Februari 03, 2021

Kuliner di Kampar, Riau

Pagi-pagi Puput sudah menjemput saya di Aryaduta Hotel, Pekanbaru. Kita sengaja mau jalan di pagi hari karena mau ke luar kota Pekanbaru. Sempat sarapan donat di hotel untuk mengganjal perut biar nggak lapar-lapar amat. Kata Hendry (suami Puput), ada sate enak di desa Kuok, Kampar, yang pas untuk sarapan. Sejalan juga dengan tujuan kita ke Puncak Kompe nantinya. Oh iya, Kampar adalah salah satu kabupaten yang ada di Riau. Sedangkan Kuok sendiri merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kampar. 

1. Sate Ayam Kampung di Kuok
Perjalanan dari Pekanbaru ke Kuok ini lumayan jauh juga, mungkin sekitar 1,5 jam. Tapi nggak terasa karena sepanjang perjalanan saya mengobrol terus dengan Puput. Kita udah lama banget nggak ketemu, jadi semua juga dibahas. Mulai dari cerita dulu ngekos, sampe dia nikah😆.

Kuok memiliki salah satu kuliner khas yaitu Sate Hijau, karena kuah bumbunya berwarna hijau. Sesampai di salah satu warung, kami mampir dan memesan 3 porsi sate dengan lontong. Ketika pesanan datang, warna hijau muda bumbu dan aromanya sangat menggugah selera🤤. Mana masih lapar karena sarapannya cuma donat, haha😆.Saya langsung mencicipinya. Karena ini sate ayam kampung, jadinya sangat lembut dan nggak nyangkut di behel saya.
Sate hijau
Biasanya sate itu identik dengan kacang atau kecap, tetapi sate Kuok ini berbeda dengan sate pada umumnya. Kuah sate menggunakan bumbu seperti santan kelapa. Warna hijau sendiri hanya racikan rempah-rempah seperti kunyit dengan cabe rawit. Sebelum dibakar, daging ayam untuk sate ini diungkep terlebih dahulu dengan menggunakan bawang putih dan bawang merah serta kunyit sebagai pewarna. Setelah matang, baru dibakar, dan disajikan dengan kuah bumbu.
Keripik
Kerupuk
Rumah makan ini juga menyediakan berbagai aneka keripik dan kerupuk sebagai pelengkap untuk menikmati sate. Saya ada mencoba beberapa yang renyah karena kalau pake kawat gigi memang agak susah untuk makan sesuatu yang crunchy.

2. Rumah Makan Pondok Atok Daun
Lokasinya berada di Kampar juga. Kami makan disini sepulang dari Ulu Kasok dan Candi Muara Takus (akan di bahas di postingan terpisah) menjelang sore hari. Jadi memang udah lapar sekali ketika mampir kesini.

Suasana rumah makan ini sangat alami di pinggir sungai Pulau Belimbing, mana waktu itu lagi hujan deras dan adem banget. Bikin betah berlama-lama disini. Memang agak susah keluar dari mobil dan berjalan menuju saung rumah makan karena hujan yang terlalu deras. Untungnya pelayan mau membawakan payung besar sehingga paling nggak anak-anak nggak kebasahan. Kita memilih untuk duduk di saung pinggir sungai, agar bisa berfoto. 
Menu makanan
Hendry lalu memanggil pelayan untuk memesan makanan. Saya kurang tau makanan apa aja yang paling direkomendasikan disini, tapi yang pasti semuanya ikan sungai. Sewaktu makanan datang, saya takjub melihat begitu banyak menu ikan dan sambal. Ada ikan pantau, ikan kopyok, ikan baung, ikan kapiek tanpa tulang, sambal teri, sambal merah, hijau, dan lainnya. Ikan-ikan itu ada yang dibakar, ada ikan kuah juga. 

Saya mencicipi ikan satu demi satu berbagi sama yang lain. Ikan sangat segar, daging lembut, dan tidak berbau. Sebenarnya yang membuat semua menu ini enak adalah aneka sambalnya. Kalian bisa memilih sambal apa yang paling menggugah selera🤤. Kalau saya sih memilih sambal kuini karena biasanya di Jakarta makan sambal mangga. Ternyata sambal kuini lebih segar karena lebih asemmm.

3. Durian
Kalau ke Sumatera wajib makan durian. Banyak yang bilang kalau durian di Riau ini enak sekali sehingga oleh-oleh khasnya memang olahan durian seperti pancake dan bolu durian. Kami mampir di pinggir jalan khusus untuk membeli durian. Padahal masih kenyang karena baru selesai makan di RM. Pondok Atok Daun.
Belah duren duluuu🤤
Kita memilih durian yang besar dan langsung dibuka untuk dimakan di tempat. Karena masih kenyang, kita hanya makan durian satu buah seharga Rp. 50,000. Nggak murah-murah amat sih harganya, tapi nggak apa-apa deh yang penting dagingnya legit. Tapi menurut saya, durian yang ini kurang mantap. Puput bilang, masih ada tempat lebih mantap cuma kalau mau kesana waktunya mepet.

Baiklah, nanti saya cerita lagi ya tentang jalan-jalan ke tempat wisata di Kampar. Stay tuned!

0 comments:

Follow me

My Trip