Tadi pagi menjelang siang kita memang sarapan di Enrekang dengan porsi sangat besar sehingga kita nggak berhenti dulu untuk makan siang. Lagian agak susah kalau mau berhenti makan karena nanggung mau ke destinasi yang jauh dulu (Lo 'Ko Mata). Setelah berkunjung ke Lo' Ko Mata, barulah terasa lapar. Mungkin karena sudah sore dan kita bahkan nggak bawa cemilan sama sekali. Akhirnya kita memutuskan untuk mampir ke resto mana aja yang halal untuk makan, saking laparnya.
 |
Mampir resto |
Kami kemudian mampir ke Restoran dan Penginapan Mentirotiku yang berlokasi di Jl. Simpang Batutumonga Tikal, Lempo, Sesean Suloara, Toraja. Sepertinya kalau pulang dari Batu Tumonga pasti melewati tempat ini. Saya rasa kita tidak salah memilih tempat karena pemandangan dari meja tempat kami duduk sangat indah dengan terasiring perkebunan, bukit, lembah, dan pepohonan😍😍😍. Masya Allah! Ditambah udara sejuk seperti sedang berada di Lembang, Bandung.
 |
Pemandangan indah |
 |
Pose dulu |
Resto ini menyajikan banyak makanan tapi karena sebentar lagi sudah malam, jadi kami memutuskan untuk ngemil aja disini. Saya memesan minuman jahe dan pisang goreng. Teman-teman ada yang memsan mie goreng juga. Kalian tau, pisang goreng Toraja ini enakkkk sekali🤤. Sepertinya buah pisang di dataran tinggi Toraja memang enak, jadi mau dibikin 'gimana pun tetap jadi masakan yang enak. Kita makan pisang goreng pake sambal terasi, hahaha😆. Agak aneh sih, tapi ya enak aja.
 |
Minuman jahe |
 |
Pisang goreng super enakkkk |
Kami nongkrong, shalat (ada mushalla disini), dan beristirahat di resto ini lumayan lama sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan ke kota Rantepao. Kita bahkan belum booking hotel pada saat itu dan berencana mau langsung mendatangi hotel saja untuk bisa melihat suasananya. Banyak yang bilang jangan ngasal booking hotel di Toraja karena takut ada kejadian mistis, hiiii💀. Tapi alhamdulillah saya tidak takut perhantuan. Yang penting menjaga shalat saja.
 |
Toraja dingin |
Kami akhirnya memilih untuk menginap di Toraja Torsina Hotel. Saya memang ingin menginap di hotel yang berbentuk rumah tongkonan biar terasa berada di Toraja. Kami menaruh barang sejenak, lalu berangkat lagi untuk mencari makan dan belanja oleh-oleh karena besok siang sudah harus pulang. Malam itu suhu kota Rantepao sampai 19 derajat. Bisa-bisa besok lebih dingin lagi karena kami akan berangkat sebelum Shubuh ke Lolai. Di toko souvenir, saya menyuruh Rezki dan Gilang membeli kain toraja agar kalau berfoto bisa lebih keren dengan menggunakan kain tenun setempat. Harganya masih masuk akal, sekitar 120rb saja.
 |
Kain toraja dan oleh-oleh |
Kita baru sadar kalau bensin sisa 2 bar lagi dan ternyata semua pom bensin di Rantepao tutup jam 9. Sudah beberapa pom bensin kita datangi, tapi semua tutup. Duh, takut besok kehabisan bensin di jalan😨, akhirnya terpaksa beli bensin di Pertamini deh. Lebih mahal memang harganya tapi daripada kehabisan bensin di jalan, lebih seram lagi. Setelah mengisi bensin, kami makan malam di hotel (depan kamar ada meja untuk makan) dengan suasana yang semakin dingin. Setelah makan, saya mandi dulu (untung ada air panas), baru kemudian tidur. Jangan berharap ada penginapan AC di Rantepao karena memang udara disini dingin sekali🥶.
Baiklah, besok kami harus bangun pagi. Stay tuned!
0 comments:
Posting Komentar