Desember 28, 2021

Kontrol Terakhir di 2021

Seperti biasa, jadwal kontrol bulanan kembali datang. Tidak terasa sudah di penghujung tahun 2021 dan saya belum lepas kawat gigi juga🙄. Berarti sudah 5 tahun nih pakai kawat. Sudah lupa rasanya mengunyah tanpa rasa 'kencang' diantara gigi. Tapi kalau melihat foto dan video saya diawal-awal pakai kawat gigi, memang perubahannya sudah sangat jauh sih.

Selama sebulan ini, saya berusaha mengunyah di sebelah kanan agar terbiasa. Kalau saya memang harus makan di atas meja kerja, maka saya akan menaruh piring di sebelah kanan juga agar ketika membuka mulut langsung ke sisi kanan. Alhamdulillah ketika Orthodentist memeriksa celah gigi, akhirnya semua sudah tertutup sempurna🥳. Duh, rasanya terharu banget sewaktu dokter bilang, "bulan depan kawat gigi sudah bisa kita copot ya."

Gigi saya masih diikat dengan pelintiran kawat agar susunannya lebih rapi lagi. Selesai kontrol, saya konsultasi ke dokter, "Jadi kawat yang sebelah kanan kalau kita lihat dari depan 'kan masih miring ke bawah tu dok, 'gimana ya? Kalau nanti lepas kawat tapi kayak ada hal yang belum sempurna gitu."
Dokter bilang, "Saran saya memang dipotong gusinya. Jadi gigi bisa naik."
"Duh, sakit dok."
"Nggak sih, sebenarnya itu operasi minor."
Saya langsung kebayang kalau jahitannya banyak banget dan takut sendiri. Dan itu masih dikatakan minor. Gimana operasi gedenya?😱
"Nanti kamu sama dr. Riko aja. Beliau memang spesialis potong-potong gusi dan tulang."
"Spesialis potong-potong?😱" Seram sekali rasanya.
Orthodentist tertawa. "Nanti setelah selesai dipotong gusi atau tulangnya - terserah dr. Riko mau potong yang mana karena beliau lebih paham, baru kita lepas kawat gigi ya."
Saya mengangguk pasrah.
"Sebelum operasi, kamu makan yang banyak aja biar ada tenaga. Nggak seseram itu kok."
Saya mengangguk pasrah (lagi), lalu keluar.

Saya meminta jadwal dr. Riko pada admin. Saya berpikir, ya bulan depan itu lebih seram interview Visa US daripada operasi gusi/tulang gusi. Baiklah, pokoknya interview Visa US lebih seram! Begitulah cara saya menenangkan hati untuk tidak takut operasi. Lagian kata spesialis Bedah Mulut, operasi gigi pojok itu jauh lebih sulit daripada potong tulang/gusi. Saya percaya aja deh. Udah 3 kali operasi dan memang paling sakit sewaktu operasi gigi pojok sebelah kanan. Ugh, bengkaknya juga paling parah😭😭😭.
Dari gambar, sisi sebelah kiri masih menurun (seharusnya itu sisi kanan)

Biaya APD Rp. 75,000
Charge Pasien Lama Rp. 40,000
Kontrol Ortho Emergency Shappire Rp. 275,000

Desember 25, 2021

Banyak Cerita di 2021

Sudah di penghujung tahun 2021, alhamdulillah. Segala puji bagi Allah subhanahu wata'ala saya bisa menjalani tahun ini dengan berwarna, bahkan seperti pelangi. Sepertinya tahun ini berbeda dari tahun-tahun biasa. Khusus 2021, saya merasakan hidup seperti roller coaster. Berada di puncak, lalu jatuh ke tanah, kemudian merangkak lagi dengan tertatih-tatih. Memang benar hidup itu ujian, dan kalau tidak begitu, hidup malah jadi hambar.

"Tidaklah seorang mukmin tertimpa rasa sakit yang terus menerus, rasa capek kekhawatiran pada masa depan, sedih akan masa lalu, kesusahan hati berduka cita, atau sesuatu yang menyakiti sampai pada duri yang menusuknya, itu semua akan menghapuskan dosa-dosanya." (HR. Bukhari No. 5641 dan Mukmin No. 2573).

Saya jadi ingin bercerita bulan demi bulan secara singkat padat dan jelas. Sekedar merangkum apa saja yang ingin saya ingat di kemudian hari. Mari di simak!

1. Januari
Bulan ini saya baru kembali dari Aceh karena Mama operasi. Alhamdulillah operasi berjalan lancar dan Mama sudah bisa beraktivitas seperti sedia kala. Di akhir bulan, saya pertama kalinya pergi ke Pekanbaru dengan menggunakan AirAsiaPass. Murah banget tiket pulang pergi Jakarta-Pekanbaru nggak sampai 200rb. Akhirnya bisa juga bersilaturahmi ke rumah Puput dan jalan-jalan bersamanya melihat kota Pekanbaru bahkan hampir sampai ke Sumatra Barat. Puput setia kawan banget, kemana-mana saya pergi ditemani. Bahkan suaminya sampai khusus cuti demi mengajak keluarganya dan saya jalan-jalan. Terima kasih banyak Puput💖.

Oh iya, saya juga bertemu dengan Syawal di bandara Pekanbaru secara tiba-tiba. Padahal kita sama-sama pakai masker, tapi kenal satu sama lain. Syawal dan keluarga ikut saya makan malam bersama Puput dan keluarga juga. Jadi terasa punya keluarga di Pekanbaru deh.

2. Februari
Sempat berencana pergi ke Raja Ampat dengan tim yang aneh, tapi nggak jadi. Alhamdulillah! Kalau sampai jadi, mungkin saya akan bete terus sepanjang trip. Sebenarnya kalau jadi pun, kondisi keuangan saya sedang kacau karena uang di Amazon tidak rilis dan saya sampai harus menyewa pengacara di US😩. Kalau dipaksakan tetap ke Raja Ampat, nanti saya nggak sanggup membayar tripnya. Jadi di rumah saya nggak ngapa-ngapain, palingan mengajak tetangga memotret banyak foto di komplek dan melanjutkan menulis blog.

3. Maret
Dari semua bulan di tahun 2021, Maret adalah yang paling penting karena banyak kejadian di bulan-bulan berikutnya bermula di bulan ini. Uang dari Amazon akhirnya rilis, alhamdulillah, sehingga saya bisa pergi ke Raja Ampat dan berkenalan dengan teman baru. Saya tidak menyangka kalau bisa memulai pertemanan baru lagi di umur segini apalagi yang bisa diajak jalan-jalan. Tidak semua teman-teman seumuran dengan saya. Ada yang lebih muda, sebaya, dan ada yang jauh lebih tua. 

Awalnya saya tidak terlalu mempedulikan teman trip, berpikir toh nanti juga nggak akan ketemu lagi. Tapi ternyata saya salah. Dengan kejadian-kejadian seru selama trip dan cerita-cerita setelah trip yang muncul, membuat saya jadi berpikir kalau ini bukan akhir dari jalan bareng bersama mereka. Setelah ini saya malah jadi sering jalan-jalan berkeliling Indonesia untuk menikmati hidup agar tidak stres. Keindahan alam Raja Ampat juga seperti surga dunia dengan kesederhanaan penduduknya yang membuat saya betah disana walaupun tidak ada sinyal sama sekali.

Oh ya, bulan ini juga saya mengakhir hubungan dengan si 'itu' (sudah malas menulis namanya), dan juga Satrio (sahabat saya) menikah dengan Debby.
Kolase 1
4. April
Bulan ulang tahun saya🎂. Tahun ini sepertinya saya paling banyak mendapatkan hadiah, sampai tidak sanggup mempostingnya lagi di instagram sebagai tanda terima kasih. Hal ini juga memicu komentar netizen dan saya menyadari tidak semua ucapan terima kasih harus di posting karena mengingat nanti banyak orang yang tidak suka (hasad). Saya lalu belajar untuk mengurangi postingan pemberian dari orang karena ucapan terima kasih. Dan yang paling baik adalah mendoakan yang memberikan kado agar Allah membalas mereka dengan karunia yang lebih banyak.

Di bulan ini juga Ramadhan, dan pertama kalinya saya jalan-jalan ke Sumatera Barat - Pekanbaru sambil berpuasa bersama teman-teman yang saya jumpai selama trip Raja Ampat. Saya tidak pernah membayangkan betapa capek dan serunya ngetrip di bulan puasa, termasuk menambah teman baru (lagi). Bayangkan, dari bulan Maret ke April saja, sudah berapa orang teman baru yang saya kenal. Terima kasih teman-teman sudah mengajak saya. Memang dari kualitas ibadah jadi berkurang sih, jadi susah khatam Qur'an dan menambah shalat sunnah. Tapi semoga Allah memberikan pahala musafir yang bersafar di bulan Ramadhan. Aamiin🤲.

5. Mei
Di bulan ini saya pulang ke Aceh karena mau berlebaran bersama keluarga besar. Tahun ini tamu yang datang ke rumah sangat ramai dan kami jadi memasak terus hampir setiap hari. Bahkan H-1 Idul Fitri, saya dan Yuni masak-masak dan bikin kue sampai encok😥. Untung ada Rosi, asisten rumah tangga yang siap sedia membantu kapan pun, bahkan dia rela untuk kembali cepat di H+2 lebaran. Masih di suasana lebaran, kami sekeluarga berlibur ke Takengon dan menginap di hotel. Walaupun keluarga abang saya nggak ikut, tapi tidak mengurangi keseruan liburan kita.

Setelah dari Takengon, saya kembali ke Banda Aceh karena Alex (teman yang ketemu di Raja Ampat) ingin main ke Sabang. Akhirnya saya, Rezki, Abdi, dan Baitil menyempatkan diri untuk menemaninya. Tapi di Sabang kita santai banget, kebanyakan hanya staycation di hotel dan mengobrol sampai tengah malam. Besok paginya kita snorkeling, dan sore sudah pulang kembali ke Banda Aceh.
Kolase 2
6. Juni
Amad, Tara, dan Shafiya ikut ke Jakarta. Keputusan ini diambil agak mendadak mengingat Tara sedang hamil, nanti malah nggak bisa jalan-jalan lagi karena punya anak bayi. Saya senang banget keluarga datang ke Depok karena sudah hampir 2 tahun mereka nggak datang akibat pandemi. Kita bahkan sampai menginap lama di Bandung. Tapi saat itu hati agak was-was karena Amazon saya mati satu, dan nggak bisa di appeal sama sekali. Alhamdulillah masih ada satu Amazon lagi.

Sebenarnya saya sudah agak capek jalan-jalan terus. Nggak berhenti sama sekali sejak Maret. Mana semakin was-was melihat Amazon yang mulai meresahkan. Tapi kali ini Iyus 'ngajakin jalan lagi. Awalnya ke Sumba tapi saya rasa tiket Wings Air dari Bali mahal banget. Mengingat dia mau pindah ke Amerika bulan Juli dan kasihan juga kalau nggak diturutin jalan-jalan, akhirnya saya yang memilih destinasi random ke Ternate dan Manado. Semula udah ajak Shinta, tapi batal. Akhirnya saya pergi ke Ternate bersama Iyus dan Rezki, kemudian Tiyo join di Manado. 

Ini pertama kalinya saya jalan-jalan tanpa teman cewek dan jadi banyak masalah setelahnya. Tapi saya berpikir, selama saya nggak aneh-aneh, hanya mau menikmati pemandangan, insya Allah nggak apa-apa. Saya sangat menikmati trip di Ternate, apalagi kami menginap di penginapan seperti kos-kosan. Jadi terasa seperti mahasiswa lokal. Setelah itu saya menyewa hotel bagus di Manado. Seru juga jadi cewek sendiri di tim. Kalau saya ada ngambek-ngambek 'dikit, semoga teman-teman cowok maklum ya. Namanya juga cewek😝.
Kolase 3
7. Juli
Puncak gelombang kedua COVID19. Teman-teman terdekat jadi banyak banget yang kena, bahkan ada orang tua mereka yang meninggal. Saya merasa bulan Juli tahun ini adalah bulan puncak dimana saya stres. Perusahaan di UK tutup, beberapa akun Amazon terminated, dan saya masih berusaha waras. Saya diam di rumah dan berusaha untuk tidak kemana-mana. Paling belanja ke pasar saja. Kantor tutup, Mall tutup, nggak bisa naik KRL, rumah sakit penuh, Jabodetabek sangat chaos. Jadi teringat Shinta mencari plasma konvalesen untuk orang tuanya, teringat juga status story teman-teman yang begitu banyak mengabarkan kematian. 

Saya sampai malas buka sosial media karena takut... Takut menghadapi kenyataan kalau dunia sedang sangat tidak baik-baik saja😞. Iyus juga pindah ke Amerika bulan ini.

8. Agustus
Saya masih mengalami situasi keuangan yang sangat sulit sampai akhirnya mendapatkan cara baru untuk membuka akun Amazon kembali. Seolah mulai ada titik terang, walaupun harus melalui serangkaian interview yang panjang. Bulan Agustus juga saya pertama kalinya naik KRL lagi dan itu pun untuk kontrol gigi. Hari-hari saya lalui hanya dengan masak-masak di rumah, mencoba berbagai resep masakan. Tidak lupa ngeblog lagi untuk menghabiskan waktu.

Oh iya, saking bosannya di rumah masing-masing dan kangen ngantor, teman-teman jadi berkantor di rumah saya deh. Lumayan seru juga sih, karena setelah itu kita bisa sekalian mengobrol dan makan bareng.

9. September
Saya ke Bandung dan menginap di rumah Anis. Kami mengobrol dan bercerita banyak hal. Anis adalah salah satu sahabat terbaik saya dan saya dekat dengan seluruh keluarganya. Saya memang butuh bercerita, meluapkan segala uneg-uneg yang mengganjal di hati karena bisnis dan masalah pribadi😣. Saya merasa dunia hampir runtuh di bulan Juli dan Agustus, apalagi saya tidak tau harus bercerita kepada siapa. Sampai pada akhirnya meluapkan semua cerita ke Anis dan Mamanya demi mencari solusinya bersama.

Sepulang dari Bandung, hati menjadi lega. Semangat kerja muncul berlipat-lipat dan saya memutuskan untuk memperpanjang passpor demi membuat akun Amazon baru. Alhamdulillah semua berjalan lancar, hati semakin ringan, walaupun dari segi keuangan saya masih bokek, hehehe.

Di bulan ini juga pertama kalinya saya interview dengan calon investor, tapi gagal. Ya sudahlah ya, 'kan baru pertama (menghibur diri). Tapi mungkin model bisnis yang mereka inginkan juga berbeda sih dengan perusahaan saya, jadi belum bisa berkerjasama dengan Rancupid.

10. Oktober
Puncak saya bahagiaaa🤩, alhamdulillah. Setelah ragu nggak ada duit untuk menerima ajakan Alex berangkat ke Ambon, tepatnya Pulau Kei, akhirnya berhasil pergi juga. Bahkan saya bisa mengumpulkan teman-teman untuk ikut juga kesana. Bayangkan betapa bahagianya saya setelah beberapa bulan stres, trus bisa liburan ke salah satu pantai terindah di dunia. Bahkan saya baru tau kalau ada pemandangan matahari tenggelam se-indah itu di negara kita sendiri.

Selama di Kei saya berkenalan dengan teman baru lagi. Kali ini ada Kak Deka yang membuat suasana jadi sangat seru dan kita jadi ngakakkkk terus🤣. Ditambah lagi Abdi yang selalu menyambut humor Kak Deka, dan Alex juga yang jadi ikut-ikutan kocak. Pokoknya selama di Kei saya tertawa terusss🤣, rasanya seluruh resah, gundah gulana, penat, hilang ntah kemana. Rasa luka di hati juga semakin membaik, jadi semangat lagi menghadapi kenyataan saat itu. Alhamdulillah.

11. November
Saya dikaruniai keponakan baru lagi, cowok, dan cakep banget😍, alhamdulillah. Bertambah deh bayi-bayi di rumah. Ada adek bayi, ada kakak bayi. Selama November juga masih ada Baitil di rumah, jadi lumayan ada teman curhat, hang out, ke bioskop, dan perawatan wajah. Pertama kalinya saya mencoba Picolaser, salah satu laser terbaik di dunia dengan harga lumayan murah karena koneksi Baitil. Terima kasih ibu dokter yang selalu memikirkan kecantikan saya😂.

Abang saya juga operasi kening di bulan ini dan yang mengagetkannya adalah abang terkena syok anafilaktik yang membuatnya kritis😭. Kakak ipar saya (dokter spesialis kulit) dan adek saya Yuni (dokter umum) sampai sangat sibuk malam itu untuk menyelamatkan nyawa abang. Saya sampai tidak bisa tidur karena khawatir, apalagi Yuni menelepon saya tengah malam. Saya sampai takut untuk mengangkat telepon, takut mendengar berita terburuk😭. Tapi alhamdulillah kritis sudah dilalui dan abang saya sudah sadar. Saya menangis di telepon, teringat Azzam (adik sepupu yang baru saja meninggal di bulan ini karena operasi yang sederhana juga), dan teringat Papa dulu. Tapi alhamdulillah, semua aman😮‍💨.

12. Desember
Setelah perjuangan panjang berpikir bagaimana caranya bercerita ke Mama kalau saya ingin ke Amerika, akhirnya Mama menginjinkan saya untuk membuat Visa🥲. Saya sudah mengurungkan niat untuk mengurus Visa, tapi semakin kesini semakin banyak teman-teman yang mendukung dan mau ikut menemani saya menyelesaikan pekerjaan disana, alhamdulillah. Bahkan Mama juga mau ikut kesana dan mendoakan agar pengurusan Visa saya lancar sehingga Mama bisa segera wawancara juga. Saya sempat ragu menyiapkan dokumen Visa termasuk surat referensi karena ada masalah di kantor, tapi alhamdulillah Satrio membatu saya. Saya sempat mendapatkan jadwal wawancara jauh sekali di bulan Maret, tapi alhamdulillah dapat di awal Januari. Doakan saya agar sukses ya wawancaranya.

It's a wrap. Terima kasih Iphone untuk terus merekam video dan foto seluruh kejadian selama tahun ini. Apa pun yang terjadi, baik suka maupun duka, saya mengucapkan alhamdulillah. Bayangkan, urusan percintaan, keluarga, perusahaan, travelling, dan lainnya, semua terjadi dalam satu tahun. Kalau melihat lagi ke belakang, betapa banyak karunia Allah subhanahu wata'ala yang dilimpahkan kepada saya selama setahun ini. Walaupun kondisi keuangan sampai sekarang belum kembali sepenuhnya, tapi sungguh banyak sekali pelajaran yang bisa saya ambil. 

Insya Allah tahun depan saya bisa mengambil keputusan besar untuk bisnis, sejalan dengan kunjungan saya ke Amerika. Semoga banyak rejeki, sehingga saya nggak perlu mengirit-irit selama disana nanti. Semoga bisa travelling ke tempat yang jauh lagi, dan urusan percintaan bisa lebih jelas. Aamiin ya Rabb🤲.
Selamat Tahun Baru🥳

November 23, 2021

Sendi Bunyi Lagi

Balik lagi kontrol gigi ke Orthodentist hari ini setelah rahang masih berbunyi klak, klik, kluk. Duh, rasanya nggak enak banget deh dan capek juga karena hal ini terus berulang bulan demi bulan. Walaupun sudah lebih mending dari bulan yang lalu sampai harus diresepin Cataflam, kali ini nggak disuruh minum obat.

Dokter mengecek susunan gigi saya yang masih baik-baik saja. Kawat indikator dilepas dan dipasangkan ulang (biasanya karena dokter mengubah susunannya), lalu karet antar gigi tetap dipasangkan lebih panjang agar gigi nggak kemana-mana. Setiap mulut sedang diobok-obok, saya diam saja. Ya 'gimana mau berkomentar, susah banget ngomongnya. Kadang dokter mengajak ngobrol juga tapi gigi lagi dipasangkan karet dan kawat. Mau jawab nggak bisa, nggak ditanggapin malah dipanggil terus sama dokter😅.
Masih sama seperti bulan lalu
Tidak ada perubahan yang terlalu signifikan dari kontrol kali ini, tapi Orthodentist mewajibkan saya untuk mengunyah makanan 80% disebelah kanan, dan 20% di sebelah kiri. Terlihat sebelah kanan masih ada celah karena giginya jarang digunakan untuk mengunyah. Memang iya sih, saya lebih nyaman mengunyah sebelah kirim karena kalo di kanan itu agak aneh. Ntah karena terlalu banyak operasi gigi dan gusi di sebelah kanan jadi saya agak 'gimana gitu karena nggak biasa.

Biaya APD Rp. 75,000
Charge Pasien Lama Rp. 40,000
Kontrol Ortho Emergency Shappire Rp. 275,000

Setelah kontrol gigi, selama seminggu ini saya mencoba mengunyah di sebelah kanan. Kali ini saya mengkhususkan diri untuk mengunyah di kanan, apa pun itu harus mengunyah di kanan. Alhasil, memang agak merasa lega di persendian bagian dekat telinga kanan. Seolah seperti dipijat-pijat. Rasa sakit jauh berkurang, tapi kalau misalnya salah mengunyah (dan ini sering), rahang bisa ngeklik dan saya susaaaah banget balikin kondisi rahangnya. Bisa berhenti makan dan mencoba membuka-menutup mulut sampai nge-klik lagi. Kalau udah klik gitu, saya nggak bisa membuka mulut terlalu besar dan jadi susah mengunyah. Teringat kata dokter kalau roda di persendian antara rahang bawah dan atas juga telinga, memang suka keluar dari zona-nya (ini sepengertian saya secara awam ya, kalau mau lebih detail konsultasi saja ke Orthodentist). Kalau udah keluar zona, bunyi klik, duh rasanya susah makan, susah ngomong, susah juga untuk balikinnya ke posisi semula😩. Saya harus menggerakkan rahang bawah sampai bunyi klik lagi.

Untuk sementara saya sabar-sabar dulu sampai terbiasa makan di sebelah kanan dan kontrol di bulan depan.

November 02, 2021

Hello November

Nggak terasa sisa 2 bulan lagi tahun 2021. Teringat tahun ini benar-benar membuat perasaan hati seperti roller coaster. Sempat sedih dan galau di quarter satu, lalu bahagia terus di quarter dua, lalu sedih banget lagi di quarter 3, dan pada akhirnya alhamdulillah senang lagi sekarang di quarter 4. Walaupun banyak masalah belum selesai, yang penting suasana hati sudah jauh lebih baik. Bahkan sangat baik😊.

Sepertinya perjalanan ke Pulau Kei kemarin adalah puncak kebahagiaan saya. Saya tertawa sampai puas, teman-temannya super duper seru dan kocak juga, permasalahan hati yang mengganjal berangsur-angsur jadi lebih baik, dan permasalahan keuangan juga membaik. Walaupun duit saya masih tertahan di Amazon dan tidak aja kejelasan sampai sekarang, tapi paling nggak ada ketenangan di hati. Tertawa lepas memang menjadi obat untuk hati dan jiwa. Ditambah pemandangan yang Masya Allah indahnya. Terima kasih Alex, udah bersikeras banget tiap hari ngajakin saya ke Pulau Kei. Saya nggak nyesal sama sekali.😉

Jadi teringat dulu, tepatnya di bulan Maret 2021, saat suasana hati sangat tidak menentu. Akhirnya saya liburan ke Raja Ampat, menemukan teman baru, pemandangannya sangat indah, melakukan kegiatan yang sangat menguras energi, tapi serunya nggak habis-habis. Semua hal itu membuat seluruh perasaan penat dan gundah di hati jadi berangsur pulih. Sampai akhirnya saya bisa totally move on, dengan hati yang ringan.

Memang pada intinya semua permasalahan muncul ketika hati yang gundah, apalagi bertubi-tubi. Kalau kalian mengikuti tulisan saya ketika saya stres di awal September kemarin itu, dan alhamdulillah sekarang kegundahan hati berkurang ketika saya menginap di rumah Anis untuk waktu yang lumayan lama. Allah subhanahu wata'ala meng-anugrahkan saya teman terbaik seperti Anis dan keluarganya. Mau saya curhat apa pun, yang tolol sekali pun, mereka tetap mendengarkan dengan seksama. Saya jadi merasa senang dan tenang. Perasaan jadi ringan. Terima kasih untuk semuanya❤️.

Postingan ini sudah seperti update singkat tentang kehidupan saya sebelum kembali menyelesaikan tulisan tentang perjalanan yang sudah terlalu lama. Semoga bisa selesai semua tulisan sebelum tahun baru karena insya Allah tahun depan saya akan memulai perjalanan ke luar negeri lagi seperti sebelum pandemi. Doakan semoga saya selalu sehat, banyak rejeki yang berkah, dijauhkan dari orang-orang yang berniat jahat, dan hati yang tentram. Terima kasih ya Allah telah memberikan keluarga dan teman-teman baik di sekeliling saya dan selalu memberikan dukungan dan doa. Semoga mereka selalu diberkahi, semoga mereka selalu berada dalam lindungan-Mu. Aamiin🤲.
Teman-teman ngetrip ke Pulai Kei

Oktober 25, 2021

Rahang Bunyi Lagi

Kali ini saya kontrol giginya telat seminggu. OMDC sempat menelepon ketika saya masih berada di Pulau Kei, Maluku Tenggara, untuk mengingatkan kalau saya seharusnya ada jadwal kontrol besok (19 Oktober 2021), tapi saya nggak bisa. Saya beralasan kalau sudah mengabarkan mereka untuk ubah jadwal, tapi belum dapat jadwal sama sekali. Mereka bilang akan mencarikan jadwal untuk saya, tapi belum dikabarkan lagi sampai H-1. Untung saya sedang tidak kemana-mana, jadi bisa datang.

Di saat semua tempat sudah tidak memberlakukan swab antigen lagi untuk orang yang sudah vaksin dua kali, klinik gigi masih tetap. Mungkin karena tenaga medis di klinik gigi berhadapan langsung dengan sumber virus (mulut). Baru saja saya PCR seminggu yang lalu di Siloam Ambon, sekarang sudah harus dicolok lagi hidungnya😣. Ya Allah, kapan berakhir ini proses swab-swab yang selalu membuat saya meneteskan air mata. Alhamdulillah tetap negatif dan saya bisa kontrol behel dengan aman.

Saya cerita ke dokter kalau selama sebulan ini rahang bunyi klak, kluk, klik terus, apalagi sewaktu di Kei asyik tertawa ngakak melulu. Gimana rahang nggak sengsara😐. Orthodentist bilang, mungkin ini semua karena ada karet elastis yang menarik geraham paling belakang ke depan sehingga menyengsarakan rahang. Dokter menyuruh saya menghentikan pemakaian karet elastis, lalu melepaskan indikator metal di gigi untuk disusun ulang. Setelah dipasang kembali, dokter melilitkan kawat dan membentuknya seperti 'per' diantara gigi geraham.

Dokter meresepkan cataflam untuk persendian rahang agar otot-otot di sekitar rahang lebih nyaman. Memang kalau berbunyi klak, klik, kluk begitu, bukan hanya tulang rahang yang nggak enak, tapi ketika buka mulut pun seolah terkunci. Duh, jadi bertanya-tanya kapan selesai urusan rahang ini😕. Dokter bilang, saya harus mengunyah di dua sisi, tapi kadang saya nggak sadar kalau hanya mengunyah di satu sisi saja. Kalau pun sadar, saya lebih suka mengunyah di sisi kiri, karena rahang sisi kanan yang berbunyi klak, klik, kluk.
Kawat indikator miring
Kalau dilihat dari foto, tetap indikator gigi masih miring. Tapi sebenarnya sudah berangsur membaik. Mungkin memang harus operasi potong gusi lagi, agar senyuman saya benar-benar sempurna. Tapi... tapi... tapi..., langsung terbayang rasa sakit tahun lalu. Mana dulu nggak ada yang temenin lagi, hiks😢. Sebenarnya karena masih muda, memang lebih baik menyelesaikan segala macam operasi karena tubuh masih bisa cepat recovery-nya. Tapi berpikir prosesnya, adudududuh😰! Semoga ada jalan ya untuk permasalah gigi ini. Semoga segera buka behel. Aamiin🤲.

Biaya APD Rp. 75,000
Charge Pasien Lama Rp. 40,000
Kontrol Ortho Emergency Shappire Rp. 275,000
Cataflam Rp. 77,000 beli di Apotik K24

Oktober 05, 2021

Mulai Beraktivitas

Satu demi satu urusan datang dan harus dituntaskan. Aktivitas pun mulai kembali normal sejak masa PPKM diperlonggar. Alhamdulillah bisa sibuk beraktifitas di luar rumah lagi walaupun belum setiap hari. Bisa ketemu orang-orang lagi sambil makan di Cafe, bisa ke bioskop, bisa nge-Mall, dan hal-hal seperti itu membuat kualitas hidup saya jadi lebih berarti. 

Kalau membaca postingan saya sebulan yang lalu tentang Kegundahan Hati dimana saya sempat depresi, sedih, lemah, dan kacau, alhamdulillah sekarang sudah jauuuh lebih baik🙂. Mungkin karena saya mulai tenang dan mengurangi pikiran yang tidak berguna. Jadi saya mau fokus dengan diri saya sendiri dulu. Baiklah, saya akan bercerita sedikit tentang beberapa kegiatan penting yang sudah saya jalani:

1. Memperpanjang Paspor
Sempat kerepotan setengah mati karena antrian di aplikasi nggak bisa terus. Selalu habis kuota. Saya sampai bingung, 'gimana nih harus memperpanjang passpor segera karena saya butuh untuk data-data di Amazon. Teman-teman sudah menyarankan saya pakai calo tapi sebaiknya jangan deh karena saya tidak suka 'jalur belakang'. Selain mahal, saya takut nanti kedepannya ada aja masalah karena dimulai dengan hal yang tidak baik. Saya sempat datang ke imigrasi Depok dan disarankan untuk langsung Whatsapp ke nomor customer service mereka. Kata satpam, selama PPKM memang sengaja nggak dibuka antrian di aplikasi untuk menghindari pertemuan tatap muka.

Alhamdulillah niat baik selalu ada jalan. Saya follow instagram imigrasi Depok dan saya mendapatkan informasi ternyata mulai Jumat 10 September 2021 antrian di aplikasi sudah dibuka. Sayangnya karena saya telat baca informasinya, jadi nggak dapat antrian. Di hari Jumat minggu depannya, tepatnya tanggal 17 September 2021, antrian passpor dibuka lebih awal yaitu pukul 12 siang (biasanya pukul 14.00). Saya langsung daftar dan mendapatkan antrian di hari Senin tanggal 20 September. Pada hari H, sungguh cepat sekali proses perpanjangan passpornya karena memang saya sudah mengurus surat keterangan domisili dari awal.
Alhamdulillah passpor jadi
Alhamdulillah urusan passpor lancar bangettt dan hari Jumat sudah bisa diambil. Akhirnya nggak usah pakai calo deh. Saya jadi membolak-balikkan lembaran passpor baru karena rasanya sangat senang akhirnya bisa perpanjang tanpa drama. Memang kalau niat kita benar, pasti lancar. Percayalah!

2. Buka Akun Amazon
Saya sempat mengira kalau bertahun-tahun ini sudah tidak ada cara lagi membuka akun. Setelah berdoa berkali-kali, akhirnya ada jalan. Tiba-tiba adik saya menyuruh 'ngetes buka akun dengan cara yang baru, yaitu verifikasi dengan interview dan video call. Sebelum saya punya passpor baru, saya minta tolong tetangga untuk buka akun dan pinjam passpornya. Ternyata sampai harus interview dengan notaris segala, dan dengan orang Amazonnya juga🥴. Tetangga saya sampai panas dingin karena ini pertama kalinya dia diinterview sama orang bule' yang logatnya American bangetttt. Alhamdulillah lancar.

Akun akhirnya berhasil buka dan saya bisa jualan lagi. Bahkan barang-barangnya juga sudah laku. Yang paling enak adalah, akun baru ini beralamatkan di Amerika jadi semua category dibuka. Bisa dibilang, ini adalah akun paling powerful yang pernah saya punya. Duh, betapa senangnya🥰. Setelah beberapa bulan hampir putus asa, ternyata akan indah juga pada waktunya.

Ada juga beberapa hal yang sedang dalam proses nih dan lagi saya usahakan banget untuk segera diselesaikan. Ceritanya dibawah ini:

1. Visa US
Dokumen udah ada semua, tapi ntah kenapa untuk mengisi form B1/B2 itu terus aja deg-degan. Akhirnya saya DM Donny (teman saya) di instagram, sekalian 'ngajakin ke US juga. Donny langsung menghubungi salah satu agen untuk mengurus Visa, dan dia baru bisa dapat jadwal interview bulan Januari donggggg😨. Kalau mau cepat, agen minta alasan kuat agar mereka bisa mengajukan hal tersebut ke kedutaan.

Beberapa artikel yang saya baca, proses pembuatan Visa Turis dan Visa Bisnis kurang lebih sama. Tapi tujuan utama saya mau ke US itu karena pekerjaan. Saya harus segera membuat Bank Account US, mengurus perpanjangan Rancupid Enterprise LLC, mengecek warehouse atau fulfillment center untuk persiapan musim semi (musim dimana orderan membludak).

Saya sudah menyuruh CMO Rancupid untuk menghubungi Kedutaan Besar Indonesia di Washington agar bisa mendapatkan referensi. Saya juga menghubungi beberapa pemilik sister company Rancupid agar mengeluarkan surat referensi. Walaupun semuanya sedang dalam proses, tapi rasa deg-degan ini selalu ada. Jadi menunda-nunda deh. Adaaa ajaa alasan untuk tidak mempercepat proses pengurusan Visa. Nggak terasa sekarang udah bulan Oktober, nanti malah udah November, terus kapan mau perginya? Belum lagi sebentar lagi musim dingin dan kalau di Amerika itu bisa dingin banget🥶.

Sebenarnya saya agak ragu dengan mutasi rekening sih, karena duit saya 'kan di virtual account (VA). Kalau tiba-tiba meriliskan dalam jumlah gede, bukannya harus data rekening dalam 3 bulan? Kalau mau menunjukkan mutasi untuk rekening dollar dari VA, apakah valid? Pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu pikiran saya. Beberapa blog yang saya baca memang banyak yang tidak dilihat mutasi rekening atau rekening koran sewaktu wawancara. Tapi tetap aja, kalau lagi apes, nanti malah nggak ada persiapan. Semoga dimudahkan, dilancarkan, agar segera bisa ke Amerika ya Allah. Aamiinn🤲.

2. Lepas Behel
Saya tuh pengen banget kalau nanti harus ke US, karena akan dalam waktu yang lama, saya sudah lepas behel. Daripada nanti kepikiran harus kontrol lagi setiap bulan, jadi harus menyisihkan waktu untuk pulang ke Indonesia hanya untuk kontrol behel. Oh tidak!

Kalau pun saya nggak jadi operasi potong gusi, berarti saya harus menyiapkan biaya untuk retainer gigi yang harganya bisa berjuta-juta tergantung kualitas. Duh, duit lagi deh...

3. Mengunjungi Dermatologist
Ini hal yang paling ingin saya lakukan tapi nggak jadi-jadi😓. Sebenarnya Dr. Nessya sudah menyarankan saya untuk laser lagi karena bekas jerawat sudah mulai bermunculan. Wajah saya jadi banyak noda hitam, padahal selalu pakai sunblock dan NeoStrata Lotion. Tapi memang terakhir laser muka di Dermatologist sebelum bulan puasa sih, jadi udah 6 bulan yang lalu. Wajar kalau wajah sudah banyak freckless lagi.

4. Ke Ambon
Ntah berapa kali Alex nge-japri saya untuk ikut ke Ambon tapi waktunya kurang tepat. Dia ngajak di bulan ini sedangkan kantor baru aktif lagi. Kami berencana ekspor kontainer lagi, tapi kalau saya jalan-jalan, pasti akan kurang terurus. Walaupun ada tim yang lain, tapi ada beberapa fitur Amazon memang hanya saya yang tau.

Sebenarnya saya kangen jalan-jalan ke tempat yang saya belum pernah. Kangen pakai kamera PRO dan wide lens, kangen berenang di laut dengan segala suasana seramnya. Kangen pindah-pindah hotel. Semoga bulan November atau Desember bisa pergi jalan-jalan lagi ya Allah. Aaminn🤲!

Selain hal yang sudah selesai, dan yang masih dalam proses, ada juga rencana yang sepertinya gagal. Walaupun kita harus berbaik sangka pada Allah subhanahu wata'ala dan tetap berdoa semoga ada jalan, tapi saya ingin bercerita beberapa hal yang tidak bisa tahun ini:

1. Renovasi rumah
Sedih sih, tapi saya harus menghadapi kenyataan kalau saya bakalan batal renovasi. Walaupun kita tidak tau rencana Allah, walaupun saya masih tetap optimis dalam hati, tapi renovasi rumah butuh biaya ratusan juta, persiapan matang, dan harus memikirkan tanaman-tanaman saya yang banyak itu mau dikemanakan? Belum lagi peraturan PPKM yang membuat pak RT melarang segala bentuk rancang bangun di komplek ini.

Saya sudah simpan beberapa inspirasi rumah idaman dari instagram yang ingin saya bangun nanti. Mungkin akan saya pisahkan di folder tersendir di hp saya, supaya nanti ketika tiba waktunya saya bisa langsung melihat-lihat lagi desain eksterior dan interiornya.

2. Menikah
Saya kira bakalan bisa menikah dengan dia dulu. Eh malah sebelum ke Raja Ampat, harus menerima kenyataan kalau kita memang tidak bisa melangkah lebih jauh. Padahal saya sudah mengira kalau dia adalah orang yang tepat, tapi nggak tepat juga, hahahaha😂. Walaupun saya sudah move on 100%, dan sekarang malah sedang sibuk menenangkan hati. 

Sejak tahun lalu, saya ingin menikah di masa pandemi agar tidak terlalu banyak orang yang hadir karena kalau rame pasti akan membuat saya pusing tujuh keliling. Tapi tetap tidak tau rencana Allah. Toh tahun ini belum berakhir.

Sekian cerita ini. Sebenarnya kalau ditarik benang merah, hal-hal diatas semua terkendala karena duit juga sih😅. Amazon masih menahan uang saya dalam jumlah yang sangat besar tapi saya tetap optimis saja. Allah pemilik dunia, dan rezeki bisa dari segala hal. Allah juga yang mengatur jodoh. Kalau bukan milikmu, tidak akan menjadi milikmu. Tapi kalau milikmu, mau dari dunia belahan sana pun, pasti tetap akan jadi milikmu. Yang penting nggak pernah putus asa. SEMANGAT!!

September 15, 2021

Lepas Behel atau Operasi?

Akhirnya bisa kemana-mana lagi naik KRL dengan hanya scan barcode aplikasi Peduli Lindungi. Alhamdulillah kasus Covid19 di Indonesia terus melandai dan membuat kita jadi lebih leluasa berpergian. Saya baru sadar kalau vaksin seampuh ini. Dari dulu memang saya rutin vaksin flu karena memang pengaruhnya sangat besar ke tubuh saya yang memiliki riwayat asma. Jadi jarang flu dan demam, walaupun sering pulang kantor kena hujan.

Seperti biasa saya kontrol gigi sebulan sekali. Walaupun di beberapa klinik sudah tidak perlu lagi swab antigen kalau mau perawatan, khusus klinik gigi masih harus swab. Huhuhu😢, padahal udah lega karena udah ada aplikasi Peduli Lindungi, tapi mau bagaimana lagi. Setelah swab dan negatif, saya masuk ke ruang dokter. Kali ini Orthodentist ngecek gigi saya dan ternyata celah di gigi geraham tinggal 'dikittt lagi. Seharusnya bulan depan nanti sudah rapat dan selesai-lah urusan per-behelan. Tapi tunggu, 'kan kawat indikatornya masih miring.

"Kalau mau lurus, gusi diatas geraham harus dipotong lagi sih. Terserah kamu aja,"
"Operasi lagi?"
Orthodentist mengangguk. "Sebenarnya tugas saya sudah selesai. Kunyahan gigi kamu sudah benar, rahang sudah pas menutup, tidak ada celah gigi lagi. Sekarang tinggal 'gimana kamu aja mau Perfect Smile berarti potong gusi dan saya akan lihat pergerakan giginya lagi. Mungkin dalam 4 bulan sudah Perfect."
Saya langsung teringat dulu sewaktu operasi potong gusi. Kalian bisa baca di Alveolectomy di OMDC. Sangat menyeramkan, mana di bius berulang kali sampai ditusuk di rahang😭😭😭😭. Sebenarnya saya adalah orang yang perfeksionis, tapi mengingat bakalan suntik sana-sini, berdarah-darah, OMG😵!!!
Dokter bilang, "Bulan depan kasih jawaban ya. Kalau mau lanjut potong gusi, biar saya rujuk ke Spesialis Bedah Mulut. Kalau enggak, kita bisa persiapan buka behelnya."
Masih miring kan?
Saya keluar dari ruangan dokter dengan kebingungan. Kayaknya harus bertanya pendapat keluarga dan semua teman-teman apa yang harus saya lakukan. Sebenarnya potong gusi bukan operasi besar yang harus bius total. Tapi namanya juga 'operasi', efeknya sakit banget kalau biusnya sudah hilang. Belum lagi susah makan, obat-obatan bikin perut begah. Ya Allah tolong saya...

Petugas administrasi bertanya, "Mau dijadwalkan lagi kapan, Mbak?" Duh langsung teringat harus operasi.
"Nanti deh, saya telepon saja ya."

Biaya APD Rp. 75,000
Charge Pasien Lama Rp. 40,000
Kontrol Ortho Emergency Shappire Rp. 275,000

September 12, 2021

Kegundahan Hati

Sudah kurang lebih 2 bulan, suasana hati tidak menentu. Mungkin dimulai pada saat perusahaan di United Kingdom tutup, Amazon suspend (lagi), tidak bisa bertemu teman-teman, galau, menstruasi, semua bertumpuk menjadi satu. Berawal di akhir Juni, saya sudah merasa stres. Salah satunya karena pemberitaan tentang Corona dan banyak sekali orang-orang terdekat yang kena. Semakin membaca media sosial, semakin banyak pula berita duka. Saya sampai bingung harus bagaimana. Mau mengirimkan makanan untuk teman-teman yang isolasi mandiri (isoman) tapi saking banyaknya, saya nggak tau siapa yang harus diprioritaskan. Beberapa orang saya tanya, mau dikirim apa? Banyak dari mereka yang menjawab nggak usah, karena nanti tambah sedih😔. Ada juga yang dapat banyak makanan dari tetangga yang membuat kulkas penuh dan nanti mubazir kalau makanan jadi tersisa. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak mengirimkan apa pun kepada siapa pun. Maafkan saya pada saat itu😞.

Mungkin puncak kegundahan di hati itu terjadi sekitar tanggal 20an Juli, dan berlangsung selama seminggu (karena mens juga jadi emosional banget). Amazon ini semakin ditelusuri semakin tidak ada jawaban. Semakin baca forum, semakin tau kalau tidak ada jalan keluar. Sendirian di rumah untuk mencari jalan keluar. Keluarga juga berkali-kali bertanya bagaimana permasalahan di perusahaan. Belum lagi ditambah sikap seseorang yang ketika saya datang ke rumahnya, malah beberapa kali diusir, disuruh pulang. Bahkan sampai sekarang saya masih bertanya-tanya, ntah kesalahan apa yang pernah saya lakukan sampai membuat dia bersikap seperti itu. Padahal saya hanya berniat untuk memastikan kalau dia baik-baik saja. Hmmmpphh, dunia memang tidak bisa ditebak. Orang yang biasa baik, tiba-tiba jadi sangat menyebalkan. 

Hal yang bertubi-tubi seperti itu membuat saya stres. Saya (mungkin) adalah orang yang sangat pintar mengelola stres. Tapi semakin kesini saya baru sadar kalau saya sebenarnya hebat dalam menyembunyikan stres. Dan di puncak rasa sedih, pusing, gundah, stres, yang melanda, akhirnya saya bisa nangis juga😭. Saya lupa kapan terakhir saya nangis, mungkin sewaktu kesel banget dengan mantan pacar, dan itupun sudah lama. Ketika putus cinta dengannya, efek ke diri saya lebih ke bad mood. Nggak nangis. Karena saya berpikir masih banyak yang harus saya pikirkan daripada 'dia'. Kali ini berbeda, saya nangis, seminggu, bahkan sehari bisa tiga kali, seperti waktu makan. Saya hampir nggak sanggup membuka laptop, saking stres dan sedihnya. Saya juga malas bertemu orang-orang, walaupun tetangga masih datang dan saya nggak akan menolak mereka. Mungkin ini yang dinamakan depresi (saya sampai googling arti depresi dan semua terjadi pada diri saya). Saya merasa nggak produktif, malas makan, bawaannya pengen tidur, dan berasa waktu bergerak sangat lambat. 

Alhamdulillah saya memiliki tetangga (sudah jadi teman dekat) yang sering datang, memastikan kalau saya baik-baik saja karena sedikit banyak mereka tau apa yang saya alami. Mereka terkadang hanya mau mengobrol, atau duduk diam di sofa menemani saya. Kalau saya mau bercerita, ya cerita saja. Kalau nggak ya mereka diam saja di rumah saya sambil membaca koleksi buku-buku saya yang banyak. Walaupun merasa hidup ini berat, tapi keberadaan seseorang dapat mengurangi kegelisahan hati, walaupun mereka nggak ngapa-ngapain.

Di hari kedelapan, baru saya nggak nangis lagi. Mood saya memang masih kacau, tapi sudah jauh lebih baik. Tetangga menyarankan saya untuk melakukan hobi seperti memasak atau bercocok tanam yang biasanya bisa membuat saya lebih senang. Atau menuntaskan blog. Vakum dulu dari pekerjaan, atau melihat sosial media yang terkadang bikin tambah stres. Akhirnya saya membeli buku resep masakan dan beberapa tanaman baru untuk dirawat. Melakukan hobi memang sangat menyita waktu sih, nggak terasa udah siang aja. Masih harus mandi, memikirkan harus makan siang apa, dan sedikit membereskan rumah. 

Setelah hampir sebulan saya merasa tidak memiliki semangat, akhirnya saya memutuskan untuk ke Bandung. Ntah udah berapa kali Anis mengajak menginap di rumahnya agar saya tidak kesepian, tapi saya tolak terus karena berpikir kalau udah ke Bandung pasti nanti malah main. Sampai akhirnya saya pergi juga, kali ini untuk jangka waktu yang lama. Saya tidak akan menceritakan kemana saja saya pergi karena postingan ini berfokus pada kegundahan hati.

Hari-hari awal saya di Bandung, saya bercerita semua yang saya alami pada Anis dan tante. Sebagai informasi, Anis adalah sahabat saya yang sudah seperti saudara. Saya bahkan sangat dekat dengan seluruh keluarganya. Sebenarnya tipe saya kalau berteman adalah mengenal keluarga teman-teman saya baik cewek maupun cowok, jadi saya tau bagaimana mereka dibesarkan. Kalau memang mereka dari keluarga yang baik, pasti pertemanan kita sampai sekarang. Anis mendengar dengan detail apa yang saya alami dan mengetahui dengan pasti apa yang saya rasakan. Dia sudah berbisnis sejak 2012 dimana saat itu saya masih sebagai karyawan yang mengharapkan naik pangkat atau berpindah ke perusahaan lebih besar. Apakah yang dia lalui baik-baik saja? Tentu saja tidak. Saya sudah sering mendengarkan cerita Anis tentang bisnis, jatuh-bangun, tapi kali ini semua nasehatnya benar-benar menyentuh ke hati saya.

Saya bercerita kalau di akhir Juli kemarin saya juga mengalami depresi. Seharusnya saya tidak boleh mengalami hal tersebut dimana orang-orang pada terkena COVID19. Saya takut juga kena dan saya memutuskan untuk tidak kemana-mana sama sekali. Beberapa kali saya mengecek saturasi oksigen dan suhu tubuh. Alhamdulillah normal, walaupun saya selalu merasa demam sepanjang waktu. Ntah karena AC di rumah yang terlalu dingin. Anis dan tante mendengarkan cerita saya dengan seksama dan memberikan saran, "Masalah Mumut sebenarnya udah ada jalan keluar, tinggal diurus aja." Nah semangat mengurusnya itu yang hilang ntah kemana.

Suatu hari saya pergi ke kebun teh. Saya duduk sambil minum teh tarik panas bersama Anis. Melihat pemandangan hijau seperti ini sangat melegakan dan menjadi sebuah anugrah. Jadi teringat, dulu ketika duit saya ketahan di Amazon dan berbagai macam masalah mendera, saya kembali kepada Allahﷻ. Mungkin karena waktu itu bulan Ramadhan, jadi semangat beribadah bisa full. Sekarang ditengah kegundahan yang melanda, malah ibadah saya terasa biasa saja. Shalat tetap, mengaji tetap, tapi ya begitu saja. Padahal, masih diberikan kesempatan melihat pemandangan seindah ini juga patut disyukuri. Dulu ketika perusahaan dalam masa krisis saja, saya masih bisa bolak-balik ke Bali untuk urusan pekerjaan dengan menginap di Hotel bintang 5, semuanya gratis dibayar oleh Pertamina.

فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا 
"Maka, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan." Surat Al-Insyirah Ayat 5.

Anis bercerita, selama berbisnis hal yang paling harus kita pertahankan adalah tidak pelit, baik untuk diri sendiri, maupun orang lain. Rejeki itu sering datang dari jalan yang tidak disangka-sangka. Sebanyak apa pun kesulitan keuangan melanda, Anis tetap berusaha untuk tetap senang membagi-bagi makanan. Masakin buat teman-teman yang datang, mengirim banyak sample produk, padahal kalau dipikir-pikir, sekali 'ngasih itu bisa sampai 100rb juga. "Tapi kan beda ya, ngasih ya ngasih aja. Jangan diperhitungkan. Ada Allahﷻ yang membalas."

Hal lain yang sangat ingin saya lakukan adalah pergi ke Amerika. Karena saya berbisnis di Amazon dan saya ingin menyewa warehouse disana. Saya sangat ingin langsung berkunjung dan mengontrol alur penjualan produk, ingin ke Amazon dan Payoneer Headquarter, memiliki US Bank Account, dan melihat sendiri bagaimana masyarakat disana beraktivitas. Seandainya duit tidak tertahan di Amazon, mungkin saya bisa pergi sekarang kesana. Tapi masalah bukan karena itu saja. Pertama adalah ijin dari Mama. Untuk bilang ke Mama tentang wacana ini saja adalah hal yang menyeramkan. Saya takut Mama berpikir kalau ke Amerika untuk jalan-jalan. Padahal saya sangat ingin melihat langsung peluang bisnis disana.

Saya membahas masalah pengurusan Visa ke teman-teman Rancupid dan ternyata mereka menyambut dengan antusias untuk menemani saya pergi dan mengurus reference letter. Rancupid memiliki Limited Liability Company (LLC) di Amerika dan sudah seharusnya kita gampang mengurus Visa. Di Bandung saya bertemu mbak Feira dan dia sudah memiliki Visa Amerika. Dia bilang juga mau menemani saya agar perijinan ke Mama tembus. Saya mulai merasa ada titik terang. Apakah Allah subhanahu wata'ala sudah menunjukkan jalan? Sebenarnya saya harus berada di Amerika sebelum musim semi karena penjualan di Rancupid sangat tinggi pada musim itu. Dan musim dingin (winter) adalah saat yang tepat. Belum lagi pernah janji sama Iyus mau melihat Balldrop (ntah kenapa dia antusias banget mau melihat bola jatuh doang😮), di New York pas tahun baru. Tapiii, dinggiiiiiinnn🥶🥶🥶!! Jadi kebayang harus bawa jaket yang mana agar bisa menahan dingin. Atau sekalian aja beli disana.

Selama di Bandung, saya menelepon Amazon berkali-kali untuk meminta uang saya diriliskan. Ntah berapa kali saya berantem di telepon dengan logat India, Singapore English, Native, pokoknya saya udah fasih 'berantem' dengan bahasa inggris dengan aksen sesuai orang yang menerima telepon dari saya. Sampai akhirnya saya menerima email kalau mereka sedang menginvestigasi masalah saya. Fiuhh, sudah lama saya menanti sebuah email dari mereka. Insya Allah sudah ada titik terang lagi.

Kembali ke Depok dengan hati dan perasaan jauh lebih ringan. Walaupun masalah belum selesai, tapi banyak jalan sudah terbuka. Mungkin saya harus lebih meningkatkan ibadah, karena satu-satunya cara untuk menenangkan hati memang dengan mengingat Allah. Tidak ada batasan dalam berdoa, bahkan kita bisa meminta seisi dunia untuk dikabulkan. Saya juga langsung mengurus perpanjangan passpor. Semoga setelah passpor selesai, uang saya rilis semua dan bisa segera mengurus Visa. Aamiiinnn!
Let's fight!
Tulisan ini saya tulis dalam kondisi flu, batuk, dan demam🤒. Semoga bukan gejala Corona. Semoga sakit ini menjadi penggugur dosa🤲. Mungkin saya mau off dulu dari main sosial media. Saya mau menyelesaikan tulisan tentang Raja Ampat dan destinasi lainnya, sambil terus memperjuangkan Amazon. Semoga saya dianugrahkan rasa sabar, seberat apa pun masalah yang melanda. Aaamiiiinnn🤲!

فَاصْبِرْ صَبْرًا جَمِيلًا
“Fashbir Shabran Jamiila”. (Maka Bersabarlah Dengan Sabar Yang Baik). QS Al-Ma'arij : 5.

Agustus 16, 2021

Kapan Lepas Behel?

Agak susah mau kemana-mana pakai kereta (KRL) di masa PPKM ini. Kita harus menyediakan surat-surat seperti Surat Tugas atau surat untuk keperluan medis, contohnya seperti saya harus ada surat yang membenarkan kalau akan kontrol gigi. Mau naik Grab ke OMDC Warung Buncit, pulang-pergi bisa hampir 200rb, belum lagi biaya kontrol gigi yang kadang hampir Rp. 500rb. Pusing juga ya.

Semua pink
Kali ini pasien di OMDC ramai sekali😕. Petugas di bagian daftar ulang sampai kelimpungan saking ramainya orang yang datang. Saya jadi harus menunggu lebih satu jam dari jadwal sebenarnya karena ada beberapa pasien yang bukan hanya kontrol saja, melainkan ada yang pasang behel juga. Sudah main hp sampai bosan, dan melihat orang-orang berlalu-lalang, masih belum dipanggil juga.

Ketika tiba giliran, saya bilang ke dokter kalau karet elastis yang sebelum ini terlalu kencang😔. Bahkan membuat rahang saya berbunyi ceklak cekluk lagi. Kadang sampai terasa hilang posisi tutup buka rahang karena bunyi klak kluk itu. Orthodentist kemudian mengecek kondisi barisan gigi atas yang masih ada celah. Dokter lalu memasang karet di gigi geraham atas sebelah kanan dan menariknya dengan sangat kencang agar cepat rapat. Duh, mulai deh rahang atas jadi terasa kencang semua. Dokter bilang kalau kali ini akan diberikan karet elastis yang lebih longgar agar tidak mempengaruhi kondisi rahang.
Garis kawat indikator masih miring
Saya bertanya, "Kapan nih lepas behel? Udah bosen pakai behel."
"Sebenarnya kalau semua udah rapat sih, bisa buka. Nanti saya suruh pakai retainer selama 2 bulan dan sama sekali nggak boleh lepas kecuali lagi makan."
"Lho, retainer bukannya dipakai malam aja?"
"Itu dibulan ketiga baru bisa dipakai malam aja. Tapi biasa pasien saya kalau kondisi rahangnya sering bergeser seperti kamu ini sangat gampang jarang lagi gigi-giginya. Jadi pemakaian retainer hukumnya wajib bahkan kadang harus seharian."
"Trus kalau kawat gigi secara horizontal belum lurus itu 'gimana?"
"Sebenarnya memang harus dipotong lagi gusinya," Oh tidak!😱 "Karena gusi tidak simetris seperti itu juga bikin gigi gampang jarang. Apa kamu mau dipotong lagi aja? Biar saya rujuk lagi ke Spesialis Bedah Mulut."
Saya langsung meringis, "Ah tidak dok, takutttt!😱😱😱" Jadi teringat akhir November 2020 saya tiba-tiba harus operasi gusi. Bisa dibaca di postingan Alveolectomy di OMDC.
Orthodentist bilang, "Ya udah kalau memang mau potong gusi lagi, nggak apa-apa juga. Tapi sebaiknya sebelum lepas kawat gigi ya. Jadi bisa diatur lagi nanti kalau ada yang jarang giginya."
Saya manggut-manggut aja. Nggak kebayang kalau harus operasi lagi, takut dan melelahkan sekali kondisi saya pasca operasi. Jadi bingung, mau lepas behel aja🤔? Apa operasi dulu baru lepas behel🤔? Huff! Semua keputusan memang di saya dan nanti saya akan pikirkan lagi.

Biaya APD Rp. 75,000
Charge Pasien Lama Rp. 40,000
Kontrol Ortho Emergency Shappire Rp. 275,000
Karet Elastis Rp. 100,000

Juli 30, 2021

Vaksin Tahap Kedua

Sempat hampir lupa mau daftar vaksin kedua, eh tau-tau tanggalnya udah deket😅. Saya coba daftar via aplikasi Halodoc, tapi kok disuruh masukin kode voucher gitu. Saya kira aplikasinya error, jadinya saya install aplikasi JAKI agar bisa mendaftar dan malah lebih gampang. Saya tinggal masukkan nama, no KTP, dan no Hp, langsung keluar jadwal vaksin kedua di Pejaten Village juga.

Sejak PPKM hari pertama, saya tidak pernah sama sekali naik kereta lagi. Agak malas mengurus Surat Tanda Registrasi Pekerja (STRP) walaupun sebenarnya bisnis Rancupid termasuk ekspor. Selain karena nggak perlu-perlu amat juga ke Jakarta, saya memang memilih untuk tinggal di rumah saja untuk menghindari virus Corona. Malah jadi suka masak berat. Semua resep di coba🍲.

Saya naik Grabbike ke Stasiun Depok seperti biasa. Sebenarnya agak ragu mau bawa dokumen apa, tapi setelah saya lihat di instagram Commuterline, kalau mau vaksin tinggal tunjukkan bukti pendaftaran saja kepada polisi yang berjaga di meja administrasi, lalu langsung disuruh masuk. Semudah itu. Bahkan nggak diminta sertifikat vaksin pertama.

Stasiun Depok Lama di masa PPKM
Suasana di stasiun Depok Lama sebenarnya nggak sepi-sepi amat. Di kereta aja saya masih berdiri. Memang masih sangat ramai orang yang harus bekerja ditengah lonjakan kasus COVID19. Saya turun di stasiun Pasar Minggu karena Rezki sudah menunggu disana. Kami kemudian memesan Grabcar menuju Pejaten Village.
Sepi dan gelap
Sesampai di Pejaten, kami harus mendaftar dulu di lantai dasar. Mall ini gelap sekali karena selain gerai makanan yang cuma bisa take away, semua toko tutup. Sedih rasanya, tapi mau bagaimana lagi. Karena menggunakan aplikasi JAKI, kita dapat antrian cepat. Saya no. 22 dan Rezki no. 23. Kita naik ke lantai 3, lalu duduk menunggu sekitar 30 menit, bahkan sempat ada senam peregangan dulu khusus untuk orang-orang yang sudah menunggu dari tadi pagi. Saya ikut aja sih senamnya. Gerakannya mirip senam SKJ yang biasa dilakukan di pagi hari sebelum masuk sekolah dulu. 
No. antrian
Sampai akhirnya no. antrian kita dipanggil. Rezki sempat pesan Puyo dulu, tapi nggak jadi di makan karena antriannya sudah dipanggil. Proses daftar ulang pun sangat cepat, lalu petugas yang tensi darah, melakukan screening, semuanya cepat. Berbeda sekali ketika vaksin pertama dimana yang tensi darah dan yang screening cuma dua orang. Kami waktu itu mengantri sampai berjam-jam. Hufff!

Tidak lama kemudian, tiba giliran saya untuk disuntik vaksin. Kali ini saya lebih pasrah, nggak difoto juga. Saya singsingkan lengan baju, memejamkan mata, lalu disuntik💉. Duhhhhh sakittttt😵😵😵!!! Walaupun hanya beberapa detik, tapi memang proses penyuntikan💉 bagi saya sangat menegangkan. Setelah disuntik, saya mengumpulkan kertas ke meja observasi, lalu pergi ke konter puyo untuk makan. Pengen makan yang manis-manis biar terlupakan rasa sakitnya disuntik. Karena nggak bisa dine in, jadi kita duduk lesehan di lorong menuju lift untuk makan Puyo. Makan pudding beginian sih mana mungkin lama, paling juga cuma beberapa menit.
Puyo
Selesai makan, kami menunggu kartu vaksinasi di cetak. Ntah kenapa kali ini lengan saya sama sekali nggak sakit. Waktu vaksin pertama malah terasa ngilu, sakit, dan nyut-nyutan. Alhamdulillah ketika observasi memang tidak ada sama sekali gejala apa pun, sehingga setelah kartu di print, kami malah lanjut jalan-jalan ke kosan Mbak Ummi.
Selesai
Baiklah, vaksin pertama dan kedua selesai. Semoga negara kita tercinta segera terbentuk kekebalan kelompok. Semoga pandemi segera usai, dan kita semua bisa beraktifitas dengan leluasa tanpa perlu masker lagi, aamiinnnn🤲. Kasihan teman-teman yang sudah 2 tahun sama sekali tidak kemana-mana. Saya masih mending udah pergi kesana-kesini, tapi tidak semua orang bisa merasakan hal yang sama 'kan?

Yuk segera vaksin dan terus berdoa kepada Allah subhanahu wata'ala agar pandemi segera berakhir. Aaminnn ya Allah🤲.

Juli 28, 2021

Ketika Dia Pergi

Masih bengkak mata ini, hiks😢. Ternyata saya kalau sakit hati lebay juga😢. Tapi beneran, rasanya sakit banget😭😭😭. Ingin saya tulis di blog, berharap suatu hari ketika saya sudah bahagia, ini jadi bagian dari perjalanan hidup yang bikin menangis berhari-hari. Memikirkannya, nangis lagi😭. Mikir lagi, nangis lagi😭. Walaupun intensitasnya berkurang dari hari ke hari, tapi rasanya masih sakit banget😭.

Saking udah nggak tahan lagi, akhirnya saya bercerita kepada seorang teman melalui Whatsapp. Berikut isinya:

Gue nggak tau kenapa ya. Dia sepertinya pengen ketemu gue, tapi di satu sisi nggak pengen juga. Di DM instagram, dia bilang takut, sedih, karena mau ke US dan gue rasa itu beneran dari hatinya. Gue awalnya nggak mau ketemu dia lagi, karena gue pikir, sebaiknya cowok yg samperin duluan. Tapi karena dia tulis takutt, sedih, teringat di Ternate dia pernah bilang sedih dan itu beneran sedih gitu. Jadi gue memutuskan untuk datang ke rumah tantenya (tempat dia stay sebelum ke Amrik dan deket dari rumah gw), mempertaruhkan harga diri dimana gue nggak pernah2 datang ke keluarga cowok. Berpikir mungkin bisa sedikit menghibur dia nanti.

Gue ketemu om nya dan menyapa, “halo om”. Om nanya, “Mau nganter ya nanti?” Dia bahkan nggak ngasih gue kesempatan utk jawab. Dia lgsg jawab, “GAK.” Gue agak kaget awalnya. Kenapa dia langsung jawab gitu. Dan dia kekeuh suruh gw duduk di ruang tamu, nggak boleh ke ruang tengah. "Udah, duduk situ aja!" Sikapnya aneh banget.

Gw udah kesel sih. Gw duduk aja. Kita ngobrol tentang trip, tentang pas dia kena covid, dan lainnya. Tapi ntah brp kali dia terlihat pengen gue segera pulang. Dia terus bilang kalo nnti jam 12an ada acara makan2 keluarga. Gue kira mereka bakalan makan keluar, tp mau makan di resto mana wong sekarang pada tutup semua resto gara2 Covid melonjak lagi. Ternyata cm pesan makan di rumah.

Trs dia di telpon sama temen2nya silih berganti, lama bgt. Gw duduk diem sambil main hp. Sampe akhirnya pesanan makanan Om-ya datang dan Om suruh gw juga ikut makan dulu sebelum pulang. Dia nggak mau gue makan disitu. Ntah berapa kali gue disuruh pulang supaya nggak makan bareng dia. Dia juga beralasan nunggu tante pulang, dan Om bilang tantenya lagi puasa. Om-nya nawarin makan terus dan dia tetep suruh gue pesen grab. "Lu pulang aja ya."

Om bilang, ga usah nunggu tante krn tante puasa. Tetep dia suruh gue pesen grab. Sewaktu gue mau lihat2 rumah dan bangun dari sofa ruang tamu, dia pun kayak merasa insecure. Om nya nanya, “mau shalat ya?” gue jawab, “nggak om.. mau liat-liat aja.” 
Dia akhirnya blg, "Gw mau mandi, sini gw pesenin Grab." dan gw bilang, "Ya udah sih mandi aja, kan gw jg bisa nungguin." 
"Nggak, lu pulang aja."

Dan akhirnya gue pamit ke om nya untuk pulang. Om nganter sampe depan pintu, dan gue naik grab pulang sambil keseeel bgt. Seumur hidup kalau ke rumah temen siang hari, pasti disuruh makan sama keluarganya, dan temen pun dgn senang hati nawarin makan. Ini malah disuruh pulang, terus-menerusss. Jadi berpikir, kalau memang mau ngusir duluan, kenapa tadi ngasih kesempatan untuk datang ke rumah? Maunya sekalian aja nggak usah ngasih.

Sebenarnya bukan masalah ditawari makan, tapi dia seperti membuat saya nggak boleh sama sekali berinteraksi sama keluarganya. Kenapa dia begitu? Takut keluarga merasa kalau saya punya hubungan khusus dengan dia? Kalau pun iya, kenapa?

Selama ini kita baik-baik aja. Jalan-jalan keliling Indonesia selalu bersama. Kita paling klik kalau mengobrol, saya selalu bisa memahami kalau dia nggak mau sharing makanan dengan orang lain karena pandemi, dan saya juga yang membela dia di depan teman-teman kalau sikapnya sedikit kurang menyenangkan. Dia juga selalu mau pergi jalan-jalan kalau ada saya, lalu sekarang kenapa?

Udah ya, nggak kuat... Rasanya hati ini teriris-iris... Sampai rasa ini hilang, saya nggak akan mengontaknya atau membalas pesannya lagi. Itu pun kalau dia kirim pesan.
Nonton kartun aja untuk mengalihkan rasa sedih

Juli 24, 2021

Berat Hati

Hanya ingin menulis sedikit, agar aku masih ingat rasanya. Sewaktu menutup jendela mobil, melihat matamu, seraya melambaikan tangan.

Dari jendela aku melihat bintang-bintang tanggal.

Satu demi satu, berulang mengucapkan selamat tinggal.

Kadang kupikir lebih mudah mencintai semua orang, daripada melupakan satu orang.

Jika ada seseorang yang terlanjur menyentuh inti jantungmu, 

Mereka yang datang kemudian, hanya menyentuh kemungkinan.

(Aan - Mansyur)

Selamat tinggal
Tulisan ini di posting, ketika aku sudah kuat untuk membacanya lagi...

Juli 03, 2021

Kontrol di Hari Pertama PPKM Darurat

Tidak ada yang tau kalau ternyata di awal bulan Juli ini masyarakat Indonesia terutama di Jawa dan Bali akan merasakan kembali Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Tahun lalu sih namanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dimana segala hal dibatasi. Di PPKM kali ini, ojek online masih jalan, kendaraan umum masih ada, Mall masih dibuka walaupun khusus untuk gerai makanan, apotik, dan kesehatan saja.

Sebelum PPKM Darurat resmi diberlakukan, saya sudah meminta penjadwalan ulang ke OMDC karena penyangga behel saya copot dan berakibat kawatnya menusuk rongga mulut. Duh, rasanya sakit banget dan mengganggu😖. Setiap buka mulut, pasti ketusuk deh kulit rongga mulut😖. Ternyata OMDC tidak bisa menjadwalkan ulang untuk ke Orthodentist karena penuhnya jadwal. Kalau mau potong kawat bisa ke dokter gigi umum saja kata mereka. 

Mengingat effort yang harus saya lakukan ke OMDC hanya untuk memotong kawat gigi doang (naik kereta, naik ojek, jauh pulak ke Pasar Minggu, harus bayar APD lagi), akhirnya saya bertanya pada ibu komplek apakah dokter gigi di ruko depan masih praktek. Alhamdulillah ternyata masih. Saya tinggal reservasi melalui Whatsapp, dan langsung mendapatkan antrian di hari yang sama. Saya tinggal jalan kaki saja ke deretan ruko depan komplek, dan langsung dipanggil masuk. Ternyata dokter gigi Rahayu ini temannya dokter Oktri, pemilik OMDC.

Proses pemotongan kawat hanya berlangsung 5 menit dengan tarif Rp. 20,000. Alhamdulillah masih rejeki untuk mendapatkan kenyamanan di mulut tanpa harus ketusuk kawat behel dan nggak usah menguras tenaga untuk pergi ke OMDC di Mampang. Dokternya baik banget dan suasana tempat prakteknya juga enak banget. Sayang, saya lupa memfotonya.

Saya juga tidak tau bakalan ada PPKM dan sudah terlanjur membooking jadwal kontrol gigi di tanggal 3 Juli 2021, bertepatan dengan hari pertama PPKM Darurat. OMDC menelepon saya tadi pagi dan bilang kalau selama PPKM darurat, yang datang kontrol gigi akan di swab antigen terlebih dahulu untuk keamanan bersama, secara gratis. Duh, baru kamis kemarin swab antigen, sekarang swab lagi. Ya udahlah, pasrah saja. 

Saya agak takut juga kalau nanti ketika di perjalanan menuju OMDC bakalan susah dapat ojek online, tapi ternyata gampang banget. Suasana PPKM Darurat yang saya rasakan dari keluar rumah sampai tiba di OMDC semua sama saja seperti hari biasa. Yang berbeda mungkin kendaraan hanya sedikit lebih lengang saja. Kalau di kereta sih seperti biasa, tidak ada peraturan yang berubah. Hanya disarankan memakai masker dua lapis, tapi yang pakai satu lapis pun tidak mengapa. Oh iya, jadwal kereta terakhir juga dimajukan menjadi pukul 21:00.

Sampai juga

Sesampai di OMDC, saya mendaftar ulang, diberikan APD berwarna pink (untuk wanita), lalu langsung di swab antigen. Agak deg-degan juga karena baru vaksin (banyak orang-orang bilang kalau setelah vaksin biasanya bakalan positif Corona, walaupun pernyataan ini agak kurang mendasar). Mana alat swab yang dimasukkan sangat dalam dan di kedua rongga hidung. Alhamdulillah saya negatif. 

Negatif, alhamdulillah
APD Pink
Saya kemudian dipanggil masuk ke ruang Orthodentist. Saya menyerahkan penyangga behel yang copot ke dokter untuk dipasangkan ulang. Dokter kemudian mengecek gigi saja, lalu bilang kalau celahnya sisa di sebelah kiri saja. Sebelah kanan sudah rapat. Haduwh, masih belum rapat juga dua-duanya😔. Dokter kemudian mencoba memasangkan penyangga behel, lalu copot. Dokter mengulang lagi memasangkannya, lalu copot lagi. Dokter bilang, "halah copot terus, nggak usah dipake' aja deh." Ya sudah, saya juga nggak masalah kalau nggak dipake'.
Kondisi gigi
Orthodentist kemudian memberikan saya karet elastis yang lubangnya lebih sempit. Beliau bilang, supaya gigi cepat rapat dan gigi geraham cepat maju juga. Sepertinya selama PPKM darurat ini saya bisa mengontrol untuk lebih rajin menggunakan karet elastis agar lebih cepat proses merapatnya celah gigi. Saya nggak akan makan yang keras-keras dulu deh, demi Perfect Smile yang sudah masuk tahun keempat ini, huhuhuhu🥲.

Biaya APD Rp. 75,000
Charge Pasien Lama Rp. 40,000
Kontrol Ortho Emergency Shappire Rp. 275,000
Karet Elastis Rp. 60,000 

Juli 01, 2021

Vaksin Tahap Pertama

Sejak awal pandemi tahun lalu, saya adalah orang yang sangat konsisten ingin di vaksin. Padahal saat itu hoax vaksin sangat menyebar di masyarakat Indonesia termasuk keluarga saya sendiri. Mungkin karena saya adalah orang yang rutin divaksin flu setahun sekali karena sangat berpengaruh di tubuh saya dan bisa meminimalisir flu yang biasanya akan berakhir dengan serangan asma. Saya juga di vaksin meningitis ketika mau umroh. Jadi saya tidak pernah punya masalah dengan vaksin, bahkan saya sangat menanti-nanti vaksin Corona masuk Indonesia, apapun merknya.

Pamer dulu

Sebelum ke Raja Ampat, beberapa teman sudah di vaksin apalagi yang tenaga medis. Saya sampai tanya sana-sini dimana saya bisa nebeng divaksin, tapi ternyata memang belum bisa untuk umum. Ya sudah saya bersabar saja. Sampai akhirnya saya membuladkan tekad, pokoknya maksimal di bulan Juli saya harus sudah divaksin, walaupun baru vaksin tahap awal. Alhamdulillah diberikan kemudahan dimana yang semula harus menggunakan surat keterangan kerja di Jakarta, sampai akhirnya hanya perlu menunjukkan KTP saja sudah bisa di vaksin. Akhirnya saya mendaftar melalui aplikasi Halodoc dan dapat antrian di tanggal 1 Juli 2021 di Pejaten Village Pasar Minggu, menggunakan vaksin Sinovac.

Agar memastikan kalau tubuh saya tidak terkontaminasi virus Corona, adik saya Yuni menyuruh untuk swab antigen dulu. Apalagi banyak sekali teman-teman yang setelah vaksin malah positif virus Corona. Walaupun mungkin mereka sudah kena Corona duluan ntah dimana, maka dari itu daripada berpikiran buruk tentang vaksin, lebih baik saya swab antigen dulu. Nah, karena saya dapat antrian vaksin di Pejaten Village, jadi saya memutuskan untuk swab antigen di jalan Warung Buncit yang sempat viral karena tempat swab sudah seperti tempat jualan pulsa, saking banyaknya dan harga bersaing (murah).

Dipilih-dipilih
Dari stasiun Pasar Minggu, tinggal naik Grab saja ke Jalan Warung Buncit. Disana kalian bisa memilih mau swab dimana. Kalau saya lebih memilih yang agak sepi, walaupun nggak sepi-sepi amat juga😅. Kalau mau harga murah sih, bisa memilih mau yang 79rb - 89rb pun ada. Harga ini jauh lebih murah daripada di bandara, bahkan lebih dari setengahnya. Kalian tenang saja, tempat swab ini sudah ada ijin Kemenkes, jadi nggak usah takut untuk swab murah meriah disini ya😉.
Ada OMDC juga
Selesai swab, saya melanjutkan perjalanan ke Pejaten Village untuk vaksinasi. Agak kaget juga antusiasme masyarakat yang ingin di vaksin seramai itu. Karena saya mendaftar via Halodoc, saya mendapatkan antrian no. 353, sedangkan sekarang masih antrian no. 200. Haduh masih lama nih ternyata😦. Saya menunggu hampir 1.5 jam sampai no. saya dipanggil dan mulai melakukan proses registrasi.
Antrian
Setelah registrasi, antrian untuk cek suhu badan dan tekanan darah pun panjang sekali. Akhirnya saya memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu agar menambah tenaga. Setelah makan siang, antrian sudah lebih sepi dan sisa beberapa orang saja. Saya kemudian lanjut ke proses pengecekan tubuh. Tekanan darah saya normal, dan suhu tubuh bagus, baru deh lanjut ke tahap selanjutnya.
Menunggu sampai ngantuk
Menunggu antrian screening mungkin memakan waktu lebih dari satu jam. Mana suasana saat itu mendung dan angin sepoi-sepoi, baru makan siang pulak, saya jadi sangat mengantuk. Sampai akhirnya dipanggil juga nama saya. Setelah diwawancara sedikit tentang riwayat kesehatan, akhirnya dapat juga antrian untuk disuntik. Duh, lama sekali proses ini berlangsung😩.
Suntik dulu
Sebenarnya saya sangat takut jarum suntik, tapi sekarang sudah lebih pasrah. Saya langsung menyingsingkan lengan baju, lalu menutup sebagian lengan dengan kain, kemudian pasrah saja ketika disuntik. Sakit sih, tapi semua berjalan begitu cepat. Ibu perawat yang menyuntik pun tidak membuat saya takut, jadi ya santai saja.

Setelah disuntik, saya duduk di tempat observasi. Lengan jadi sakit, perih, dan pegal-pegal. Tapi semua masih bisa ditahan karena biasanya memang begitu efek vaksin. Setelah 15 menit, kartu vaksinasi Covid 19 saya pun keluar dan tidak ada efek signifikan di tubuh yang saya rasakan. Saya bahkan bisa langsung pulang tanpa ada rasa sakit yang berarti.
Akhirnya sudah di vaksin

Untuk kalian yang akan divaksin bisa melakukan berbagai persiapan diantaranya istirahat cukup, jangan stress, makan makanan bergizi dan minum susu, minum air putih yang banyak, minu suplemen, saya bahkan sampai infused multivitamin, dan jangan lupa olah raga. Kalau bisa, hindari dulu keramaian untuk memastikan kita tidak terjangkit virus dari mana pun. Oh ya, banyak teman-teman bilang vaksin Astra Zeneca lebih kuat sehingga biasanya setelah divaksin malah bikin demam. Rentang waktu ke vaksin kedua pun 12 minggu. Kalau saya memilih Sinovac karena rentang waktu vaksin kedua hanya sebulan dari vaksin pertama. Mengingat Corona di Indonesia semakin menggila apalagi dengan adanya varian delta. Kalau pun nanti harus di vaksin lagi ketiga dan keempat, saya pun nggak masalah.

Saya sangat menyarankan untuk swab antigen terlebih dahulu sebelum vaksin agar memastikan tidak ada virus Corona di tubuh (walaupun keakuratan swab belum 100%, tapi masih bisa diperhitungkan). Jangan lupa ketika mengantri vaksin untuk memakai masker 2 lapis atau yang banyak lapisan seperti KN95, N95, dan lainnya.

Semoga vaksinasi ini dapat menjadi bagian ikhtiar kita dalam mengakhiri pandemi di negara tercinta ini. Aminnn ya Allah.

Follow me

My Trip