April 26, 2021

Buka Puasa di Pekanbaru

Saatnya kita menentukan mau buka puasa dimana di kota Pekanbaru. Ini kali kedua saya menginjakkan kaki di kota si Puput. Setelah bertanya pada Puput, salah satu sahabat saya yang memang berdomisili di Pekanbaru, akhirnya saya putuskan untuk makan di Pondok Patin H. M. Yunus yang berlokasi di Jl. Kaharuddin Nst No.1, Simpang Tiga, Kec. Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru. Puput sudah mengingatkan kalau makan disini harganya agak mahal tapi kami tetap lanjut saja karena kita berpikir bakalan semahal apa sih makanan kalau sharing😅.

Pondok Patin ini seperti kebanyakan rumah makan dimana kita bisa minta makanan untuk dihidangkan di atas meja. Mungkin menunya hampir sama dengan masakan Padang pada umumnya, tapi yang paling spesial adalah udang galah (udang sungai) goreng dengan saus kecap andalan rumah makan ini. Ketika adzan Magrib berkumandang, kami langsung menyantap makanan dengan lahap tanpa berpikir kalau ternyata total pesanan kita sangatlah mahal.
Makanan sudah siap dihidangkan
Udang galah
Kami mengira menu biasa seperti ini untuk ber-enam (tambah supir) paling hanya menghabiskan 500-700rban. Saya kaget sewaktu melihat bill dengan total 1,6juta hanya untuk makan masakan di Rumah Makan😱😱😱. Udang goreng galah saja 3 piring Rp. 660rb. Minuman dan Air Mineral yang notabene hanya kita pesan es teh manis dan aqua saja bisa sampai Rp. 210rb. Buah potong aja bisa Rp. 120rb. Jadi teringat, kalau pakai coorporate rate makan di restoran Sailendra J.W Marriot saja itu perorang Rp. 250rb sudah All You Can Eat lho. Oh tidak😓! Tapi mau bagaimana lagi, kami harus membayarnya dengan perasaan tidak rela.
Bill mahal
Seraya masih menggerutu karena bill yang terlalu mahal, kami akhirnya check in hotel terlebih dahulu karena bapak supir mau kembali ke Bukittinggi. Sekalian melakukan pelunasan biaya sewa mobil yang ternyata tidak sesuai tagihan. Rezki langsung pusing saat itu mengurusnya, tapi biarlah. Oh iya, nanti teman Baitil dan Puput akan menyusul kami ke hotel untuk menemani kita melanjutkan 'ngemil di sekitaran kota. Sebenarnya kami ingin makan durian sih, untuk menenangkan diri karena baru bayar bill mahal (again).
Barang bawaan kita
Kami tiba di Hotel Aryaduta Pekanbaru, tempat saya menginap ketika datang kesini di bulan Januari 2021. Saya check in dan memilih connecting door agar mudah berkoordinasi dengan teman-teman cowok. Teman Baitil pun datang ke hotel dan saya melihat Baitil mengobrol seru banget dengannya. Sekarang kami harus menunggu Puput yang katanya mau menyusul datang ke hotel, baru kita pergi bareng ke tempat makan durian. Puput lumayan lama sampai, sehingga saya dan teman-teman sempat mengobrol panjang lebar dulu tentang beberapa kejadian hari ini yang juga membuat saya jadi bad mood😕. Puput akhirnya datang dan kami pun berangkat ke Pondok Durian Ayah yang berlokasi di Jl. Jend. Sudirman, Pekanbaru.
Makan duren dulu
Sebenarnya kami masih kenyang karena tadi makan banyak sewaktu buka puasa. Tapi siapa yang bisa menolak durian, kecuali Rezki dan Iyus yang sama sekali tidak suka buah enak dan legit ini. Pedagang durian terus membuka durian sampai saya bingung bagaimana cara menghabiskannya, saking banyak sekali yang dibuka. Mau nggak mau kami makan yang banyak, sisanya kasih ke Puput untuk dia bikin cemilan buka puasa besok.

Setelah super kenyang makan duren, kami mau swab antigen dulu di RS. Prof Tabrani yang bekerjasama dengan AirAsia. Semula teman Baitil dan Puput masih menunggu kami swab, padahal sudah tengah malam. Akhirnya mereka kita suruh pulang karena sudah malam. Teman Baitil kasihan juga kalau terlalu malam, mana cewek pulak. Kalau Puput yang membawa anaknya juga kasihan, apalagi Rara dan Zaza juga sedang demam. Memang sebaiknya mereka tidak menunggu kami swab. Toh, nanti kita juga bisa pulang pakai Grab.

Alhamdulillah hasil swab kami semuanya negatif. Kami menunggu print out hasil swab lumayan lama. Seingat saya, kami pulang ke hotel lewat tengah malam. Rasanya sudah sangat mengantuk dan lelah. Belum lagi setelah mandi malam, saya dan Ci Ling curhat-curhatan dulu, baru tidur. Mungkin kita tidur jam 2 malam. Semalam sebelumnya adalah waktu Baitil curhat ke Ci Ling, sedangkan malam ini Ci Ling menodong saya untuk curhat juga. Agak bingung mau curhat apa, karena saya memang bukan tipe orang suka curhat.

Besok kami akan pulang ke Jakarta. Sampai jumpa!

0 comments:

Follow me

My Trip