Desember 26, 2020

Snorkeling di Pulau Liukang Loe

Tidak lengkap rasanya kalau pergi daerah pantai tapi nggak snorkeling. Saya dan teman-teman menyewa kapal seharga Rp. 300rb untuk mengantarkan kami snorkeling sampai pulang lagi ke Tanjung Bira. Mumpung masih pagi dan belum waktunya check-out, jadi kita bisa memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk menikmati keindahan bawah laut di sekitar Pulau Liukang Loe.

Kapal motor

Lokasi Pulau Liukang Loe ada di sebelah barat Pantai Tanjung Bira, sekitar 15-20 menggunakan kapal motor. Nama Liukang Loe berasal dari bahasa Konjo (bahasa daerah setempat) yaitu Liukang berarti kayu hitam dan Loe berarti banyak. Dari namanya saja sudah bisa ditebak kalau di Pulau ini memang banyak terdapat kayu hitam. Pulau ini juga dihuni oleh dua kampung yaitu Kampung Buntutuleng dan Passilohe. Sayangnya, kami tidak merapat ke pesisir pulau, hanya snorkeling saja di sekitar situ.

Mencuci alat snorkeling dengan sunlight

Sebelum memulai snorkeling, kami mencuci alat dengan sunlight yang sempat dibeli sewaktu sarapan tadi. Walaupun awak kapal bilang kalau alat snorkeling sudah direbus dan kumannya sudah mati, tetap saja kami mengantisipasi dengan mencuci pakai sabun cuci piring. Kayaknya kita memakai sabun kebanyakan, sehingga sewaktu dipakai di mulut, eh masih banyak gelembung-gelembung😄. Jadinya walaupun sudah turun ke laut, tetep aja harus membilas alat snorkeling lagi sampai benar-benar tidak berbusa. Baru deh mulai berenang.

Pulau Liukang Loe terkenal mempunyai keindahan bawah laut yang sangat mempesona dan menjadi daya tarik paling utama bagi para pengunjung agar mencoba diving dan snorkeling. Ikan-ikannya masih banyak, mengikuti kita berenang. Awalnya teman saya Dita masih takut berenang. Ntah kerasukan setan apa😄, eh dia malah berani banget nyebur sana-sini, berenang sampai jauh tanpa perlu ditemani. Berhubung saya masih agak trauma dengan laut, jadi saya berenangnya nggak terlalu jauh.

Ikannya banyak
Terumbu karang
Saya mencoba melepas life vest
Baru enak berenang tapi tetap memegang tali kapal
Ikannya semakin banyak
Terumbu karang yang cantik

Setelah sejam snorkeling, kami kembali ke kapal. Bapak nahkoda menyarankan kita untuk pergi ke penangkaran penyu. Kami sih langsung oke aja, mumpung masih ada waktu sebelum check out hotel. Kapal kemudian diarahkan menuju dermaga pulau, tempat penangkaran penyu di rumah apung. Kami cukup membayar Rp. 5000 perorang untuk berenang bersama penyu. Awalnya saya agak takut karena penyunya gede bangeeet😲😲😲, Masya Allah! Tapi lama-lama seru juga. Apalagi melihat Dita berani banget nyebur sana sini dan berenang bersama penyu😄.

Penyu gedeee
Penyu terlihat dari dekat
Diantara jaring
Kami menghabiskan waktu berenang bersama penyu kurang lebih sekitar 30 menit. Setelah itu kita naik ke kapal untuk kembali ke Tanjung Bira. Seru sekali hari itu, walaupun waktunya sangat singkat dan sangat menguras tenaga. Semoga suatu hari bisa kesini lagi.

Sampai penginapan, saya mandi, beres-beres koper, lalu checkout. Karena sudah siang dan laper berat setelah kecapekan snorkeling, tempat yang kami cari pertama kali adalah Restoran. Kita nggak mau lagi sampai telat makan seperti kemarin, takut jadi lemes ketika tiba di Makassar nanti. Kami lalu mampir di RM. Aroma Laut, Bulukumba, yang jaraknya sekitar 20 menit dari Tanjung Bira. Restonya nyaman banget dan ada AC. Kita pesan banyak makanan seperti ikan bakar, cumi goreng tepung, sayur toge, udang telur asin, dan sambal. Selagi menunggu makanan datang, kami shalat secara bergantian.

Pesanan kita
Padahal kita shalat cuma 15 menit, tapi semua makanan sudah terhidang setelah kita selesai shalat. Berbeda sekali dengan warung pinggi dermaga, tempat kami makan malam kemarin yang membuat kita menunggu sampai satu jam. Langsung saja semua makanan di lahap dengan cepat, saking laparnya. Saya sampai memesan 2 gelas minuman biar kenyang, hahaha😂😂.

Alhamdulillah kenyang dan kita hanya membayar Rp. 197,000 saja untuk makanan sebanyak itu. Setelah membayar, kami melanjutkan perjalanan ke Makassar yang menempuh jarak 4 jam. Selama perjalanan saya selonjoran di jok belakang dan bercerita banyak hal dengan teman-teman sehingga jarak mulai tidak terasa. Baiklah, nanti saya lanjutkan cerita lagi. Sampai jumpa!

0 comments:

Follow me

My Trip