Januari 24, 2021

Pasca Mama Operasi

Hari Kedua :
Saya datang ke RS sambil membawakan sarapan untuk Amad, tapi dia sedang tidur. Saya bertanya apa Mama udah makan apa belum, dan ternyata sudah disuapi Amad. Amad bangun dan berpesan pada saya untuk tidak membangunkannya karena tadi malam dia tidak begitu bisa tidur😪. Pasti karena suster terus-menerus datang dan mengecek Mama, jadi harus menyalakan lampu. Belum lagi sekalinya datang, rameee🥲.
How we take care our Mom
Saya mengeluarkan laptop untuk bekerja. Sayangnya signal internet sangat jelek. Tidak sabar rasanya untuk menunggu makan siang karena pasti adik-adik saya datang. Setelah itu kita mengobrol dan saya jadi nggak kesepian. Ketika siang tiba, saya mencoba tidur siang bergantian dengan Amad yang bekerja. Di sore hari, saudara-saudara lebih ramai yang datang. Ada Kak Muti dan Bang Zaki. Jadi lebih seru rasanya.
Ngga ada signal🙄
Malam hari memang yang paling asyik. Biasanya abang dan kakak ipar datang membawakan makanan untuk dimakan ramai-ramai. Kita juga asik mengobrol, tertawa, dan tidak terasa sudah waktunya Mama tidur. Malam ini saya lagi yang menginap.

Hari Ketiga:
Mama lebih baik, tapi belum bisa ke toilet sendiri. Saya mulai bosan. Untung Kak Nonong datang dan bercerita banyak hal sampai Amad datang. Ketika Kak Nonong pergi, biasanya Amad nongkrong di warung kopi bersama temennya, lalu membelikan saya makan siang.

Saya merasa stuck nggak tau mau ngapain di RS🙄. Kalau makan siang tiba, maka tugas saya menyuapi Mama. Saya terkadang turun ke bawah untuk menghilangkan rasa bosan. Seandainya internet nggak ngadat sih, lebih enak. Karena saya sangat betah berjam-jam di depan laptop. Ini mau kerja pun susah, meeting nggak ada signal, mau kemana-mana pun nggak bisa🙄. Tapi balik lagi disini saya kan sudah mendedikasikan diri untuk jaga Mama. Jadi ya sabar-sabar aja.
Jangan berkhalwat😂

Kalau dilihat dari kondisi fisik Mama, alhamdulillah beliau baik dan sehat. Hanya kateter belum lepas saja. Perban diganti tiap 2 hari sekali.

Hari keempat:
Semalem saya menginap di rumah Yuni, jadi bisa main dengan keponakan sejenak. Saya juga nggak balik ke RS terlalu pagi, karena mau "me time" dulu di rumah sekalian menyelesaikan pekerjaan karena di rumah Yuni ada wifi. Kasihan, para keponakan sedang flu. Semoga bukan karena dibawa ke RS beberapa hari yang lalu. 

Saya tetap nggak bisa lama-lama di rumah Yuni karena harus kembali ke RS. Ketika saya datang, ada Kak Nonong sedang bercerita seru banget bersama Mama dan Amad. Saya ikutan nimbrung, karena memang nggak tau lagi mau ngapain. Kak Nonong adalah kakak sepupu saya, dia dokter Spesialis Penyakit Dalam di RS itu.
Bobo siang di sofa
Hari ini Mama lepas kateter, jadi mau nggak mau harus ke toilet sendiri. Mama memang agak kesulitan bangun karena jahitan di perut sangat panjang. Tapi dengan perlahan-lahan, Mama akhirnya bisa bangun juga. Mama bisa dipapah Amad ke kamar mandi. Hanya saja yang saya khawatirkan adalah alat draine yang masih dijahit langsung ke perut Mama. Saya agak takut kalau draine tersenggol. Saya bisa ngilu sendiri walaupun kata dokter, draine ini di jahit dengan aman di perut. Ih, lebih ngeri lagi😨.

Malam ini abang nggak dateng berkunjung karena kurang enak badan. Besok jadinya giliran abang yang nginep.

Hari kelima:
Mama udah lebih lancar ke toilet sendiri. Paling ditungguin di depan pintu aja. Amad hari ini kembali ke Banda Aceh. Jadi sepi deh. Biasanya kami berdua yang nungguin Mama di siang hari. Kita bisa gantian tidur siang di sofa atau di tikar.
Cemilan di RS
Sesuai jadwal, abang yang nginep di RS. Jadi saya bisa lebih lama di rumah Yuni untuk beristirahat. Di RS kurang enak tidurnya, karena sering datang suster malam-malam. Memang sejak dulu sewaktu Papa sakit, kita anak-anak sering bergantian menjaga Papa. Semua anak harus kena giliran membantu Mama mengurusi Papa yang sakit, dan kita memang semua sangat detail mengetahui perawatan apa yang berikutnya akan dilakukan sesuai saran dokter. Sama seperti saat ini ketika harus menjaga Mama, sehingga kalau ada saudara yang menelepon bertanya kondisi Mama, kita semua bisa jawab.

Hari keenam:
Alhamdulillah Mama diperbolehkan pulang. Draine (yang membuat saya ngilu ini) juga sudah dilepas, jadi Mama bisa lebih leluasa bergerak. Setelah mengurus administrasi, kami membawa Mama pulang ke rumah Yuni. Hal yang pertama Mama inginkan adalah mandi keramas. Saya membantu Mama mandi dulu sampai akhirnya Mama merasa sangat segar. Biasanya kalau badan udah mandi, mood bagus jadi datang. Setelah itu Mama tidur siang di kamar.
Bye rumah sakit
Beberapa saudara juga ada yang menjenguk Mama ketika sudah berada di rumah Yuni. Senang juga di Aceh orang-orang masih bisa saling berkunjung. Di Jakarta karena kasus COVID sangat tinggi, sudah sangat jarang melihat kunjungan keluarga.

Seminggu kemudian, selagi saya masih di Aceh, saya mengantarkan Mama kontrol luka jahitan. Kata dokter Bedah, alhamdulillah semua luka Mama kondisinya bagus, tidak ada nanah. Walaupun Mama masih agak takut kalau jahitan di perut kena air dan kita juga jadi sangat menjaganya. Lagian, ada Yuni yang memantau kondisi bekas jahitan Mama. Yuni juga yang membuka jahitan Mama secara perlahan.

Semoga Mama selalu sehat dan dalam lindungan Allah subhanahu wata'ala. Aminnn🤲

0 comments:

Follow me

My Trip