Ngetrip bulan puasa memang sangat menyita tenaga. Alhamdulillah kita nggak pernah batal puasa sama sekali. Hanya saja ketika saatnya berbuka, rasanya ingin memborong semua cemilan dan gorengan yang dijual di pinggir jalan, ntah karena lapar mata👀. Saya dan teman-teman dengan bersemangat menyusuri pedagang kaki lima untuk memilih-milih cemilan. Memang momen paling seru ketika Ramadhan adalah berburu makanan untuk berbuka, apalagi di provinsi yang sangat kental dengan budaya islam seperti Sumatra Barat. Saya beli sop buah, gorengan, kue-kue manis, sekalian untuk sahur juga.
Untuk buka puasa |
Kalau kalian mau makanan yang agak berat, bisa masuk ke rumah makan untuk membeli bihun, ayam lado mudo, menu nasi, dan lainnya. Saya sebetulnya agak takut kalo kondisi 'ingin memborong semua jajanan' hanya lapar mata, jadi saya hanya beli cemilan saja dan berusaha menahan diri agar tidak terus-menerus jajan. Setelah kita semua menenteng bungkusan makanan, kami kembali ke mobil untuk lanjut ke rumah makan yang sudah di book oleh bapak supir.
Jajanan menu lebih berat |
Buka puasa kali ini kita tetap makan menu masakan padang di Rumah Makan (RM) Family Benteng Indah, Jl. Yos Sudarso, Birugo, Kec. Aur Birugo Tigo Baleh, Kota Bukittinggi. Pengunjung yang datang sudah begitu ramai, bahkan sampai penuhhh sekali rumah makan ini😱. Untung kita sudah booking sebelumnya. Ketika adzan berkumandang, kami minum terlebih dahulu, baru menyantap makanan.
Makanan sudah tersedia |
Kali ini walaupun begitu banyak makanan kita santap, ditambah cemilan yang tadi kita beli, saya masih merasa kurang kenyang😕. Ntah karena rute trip hari ini benar-benar melelahkan, jadi saya merasa kehabisan energi sehingga harus diisi ulang. Selesai makan, kami diantar kembali ke hotel. Kami memutuskan untuk balik ke kamar dulu sebelum melanjutkan nongkrong ke Cafe yang berada di dekat hotel. Pokoknya kalau malam harus menyempatkan diri untuk nongkrong. Kartu akses kamar sempat tidak bisa digunakan, jadilah kami menunggu petugas sambil duduk di lorong hotel.
Selesai siap-siap, kami kemudian keluar lagi untuk melanjutkan makan. Malam ini nggak mau jalan terlalu jauh, jadi kita hanya makan di Cafe terdekat yang sudah kita hunting dari malam sebelumnya. Banyak Cafe unik di tengah kota sebagai tempat nongkrong anak muda (yang sudah tidak terlalu muda ini😆), dan kebanyakan memang dekat dari hotel.
Sesampai di Cafe, saya memesan menu 'aman' yaitu mie goreng atau mie rebus yang nantinya bakalan di makan rame-rame. Kita juga pesan pisang goreng coklat dan cowok-cowok pengen minum 'teh talua', semacam STMJ tanpa jahe kalau di Bandung. Kalau saya paling nggak bisa minum sesuatu yang ada telurnya🤢. Benar saja, bau amis dari minuman itu bikin eneg. Iyus sampai nggak mau melanjutkan minum karena rasanya yang aneh.
Iyus bersiap-siap minum teh talua😆 |
Sambil menghabiskan cemilan, kami mengobrol. Kali ini topiknya tsunami. Ci Ling dan Iyus ingin mendengar langsung cerita saya, Baitil, dan Rezki mengenai pengalaman kita kena tsunami di tahun 2004. Yang paling parah cerita Rezki sih memang, karena dia sempat timbul dan tenggelam melawan gelombang. Kalau saya seram juga tapi mungkin ceritanya masih kalah dibandingkan Rezki. Mendengar cerita kami aja Ci Ling dan Iyus terbelalak, mungkin saking dahsyatnya pengalaman hidup kita😂😂😂.
Sekitar jam 10 malam, kita kembali ke hotel untuk beristirahat. Besok kami akan melanjutkan perjalanan ke Riau melalui darat dan ini adalah pengalaman saya pertama kali berpindah provinsi dari Sumatra Barat ke Riau. Sampai jumpa di postingan berikutnya!
0 comments:
Posting Komentar