April 06, 2021

Misool - Sorong - Jakarta

Bangun shalat Shubuh, lalu saya sarapan lebih awal. Saya nggak mau tidur lagi di kamar karena mengingat nanti bakalan bengong di kapal, mending tidurnya nanti aja. Kali ini kami nggak jalan kaki ke kampung Harapan Jaya lagi karena sudah mau pulang. Hiks, akhirnya tiba saatnya untuk berpisah dengan semua orang di Misool😢. Rasanya sedih banget, tapi setiap pertemuan pasti ada perpisahan, dan inilah saatnya berpisah. 

Setelah sarapan, saya mandi, lalu memilih baju yang sangat nyaman yaitu baju tidur untuk dipakai karena ya memang bakalan tidur aja nanti😅. Saya menutup koper, lalu menaruhnya di depan kamar karena sebentar lagi Anak Buah Kapal (ABK) akan mengumpulkan semua koper kita untuk dinaikkan ke atap kapal. Sisanya masing-masing dari kita hanya membawa ransel saja. Oh iya sebelum jalan, saya minum interhistin (obat alergi yang seharusnya membuat ngantuk banget). Saya berharap kombinasi kurang tidur, minum interhistin, dan sudah pakai baju tidur pulak, bisa membuat saya tidur nyenyak.
Sampai ketemu lagi
Kami berfoto untuk terakhir kalinya dengan orang-orang penginapan Yalapale. Makasih Bapak dan Ibu Haji yang sudah menjaga kita selama disini dan menyediakan makanan. Makasih Umar sudah banyak menghibur dengan kepolosan dan senyumannya. Makasih kakak-kakak yang selalu mencuci baju saya, sehingga saya nggak perlu kepikiran lagi mau nyuci tengah malam atau besoknya cucian kena hujan apa enggak. Mana saya boros banget pakai baju. Kami kemudian berjalan menuju dermaga. Sedih rasanya karena kita sudah terbiasa dengan kehidupan nyaman tanpa internet atau menyesuaikan gaya hidup di perkotaan. Kalau disini mau pakai baju apa saja, tas, sepatu, apa pun itu, tidak ada yang peduli. Kalau penat, tinggal duduk di pinggir pantai untuk menikmati matahari tenggelam. Kalau kepanasan, bisa tidur di dermaga beratapkan bintang-bintang. Tentram sekali rasanya😍. 
Naik kapal
Kami semua naik ke kapal untuk mengatur posisi duduk. Paling enak yang dapat tempat untuk bersandar sih, sedangkan saya harus duduk di tengah-tengah. Menurut saya kapal ini terlalu penuh, ditambah lagi barang kita yang begitu membludak. Seandainya cuma orang saja atau barang saja, mungkin masih mending.  Saya berdoa semoga selamat sampai tujuan, mengingat kalau kapal kelebihan muatan memang rada berbahaya. Mesin kapal kemudian dinyalakan dan saya melambaikan tangan untuk yang terakhir kali ke orang-orang Yalapale. Doakan ya, semoga suatu hari kita bisa kembali lagi kesini. Aamiinn🤲! Saya melihat grup penginapan sebelah belum berangkat. Wah, jangan-jangan kapal kita bisa sampai duluan? Sayangnya tidak😂.
Tidur dulu
Saya mengobrol sebentar dengan teman-teman, kemudian tidur. Ngantuk banget deh karena kurang tidur🥱, kecapekan, dan minum obat. Hanya saja tidurnya tidak begitu nyenyak karena saya lumayan menjaga untuk tidak menyandarkan kepala ke teman-teman cowok di kiri dan kanan. Saya memeluk bantal leher, lalu bersandar ke jendela. Ketika terbangun, saya memperbaiki posisi bantal leher yang saya taruh di pundak, kemudian saya sandarkan kepala ke jendela. Tetap saja kurang nyenyak. Kadang saya terbangun untuk makan cemilan dan minum. Kadang juga terbangun hanya sekedar membenarkan posisi duduk karena sudah encok. Sewaktu melewati pabrik Petrogas, baru rasanya senang sekali. Selain karena merasa sebentar lagi bakalan sampai kota Sorong, internet juga langsung menyala dan kencang banget. Saya download semua email, pesan, foto-foto instagram, agar nanti bisa dilihat kembali sewaktu internet mati.

Sekitar pukul 1 siang, ketika lagi bosan dan sudah tidak mengantuk, tiba-tiba mesin mati. Kami semua melihat ke arah ABK dan nahkoda dan bertanya-tanya ada apa ini? ABK bilang kalau cadang bensin sudah habis dan kita masih berada di tengah laut. Wah! WAH😱! Saya panik, tapi sudah kehabisan energi untuk berekspresi panik😫. Mana kebelet pipis banget. Saya hanya diam, lihat kiri-kanan, mencari jawaban kenapa bensin habis. Mas Ikhsan langsung mengatakan sesuatu kepada para ABK, lalu beliau memberikan pengumuman kalau kita akan mampir dulu untuk isi bensin. Mesin kapal hanya dinyalakan 1 saja untuk menghemat bensin sampai kita bisa merapat ke sebuah kampung yang menjual bensin.
Merapat beli bensin
Cuaca mulai gerimis ketika kapal merapat ke dermaga. Saya mengajak bu Martha mencari toilet, diikuti oleh teman-teman lain yang ternyata hampir semua kebelet pipis. Ada juga yang mampir shalat karena di dekat situ ada Mesjid. Selesai pipis, saya nongkrong di warung untuk mencari cemilan. Lapar banget rasanya. Saya berharap jarak tempuh kita tinggal satu jam lagi, tapi sepertinya mustahil. Beberapa saat kemudian, para ABK memanggil kami untuk kembali naik kapal karena bensin sudah penuh terisi. Alhamdulillah masalah sudah teratasi. Saya naik ke kapal dan akhirnya mendapatkan tempat duduk paling pinggir sehingga bisa bersandar. Sebelum tidur, saya sempat chatting sama Iyus karena ada sinyal. Grup mereka sudah sampaiiiiiii😓, padahal kita yang jalan duluan. Huh, benar juga ternyata karena kita kelebihan muatan, jadinya kapal melaju dengan perlahan-lahan. Makanya jadi kehabisan bensin. Kata ABK di grup Iyus, kapal kami bisa saja sampai 3 jam lagi. Ya Allah, masih lama ternyata😫. Ya sudahlah, mau bagaimana lagi. Saya hanya bersandar di sisi kapal, lalu melanjutkan tidur.

Beberapa saat kemudian, saya terbangun mendengar teman-teman mulai berisik. Ternyata penerbangan Air Asia (jadwal penerbangan saya) hari minggu tanggal 28 dibatalkan. Semua teman yang punya jadwal penerbangan hari minggu langsung panik, termasuk saya. Untung kami sudah memasuki kawasan yang ada sinyal, walaupun lemot. Paling tidak, bisa untuk reschedule tiket. Saya baru teringat kalau dulu sempat beli tiket pulang tanggal 26, jadi sebenarnya saya punya 2 tiket. Hanya saja, saya sudah beli bagasi tambahan di hari minggu. Daripada saya ribet mengurus reschedule, saya hanguskan saja duit bagasi beberapa ratus ribu. Saya lalu tidur lagi sampai akhirnya kami tiba juga di dermaga Marina Jetty. Alhamdulillah, setelah total 7 jam perjalanan😵‍💫😵‍💫😵‍💫. Saya turun dari kapal, rasanya pinggang, pantat, sakit semua. Ditambah rasa encok karena duduk terlalu lama. Saya stretching sedikit, jalan ke kiri dan kanan, baru enak rasanya badan ini.

ABK lalu membongkar muat seluruh koper, setelah itu kita mengucapkan salam perpisahan kepada teman-teman ABK yang selalu setia menemani dan menjaga kita dalam perjalanan. Duh, sedih lagi rasanya berpisah dengan mereka karena mereka sangat baik dan sopan😢. Benar-benar perhatian banget kepada kita semua. Kami melambaikan tangan kepada mereka👋, lalu menggerek koper masing-masing menuju mobil yang akan mengantar kita ke Swissbell Hotel Sorong. Perjalanan dari dermaga ke hotel memakan waktu setengah jam, sampai akhirnya kami tiba juga. Saya kemudian menyapa Iyus yang sudah ada di depan hotel, janjian nanti malam mau copy foto. Setelah itu saya check in bersama Rezki, Alex, Mbak Feira, dan Pak Guntur. Kami akhirnya dapat kamar di lantai yang sama. Saya memesan 1 kamar hotel untuk sendiri, tidak sharing dengan yang lainnya. Kita semua janjian ketemu lagi jam 5.30 di lobi hotel untuk mencari makan malam.

Saya senangggggg banget ketika masuk kamar. Ingin rasanya untuk langsung menghempaskan badan ke kasur, tapi mengingat belum mandi jadi batal menyentuh kasur. Saya kangen dengan kasur empuk dan kamar mandi untuk sendiri. Saya langsung mandi air panas untuk mengurangi rasa letih, lalu shalat Ashar-Zuhur. Setelah itu baru menelepon Mbak Feira dan Rezki untuk mengajak keluar. Kita semua bersiap di lobi dengan wajah berseri-seri. Habis mandi air panas semua ini tampaknya, makanya langsung pada cakep-cakep😆😆😆.

Tujuan kami pertama adalah Billy Bakery. Saya semula nggak tau kalau roti abon yang satu ini se-enak dan se-terkenal itu. Semua teman-teman traveller sampai membuka jastip untuk roti ini. Kalau kita mau makan dulu baru ke Bakery, takutnya nanti toko ini malah tutup. Jadilah kami kesini terlebih dahulu. Saya juga penasaran, se-enak apa sih roti ini. Kami memesan Grab dari hotel. Ternyata ketika Grab datang, supir-supir yang menyewakan jasa sewa mobil di depan Hotel Swissbell pada marah. Dibilang nggak boleh ambil jatah mereka. Mbak Feira sudah mencoba membela bapak supir Grab, tapi supir-supir itu tetap marah. Akhirnya kami disuruh jalan ke depan, baru boleh naik mobil. Kami minta maaf sama bapak Grab, tapi ternyata bapaknya udah biasa. Beliau bilang, "saya pura-pura aja jadi pendatang, jadi nggak tau kalau nggak boleh ngambil penumpang di hotel ini." Hahaha😂, cerdik juga bapaknya. Memang kalau mau mengais rezeki harus pinter ya. Oh ya, karena kami mau swab antigen untuk perjalanan besok, Mbak Feira membooking-kan dokter untuk kita dan akan datang nanti jam 9 malam ke hotel. Ternyata banyak teman-teman yang membooking dokter yang sama, termasuk tim Iyus. Harganya Rp. 200,000 sesuai standar yang berlaku.
Antrian beli roti
Kami tiba di Billy Bakery dan ternyata sudah ramai sekali teman-teman yang mengantri. Ada Budet, Mbak Lia, dan Mbak Yuliza juga yang sudah duluan hadir disana. Ada tim Iyus juga. Mereka belanja barang jastipan roti sampai berjuta-juta😱. Saya takjub, sebanyak itu ternyata peminatnya😦. Saya ditawari untuk mencicipi roti Budet sebelum membeli untuk sendiri. Hmmm, ternyata beneran enaaak banget ya Allah🤤. Saya kemudian menitip beliin ke Rezki yang sudah mengantri duluan. Kalau kalian mau belanja sampai berjuta-juta, besok bisa mengambil rotinya di bandara. Kalau saya sih hanya beli sekotak untuk diri sendiri, jadi bisa di tenteng aja.
Roti saya dan Rezki
Selesai dari Billy Bakery, saya dan teman-teman mencari makan malam di daerah Tembok Berlin, Sorong. Ternyata disana banyaaakkk banget warung tenda. Kalian tinggal pilih aja, mau makan di warung mana. Semula kami mau menunggu Budet dan yang lainnya untuk makan bareng. Ternyata mereka lama juga, dan kami udah lemas kelaparan. Akhirnya kami memilih warung tenda secara acak, lalu memilih menu ikan bakar untuk dimakan masing-masing. Padahal ikannya gede, tapi kami nggak mau sharing, saking laparnya😆. Alex malah sampai memesan ayam dua potong supaya kenyang.
Selamat makaaaan!
Kami menyantap ikan dengan lahap. Rasanya daging ikannya sangat lezat dan segar, sambalnya juga matap, ntah karena saya lapar banget. Ketika sudah setengah jalan menghabiskan makanan, baru Mbak Yuliza menelepon kita. Di luar hujan sangat deras, jadi agak susah untuk mereka mencari tenda kami dan kami pun susah menyusul mereka karena lagi makan. Akhirnya kita jadi pisah makan sendiri-sendiri saja. Selesai makan, kami kembali ke hotel untuk menunggu dokter datang.
Harga makanan di Tembok Berlin
Saya menunggu jadwal swab di kamar sambil menikmati kamar hotel yang nyaman banget. Bisa sambil rebahan, guling-guling, mumpung sendiri, sambil copy foto. Mbak Feira kemudian memanggil saya untuk swab antigen di kamar Rezki karena dokternya sudah datang. Saya hanya memakai outer, lalu bergabung dengan yang lain untuk swab. Ternyata Alfredo juga ikutan swab bareng kita. Kalian tau, swab dengan dokter di Sorong itu sepertinya yang paling sakiiiittt😪. Dokter mengambil sample cairan hidung benar-benar sangat dalam sampai mungkin ke tulang antara mata. Selepas alat dikeluarkan, air mata langsung keluar dengan deras. Sudah seperti menangis tersedu-sedu. Sampai-sampai Fredo mem-pukpuk bahu saya.
Swab paling sakit
Alhamdulillah negatif
Alhamdulillah hasil kami semua negatif. Tinggal menunggu kertas hasilnya yang di print out yang akan dititipkan pada resepsionis besok sebelum ke bandara. Saya masuk ke kamar kembali karena ngantuk banget. Mana copy-an foto belum selesai. Saya mendengar musik dari Cafe sebelah hotel dan ternyata teman-teman pada lanjut nongkrong disana. Saya sudah ketiduran sejenak, lalu pintu kamar diketuk oleh Iyus dan Rezki yang mau minta foto dan video. Enaknya kalau sesama Apple, kita bisa mengirimkan data melalui AirDrop. Saya minta Iyus menyalakan AirDrop, lalu kami bertiga mengobrol sambil menunggu copy foto selesai.

Beberapa saat kemudian, Bang Ono menyuruh Rezki turun untuk mengambil flashdisk hasil copy foto darinya. Malam itu pekerjaan saya hanya copy foto saja padahal saya sudah 'ngantuk sekali🥱. Mana kata Rezki, jangan tidur dulu karena mau menitipkan flashdisk Bang Ono kepada saya juga. Sambil menunggu, saya mengobrol dengan Iyus, tapi kami berdua juga udah ngantuk banget. Iyus keluar dari kamar saya ketika copy foto sudah selesai, lalu Mbak Feira dan Rezki datang lagi memberikan flashdisk. Saya colok flashdisk ke Macbook dan membiarkannya menyala sampai copy foto selesai. Saya udah nggak tau apa yang terjadi karena saya sudah ketiduran😴.

Sekitar pukul 3.30 pagi, saya menerima telepon Morning Call dari resepsionis. Saya bilang kepada mereka kalau saya tidak memesan Morning Call. Saya kemudian bangun jam 4:45. Agak syok karena hampir telat bangun. Saya mengecek hasil copy foto yang berhenti karena laptopnya dalam sleep mode. Apa-apaan ini laptop ikut-ikutan tidur😖?! Saya kemudian mandi, dan shalat Shubuh. Mbak Feira sudah menelepon mengajak saya turun. Saya bilang, "Sebentar lagi Mumut turun. Mau tutup koper sebentar." Akhirnya mereka duluan turun, sekalian mau sarapan juga. Saya lalu menyusul turun. Saya check out dan mengambil surat swab antigen di resepsionis.

Selesai sarapan, kami memasukkan koper-koper ke mobil yang sudah di pesan dari semalam. Kami semobil berempat bersama Rezki, Mbak Feira, dan Pak Guntur. Kami jalan ke bandara pukul 6 pagi. Setiba di bandara, kami validasi surat Swab Antigen terlebih dahulu, lalu mengantri cek in. Karena saya tidak membawa jastipan Billy Bakery, jadi bisa cek in bagasi dengan cepat. Teman-teman yang lain harus mengambil roti Billy dulu, baru bisa cek in. Oh ya, karena Air Asia memberikan free bagasi 15 kg, jadi banyak teman-teman yang nebeng cek in barang kepada teman yang lain yang nggak bawa bagasi. Kok bisa sih nggak dipake bagasinya? Saya aja selalu pesan bagasi minimal 20 kg, hahaha😂.

Saya masuk ke ruang tunggu duluan, lalu melanjutkan copy foto. Ini perkara copy foto nggak kelar-kelar sampai saya lelah sendiri😫. Kata Rezki, itu flashdisk punya Ko Hendry. Saya kemudian minta ijin ke Ko Hendry untuk membawa pulang flashdisk ke Jakarta, trus nanti saya kirimkan ke Ko Hendry. Kalau di rumah kan internet kencang, dan saya bisa santai juga pakai laptop yang lain. Ko Hendry akhirnya mengijinkan flashdisknya saya bawa. Beberapa saat kemudian, kami pun boarding. Saya dapat tempat duduk di deretan no. 11, sedangkan semua teman-teman pada dapat di belakang. Iyus kemudian naik dan dia duduk juga di no. 11. Kami kemudian meminta penumpang lain bertukar tempat duduk agak bisa duduk sebelahan. Lumayan ada teman duduk dan mengobrol selama hampir 4 jam penerbangan ke Jakarta.

Pesawat pun terbang. Saya mulai membuka obrolan dengan Iyus. Mulai dari pernah ngetrip kemana saja, kerja dimana, tinggal dimana, ngapain aja selama ini, di Misool 'gimana teman-temannya, semuaaaa dibahas. Sewaktu di Piaynemo kemarin memang tidak banyak mengobrol dengannya karena kita sibuk dengan jadwal trip yang padat. Dia juga balik bertanya ini dan itu. Saya sempat merasa nggak enak karena ngoceh terus, bertanya terus, mungkin mengganggu Iyus yang terlihat mengantuk. Tapi dia juga terus 'ngoceh dan menyambut semua obrolan dengan seru. Orangnya asik banget diajak ngobrol. Semua obrolan kita bisa 'nyambung, mulai dari yang sepele sampai yang serius. Bahkan selagi makan kue yang dibagi oleh Air Asia pun, kita tetap mengobrol. Sampai-sampai saya mendengar pengumuman kalau pesawat akan mendarat sebentar lagi. Hah? Kok nggak terasa? 

Iyus lalu pamit mau tidur sejenak, sedangkan saya udah nggak bisa tidur lagi karena sudah mau mendarat. Palingan ke toilet sebentar, lalu kembali duduk sampai pesawat mendarat. Alhamdulillah kita tiba dengan selamat di Jakarta. Duh, udah kangen banget sama kasur di rumah. Saya dan teman-teman berfoto untuk terakhir kalinya, lalu kami berpamitan untuk kembali ke daerah asal masing-masing. Jadi sedih juga mengingat kita mungkin tidak akan berjumpa lagi se-komplit ini. Semoga kita semua sehat sampai bertemu lagi nantinya.
Foto terakhir
Akhirnya berakhir juga tulisan saya tentang Raja Ampat. Semoga kalian nggak bosan membacanya ya. Raja Ampat memang tempat yang sudah menjadi impian saya sejak dulu, dan akhirnya bisa mewujudkannya. Terima kasih Air Asia atas penerbangan super duper murah ke Sorong. Semoga suatu hari bisa balik jalan-jalan ke Papua lagi. Last but not least, terima kasih teman-teman yang telah membuat trip kali ini sangat berwarna. Mohon maaf lahir batin kalau saya ada salah kata dan perilaku yang sengaja dan tidak sengaja. Sampai jumpa lagi semuanyaaaa!!

0 comments:

Follow me

My Trip