Maret 22, 2021

Perjalanan Menuju Waisai (Perkenalan Part 1)

Sudah lama banget saya nggak ikutan Open Trip yang mengharuskan berkenalan dengan orang-orang baru. Terakhir sewaktu trip ke Khasmir dan itupun hanya 9 orang saja. Kali ini saya satu trip dengan banyak orang. Mana saya agak susah menghafal nama dan lebih suka cuek sama orang-orang😬. Sebenarnya sewaktu di bandara sempat berkenalan dengan beberapa orang dan saya nggak ingat semua nama mereka. Ups, sorry! Sejalan dengan tulisan ini, saya akan menceritakan sedikit secara berurutan bagaimana proses kenalan dengan teman-teman baru.

Yang pertama adalah Mbak Liandry. Kita sudah berteman di Facebook sejak masuk grup Whatsapp Raja Ampat Maret. Cuma pernah liat Facebooknya sekilas saja, itu pun saya nggak ingat kalau udah temenan di Facebook😬. Sewaktu di pesawat, sempat menyapa dan saya bilang, "Akhirnya kita bertemu di dunia nyata, bukan di dunia maya lagi." Mbak Lia tertawa mendengarkan perkataan saya. Karena dia adalah orang yang paling pertama berkenalan dengan saya, jadi dia adalah orang yang paling saya inget.

Sebelum menggambil bagasi pesawat, yang pertama saya lakukan adalah ke kamar mandi dulu karena kebelet pipis. Saya kemudian menaruh tas di wastafel, mengeluarkan sabun cuci muka, sikat dan pasti gigi, serta tisu. Pertama kali kenal Ling di toilet bandara sewaktu saya sedang sikat gigi. Dia menyapa saya, "Meutia ya? Muka kamu imut banget." Haa? Imut?😅 "Kenalin ya saya Ling." Lalu dia keluar dari toilet. Saya sambil sikat gigi cuma senyum-senyum aja nggak bisa menanggapi karena susah mulut penuh busa (literally). Saya cuci muka, cuci mulut, makeup-an sedikit biar wajah kembali fresh, baru keluar toilet.
First Stop
Semua koper sudah diambilkan Rezki. Kami kemudian berjalan keluar bandara. Yang saya tandai hanya Mas Ikhsan, Mbak Lia, dan Cici Ling saja (karena baru mereka yang saya tau). Saya melihat Cici Ling bersama suaminya, tapi karena pakai masker jadi nggak tau wajahnya. Kami kemudian disuruh naik mobil untuk diantar ke Kasuari Valley Beach Resort. Hari ini nggak jadi ke Kalibiru, jadi kita hanya beristirahat saja di Resort. Sebenarnya sayang banget waktunya, tapi memang katanya Kalibiru sedang ditutup untuk umum. Saya naik mobil bersama Rezki dan satu lagi ada Mbak-mbak dan saya lupa namanya. Sepanjang jalan saya merekam suasana kota Sorang dan masyarakatnya yang sangat khas seperti orang Timur kebanyakan. Kata supir, kalau di kota Sorong masyarakatnya lebih majemuk, banyak orang-orang dari luar kota.
Suasana kota Sorong
Masyarakat Papua
Sesampai di resort, kami pun turun. Saya kemudian menyapa ibu Okati (saya tau namanya dari tulisan di ransel dan sepertinya kita sudah berteman di Facebook). Sebelum menyapa beliau, saya sempat ngecek Facebook terlebih dahulu apa beneran sudah berteman apa nggak😅. 
Saya mulai menyapa dengan, "Halo ibu Okati. Kita sudah temenan di Facebook." Agak aneh memang cara menyapanya😅. 
Ibu Okati langsung tersenyum lebar dan merangkul saya, "Oh iya mbak, namanya siapa?" 
"Nama saya Meutia bu. Saya lihat di Facebook, Ibu sering jalan-jalan sampe naik gunung. Keren bangetttt! Keluarga nggak apa-apa ibu jalan-jalan sendiri?" Saya mulai basa-basi. Selama ini cara memulai obrolan terbaik memang dengan cara membahas hobi lawan bicara kita.
"Alhamdulillah mbak, selama masih sehat saya jalan-jalan. Keluarga nomor satu, kalau nggak diijinin, saya nggak pergi mbak." Ah, she's so sweet🥰.

Kami semua kemudian duduk di meja panjang di pinggir laut. Saya melihat semua teman-teman baru, menatap wajah mereka, dan berusaha mengingat. Tapi nggak begitu ingat juga pada akhirnya😂. Kami kemudian memesan minuman, karena makanan sudah dibawa oleh teman trip yang lain. Setelah itu kami mulai memperkenalkan diri masing-masing. Jujur saja, saya nggak ingat sama sekali nama-nama mereka kecuali yang duduk di samping kiri saya yang bernama Awan apaaaa gitu. Apakah Awan cumulonimbus, atau awan apa deh, saya nggak inget😆. Tapi kalau wajah mereka, sepertinya saya mulai ingat semua, asal jangan tanya nama aja.

Minuman pun datang dan saya heran ketika yang dibawa malah sekalian teko teh-nya. Biasa kalau begitu, satu teko bisa dibagi untuk 4 cangkir. Tapi saya nggak mau terlalu mempermasalahkannya, mungkin disini beda kali? Saya mengambil satu kue pastel dan minum teh untuk sarapan. Setelah itu saya jalan-jalan melihat-lihat resort biar tidak mengantuk. Sebenarnya resort ini berada di tepi pantai. Sayangnya karena hujan, kita nggak bisa kemana-mana deh. Beberapa teman sudah mulai tiduran di kursi dekat aula, ada yang nebeng nge-cas hp juga di ruangan sebelah. Saya jadinya ikutan ke ruangan itu untuk ngecas, takutnya nanti di jalan malah kehabisan batre. Sambil menunggu batre penuh, saya makan kue dari Air Asia yang tadi belum sempat dimakan, sambil ngobrol dengan Mas Ikhsan dan Bu Okati. Ada beberapa teman menitip hpnya kepada kita untuk diliatin supaya nggak hilang. Ternyata bu Okati ke Sorong beli tiket pesawat harga normal seharga hampir 3 jutaan pulang pergi, karena beliau tidak memiliki Air Asia Pass. 

Akhirnya tiba waktunya ke Pelabuhan Rakyat Sorong. Duh saya sudah nggak sabar. Kami kembali naik ke mobil yang sama dan kali ini Awan ikutan di mobil saya dan Rezki. Kami tidak mengobrol banyak, mungkin karena baru kenal juga, jadi belum tau mau bahas apa. Sesampai di pelabuhan, kita ngumpul dulu di suatu tempat untuk menunggu mobil teman-teman yang belum tiba. Tiket kapal lalu dibagikan, baru kemudian kita berjalan untuk naik ke kapal. 
Ngumpul dulu
Parkiran pelabuhan
Saya dan teman-teman berjalan beiringan menuju dermaga. Sesampai di pinggir kapal, saya memperhatikan jembatan menuju pintu kapal lumayan kecil, jadinya saya agak susah kalau mau angkat koper segede ini. Akhirnya saya tukeran angkat koper Rezki yang lebih kecil, sedangkan dia angkat koper saya. Karena kita memesan tiket di ruangan berAC, jadi harus naik tangga lagi, baru akhirnya sampai ke ruangan dimana kita duduk. Duh rasanya capek banget angkat-angkat koper begini. Rezki kemudian mengatur koper-koper di sisi depan, dan saya duduk untuk beristirahat. Mana tas ransel berat banget karena ada kamera dan laptop.
Mari naik kapal
Tim kita
Setelah duduk beberapa saat, Mas Ikhsan membagi-bagikan makan siang nasi padang. Duh, susah juga mau makan nasi bungkus tanpa alas piring, walaupun ada sendok. Akhirnya saya minta nasi Rezki beberapa suap, sedangkan punya saya, saya simpan. Karena kapal belum berangkat juga, Cici Ling yang kebetulan duduk disebelah saya mengajak naik ke deck. Saya penasaran juga, jadi saya ikut. Sesampai di deck, karena ternyata terlalu banyak orang merokok, saya merasa sesak napas. Jadi saya balik lagi ke kursi. Saya mulai mengantuk. Saya pakai bantal leher, lalu berusaha tidur. Alhamdulillah bisa tidur agak lama. Saya sempat terbangun dan kapal berlayar begitu tenang yang membuat saya terlelap lagi.
Mencari kursi
Perjalanan ke Kabupaten Waisai ditempuh sekitar 4 jam lebih. Tidak terasa karena saya tidur, walaupun tidak sepanjang perjalanan. Kapal kemudian memperlambat lajunya, lalu mulai terlihat daratan. Pada saat itu saya sangat antusias🤩, seperti mimpi jadi kenyataan. Kapal akhirnya berlabuh di kota Waisai, Kabupaten Raja Ampat. Kami mengantri turun dengan menenteng koper masing-masing. Agak ribet sih kalau bawa koper, tapi mau bagaimana lagi, saya nggak bisa bawa ransel carrier yang berat.
Alhamdulillah tiba
Betapa senangnya melihat ini
Kami berjalan ke parkiran pelabuhan. Saya melihat tulisan Welcome to Geopark Raja Ampat dan rasanya itu senaaangggg banget🤩. Ya Allah sampai juga kesini. Saya dan Rezki masih naik mobil yang sama dan kali ini kami akan diantarkan ke Waiwo Resort. Perjalanan dari Pelabuhan Waisai ke Waiwo Resort lumayan dekat, hanya sekitar 15 menit. Setelah sampai, semua koper kita diturunkan, dan dikumpulkan di dekat ruang makan. Saya agak kaget karena ada anjing 2 ekor (karena saya takut anjing)😨. Saya sampai berdiri di pintu masuk resort dan nggak mau berjalan masuk karena ada anjing. Sampai Mbak-mbak yang bekerja di resort langsung menggiring anjingnya untuk pergi. Baru saya berani berjalan masuk.
Tempat kami menginap
Saya kemudian duduk di dekat pantai dan berencana mau makan siang dulu (walaupun sudah sore). Sambil menunggu Rezki mengurus koper, ada cowok datang mendekat dan saya tanya, "Udah makan?" Dia jawab udah. Saya bertanya, "Siapa namanya?" Dia jawab, "Iyus." Trus saya berpikir, emang ada yang namanya Iyus ya di grup? Hmm, berhubung saya lapar, saya tidak terlalu mempedulikannya.

Mbak pengurus resort menyuruh saya untuk makan di ruang makan aja biar lebih nyaman. Saya kemudian pindah ke ruang makan. Rezki kemudian datang dan bilang kalau koper saya sudah di taruh sama pengurus resort di depan kamar. Saya tanya, "Iki sekamar sama siapa?" Rezki jawab, "Bertiga sama Tubagus dan Awan." Sambil terus makan saya berpikir, yang mana lagi itu Tubagus? Kalau Awan sih kenal yang tadi satu mobil.

Selesai makan, saya masuk ke kamar. Saya sekamar dengan Mbak Daisy (akhirnya inget namanya), dan ternyata selama di kapal tadi kami duduk sebelahan😅. Saya memang agak susah mengingat nama orang, padahal dari di bandara Soekarno Hatta saya sudah berkenalan juga dengan Mbak Daisy dan baru inget namanya ketika satu kamar, hahaha😂. Maafkan saya mbak...🙏 Kami mengobrol sejenak, dia punya bisnis di Australia. Saya bilang, saya pernah ke Aussie tahun 2019 sebelum pandemi dan saya lama disana karena membawa keluarga. Eh, jadilah kita di kamar malah ngobrol pakai bahasa Inggris. Kalau dipikir-pikir, gayaaaa banget ngobrol aja sok sok Inggris😂. Tapi pada saat itu, semua mengalir bergitu saja, bahkan sampai hari terakhir pun kita masih ngobrol pakai bahasa inggris. 
Kamar saya dan Mbak Daisy
Saya mengambil kamera dan mengajak Mbak Daisy keluar, tapi dia bilang mau ngerjain kerjaannya terlebih dahulu jadi saya duluan keluar karena Rezki sudah menunggu. Saya berjalan ke dermaga bersama Rezki lalu bertemu Iyus. Rezki bilang, "Ini yang namanya Tubagus." Lalu saya bilang, "Lho, bukannya ini Iyus?" Rezki tertawa, "Itu orang yang sama." Ooohh saya baru tau. Rezki dan Iyus lalu bermain Canoe, sedangkan saya sibuk merekam kondisi sekitar pantai dan dermaga untuk diupload ke Instagram Story. Ceritanya mau nyindir orang yang diajak malah nggak mau ikut, huh!🙄
Main Canoe
Saya berjalan ke dermaga, lalu duduk di kursi-kursi kayu. Tidak lama kemudian, Mbak Yuliza datang sambil membawa bolu meranti. Disitu saya baru mengenal dan mengingat ketua genk kita😂. Dari tadi saya bertanya-tanya, yang mana sih Mbak Yuliza itu karena dia biasanya bareng sama mbak Lia dan mbak-mbak lainnya yang saya lupa-lupa inget namanya dan ketukar-tukar orangnya. Tapi setelah dibawakan bolu meranti, saya langsung tandain orangnya, haha😂. Saya dan Awan makan banyak kue bolu meranti pada saat itu sambil menikmati sunset. Kata Awan, "Lu panggil gw Tiyo aja, nggak usah Awan." Saya keheranan, "Kok dari Awan jadi Tiyo?" Dan dia jawab, "Kan namaku Awan Subaktyo." Oh, baiklah. Tapi sampe besok-besok pun masih panggil Awan, hahaha😂. 
"Ayo Wan, makan bolu." Awan bilang, "Tiyo aja, nggak usah Awan." Dan saya heran, "Siapa itu Tiyo?"
Beberapa teman-teman sudah pada berenang di bawah dermaga. Pengen sih, tapi mau mengirit baju. Saat itu saya berpikir, lebih baik makan bolu meranti mengisi tenaga, daripada berenang. Mungkin besok saya mau berenang disini kalau pulang dari Piaynemo nggak kemaleman. Hari ini juga nggak pas tidurnya, jadi energi seolah terkuras.
Sunset
Hari mulai gelap. Kami kembali ke kamar masing-masing sejenak. Ada yang mandi, atau sekedar istirahat karena semua pada kurang tidur. Saya sih cuma masuk sebentar ke kamar, lalu keluar lagi ke ruang makan (jarak kamar dan ruang makan sangat dekat). Saya lebih suka duduk di ruang makan karena sinyal Telkomsel sangat kencang disana. Kadang saya cuma sendiri di ruang makan sampai teman-teman satu persatu datang. Mas Ikhsan sedang menyuruh orang membeli nasi goreng untuk makan malam. Sambil menunggu makanan, saya main hp. Iyus datang dan saya bertanya mana Rezki? Katanya dia sedang mandi. Iyus nanya, "Udah mandi?" dan saya jawab belum.

Makan malam datang. Saya balik ke kamar sebentar seraya memangil Mbak Daisy. Rezki pun datang ke ruang makan dan bertanya, "Udah mandi?" Dan saya jawab belom. Tim semua berkumpul di meja makan dan kita mulai menyantap makanan seraya ngobrol agar lebih akrab. Jujur saja saya belum juga ingat nama-nama mereka semua, kecuali yang memang tadi berinteraksi. Sayup-sayup saya mendengar mereka mengobrol tentang bitcoin, pekerjaan, dan yang lainnya. Tapi saya hanya mendengar saja, tidak terlalu menanggapi. Saya baru kenal Mas Hendry setelah dia bilang, "Eh, gw nggak bawa sikat gigi. Kalo ada sikat gigi di kamar kalian nggak kepake, gw mau ya."

Selesai makan, beberapa orang pada berpencar ntah kemana. Saya masih di ruang makan karena memang saya makannya lama. Iyus bertanya (lagi) setelah dia datang lagi ke ruang makan, "Lu udah mandi?" Dan saya jawab lagi, "belom." Ini udah dua kali dia bertanya.
Jalan di resort
Saya masih di ruang makan mengobrol dengan Rezki tentang beberapa hal sampai akhirnya dia mau tidur duluan karena capek. Iyus datang lagi ntah dari mana dan bertanya lagi, "Lu udah mandi?" Hah?😮😮😮. Doi nanya lagi donggg... 
"Kenapa lu tanya terus gw udah mandi apa belum? Kan gw masih pake baju yang sama."
"Kan gw nyari temen..." Jawab Iyus.
"Temen apa? Temen mandi???"
Iyus ngakak, "Karena gw juga belum mandi."
"Okelah, gw mandi sekarang. Sampai jumpa besok pagi.. Nitee~"

Saya kembali ke kamar jam 9 lebih, lalu mandi. Duh, enak banget mandi air panas setelah seharian nggak mandi dan capek banget. Saya melihat sikat gigi dan teringat Mas Hendry yang nggak bawa sikat gigi. Saya kemudian tidur jam 9.30 malam. Gilak, cepet banget saya tidur, mungkin karena kurang tidur juga hari ini. Sepertinya saya menutup mata nggak sampai semenit, eh tiba-tiba sudah jam 6 pagi. Secapek itu ternyata.

Masih banyak teman-teman yang belum saya bahas di postingan ini karena saya baru inget namanya di hari kedua trip. Nanti akan saya tuliskan di postingan berikutnya ya, agar tulisan ini tidak terlalu panjang. Sampai jumpa!

4 comments:

MiawGuk mengatakan...

Berasa ikutan open trip juga Mut... lumayan cuci mata online.

Meutia Halida Khairani mengatakan...

karena gw nulisnya detail kali ya

Lia andriyah mengatakan...

Kamu udh mamdi mut sekarang? kocak si iyus mah 🤣🤣🤣

Meutia Halida Khairani mengatakan...

@mba Lia : Jangan2 aku bau banget ya pada saat itu? 🤣🤣

Follow me

My Trip