April 27, 2021

Bye Again Pekanbaru

Bangun pagi di hotel Aryaduta Pekanbaru terasa seperti Dejavu. Di bulan Januari 2021 saya pernah menginap disini bersama Puput, dan 3 bulan kemudian disini lagi😅. Bedanya sekarang bulan puasa dan saya tidak sendiri, tetapi bersama teman-teman. Masih dengan pemandangan kolam renang yang sama ketika membuka jendela di pagi hari, hanya saja kali ini saya tidak mencari Puput yang sedang berenang bersama anak-anaknya

Hari ini saya akan pulang ke Jakarta setelah perjalanan selama seminggu di Sumatra Barat dan Riau. Sebelum ke bandara, kami berencana ke tempat paling iconic di Pekanbaru yaitu Jembatan Siak IV walaupun cuaca panas yang menerpa di kala sedang berpuasa. Rasanya energi ini tidak ada habisnya, walaupun kadang hanya makan sahur sedikit saja. Setelah semua teman-teman selesai beres-beres, kami tidak check out terlebih dahulu karena banyaknya barang kita. So, kita jalan-jalan dulu sekalian beli oleh-oleh, baru nanti check out dan langsung ke bandara.

Jembatan Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah
Jembatan ini juga populer dengan nama Jembatan Siak IV, adalah nama sebuah jembatan yang menghubungkan pusat kota Pekanbaru di Jalan Sudirman Ujung dengan Kecamatan Rumbai Pesisir (tempat Puput tinggal). Saya pernah menuliskan tentang jembatan ini di postingan blog dan sekarang tidak akan menulis detailnya dua kali. Kami turun dari Grab diujung jembatan untuk berjalan menyusurinya sampai ke seberang. Sebenarnya ini ide yang buruk mengingat panasnya cuaca dan kita sedang berpuasa🥵.
Berfoto bersama teman-teman
Saya hanya membawa teman-teman yang baru pertama kali kesini dan berfoto disini. Sayangnya hari sangat terik dan tidak ada tempat untuk berteduh di area jembatan. Hal ini cukup membuat keringat bercucuran dan kehausan. Eits, nggak boleh minum karena sedang berpuasa. Setelah berfoto dan menikmati pemandangan sekitar jembatan, kami melanjutkan berjalan menuju toko oleh-oleh Kembang Sari yang berjarak 500 meter dari ujung jembatan. Dulu saya tidak sempat kesini karena keterbatasan waktu. Sekarang bisa sekalian pilih-pilih oleh-oleh sesuka hati. AC di dalam toko seperti angin surga ketika kita sedang merasa sangat kepanasan seperti ini.
Aneka Pancake
Saya membeli pancake durian, alpukat, dan sirsak untuk sekalian dibawa pulang ke Aceh (4 hari lagi saya akan pulang ke Aceh). Jadi penasaran dengan pancake alpukat dan sirsak yang belum pernah saya makan. Biasanya 'kan yang terkenal hanya pancake durian saja dan memang enak banget sih pancake durian di toko Kembang Sari. Saya dan Baitil membeli banyak sekali pancake sampai harus diberikan kardus stereofoam dan es untuk memastikan pancake tetap dalam kondisi dingin dan bisa masuk bagasi. Oh iya, Puput tiba-tiba muncul di Kembang Sari dan katanya mau mengantarkan kami ke bandara.

Setelah belanja oleh-oleh, kami membereskan barang di hotel dan check out. Kami sampai harus meminta bantuan bell boy untuk mengangkat semua barang, saking banyaknya, lalu memesan dua taksi online agar semua barang kita bisa masuk ke dalam mobil. Saya, Puput, dan Rezki di mobil yang sama dan kami bercerita banyak hal sampai ngakak selama perjalanan menuju bandara. Maklumlah, sudah 3 bulan tidak bertemu Puput dan banyak sekali yang ingin kita ceritakan.
Bersama Puput dan Rezki
Sesampai di bandara, kami mengambil dua troli lalu check in satu demi satu untuk memenuhi jatah bagasi kita semua. Saya dan Baitil sudah menambah bagasi sampai 30 kg masing-masing dan tetap harus nebeng bagasi teman-teman. Kebayang betapa banyaknya barang kita. Setelah urusan check in selesai, kami melambai kepada Puput dan mengucapkan sampai jumpa lagi. Kita masuk ke ruang tunggu, lalu shalat, dan menunggu pesawat boarding. Tidak lama menunggu, panggilan boarding terdengar dan kami semua naik pesawat.

Perjalanan kali ini pun berakhir. Cukup seru menjelajah dua provinsi melalui jalan darat, ditambah drama AirAsia yang terkadang suka seenaknya membatalkan penerbangan. Walaupun demikian, saya tetap bahagia setelah menjalani trip ini. Apalagi bisa belanja oleh-oleh dengan puas baik di Bukittinggi, atau di Pekanbaru. Walaupun jadi kurang shalat sunnahnya, agak susah mengaji, insya Allah pahala musafir yang berpuasa tetap bisa kita dapat.
Boarding
Sesampai di bandara Soekarno Hatta, saya dan Baitil memesan taksi online untuk kembali ke Depok. Tidak mungkin dengan barang sebanyak ini kalau kita naik bus. Toh kalau berdua, biaya naik taksi juga lebih murah karena bisa dibagi dua. Saya masih terheran-heran melihat betapa banyaknya barang bawaan yang kita bawa sepulang jalan-jalan. Sepertinya memang harus mengirimkan barang-barang ini menggunakan cargo, daripada harus kelebihan bagasi nantinya apabila mudik ke Aceh.
Barang super banyak
Koper beranak-pinak
Akhirnya selesai juga tulisan perjalanan saya dari Sumatera Barat ke Riau. Semoga bisa menginspirasi kalian bahwa Indonesia ini sangat indah dan cukup banyak tempat yang bisa kita jelajahi. Sampai jumpa di postingan lainnya.

0 comments:

Follow me

My Trip