Juli 01, 2021

Vaksin Tahap Pertama

Sejak awal pandemi tahun lalu, saya adalah orang yang sangat konsisten ingin di vaksin. Padahal saat itu hoax vaksin sangat menyebar di masyarakat Indonesia termasuk keluarga saya sendiri. Mungkin karena saya adalah orang yang rutin divaksin flu setahun sekali karena sangat berpengaruh di tubuh saya dan bisa meminimalisir flu yang biasanya akan berakhir dengan serangan asma. Saya juga di vaksin meningitis ketika mau umroh. Jadi saya tidak pernah punya masalah dengan vaksin, bahkan saya sangat menanti-nanti vaksin Corona masuk Indonesia, apapun merknya.

Pamer dulu

Sebelum ke Raja Ampat, beberapa teman sudah di vaksin apalagi yang tenaga medis. Saya sampai tanya sana-sini dimana saya bisa nebeng divaksin, tapi ternyata memang belum bisa untuk umum. Ya sudah saya bersabar saja. Sampai akhirnya saya membuladkan tekad, pokoknya maksimal di bulan Juli saya harus sudah divaksin, walaupun baru vaksin tahap awal. Alhamdulillah diberikan kemudahan dimana yang semula harus menggunakan surat keterangan kerja di Jakarta, sampai akhirnya hanya perlu menunjukkan KTP saja sudah bisa di vaksin. Akhirnya saya mendaftar melalui aplikasi Halodoc dan dapat antrian di tanggal 1 Juli 2021 di Pejaten Village Pasar Minggu, menggunakan vaksin Sinovac.

Agar memastikan kalau tubuh saya tidak terkontaminasi virus Corona, adik saya Yuni menyuruh untuk swab antigen dulu. Apalagi banyak sekali teman-teman yang setelah vaksin malah positif virus Corona. Walaupun mungkin mereka sudah kena Corona duluan ntah dimana, maka dari itu daripada berpikiran buruk tentang vaksin, lebih baik saya swab antigen dulu. Nah, karena saya dapat antrian vaksin di Pejaten Village, jadi saya memutuskan untuk swab antigen di jalan Warung Buncit yang sempat viral karena tempat swab sudah seperti tempat jualan pulsa, saking banyaknya dan harga bersaing (murah).

Dipilih-dipilih
Dari stasiun Pasar Minggu, tinggal naik Grab saja ke Jalan Warung Buncit. Disana kalian bisa memilih mau swab dimana. Kalau saya lebih memilih yang agak sepi, walaupun nggak sepi-sepi amat juga😅. Kalau mau harga murah sih, bisa memilih mau yang 79rb - 89rb pun ada. Harga ini jauh lebih murah daripada di bandara, bahkan lebih dari setengahnya. Kalian tenang saja, tempat swab ini sudah ada ijin Kemenkes, jadi nggak usah takut untuk swab murah meriah disini ya😉.
Ada OMDC juga
Selesai swab, saya melanjutkan perjalanan ke Pejaten Village untuk vaksinasi. Agak kaget juga antusiasme masyarakat yang ingin di vaksin seramai itu. Karena saya mendaftar via Halodoc, saya mendapatkan antrian no. 353, sedangkan sekarang masih antrian no. 200. Haduh masih lama nih ternyata😦. Saya menunggu hampir 1.5 jam sampai no. saya dipanggil dan mulai melakukan proses registrasi.
Antrian
Setelah registrasi, antrian untuk cek suhu badan dan tekanan darah pun panjang sekali. Akhirnya saya memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu agar menambah tenaga. Setelah makan siang, antrian sudah lebih sepi dan sisa beberapa orang saja. Saya kemudian lanjut ke proses pengecekan tubuh. Tekanan darah saya normal, dan suhu tubuh bagus, baru deh lanjut ke tahap selanjutnya.
Menunggu sampai ngantuk
Menunggu antrian screening mungkin memakan waktu lebih dari satu jam. Mana suasana saat itu mendung dan angin sepoi-sepoi, baru makan siang pulak, saya jadi sangat mengantuk. Sampai akhirnya dipanggil juga nama saya. Setelah diwawancara sedikit tentang riwayat kesehatan, akhirnya dapat juga antrian untuk disuntik. Duh, lama sekali proses ini berlangsung😩.
Suntik dulu
Sebenarnya saya sangat takut jarum suntik, tapi sekarang sudah lebih pasrah. Saya langsung menyingsingkan lengan baju, lalu menutup sebagian lengan dengan kain, kemudian pasrah saja ketika disuntik. Sakit sih, tapi semua berjalan begitu cepat. Ibu perawat yang menyuntik pun tidak membuat saya takut, jadi ya santai saja.

Setelah disuntik, saya duduk di tempat observasi. Lengan jadi sakit, perih, dan pegal-pegal. Tapi semua masih bisa ditahan karena biasanya memang begitu efek vaksin. Setelah 15 menit, kartu vaksinasi Covid 19 saya pun keluar dan tidak ada efek signifikan di tubuh yang saya rasakan. Saya bahkan bisa langsung pulang tanpa ada rasa sakit yang berarti.
Akhirnya sudah di vaksin

Untuk kalian yang akan divaksin bisa melakukan berbagai persiapan diantaranya istirahat cukup, jangan stress, makan makanan bergizi dan minum susu, minum air putih yang banyak, minu suplemen, saya bahkan sampai infused multivitamin, dan jangan lupa olah raga. Kalau bisa, hindari dulu keramaian untuk memastikan kita tidak terjangkit virus dari mana pun. Oh ya, banyak teman-teman bilang vaksin Astra Zeneca lebih kuat sehingga biasanya setelah divaksin malah bikin demam. Rentang waktu ke vaksin kedua pun 12 minggu. Kalau saya memilih Sinovac karena rentang waktu vaksin kedua hanya sebulan dari vaksin pertama. Mengingat Corona di Indonesia semakin menggila apalagi dengan adanya varian delta. Kalau pun nanti harus di vaksin lagi ketiga dan keempat, saya pun nggak masalah.

Saya sangat menyarankan untuk swab antigen terlebih dahulu sebelum vaksin agar memastikan tidak ada virus Corona di tubuh (walaupun keakuratan swab belum 100%, tapi masih bisa diperhitungkan). Jangan lupa ketika mengantri vaksin untuk memakai masker 2 lapis atau yang banyak lapisan seperti KN95, N95, dan lainnya.

Semoga vaksinasi ini dapat menjadi bagian ikhtiar kita dalam mengakhiri pandemi di negara tercinta ini. Aminnn ya Allah.

0 comments:

Follow me

My Trip