Dear Rio, sudah banyak cerita yang aku tulis tentangmu, sejak 2016, ketika aku sering dinas ke kota Malang. Dulu, aku masih belajar caranya berbisnis tanaman, dan aku terbang ke kotamu untuk melihat lahan disana. Walaupun saat itu kamu berada di Ponorogo dan jarak antar kota Malang dan Ponorogo tidak dekat. Aku bahkan lupa kenapa memilih Malang, padahal kalau mau melihat lahan pertanian dan perkebunan bisa ke Bogor atau Bandung😅.
Beberapa kali kita janjian bertemu di Malang, tapi tidak pernah jadi. Ntah berapa janji yang kamu batalkan untuk bertemu denganku, sampai aku sendiri heran, apa se-sibuk itu orang Bank yang jabatannya saja masih belum tinggi🤔. Atau memang kita tidak seharusnya bertemu. Atau aku bukan cewek yang cantik? Karena kamu memang sangat ganteng. Padahal, kita bisa bertukar pikiran tentang apa pun, termasuk tentang travelling yang mungkin bisa membuat obrolan kita nyambung. Kamu juga jago motret, dan pada saat itu aku tidak mengerti tentang kamera. Jadi aku hanya mengagumi foto-foto travellingmu dari instagrammu yang sekarang sudah sangat banyak kamu sembunyikan, ntah kenapa🤔.
Tahun demi tahun berlalu begitu saja. Terkadang kita tidak pernah saling sapa hingga berbulan-bulan, sampai akhirnya selalu aku yang memulai menyapa kamu. Aku pernah sampai unfollow kamu di instagram dan kamu malah tau dan bertanya kenapa, sampai-sampai kamu unfollow aku juga dan akhirnya kita follow-follow-an lagi😅. Kalau sekarang aku pikir-pikir, kenapa setiap kita mulai renggang, selalu harus aku yang memulai untuk menetralisir suasana? Kenapa juga setiap ada masalah di social media, seolah itu adalah masalah serius? Padahal social media bisa jadi hanyalah dunia tipu-tipu dan aku pun bisa merekayasa semua hal berkaitan denganku. Tapi memang aku tidak melakukannya.
Sampai di tahun 2018 aku mulai capek berurusan denganmu. Keterbatasan jarak untuk bertemu dan hanya postingan-postingan yang nggak penting di social media membuatku lelah. Aku memilih untuk menjalin hubungan dengan cowok lain yang aku kira lebih baik. Ketika bersamanya, aku sama sekali tidak peduli status yang kamu posting di social media, apa yang kamu lakukan, pokoknya semua tentangmu aku tak peduli, kecuali ketika kamu melakukan perjalanan ke Khasmir. Kita chatting berkali-kali, sampai pacarku marah (kalau diingat lagi, hal ini konyol sekali😑). Sampai akhirnya aku hanya membalas sedikit chat darimu untuk menjaga perasaan pacarku.
Tahun 2019 akhir, aku selesai berurusan dengan pacarku. Kita kembali dekat, apalagi ketika kamu sudah pindah ke Purwodadi dan mulai kuliah di Universitas Diponegoro, Semarang. Teringat dulu aku sering membantumu mencarikan penginapan di Semarang, agar murah dan tidak perlu capek bolak-balik ke Purwodadi. Aku juga senang karena kamu selalu perhatian dengan semua postingan story di instagramku. Termasuk ketika aku ke Australia, kamu mengomentari semua postinganku karena ingin kesini juga. Kita bahkan sudah merencanakan untuk berlibur ke Sapporo di tahun 2020, sampai kamu memberikan passpormu kepadaku untuk disimpan, kali aja ketemu tiket promo agar bisa langsung beli tiket. Walaupun pada akhirnya kamu ke Vietnam, dengan cewek itu🙄... Semula aku tidak peduli, tapi sejak aku melihat foto kalian berdua dengan berbagai angle, maka aku mulai curiga... Tapi rasa curigaku berakhir sudah ketika kita bertukar kado ulang tahun. Pada saat itu aku sangat suka kado dari kamu. Pilihan yang sangat pas menurutku.
Jujur saja, aku sangat senang ketika kamu pindah ke Jakarta dan aku tau hal ini langsung dari kamu. Biasanya aku tau kamu ke Jakarta harus dari postingan instagram. Aku mengajak kamu bertemu sampai beberapa kali, baru akhirnya kamu mau. Disini sebenarnya aku bingung, kenapa masih nggak mau ketemu juga. Walaupun akhirnya ketemu dengan tujuan aku harus buka rekening di bank kamu. Nggak masalah sih, tapi sebenarnya hal ini tidak boleh dilakukan ketika memulai pertemuan dan pertemanan. Berteman ya berteman saja, tidak musti ada kepentingan disana.
Sampai akhirnya kita sangat dekat. Kita sering chatting dan ketemuan hanya untuk saling curhat. Aku suka mendengar cerita tentangmu, apalagi kegalauan harus masuk kantor di kala pandemi. Aku juga suka kalau kamu cerita tentang keluarga, apalagi masa-masa kecil di Aceh. Aku bahagia banget ketika kamu membawa oleh-oleh dari Bali, walaupun hanya tumbler Starbucks bertuliskan 'Bali'. Tapi kamu waktu itu cerita, "Aku nggak pernah bawa oleh-oleh, bahkan untuk ibuku saja engga. Tapi ini khusus untuk kamu☺️." Mendengar itu, aku pun melayang.
Kita terbiasa menyimpan banyak cerita, hanya untuk diceritakan ketika bertemu. Aku juga senang setiap harus menemanimu ke dokter gigi karena kamu penakut😆. Cabut gigi saja malah minta bius total😆. Aku harus berada di sisimu kalau kamu mau cabut gigi, atau kalau harus pasang kawat gigi selanjutnya. Kamu lucu ketika mengadu padaku, "Aku gemetaran." Seraya memberikan tanganmu untuk aku pegang. "Nggak apa-apa, ada Mumut disini☺️." Kataku sambil memegang tanganmu.
Demi aku, kamu mulai menyukai bercocok tanam. Tapi aku heran ketika aku ingin memperkenalkanmu dengan teman-temanku yang memiliki hobi sama, tapi kamu nggak mau. Aku pernah mengajakmu ke rumahku karena teman-temanku pada ngumpul, dan kamu juga sungkan. Aku agak bingung kenapa🤔. Padahal teman-temanku adalah orang yang baik dan mudah bergaul. Seharusnya kamu akan merasa nyaman bersama mereka.
Aku sering banget mengajakmu pergi, kemana pun. Aku mengajakmu ke Bandung, kamu bilang nggak bisa. Aku berusaha mencarikan waktu dimana kamu akan bisa, tapi kamu tetap bilang nggak bisa. Sampai ketika aku melihat postingan kamu ke Bandung juga, tanpa mengajakku. Alasan yang kamu berikan adalah karena kamu pergi bersama teman-teman dan kalian sudah janjian berbulan-bulan yang lalu. Aku juga pernah ngajak ketemuan karena aku kangen dan permasalahan kantor lagi banyak. Aku ingin kamu mendengar ceritaku. Pada saat itu kamu bilang kalau sedang tidak mau kemana-mana dulu karena orang-orang di kantor kamu banyak yang terkena Corona. Aku paham, dan aku tidak memaksamu. Tapi yang aku lihat, kamu malah ke Lampung, bahkan 2 hari setelah aku ajak keluar. Lalu, apa kabar corona?🙄
Sepertinya mulai saat itu, kita renggang. Tapi aku masih berusaha menjaga hubungan baik. Sampai ketika aku pulang dari Medan, kita akhirnya bisa bertemu dan aku menumpahkan semua kekesalan juga kekecewaanku di mobilmu ketika kamu mengantarkanku pulang. Dan kamu terlihat menyepelekannya. Aku sedih banget, tapi kamu hanya menanggapi seadanya. Walaupun akhirnya kamu tetap mendengar ceritaku di Fat Bubble, yang sampai sekarang menjadi salah satu Cafe kesukaanmu.
Ketika aku mendadak harus operasi gusi, aku memberitahumu, dan kamu tidak menanggapi apa pun😢. Padahal kamu sedang berada di Mall Ambassador untuk memperbaiki Iphone-mu yang mendadak mati semalam. Aku sedih, walaupun aku memiliki teman-teman di sekitarku yang selalu menanyakan kondisiku pasca operasi. Kemudian aku mulai berpikir, hal ini terlalu memberatkan perasaanku. Bahkan kamu mulai memposting kalau di kala kamu lelah menghadapi kerjaan di akhir bulan dan tesis, kamu mendapat support dari cewek itu (lagi). Kamu bilang kalian teman, tapi pertemanan antara cewek dan cowok seharusnya tidak sedekat itu. Tapi aku masih berusaha untuk tidak terlalu peduli.
Aku berusaha untuk menenangkan hati yang sudah selalu sedih karena kamu. Sampai ketika kamu akan wisuda, aku mengirimkan kado. Aku berpikir keras agar hadiah ini terlihat menarik, dan aku senang ketika kamu menerimanya dengan sangat gembira. Kamu memposting kado dariku beberapa kali di semua sosial media, dan aku semakin senang. Tapi ternyata kebahagian itu tidak berlangsung lama sampai kamu memposting kalau kamu mengirimkan banyak vitamin ke cewek itu (lagi). Kenapa harus selalu dia. Bahkan apa pun tentang dia kamu repost😢.
![]() |
Hadiah terakhir dariku |
Sampai aku mengajakmu ke Raja Ampat dan kamu tidak bisa (lagi). Baiklah, aku sudah menyerah. Kali ini aku sudah dalam kondisi sangat capek. Aku menginginkanmu ada menemaniku dimana pun dan kapan pun, tapi kamu nggak bisa. Aku ingin selalu mendengar cerita-cerita darimu, tentang keluarga, pekerjaan, dan yang lainnya, tapi mungkin ini waktunya mengatakan cukup. Sampai akhirnya aku pergi ke Raja Ampat, hatiku dipenuhi kegundahan, dengan rasa galau yang sangat membuncah😖. Untungnya disana tidak ada sinyal sehingga aku tidak perlu tahu tentangmu lagi...
Postingan ini aku tulis ketika kembali dari Raja Ampat, tempat terindah di Indonesia, bahkan di dunia. Aku menemukan orang-orang seru disana, teman baru, suasana baru, tanpamu, dan ternyata aku sangat bahagia🥰. Mereka menjadi teman-teman yang bisa aku ajak menemaniku menjelajah Indonesia, bahkan mungkin dunia. Memang sebelum berangkat aku berdoa, menyerahkan semua urusan kegalauan di hati kepada Allah subhanahu wata'ala. Bahkan sepertinya aku (mungkin) menemukan orang, yang nantinya bisa menjadi pelipur lara rasa gundah di hati.
Sekian cerita tentangmu. Mohon maaf apabila ada kesalahanku selama ini yang mungkin menjadi penyebab renggangnya hubungan kita baik disengaja maupun tidak disengaja. Semoga engkau selalu sukses di pekerjaanmu, karena aku tau kamu adalah orang yang sangat pintar. Semoga suatu hari kamu akan punya banyak waktu, untuk menemani siapa pun itu, untuk menghabiskan waktu bersamamu.
"Sukses terus ya, Bang! Mumut akan selalu berdoa semoga selalu berada dalam lindungan Allah. Semoga sukses dalam karir, cita, dan cinta. Aaminn🤲!"
Just say you hope that
I would find what I am searching for
'Cause time and time again, I stayed true
But this time I won't choose you
Oh I never meant to hurt you
Set me free for now, and I will come find you
~Raisa - Love & Let Go~
3 comments:
Begitulah cara Allah sangat lembut menegur kita kak
Saat kita berharap pada seseorang, dan Allah cemburu, maka diberikan kekecewaan sehingga kita akan kembali berharap kepada Allah lagi
Maa fii qalbii, ghairullah
Tidak ada apapun di hatiku selain Allah
Keikhlasan diri juga keridhaan Allah lah jadi tujuan nya
Cmiiw
Semangat kak 😘
Insya Allah nanti akan ada seseorang yang akan memperjuangkan kakak
No matter how you are, just you and only you 🤗
Ingin rasanya kumelabraknya karena sudah menyakiti hati teman baikku!! Huh!
Mut, be strong. Life must go on. Time flies too fast. And every wound will be cure. Semoga Allah beri takdir terbaik untukmu. Pun dengan perkara jodoh. Karena Allah lah Dzat yang menciptakan manusia berpasang-pasangan.
Posting Komentar