November 12, 2020

Perjalanan ke Medan

Tanggal 11 November kemarin, saya berangkat ke Medan setelah ntah berapa tahun tidak merencanakan perjalanan kesana. Sebenarnya saya berangkat tanggal 12, tapi Abang saya bilang tanggal 11 aja biar bisa jalan-jalan lebih lama. Lagian, saya juga menginap di rumah Abang, jadi nggak perlu memikirkan harus menambah membayar hotel satu malam lagi.

Sayangnya pagi itu saya tidak menonton berita terlebih dahulu. Saya naik Grab ke terminal seperti biasa sekitar pukul 8 pagi (penerbangan pukul 14:15), lalu agak heran karena tidak satu pun bus ke bandara sedang menunggu penumpang. Saya turun dari Grab dengan masih terheran-heran, lalu disamperin sama Abang preman yang biasa sering ngobrol dengan saya di depan stasiun KRL Depok. Si abang bilang, "Kak, Habib Riziq pulang dari Arab Saudi. Tol di blokir. Ini udah dari jam 2 pagi bus belum pulang dari bandara." Saya langsung kaget😱, "Hah? Beneran?" Si abang bersikeras, "Beneran kakk! Percaya sama saya."

Saya berpikir keras, 'gimana nih mau ke bandara😨. "Naik kereta aja Kak. Dari Stasiun Depok Baru sampai ke Manggarai, trus lanjut ke Bandara." Oh iya saya baru teringat kalau ada kereta bandara di Manggarai. Saya sama sekali tidak berpikir untuk naik kereta bandara karena memang lebih enak naik bus. Biasanya saya kan bawa koper dan agak sulit kalau harus menggerek koper naik kereta. Tapi kali ini karena terpaksa, saya harus naik kereta. Setelah mengucapkan terima kasih ke abang preman yang baik hati, saya ke card vending machine untuk membeli kartu perjalanan (nggak bawa kartu KRL karena nggak ada rencana naik kereta sebelumnya). Untung saya bawa koper kecil dan ringan, jadi enak dijinjing. Lagipula, saya tidak perlu melewati tangga kebawah karena peron ke arah stasiun Manggarai langsung di depan pintu masuk. Ketika masuk kereta, walaupun harus berdiri, saya bisa bersandar di pojokan sehingga ransel bisa disangkutkan di pegangan koper. Alhamdulillah semua mudah.

Naik kereta
Sesampai di stasiun Manggarai, saya berjalan menuju stasiun Airport Railink. Satpam di pintu masuk mengatakan kalau kereta selanjutnya baru ada pukul 10:40 (sekarang masih jam 9). Saya kira bisa dapat yang jam 9an tapi ternyata memang jadwalnya digeser. Sempat berpikir apakah keretanya penuh? Tapi ternyata enggak juga. Saya lalu mengantri untuk membeli tiket di vending machine. Untuk ke Bandara Soekarno Hatta akan dikenakan tarif Rp. 70,000 dengan waktu tempuh 50 menit. Hmm, masih sempatlah ya karena penerbangan saya kan pukul 14:15.

Tiket Vending Machine

Ruang tunggu
Saya duduk menunggu sambil mencuri dengar orang-orang membahas kalau banyak yang ketinggalan pesawat. Kasian banget karena tiket bisa hangus. Memang sih ada beberapa maskapai yang memberikan kompensasi refund tiket 100% atau reschedule jadwal penerbangan. Tapi kan ada beberapa orang memang harus menghadiri rapat di suatu tempat hari itu dan jam itu, sehingga mereka memang harus tiba disana on-time. Sedih rasanya melihat bapak-bapak yang masih pakai baju kerja terlihat panik karena takut ketinggalan pesawat, dan ngos-ngosan karena mungkin beliau baru saja berlari untuk mendapatkan kereta dengan jadwal keberangkatan sekarang. Kemudian kecewa lagi karena kereta belum ada. Ya Allah, sedihnya saya melihat hal itu🥺🥺🥺.
Mengantri masuk kereta
Setelah satu jam menunggu, tiba waktunya untuk naik kereta. Saya sangat antusias. Teringat saat-saat mau naik kereta bandara di Kuala Lumpur deh. Haduuuh kangen jalan-jalan ke luar negri ya Allah😩. Pandemi menghalangi semuanya tapi kita memang harus bersabar. Karena Railink sepi, saya jadi bebas duduk dimana saja. Nyaman banget di kereta, ACnya dingin, sepi, wangi, bersih, dan jalannya kenceng banget🥰.
Suasana di dalam kereta
Sesampai di bandara, ternyata kereta antar terminal tidak beroperasi karena pandemi. Ini yang agak menyusahkan karena kita harus mencari kendaraan menuju terminal. Kata petugas, biasanya ada shuttle bus. Tapi hari ini bandara lagi crowded karena massa yang menjemput Habib Rizziq, jadilah semua bus tertahan di terminal 3. Petugas lalu menawarkan kami untuk naik mobil polisi. Haduh, saya susah kalau harus naik mobil polisi karena terlalu tinggi😩. Mana saya nenteng koper dan orang-orang pada rebutan untuk naik karena semuanya berharap tidak terlambat. Saya hanya diam memantau, sambil sesekali ngecek harga gojek. Apa naik gojek aja ya? Saya lihat ada beberapa orang sudah memesan gojek.
Naik mobil polisi

Tim nggak naik mobil polisi
Mobil satpol PP
Akhirnya setelah menunggu, saya naik mobil satpol PP bandara😬. Paling nggak mobil ini lebih rendah daripada mobil polisi. Di dalam mobil saya terombang-ambing karena kencang banget jalannya. Nggak sampai 5 menit, saya tiba di terminal 2. Saya sedikit berlari menuju petugas KKP untuk cek dokumen rapid test, lalu check in. Setelah itu saya nyari makan dulu karena udah lapar berat, baru masuk ke Gate. Pesawat boarding jam 2 siang dan ontime, tidak ada delay sama sekali, Alhamdulillah. Oh iya, Airasia menerapkan protokol kesehatan banget. Dari naik dan turun penumpang, juga di dalam pesawat, benar-benar dijaga social distancing (kursi tengah dikosongkan), bahkan harus mengantri berdasarkan nomor agar tidak naik/turun pesawat secara berbarengan. Beda banget dengan Batik Air dan Sriwijaya Air yang pernah saya naiki selama pandemi. Duduk di kursi penumpang aja tidak ada social distancing.
AirAsia favoritku
Bandara Kuala Namu
Sesampai di Bandara Kualanamu, saya memutuskan untuk naik kereta lagi agar kakak ipar dapat menjemput saya di tengah kota. Saya jadi ketagihan naik kereta deh, karena memang nyaman banget. Dari bandara Kualanamu ke kota Medan hanya membutuhkan waktu 28 menit dengan tarif Rp. 50,000 saja. Ntah karena harga promo. Alhamdulillah saya masih mendapatkan kereta (terakhir) karena ternyata jadwal Airport Railink di Kualanamu tidak sebanyak di Jakarta. Oh iya kalau mau naik kereta, kalian harus nyebrang dulu dari bandara, baru ketemu stasiun Railink.
Kereta di bandara Kualanamu
Selama di dalam kereta, saya jadi teringat perjalanan dari KLIA ke kota Kuala Lumpur☹️. Pemandangannya sama, banyak kebun sawit. Ya Allah, semoga pandemi segera berakhir biar bisa ke Malaysia lagi☹️. 28 menit kemudian, saya tiba di stasiun kota Medan. Posisi stasiun sangat strategis, pas di depan Centre Point. Saya berjalan ke luar stasiun dan menemukan kakak ipar sudah menjemput. Kami lalu pergi ke Sun Plaza, Mall tempat saya bermain sejak kecil. Sebenarnya ke Sun Plaza cuma mau makan dimsum🥟 di Resto Jala-jala aja sih, karena di Jakarta semua Resto Nelayan (jala-jala) berdampak karena pandemi dan sudah tutup permanen.
Centre Point

Dimsum favoritkuuu🥟🥟🥟
Demikian cerita perjalanan saya ke Medan. Nanti saya cerita lagi kegiatan apa saja yang saya lakukan selama di Medan. Sampai jumpa!

0 comments:

Follow me

My Trip