Februari 14, 2021

Bye Pekanbaru

Besok sudah waktunya pulang. Supaya nggak buru-buru keluar dari hotel dan swab antigen ke RS. Prof Tabrani, jadi saya swab semalam sebelum berangkat. RS ini rekanan dengan AirAsia dan swab antigen hanya seharga Rp. 150,000 disini. RS juga dekat dengan Teras Kayu Resto, tempat dimana kami makan malam. Saya kesini sekitar pukul 9 malam. Saya registrasi dulu, kemudian membayar biaya swab ke kasir. Sayangnya, karena sudah malam, maka perawat yang melakukan swab hanya 1 orang yang jaga malam, jadi saya harus menunggu.

Menunggu
Swab antigen Rp. 150,000
Mungkin saya menunggu lebih dari 30 menit. Lama banget! Saya jadi nggak enak sama Puput karena anak-anaknya pasti kecapekan dan 'ngantuk karena udah malam. Untung Puput dengan sabar menunggu saya. Setelah perawat swab datang, saya disuruh menunggu di depan laboratorium dengan suasana yang sungguh sangat menyeramkan😱. Lorong rumah sakit yang gelap, dinding dengan cat yang sudah tua dan menggelupas, dan ada beberapa rongsokan rangka tempat tidur besi, ngeriii bangettt😱. Walaupun saya tidak takut pe-hantuan👻, tapi suasana seperti ini memang sungguh menyeramkan. 
Lorong gelap dan seram
Cat menggelupas
Saya sampai gelisah😰, jadi berjalan mondar-mandir dengan suara yang terdengar hanya langkah kaki saya. Akhirnya saya dipanggil swab, fiuhhh😮‍💨. Karena sudah terlalu sering lubang hidung sebelah kanan, kali ini saya minta pada suster untuk colok di sebelah kiri aja. Ternyata yang kiri lebih sakit deh. Sewaktu alat swab dikeluarkan, seketika itu juga air mata saya langsung tumpah😭😭😭. Sudah seperti orang yang sedang patah hati.

Saya disuruh menunggu hasil swab di depan ruangan, di LORONG SERAM ITU LAGI😱. Kali ini saya kebelet pipis lagi, duhhhh😰. Saya mencari toilet di lorong gelap itu dan akhirnya ketemu. Untung lampu toiletnya terang dan tidak menyeramkan. Hasil swab antigen saya keluar, alhamdulillah negatif. Saya langsung mempercepat langkah kaki keluar RS dan menuju mobil Puput. Serem banget deh RS ini. Puput malah ngakak mendengar cerita saya yang ketakutan sendirian di lorong RS.

Besoknya saya diantar Puput ke Bandara Sultan Syarif Kasim II. Saya mengucapkan terima kasih karena telah menemani saya selama di Riau sepanjang hari. Salut deh sama Puput dan keluarga yang baik banget mau jalan-jalan bareng saya, sekalian mereka juga punya alasan keluar rumah sekali-sekali. Karena selama pandemi memang pada dasarnya orang-orang menghindari keluar rumah. Saya kemudian memeluk Puput dan melambaikan tangan ke Hendry juga anak-anak. Semoga nanti kita ketemu lagi ya. Terima kasih banyak sudah menemani jalan-jalan. Saya kemudian menggerek koper menaiki travelator menuju tempat cek in. Nggak enaknya travelator ini, koper saya nggak pakem 'gitu. Malah mundur sendiri seperti sedang naik perosotan. Saya jadi ribet karena harus menarik koper kearah berlawanan diantara orang-orang yang juga naik travelator.
Boarding Gate
Pancake Durian Kembang Sari
Saya melakukan validasi dokumen swab antigen dulu, lalu cek in bagasi. Oh ya kalau kalian nggak sempat ke RS Prof Tabrani, kalian bisa swab antigen di bandara seharga Rp. 200,000. Setelah cek in, saya masuk ke ruang tunggu. Saya tidak lupa membeli oleh-oleh pancake durian Kembang Sari yang paling terkenal se-antero Riau. Bahkan katanya pancake durian dari Pekanbaru ini lebih enak daripada dari Medan. Hmm, menarik🤔. Mari kita coba. Saya juga beli bolu gulung dengan selai durian di toko yang sama untuk dibagikan ke tetangga.
Boarding dulu
Beberapa saat kemudian, saya boarding. Alhamdulillah selesai juga perjalanan saya di Riau. Semoga nanti bisa kembali lagi kesini untuk mengunjungi Puput kembali. Doakan agar saya bisa terus jalan-jalan ya. Aaminnn🤲.

0 comments:

Follow me

My Trip