November 29, 2020

Alveolectomy di OMDC

Kemarin saya keluar rumah untuk ke dokter gigi hanya karena besi pengait behel yang dipojok sebelah kiri copot. Gara-gara makan ayam geprek terlalu keras😅, jadilah behel copot. Kenapaaa saya makannya terlalu bersemangat? 🤭Huff! Sebelum ke OMDC seperti biasa, saya teringat kalau harus melakukan Cone Beam Computed Tomograpy (CBCT) Scan di OKDental terlebih dahulu. Ya udahlah sekalian keluar, jadi saya mengurutkan ke OKDental dulu naik KRL sampai halte Sudirman, kemudian lanjut MRT turun di Blok A. Setelah itu saya tinggal naik Grab aja ke OKDental. Oh iya, enak juga bisa naik MRT ke daerah Dharmawangsa (Blok A). Teringat dulu saya sering ke Natasha disana, tapi sekarang sudah tidak pernah lagi sejak Natasha buka di Depok.

Menunggu

OK Dental Clinic berada di Wijaya Grand Centre, Blok C, Jl. Wijaya II No. 38. Cuma 5 menit naik Grab/Gojek. Sebelumnya saya sudah melakukan reservasi pada pukul 13:30, tapi baru sampai disana pukul 14:00, hehehe🤭. Soalnya tadi makan dulu yang banyak biar sekalian sikat giginya. OK Dental ini milik Dr. Kim, dokter gigi dari Korea. Saya baru sadar ternyata pasiennya banyak banget orang China, Korea, dan Jepang. Saya mendengar beliau berbicara fasih bahasa Jepang kepada pasien.

CBCT Scan

Tanpa menunggu lama, saya langsung dibawa ke ruang CBCT. Alat scannya mirip rotgen Cephalometri, tapi CBCT bisa sekalian melihat otot yang menyangga tulang-tulang. Jadi kalau ada tumor, bisa langsung diketahui. Semua perhiasan harus dilepas ketika di scan, termasuk jam tangan. Kemudian kepala saya ditaruh pada alat scan sambil gigi mengigit indikatornya. Bibir juga harus dikatupkan. Tidak sampai 1 menit, scan selesai. Saya sedikit melihat hasil scan 3Dnya dan saya tidak melihat ada kelainan. Mungkin saya memang tidak pintar untuk membaca beginian.

Selesai CBCT, saya membayar Rp. 500,000 di kasir. Sebenarnya harga aslinya Rp. 1,6 juta, tapi karena Dr. Kim kenal dengan Dr. Chandra (Orthodentist yang membuatkan surat pengantar untuk scan), jadi dapat diskon Rp. 1,100,000. Lumayan banget kan?🥳🥳🥳

Saya kembali ke OMDC dan menunggu antrian dokter Chandra. Sekitar 30 menit kemudian, saya dipanggil masuk ke ruangan. Saya menyerahkan hasil scan yang berupa CD kepada dokter, kemudian saya duduk di kursi praktek. Sekitar 5 menit menunggu, saya melihat dr. Chandra masih di depan laptop. Saya jadi ketakutan, apa ada yang salah dengan rongga mulut saya? Ternyata, CDnya nggak bisa dibuka. Fiuh, kirain kenapa🥲. Jadi beliau memasang behel saya yang copot dulu, baru balik melihat laptop lagi. Masih belum bisa dibuka. Wah, apa jangan-jangan OKDental salah ngasih CD?🤔 Pikiran saya mulai terusik.

Dr. Chandra kemudian mengatakan kalau hari ini sedang ada Dr. Arbi Wijaya, Spesialis Bedah Mulut.

"Saya langsung rujuk aja ya ke dokter Arbi, baru masuk hari ini. Nanti beliau bisa membaca lebih detail dan menjelaskan ke kamu secara terperinci."

Saya langsung deg-degan. Haduh, kenapa nih?🤔 Ada apa nih?🤔 Perawat Dr. Chandra memanggil bagian reservasi dan langsung merujuk saya ke dr. Arbi. Saya harus menunggu 2 pasien yang masing-masing 45 menit untuk bisa konsultasi dengan dokter. Saya juga melihat dr. Chandra masuk ke ruangan dr. Arbi dan menyebut-nyebut nama saya. Saya jadi deg-degan sendiri, tapi mau gimana lagi? Mau kabur juga nggak bisa🤭.

1,5 jam kemudian, saya dipanggil masuk. Dr. Arbi menunjukkan laptop beliau pada saya dan menjelaskan kondisi rahang. Alhamdulillah tidak ada kelainan, tumor, atau kanker, atau apa pun yang menyeramkan. Kondisi tulang semuanya baik, tapiiii memang tulang diatas gigi sebelah kanan ini lebih tebal. Orthodentist bakalan lebih sulit mengkondisikan gigi dibawahnya karena tulang yang tebal itu.

Solusinya bagaimana? "Saya akan memotong gusi dan mengikis tulang didalamnya. Nama perawatannya Alveolectomy. Nggak seram kok, masih lebih seram operasi gigi di pojok (Odontektomi). Pekerjaannya juga cepat, dan saya akan bius yang banyak supaya nggak kesakitan. Harganya juga cuma Rp. 1,000,000, berbeda dengan Odontektomi yang sampai diatas 3 juta. Bagaimana, mau dikerjakan sekarang?"

Saya langsung pusing 🤯🤯🤯membayangkan gusi dibuka, tulang dikikis, OMG😱😱😱! Saya bilang ke dokter, saya mau keluar dulu untuk 'mikir dan bertanya pada keluarga. Dokter mempersilahkan saya keluar dulu untuk pikir-pikir. Saya sempat tanya pada bagian reservasi kalau dr. Arbi jadwalnya cuma seminggu sekali di hari Sabtu dan jadwal saya sudah penuh di weekend selama bulan Desember. Saya menelepon Mama, dan Mama juga keheranan kenapa saya tiba-tiba mau bedah? Saya jelaskan permasalahannya, baru Mama mengerti. Mama bilang, lakukan saja, "nanti Mama berdoa dari sini".

Saya kembali ke bagian reservasi dan minta dijadwalkan kembali hari ini ke dokter Arbi. Dan saya mendapat jadwal jam 8 malam, dan sekarang masih pukul 17:15, oh tidak😱! Mau makan, nggak boleh. Akhirnya minum teh aja. Bayangkan saya harus menunggu 2,5 jam dalam kondisi deg-degan dan lapar. Mau pesan gofood, tapi nggak boleh makan. Saya akhirnya googling aja tentang operasi yang akan saya hadapi sebentar lagi.

Apa itu Alveolectomy? Menurut docdoc.com, Alveolectomy adalah prosedur bedah gigi yang bertujuan untuk mengangkat sebagian atau seluruh tulang alveolar di sekitar gigi serta merubah bentuk dan permukaan tulang rahang agar siap untuk prosedur berikutnya. Ini merupakan salah satu bedah gigi paling efektif untuk mengangkat gigi infeksi langsung dari akarnya. Selain itu, tingkat kesuksesannya tinggi dan resiko terhaadap komplikasi parah sangat kecil. Prosedur ini, basanya dilakukan sebagai persiapan sebelum pemasangan prostetik gigi.

Kalau dari baca artikel di google sih nggak seseram itu, tapi nggak tau nanti pada kenyataannya bagaimana. Sudah bosan buka google, social media, whatsapp, akhirnya saya dipanggil juga. Dr. Arbi langsung bilang, "Udah siap kan? Yuk kita mulai aja biar nggak lama." Saya semakin deg-degan, "Pokoknya jangan sakit ya, dok!" Dokter jawab, "Siap! Nanti saya bius yang banyak."
Siap-siap
Bismillah

Saya di tensi dulu dan hasilnya agak tinggi, 127. Biasa saya di 105-110. Dokter bilang, "Kamu takut ya? Nggak usah takut, saya bakalan bikin nggak sakit". Dokter menyuruh saya menarik napas, lalu saya dibius. Duh, jarum suntik masuk ke gusi berkali-kali itu rasanyaaaaa... 😭😭😭Tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Dokter menunggu bius mulai bekerja, saya disuntik lagi. Kali ini udah nggak begitu ngilu, jadi dokter menyuntik bius berkali-kali. Dokter terus bertanya, "Sakit? Kalau sakit, bilang." Kalau saya merintih sedikit, pasti dokter berhenti, lalu menambah bius.

Bedah gusi, seram 😭
Saya sempat mengambil foto dimana dokter sedang membuka gusi saya. Duhhh betapa seramnya melihat darah sebanyak itu. Cara memotongnya agak seram dan menekan kepala, jadi saya terus-menerus ketakutan. Selesai gusi dipotong, lalu dikikis tulangnya pakai bor yang airnya heboh mengenai seluruh wajah. Saya sampai berpikir mau pakai masker snorkeling aja biar bisa bernapas karena air dari bor juga masuk ke hidung. Sebenarnya proses bedah ini nggak sakit sama sekali, tapi karena tulang yang ada di kepala, jadi ya seram😭. Kalau saya mulai ngilu, disuntik bius lagi. Sampai-sampai hidung saya sebelah kanan jadi mampet, karena biusnya kena saraf hidung.
Belah lagi😭
Selesai proses pemotongan, dilanjutkan penjahitan😭. Dokter menyuntikkan bius lagi dirongga langit-langit dan rasanya adududududuh😭😭😭! Saya melihat jarum jahit berkali-kali masuk ke mulut, keluar lagi, masuk lagi, dipotong, masuk lagi, begitu seterusnya😭😭😭. Sampai-sampai untuk menjahit langit-langit, dokter harus berdiri. Saya udah nggak bisa terlalu buka mulut lagi karena sudah kebas dan lemas. Untung dokter tetap menenangkan kalau semua baik-baik saja.

1 jam lebih kemudian, gusi saya selesai dijahit. Saya jadi nggak bisa buka mulut. Dokter bilang, saya harus lebih banyak diam, nggak boleh banyak ngomong. Nggak boleh ketawa ngakak, kalau nguap dijaga-jaga. Malam ini nggak boleh sikat gigi dulu, besok aja. Harus dijaga makannya, nggak boleh makan keripik, kerupuk, kacang, semua yang keras-keras. Jangan sampai jahitan sobek yang bikin bisa berdarah. OMG!🤯
Hasil jahitan
Selesai semua proses pembedahan, saya bayar dikasir. Berikut rinciannya.

  • TOST001 - OSTEOTOMY / ALVEOLECTOMY / TINDAKAN - SPESIALIS drg. Arbi Wijaya Sp.BM Rp. 1.000.000
  • FCOA001 - CO-AMOCYCLAV 625 MG Rp. 95.000
  • FMIN001 - MINOSEP MERAH GARGLE 150MLRp. 56.700
  • FARC010 - ARCOXIA 90 MGRp. 75.000
  • APD004 - APD 95.000 (Kontrol) Rp. 95.000
  • SCPL - Charge Pasien Lama Rp. 40.000
  • TBUC001 - BUCAL TUBE Rp. 65.000

Setelah nggak terlalu pusing, saya pulang. Karena sudah terlalu malam, susah banget nyari yang jualan bubur. Untung masih ada dan abang Grab mau 'nungguin saya beli bubur untuk alas lambung minum obat. Mana saya baru boleh makan sejam lagi agar luka sudah mengering terlebih dahulu. Padahal udah lapar banget dan lemas.

Minimal satu minggu kemudian, saya sudah boleh lepas jahitan. Tapi saya takut juga mau lepas jahitan terlalu cepat karena pasti sakitttt😭. Nanti saja 2 minggu lagi sewaktu saya harus kontrol behel. Doakan semoga saya sehat wal'afiat ya, aminn 🤲. Sampai jumpa!

0 comments:

Follow me

My Trip