari dulu menyia-nyiakan waktu beribadah yang hanya 10 menit itu? Rasanya rugi, sungguh rugi, semoga Allah mengampuni saya, aminnn🤲.

Ramadhan kali ini juga saya jadi mengenal para tetangga lebih baik. Setiap sore menjelang berbuka kita sering mengobrol, walaupun dengan cara berjauhan, sekedar hanya membahas tidak bisa mudik atau mereka datang hanya untuk melihat-lihat halaman. Kita juga saling memberi makanan berbuka. Oh iya,  biasanya tahun-tahun sebelumnya karena selalu pulang kampung, saya jarang mendapat parcel/hampers/hadiah sebanyak tahun ini. Hampir setiap hari pintu rumah diketuk dan saya mendapat hadiah. Saling memberi hadiah adalah sunnah apalagi dikerjakan di bulan Ramadhan. Baru tahun ini juga saya jadi berpikir mau ngasih apa ya ke si A, atau si B, atau si C.
Hadiah Makanan
Hadiah Makanan
Dan ketika Ramadhan berakhir, saya begitu emosional. Hal ini tidak pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Mungkin karena jauh dari keluarga juga, mungkin karena saya begitu senang berada di bulan Ramadhan tahun ini. Mungkin karena begitu padatnya kegiatan di Ramadhan. Bahkan kalau sedang bersih-bersih rumah saja, saya memutar Youtube Ustadz Firanda agar tidak ada waktu yang terbuang sia-sia. Tangan melanjutkan beres-beres, telinga mendengar kajian. Saya suka mendengar cerita-cerita Nabi di Youtube Ustadz Firanda. Cara menceritakannya bagus, lucu, tegas, dan gampang dicerna untuk orang yang pemahaman agamanya biasa-biasa saja seperti saya. Semua membuat saya bahagia, bahkan terharu. Semoga Allah menyampaikan umur saya untuk bertemu dengan Ramadhan berikutnya, aminnn🤲.

Hari H-1 Lebaran, teman-teman dan tetangga pada memberikan makanan. Mereka khawatir karena saya tidak pulang kampung, nanti malah tidak bisa makan makanan enak. Alhamdulillah mereka semua orang yang baik dan mau memikirkan saya. Memang rezeki tidak hanya berupa harta, teman yang baik, tetangga yang penyayang, semua merupakan rezeki. Jadilah saya mendapat limpahan makanan yang saya aja sampai bingung bagaimana cara menghabiskannya. Mau mengajak teman-teman datang pas lebaran, tapi komplek kami ditutup untuk orang luar. Ya sudah, sebagian saya masukkan saja dalam freezer. Insya Allah kuat sampai satu bulan.
Makanan memenuhi meja
Akhir kata, Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441H. Mohon maaf lahir dan batin🙏.
Taqabalallahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum wa ja’alna minal ‘aidin wal faizin.
تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّا وَ مِنْكُمْ صِيَمَنَا وَ صِيَمَكُمْ وَجْعَلْنَا مِنَ الْعَائِدِين وَالْفَائِزِين
"Semoga Allah menerima (amal) dari kami dan (amal) dari kalian, puasa kami dan puasa kalian. Dan Semoga Allah menjadikan kita bagian dari orang-orang yang kembali (kepada ketaqwaan/kesucian) dan orang-orang yang menang (dalam melawan hawa nafsu dan memperoleh ridha Allah)."
Selamat Idul Fitri 1441 H

Mei 10, 2020

Dear Ramadhan

Ramadhan kali ini sangat berbeda ditengah cobaan terbesar umat manusia, yaitu virus Corona. Tidak bisa beribadah ke mesjid, pertokoan pada tutup, dan banyak sekali karyawan terkena PHK. Padahal biasanya mereka sangat bersemangat untuk bekerja, apalagi sebentar lagi akan mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR). Jangankan THR, masih bekerja saja dengan gaji dipotong sudah bagus, apalagi berharap THR turun. Office Boy (outsourcing) di Rancupid terpaksa harus pulang ke kampung karena kehabisan uang untuk membayar kosan dan untuk makan. Dia sampai pinjam uang untuk membayar biaya hidup dan ongkos pulang. Sedih memang, tapi beginilah kehidupan saat ini.

Saya jadi ingin membahas beberapa hal dari sisi bisnis di perusahaan dan apa yang sedang terjadi saat ini. Semoga bisa bermanfaat ya. Mari disimak!

1. Bisnis Rancupid
Beberapa kali saya mendapat pesan Whatsapp dari teman-teman yang bertanya tentang bagaimana bisnis Rancupid disaat ini? Mungkin perhatian mereka pada Rancupid Travel karena memang teman-teman lebih tahu Rancupid Travel daripada apa core business Rancupid sendiri. Jujur aja untuk travel memang sama sekali tidak ada pesanan. Kalau memang bisnis kita bergantung pada travel, mungkin Rancupid sudah gulung tikar sejak awal Maret 2020 yang lalu. Tapi Rancupid Travel hanya salah satu divisi di Rancupid Group, sehingga dari Group Company sendiri bisa melakukan subsidi silang.

Bagaimana di Rancupid Group? Alhamdulillah kita bahkan sampai mencetak rekor karena penjualan di Amazon meningkat sangat tajam, di seluruh dunia. Kita sendiri sampai heran. Kenapa peningkatan penjualan bisa se-signifikan ini😱😱😱? Orang-orang di seluruh dunia ternyata berpikir untuk belanja online selagi mereka diisolasi atau karantina di rumah. Apalagi untuk negara-negara yang sudah memberlakukan lock down lebih dulu sebelum Indonesia mengenal Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). 

Jadi teringat betapa sulitnya membangun perusahaan selama tiga tahun ini. Walaupun penjualan terus ada di Amazon, kadang ada saja waktu dimana kita sulit sekali menutupi biaya operasional perusahaan. Menurut saya bahkan semester 2 tahun 2019 adalah periode terburuk dalam kondisi keuangan perusahaan. Saat itu, kondisi mental dan emosi sangat diuji. Ntah berapa Amazon sudah pernah suspended, duit tertahan, cash-flow hancur, bahkan duit pribadi pun mulai menipis. Tapi saya selalu berusaha menyemangati Rancupiders (teman-teman, karyawan, subcon, partner, freelancers, di dalam Rancupid) untuk bersabar. Mereka pasti susah dengan kondisi keuangan seperti ini, tapi mungkin karena mereka juga menjaga perasaan saya, sehingga mereka tidak ada satu pun yang protes. Kita tetap main bareng, nongkrong, tanpa sama sekali membahas bagaimana prospek Rancupid ke depan karena saya sendiri sebenarnya sudah sangat khawatir. 
Whatsapp status sejak beberapa tahun ini
Kalau dipikir-pikir sekarang, mungkin ini hikmah dari kesabaran dan jawaban dari doa-doa. Pantas saja Allahﷻ menyebutkan banyak kata sabar dalam Al-Qur'an karena memang hikmah dari sabar itu tidak disangka-sangka. Sebagai seorang muslim yang baik juga hendaklah kita harus optimis kalau keadaan pasti akan membaik. Dengan demikian kita dapat terus berusaha semaksimal mungkin, berdoa, dan bersabar. Semoga keadaan akan selalu baik-baik saja.

"Mukmin (orang yang beriman) yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah. Pada diri masing-masing memang terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah. Apabila kamu tertimpa suatu kemalangan, maka janganlah kamu mengatakan; ‘Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, niscaya tidak akan menjadi begini dan begitu’. Tetapi katakanlah; ‘lni sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya. Karena sesungguhnya ungkapan kata ‘kalau’ (seandainya) akan membukakan jalan bagi godaan setan.” (Hadits Riwayat Muslim dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu, Shahîh Muslim, juz VIII, hal. 56, hadits no. 6945)"

2. Perekonomian di Indonesia
Saya memang bukan ahli ekonomi, hanya seorang lulusan IT. Di bulan Maret kemarin Rancupiders sangat disibukkan dengan orderan membludak, bahkan sampai beberapa dari kami jadi jatuh sakit karena kelelahan. Saya sendiri sampai demam karena Amazon saya suspend ditengah orderan sebanyak ini. Saya jadi tidak nafsu makan, mulai merasa bosan di rumah, dan jadi malas kerja. Alhamdulillah kondisi seperti itu pada diri saya tidak berlangsung lama karena Amazon di Rancupid sangat banyak untuk tidak diurusi sama CEOnya. Mungkin mood saya kembali setelah seminggu, dan saya kembali giat bekerja. Saya mengambil sisi positif dari Amazon suspend dengan bersabar dan berprasangka baik pada Allah subhanahu wata'ala, bahwa semua kejadian sudah digariskan dan pasti ada hikmah di balik semua ini. Saya juga sangat optimis kalau Amazon ini akan segera buka.

Sampai saya mendapat pesan Whatsapp lagi dari seorang teman yang mengatakan dia nyaris di Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Saya kaget. Hah😱😱? Separah itukah? Awalnya saya masih menenangkan dia bahwa tidak akan ada PHK. Lalu ada teman saya juga ngeWhatsapp kalau dia tidak akan menerima THR dan gaji dipotong. Disitu saya mulai was-was terhadap apa yang sedang terjadi sekarang. Sampai saat saya membaca sebuah artikel bahwa Traveloka sudah melakukan PHK terhadap 100 orang karyawan atau 10% dari total karyawan, dan karyawan reguler hanya mendapatkan separuh gaji mereka.
Rangkuman berita di media
Tidak berhenti disitu saja. Mc. D Sarinah berhenti beroperasi. Walaupun hal ini dikarenakan ada perubahan strategi bisnis dari pihak manajemen Sarinah, tapi untuk sebuah resto yang sudah ada selama 30 tahun, kita bisa menerka-nerka kenapa🤔. Kemudian Airy Rooms, Startup yang juga merupakan mitra bisnis Traveloka akan tutup permanen pada 31 Mei 2020 nanti. Dilanjutkan dengan AirBnB yang telah melakukan PHK pada 1900 karyawan, OYO merumahkan karyawan di seluruh dunia, dan KFC yang merumahkan 450 pekerja di Jawa. Forbes Indonesia menuliskan bahwa GDP Indonesia Growth on its weekest since 2001. And it means very very bad😭.Virus ini dampaknya sangat mengerikan. Tingkat kemiskinan di Indonesia bahkan di dunia akan bertambah berkali-kali lipat dalam satu dekade terakhir😭😭😭.
Dari IG ForbesIndonesia
3. Mari Bersedekah
Saya jadi merenungkan kejadian demi kejadian selama Ramadhan ini. Saya mengira Amazon suspend itu sudah akhir dari segalanya. Mungkin karena selama ini seluruh perhatian saya curahkan pada amazon itu dan tiba-tiba suspend. Padahal uangnya paling banyak diantara seluruh Amazon lain. Kalau sekarang jadi berpikir, pada dasarnya rezeki yang ditetapkan Allahﷻ jumlahnya sama. Tinggal bagaimana cara mendapatkannya. Walaupun Amazon suspend, saya tetap dapat gaji dari perusahaan yang lebih dari cukup. Lagian, uang banyak sekarang untuk apa? 

Saya sempat menonton Video Nash Daily kalau sekarang bukan waktunya untuk beli mobil baru, beli tas Gucci, beli baju baru, beli saham, semuanya itu tidak dibutuhkan. Yang benar-benar dibutuhkan sekarang adalah Compassion (belas kasihan/kasih sayang). Kalian bisa melihat videonya di bawah ini kalau membaca blog saya dari laptop (kalau dari hp harus di set desktop version), agar membuka pikiran kita semua tentang apa yang sedang terjadi saat ini.

Coba lihat di indonesiadermawan.id dan kitabisa.com, ntah berapa banyak campaign untuk berbuat baik untuk sesama. Kita juga bisa berbagi sembako ke tukang kebun, tukang parkir, satpam komplek, dan orang-orang yang sangat berdampak saat pandemi ini terjadi. Apalagi di bulan Ramadhan seperti ini. Rasullulah ﷺ saja menjadi lebih dermawan di kala Ramadhan, masa' kita enggak? Kalau bisa, buat teman-teman yang masih punya penghasilan besar, mungkin ini saatnya untuk menyisihkan sedikit penghasilan untuk membantu sesama. Kalian tenang saja, harta kita tidak akan berkurang apabila rajin bersedekah. Bahkan akan terus bertambah.

مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍ ۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ 

"Arti: Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS Al-Baqarah Ayat 261). "

4. Kegiatan Ramadhan
Selama Ramadhan ini ada beberapa hal yang saya kerjakan.
  • Belajar Bahasa Arab. Saya sudah memantapkan niat untuk belajar Bahasa Arab ilmu Nahwu di Youtube Ustadz Firanda. Saya termasuk buta dengan bahasa Arab, tapi saya yakin dengan belajar sungguh-sungguh, saya pasti bisa! Biasanya saya memulai nonton Youtube jam 9-10 pagi sampai waktu Zuhur. Tayangannya hanya 1 jam, tapi kadang saya memutar dan mengulangnya karena saya harus mencatat sehingga bisa berlangsung berjam-jam. Kadang ketika adzan Zuhur berkumandangan dan belum selesai, saya lanjut lagi siang atau malam. Pokoknya saya harus bisa! Tulisan arab saya yang di hari pertama belajar amburadul banget, semakin kesini semakin rapi. Ketika sedang membaca Al-Qur'an pun jadi tau kalau ini adalah ism' (kata benda) atau ini adalah fi'il (kata kerja). Yang paling berat mungkin menghafal rumus. Ilmu Nahwu memiliki sangat banyak rumus dan beberapa kali saya kewalahan. Tapi diusahakan saja. Pelan tapi pasti. Supaya lebih semangat, saya mencorat-coret catatan saya dengan pulpen warna-warni biar cantik, hehehe😄.
    Belajar bahasa Arab
  • Menghafal kembali Juz Amma. Katanya, semakin tua otak semakin malas menghafal. Kalau dibilang seperti itu ada benarnya juga sih karena memang jadi lebih susah untuk mengingat dan mengulang. Tapi menurut saya intinya adalah fokus. Semakin dewasa, kita memiliki banyak pikiran dan sulit fokus. Makanya jadi susah menghafal. Jadilah saya melatih diri untuk lebih fokus dan berusaha sedikit demi sedikit untuk menghafal lagi. Dulu hafalan saya banyak. Mungkin karena banyak dosa, jadi hafalan pada hilang. Alhamdulillah sudah lebih dari setengah Ramadhan, banyak hafalan berhasil kembali lagi walaupun agak sulit. Saran saya kalau sedang kerja mending memutar Youtube surah yang ingin di hafal, jadi bisa terngiang-ngiang sehingga lebih cepat bisa terhafal dengan sendirinya.
  • Memperbanyak shalat sunnah. Sewaktu sedang menstruasi dan tidak bisa shalat dan berpuasa, sangat sulit mengulang kembali hafalan Juz Amma karena tidak dipraktekkan langsung saat shalat. Ketika sudah bisa shalat lagi, menghafal jadi lebih enak. Biasanya saya akan mengulang hafalan di shalat-shalat sunnah, sedangkan pada shalat wajib hanya akan membaca surah pendek yang sudah dihafal di luar kepala. Semakin banyak shalat sunnah yang kita kerjakan, maka semakin sering mengulang hafalan. Jadi semakin lancar. Tips dari saya sehari minimal dua ayat dihafal. Kalau ayatnya pendek banget bisa dihafal 3-4 ayat. Nggak usah banyak-banyak, nanti pusing, hehehe😄.
  • 1 hari 1 juz. Sepertinya hal ini sudah dipraktekan oleh banyak orang selama Ramadhan dan selalu harus bisa dilakukan. Minimal mengaji sehari 1 juz supaya bisa khatam selama Ramadhan.
  • Memperbanyak sedekah. Setelah banyak mendengar ceramah ustadz-ustadz sunnah yang mengajarkan untuk memperbanyak sedekah, saya berusaha merutinkannya setiap hari, kecuali lupa. Kondisi seperti ini dimana banyak sekali orang yang berdampak, pasti sangat membutuhkan bantuan kita. Bersedekahlah semampu kita. Kalau memang mampu Rp. 5000, silahkan. Kalau sampai ratusan ribu juga silahkan. Ingatlah ayat Al-Qur'an yang saya tuliskan diatas. Semakin banyak bersedekah, semakin baik. Semakin sempit kondisi kita dan tetap mengusahakan bersedekah, akan lebih baik lagi. Bersedekah tidak perlu menunggu kaya atau sedang senang. Justru dalam kondisi sempit dan tetap bersedekah, pahalanya akan lebih banyak. 
"Dari Abu Hurairah, Nabi ﷺ bersabda, “Satu dirham dapat mengungguli seratus ribu dirham“. Lalu ada yang bertanya, “Bagaimana itu bisa terjadi wahai Rasulullah?” Beliau jelaskan, “Ada seorang yang memiliki dua dirham lalu mengambil satu dirham untuk disedekahkan. Ada pula seseorang memiliki harta yang banyak sekali, lalu ia mengambil dari kantongnya seratus ribu dirham untuk disedekahkan.” (HR. An Nasai no. 2527 dan Imam Ahmad 2: 379. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)."
 
  • Hampir tidak pernah masak. Berhubung tetangga sering berbagi iftar dan jajanan untuk berbuka puasa sangat bervariatif, jadi untuk sementara saya gantung wajan. Mau masak juga nanti nggak sanggup makan karena makanan terlalu banyak. Pernah sekalinya masak, lalu kekenyangan ketika berbuka dan nggak mood makan malam lagi. Akhirnya jadi disimpan untuk sahur besok.
5. Jadwal Selama Ramadhan
  • Bangun Sahur. Kalau keburu bisa shalat Tahajjud dan Witir. Kalau nggak, paling cuma makan sahur kilat karena sudah mau adzan Shubuh. Kadang di saat sahur masih sempat mengerjakan Amazon.
  • Shalat Shubuh, mengaji, tidur lagi.
  • Bangun, mengurus tanaman dan membereskan halaman, membalas Whatsapp yang biasanya sudah menumpuk, mandi, shalat Dhuha, belajar bahasa Arab sampai Zuhur.
Mengurusi tanaman
  • Biasanya mengulang hafalan di kala shalat sunnah yang mengiringi Shalat Zuhur. Setelah itu mengaji lagi, mengerjakan Amazon, tidur siang.
  • Bangun, shalat Ashar, mengaji, mencari bukaan sambil ngabuburit. Kadang nonton Youtube, kadang jalan-jalan keliling komplek, atau sekedar melihat-lihat bunga di halaman.
  • Buka puasa, Shalat Maghrib, mengaji dan mengulang hafalan sampai Isya.
  • Makan malam sambil kerja. Kadang mengulang belajar bahasa Arab di Youtube.
  • Shalat Tarawih, lalu tidur.
6. Menu Makanan
  • Sahur : Berhubung saya malas masak pas sahur, jadi biasanya saya makan Muesli. Saya persiapkan Muesli dicampur susu dari semalam, lalu besoknya tinggal disantap. Urutan sahur saya adalah sewaktu bangun langsung minum minyak zaitun dulu. Selanjutnya makan muesli, buah melon, dan kurma. Ditutup dengan minum madu. Tidak lupa banyak-banyak minum air putih. Kalau misalnya sisa makanan ketika berbuka puasa masih banyak, saya masukkan ke dalam kulkas dari semalam. Pas sahur tinggal dihangatkan dengan microwave. Pokoknya saya nggak mau ribet, yang penting makan😆.
  • Berbuka : Biasanya saya makan gorengan dan membuat tenggorokan saya jadi agak sakit sekarang. Mungkin udah beberapa hari di waktu berbuka makannya gorengan terus, jadi nggak enak tenggorokan. Selama ini saya sangat jarang makan gorengan. Biasanya yang saya makan pun gorengan yang saya pesan dari ibu-ibu komplek. Kalau lagi ngabuburit jalan-jalan pakai sepeda motor, saya suka beli es kelapa. Saya minta abangnya jangan memasukkan banyak es batu karena membuat tenggorokan semakin nggak enak.
Tidak lupa beli donat menul😆
  • Makan malam : Kadang makan lontong, kadang makan mie, dan sangat jarang makan nasi. Biasanya makanan berbuka masih banyak banget. Jadi berusaha menghabiskan satu demi satu. Kalau puasa, lambung terasa jadi lebih kecil. Jadi nggak bisa makan dengan porsi yang terlalu banyak.
Sepertinya saya sudah menulis semua cerita selama Ramadhan 1441 H. Walaupun Lebaran masih ada beberapa hari lagi, tapi sepertinya suasananya akan sama saja seperti hari biasa. Tidak ada keseruan seperti tahun-tahun yang lalu, tidak ada keluarga yang saling berkunjung, dan saya sepertinya akan dirumah saja seharian. Rasanya ingin makan lontong dan rendang buatan Mama yang enaknya luar biasa. Tapi apalah daya tidak bisa pulang. Seandainya sekarang kita mampu membeli tiket pesawat kelas bisnis pun tidak akan ada gunanya. Pemerintah menerapkan larangan mudik dan saya tidak bisa pulang ke Aceh.

Semoga tulisan saya diatas dapat menginspirasi kalian semua yang barangkali ada yang mau mengulang hafalan Al-Qur'an atau belajar bahasa Arab. Insya Allah postingan ini ikhlas dan tidak ada unsur riya. Semoga kita selalu berada dalam lindungan Allah subhanahu wata'ala, semoga pandemi ini segera berakhir, dan kita semua bisa berkumpul dengan keluarga kembali. Semoga Amazon saya yang suspend juga segera buka. Aminnn ya Rabb🤲.

Follow me

My Trip