Desember 28, 2021

Kontrol Terakhir di 2021

Seperti biasa, jadwal kontrol bulanan kembali datang. Tidak terasa sudah di penghujung tahun 2021 dan saya belum lepas kawat gigi juga🙄. Berarti sudah 5 tahun nih pakai kawat. Sudah lupa rasanya mengunyah tanpa rasa 'kencang' diantara gigi. Tapi kalau melihat foto dan video saya diawal-awal pakai kawat gigi, memang perubahannya sudah sangat jauh sih.

Selama sebulan ini, saya berusaha mengunyah di sebelah kanan agar terbiasa. Kalau saya memang harus makan di atas meja kerja, maka saya akan menaruh piring di sebelah kanan juga agar ketika membuka mulut langsung ke sisi kanan. Alhamdulillah ketika Orthodentist memeriksa celah gigi, akhirnya semua sudah tertutup sempurna🥳. Duh, rasanya terharu banget sewaktu dokter bilang, "bulan depan kawat gigi sudah bisa kita copot ya."

Gigi saya masih diikat dengan pelintiran kawat agar susunannya lebih rapi lagi. Selesai kontrol, saya konsultasi ke dokter, "Jadi kawat yang sebelah kanan kalau kita lihat dari depan 'kan masih miring ke bawah tu dok, 'gimana ya? Kalau nanti lepas kawat tapi kayak ada hal yang belum sempurna gitu."
Dokter bilang, "Saran saya memang dipotong gusinya. Jadi gigi bisa naik."
"Duh, sakit dok."
"Nggak sih, sebenarnya itu operasi minor."
Saya langsung kebayang kalau jahitannya banyak banget dan takut sendiri. Dan itu masih dikatakan minor. Gimana operasi gedenya?😱
"Nanti kamu sama dr. Riko aja. Beliau memang spesialis potong-potong gusi dan tulang."
"Spesialis potong-potong?😱" Seram sekali rasanya.
Orthodentist tertawa. "Nanti setelah selesai dipotong gusi atau tulangnya - terserah dr. Riko mau potong yang mana karena beliau lebih paham, baru kita lepas kawat gigi ya."
Saya mengangguk pasrah.
"Sebelum operasi, kamu makan yang banyak aja biar ada tenaga. Nggak seseram itu kok."
Saya mengangguk pasrah (lagi), lalu keluar.

Saya meminta jadwal dr. Riko pada admin. Saya berpikir, ya bulan depan itu lebih seram interview Visa US daripada operasi gusi/tulang gusi. Baiklah, pokoknya interview Visa US lebih seram! Begitulah cara saya menenangkan hati untuk tidak takut operasi. Lagian kata spesialis Bedah Mulut, operasi gigi pojok itu jauh lebih sulit daripada potong tulang/gusi. Saya percaya aja deh. Udah 3 kali operasi dan memang paling sakit sewaktu operasi gigi pojok sebelah kanan. Ugh, bengkaknya juga paling parah😭😭😭.
Dari gambar, sisi sebelah kiri masih menurun (seharusnya itu sisi kanan)

Biaya APD Rp. 75,000
Charge Pasien Lama Rp. 40,000
Kontrol Ortho Emergency Shappire Rp. 275,000

Desember 25, 2021

Banyak Cerita di 2021

Sudah di penghujung tahun 2021, alhamdulillah. Segala puji bagi Allah subhanahu wata'ala saya bisa menjalani tahun ini dengan berwarna, bahkan seperti pelangi. Sepertinya tahun ini berbeda dari tahun-tahun biasa. Khusus 2021, saya merasakan hidup seperti roller coaster. Berada di puncak, lalu jatuh ke tanah, kemudian merangkak lagi dengan tertatih-tatih. Memang benar hidup itu ujian, dan kalau tidak begitu, hidup malah jadi hambar.

"Tidaklah seorang mukmin tertimpa rasa sakit yang terus menerus, rasa capek kekhawatiran pada masa depan, sedih akan masa lalu, kesusahan hati berduka cita, atau sesuatu yang menyakiti sampai pada duri yang menusuknya, itu semua akan menghapuskan dosa-dosanya." (HR. Bukhari No. 5641 dan Mukmin No. 2573).

Saya jadi ingin bercerita bulan demi bulan secara singkat padat dan jelas. Sekedar merangkum apa saja yang ingin saya ingat di kemudian hari. Mari di simak!

1. Januari
Bulan ini saya baru kembali dari Aceh karena Mama operasi. Alhamdulillah operasi berjalan lancar dan Mama sudah bisa beraktivitas seperti sedia kala. Di akhir bulan, saya pertama kalinya pergi ke Pekanbaru dengan menggunakan AirAsiaPass. Murah banget tiket pulang pergi Jakarta-Pekanbaru nggak sampai 200rb. Akhirnya bisa juga bersilaturahmi ke rumah Puput dan jalan-jalan bersamanya melihat kota Pekanbaru bahkan hampir sampai ke Sumatra Barat. Puput setia kawan banget, kemana-mana saya pergi ditemani. Bahkan suaminya sampai khusus cuti demi mengajak keluarganya dan saya jalan-jalan. Terima kasih banyak Puput💖.

Oh iya, saya juga bertemu dengan Syawal di bandara Pekanbaru secara tiba-tiba. Padahal kita sama-sama pakai masker, tapi kenal satu sama lain. Syawal dan keluarga ikut saya makan malam bersama Puput dan keluarga juga. Jadi terasa punya keluarga di Pekanbaru deh.

2. Februari
Sempat berencana pergi ke Raja Ampat dengan tim yang aneh, tapi nggak jadi. Alhamdulillah! Kalau sampai jadi, mungkin saya akan bete terus sepanjang trip. Sebenarnya kalau jadi pun, kondisi keuangan saya sedang kacau karena uang di Amazon tidak rilis dan saya sampai harus menyewa pengacara di US😩. Kalau dipaksakan tetap ke Raja Ampat, nanti saya nggak sanggup membayar tripnya. Jadi di rumah saya nggak ngapa-ngapain, palingan mengajak tetangga memotret banyak foto di komplek dan melanjutkan menulis blog.

3. Maret
Dari semua bulan di tahun 2021, Maret adalah yang paling penting karena banyak kejadian di bulan-bulan berikutnya bermula di bulan ini. Uang dari Amazon akhirnya rilis, alhamdulillah, sehingga saya bisa pergi ke Raja Ampat dan berkenalan dengan teman baru. Saya tidak menyangka kalau bisa memulai pertemanan baru lagi di umur segini apalagi yang bisa diajak jalan-jalan. Tidak semua teman-teman seumuran dengan saya. Ada yang lebih muda, sebaya, dan ada yang jauh lebih tua. 

Awalnya saya tidak terlalu mempedulikan teman trip, berpikir toh nanti juga nggak akan ketemu lagi. Tapi ternyata saya salah. Dengan kejadian-kejadian seru selama trip dan cerita-cerita setelah trip yang muncul, membuat saya jadi berpikir kalau ini bukan akhir dari jalan bareng bersama mereka. Setelah ini saya malah jadi sering jalan-jalan berkeliling Indonesia untuk menikmati hidup agar tidak stres. Keindahan alam Raja Ampat juga seperti surga dunia dengan kesederhanaan penduduknya yang membuat saya betah disana walaupun tidak ada sinyal sama sekali.

Oh ya, bulan ini juga saya mengakhir hubungan dengan si 'itu' (sudah malas menulis namanya), dan juga Satrio (sahabat saya) menikah dengan Debby.
Kolase 1
4. April
Bulan ulang tahun saya🎂. Tahun ini sepertinya saya paling banyak mendapatkan hadiah, sampai tidak sanggup mempostingnya lagi di instagram sebagai tanda terima kasih. Hal ini juga memicu komentar netizen dan saya menyadari tidak semua ucapan terima kasih harus di posting karena mengingat nanti banyak orang yang tidak suka (hasad). Saya lalu belajar untuk mengurangi postingan pemberian dari orang karena ucapan terima kasih. Dan yang paling baik adalah mendoakan yang memberikan kado agar Allah membalas mereka dengan karunia yang lebih banyak.

Di bulan ini juga Ramadhan, dan pertama kalinya saya jalan-jalan ke Sumatera Barat - Pekanbaru sambil berpuasa bersama teman-teman yang saya jumpai selama trip Raja Ampat. Saya tidak pernah membayangkan betapa capek dan serunya ngetrip di bulan puasa, termasuk menambah teman baru (lagi). Bayangkan, dari bulan Maret ke April saja, sudah berapa orang teman baru yang saya kenal. Terima kasih teman-teman sudah mengajak saya. Memang dari kualitas ibadah jadi berkurang sih, jadi susah khatam Qur'an dan menambah shalat sunnah. Tapi semoga Allah memberikan pahala musafir yang bersafar di bulan Ramadhan. Aamiin🤲.

5. Mei
Di bulan ini saya pulang ke Aceh karena mau berlebaran bersama keluarga besar. Tahun ini tamu yang datang ke rumah sangat ramai dan kami jadi memasak terus hampir setiap hari. Bahkan H-1 Idul Fitri, saya dan Yuni masak-masak dan bikin kue sampai encok😥. Untung ada Rosi, asisten rumah tangga yang siap sedia membantu kapan pun, bahkan dia rela untuk kembali cepat di H+2 lebaran. Masih di suasana lebaran, kami sekeluarga berlibur ke Takengon dan menginap di hotel. Walaupun keluarga abang saya nggak ikut, tapi tidak mengurangi keseruan liburan kita.

Setelah dari Takengon, saya kembali ke Banda Aceh karena Alex (teman yang ketemu di Raja Ampat) ingin main ke Sabang. Akhirnya saya, Rezki, Abdi, dan Baitil menyempatkan diri untuk menemaninya. Tapi di Sabang kita santai banget, kebanyakan hanya staycation di hotel dan mengobrol sampai tengah malam. Besok paginya kita snorkeling, dan sore sudah pulang kembali ke Banda Aceh.
Kolase 2
6. Juni
Amad, Tara, dan Shafiya ikut ke Jakarta. Keputusan ini diambil agak mendadak mengingat Tara sedang hamil, nanti malah nggak bisa jalan-jalan lagi karena punya anak bayi. Saya senang banget keluarga datang ke Depok karena sudah hampir 2 tahun mereka nggak datang akibat pandemi. Kita bahkan sampai menginap lama di Bandung. Tapi saat itu hati agak was-was karena Amazon saya mati satu, dan nggak bisa di appeal sama sekali. Alhamdulillah masih ada satu Amazon lagi.

Sebenarnya saya sudah agak capek jalan-jalan terus. Nggak berhenti sama sekali sejak Maret. Mana semakin was-was melihat Amazon yang mulai meresahkan. Tapi kali ini Iyus 'ngajakin jalan lagi. Awalnya ke Sumba tapi saya rasa tiket Wings Air dari Bali mahal banget. Mengingat dia mau pindah ke Amerika bulan Juli dan kasihan juga kalau nggak diturutin jalan-jalan, akhirnya saya yang memilih destinasi random ke Ternate dan Manado. Semula udah ajak Shinta, tapi batal. Akhirnya saya pergi ke Ternate bersama Iyus dan Rezki, kemudian Tiyo join di Manado. 

Ini pertama kalinya saya jalan-jalan tanpa teman cewek dan jadi banyak masalah setelahnya. Tapi saya berpikir, selama saya nggak aneh-aneh, hanya mau menikmati pemandangan, insya Allah nggak apa-apa. Saya sangat menikmati trip di Ternate, apalagi kami menginap di penginapan seperti kos-kosan. Jadi terasa seperti mahasiswa lokal. Setelah itu saya menyewa hotel bagus di Manado. Seru juga jadi cewek sendiri di tim. Kalau saya ada ngambek-ngambek 'dikit, semoga teman-teman cowok maklum ya. Namanya juga cewek😝.
Kolase 3
7. Juli
Puncak gelombang kedua COVID19. Teman-teman terdekat jadi banyak banget yang kena, bahkan ada orang tua mereka yang meninggal. Saya merasa bulan Juli tahun ini adalah bulan puncak dimana saya stres. Perusahaan di UK tutup, beberapa akun Amazon terminated, dan saya masih berusaha waras. Saya diam di rumah dan berusaha untuk tidak kemana-mana. Paling belanja ke pasar saja. Kantor tutup, Mall tutup, nggak bisa naik KRL, rumah sakit penuh, Jabodetabek sangat chaos. Jadi teringat Shinta mencari plasma konvalesen untuk orang tuanya, teringat juga status story teman-teman yang begitu banyak mengabarkan kematian. 

Saya sampai malas buka sosial media karena takut... Takut menghadapi kenyataan kalau dunia sedang sangat tidak baik-baik saja😞. Iyus juga pindah ke Amerika bulan ini.

8. Agustus
Saya masih mengalami situasi keuangan yang sangat sulit sampai akhirnya mendapatkan cara baru untuk membuka akun Amazon kembali. Seolah mulai ada titik terang, walaupun harus melalui serangkaian interview yang panjang. Bulan Agustus juga saya pertama kalinya naik KRL lagi dan itu pun untuk kontrol gigi. Hari-hari saya lalui hanya dengan masak-masak di rumah, mencoba berbagai resep masakan. Tidak lupa ngeblog lagi untuk menghabiskan waktu.

Oh iya, saking bosannya di rumah masing-masing dan kangen ngantor, teman-teman jadi berkantor di rumah saya deh. Lumayan seru juga sih, karena setelah itu kita bisa sekalian mengobrol dan makan bareng.

9. September
Saya ke Bandung dan menginap di rumah Anis. Kami mengobrol dan bercerita banyak hal. Anis adalah salah satu sahabat terbaik saya dan saya dekat dengan seluruh keluarganya. Saya memang butuh bercerita, meluapkan segala uneg-uneg yang mengganjal di hati karena bisnis dan masalah pribadi😣. Saya merasa dunia hampir runtuh di bulan Juli dan Agustus, apalagi saya tidak tau harus bercerita kepada siapa. Sampai pada akhirnya meluapkan semua cerita ke Anis dan Mamanya demi mencari solusinya bersama.

Sepulang dari Bandung, hati menjadi lega. Semangat kerja muncul berlipat-lipat dan saya memutuskan untuk memperpanjang passpor demi membuat akun Amazon baru. Alhamdulillah semua berjalan lancar, hati semakin ringan, walaupun dari segi keuangan saya masih bokek, hehehe.

Di bulan ini juga pertama kalinya saya interview dengan calon investor, tapi gagal. Ya sudahlah ya, 'kan baru pertama (menghibur diri). Tapi mungkin model bisnis yang mereka inginkan juga berbeda sih dengan perusahaan saya, jadi belum bisa berkerjasama dengan Rancupid.

10. Oktober
Puncak saya bahagiaaa🤩, alhamdulillah. Setelah ragu nggak ada duit untuk menerima ajakan Alex berangkat ke Ambon, tepatnya Pulau Kei, akhirnya berhasil pergi juga. Bahkan saya bisa mengumpulkan teman-teman untuk ikut juga kesana. Bayangkan betapa bahagianya saya setelah beberapa bulan stres, trus bisa liburan ke salah satu pantai terindah di dunia. Bahkan saya baru tau kalau ada pemandangan matahari tenggelam se-indah itu di negara kita sendiri.

Selama di Kei saya berkenalan dengan teman baru lagi. Kali ini ada Kak Deka yang membuat suasana jadi sangat seru dan kita jadi ngakakkkk terus🤣. Ditambah lagi Abdi yang selalu menyambut humor Kak Deka, dan Alex juga yang jadi ikut-ikutan kocak. Pokoknya selama di Kei saya tertawa terusss🤣, rasanya seluruh resah, gundah gulana, penat, hilang ntah kemana. Rasa luka di hati juga semakin membaik, jadi semangat lagi menghadapi kenyataan saat itu. Alhamdulillah.

11. November
Saya dikaruniai keponakan baru lagi, cowok, dan cakep banget😍, alhamdulillah. Bertambah deh bayi-bayi di rumah. Ada adek bayi, ada kakak bayi. Selama November juga masih ada Baitil di rumah, jadi lumayan ada teman curhat, hang out, ke bioskop, dan perawatan wajah. Pertama kalinya saya mencoba Picolaser, salah satu laser terbaik di dunia dengan harga lumayan murah karena koneksi Baitil. Terima kasih ibu dokter yang selalu memikirkan kecantikan saya😂.

Abang saya juga operasi kening di bulan ini dan yang mengagetkannya adalah abang terkena syok anafilaktik yang membuatnya kritis😭. Kakak ipar saya (dokter spesialis kulit) dan adek saya Yuni (dokter umum) sampai sangat sibuk malam itu untuk menyelamatkan nyawa abang. Saya sampai tidak bisa tidur karena khawatir, apalagi Yuni menelepon saya tengah malam. Saya sampai takut untuk mengangkat telepon, takut mendengar berita terburuk😭. Tapi alhamdulillah kritis sudah dilalui dan abang saya sudah sadar. Saya menangis di telepon, teringat Azzam (adik sepupu yang baru saja meninggal di bulan ini karena operasi yang sederhana juga), dan teringat Papa dulu. Tapi alhamdulillah, semua aman😮‍💨.

12. Desember
Setelah perjuangan panjang berpikir bagaimana caranya bercerita ke Mama kalau saya ingin ke Amerika, akhirnya Mama menginjinkan saya untuk membuat Visa🥲. Saya sudah mengurungkan niat untuk mengurus Visa, tapi semakin kesini semakin banyak teman-teman yang mendukung dan mau ikut menemani saya menyelesaikan pekerjaan disana, alhamdulillah. Bahkan Mama juga mau ikut kesana dan mendoakan agar pengurusan Visa saya lancar sehingga Mama bisa segera wawancara juga. Saya sempat ragu menyiapkan dokumen Visa termasuk surat referensi karena ada masalah di kantor, tapi alhamdulillah Satrio membatu saya. Saya sempat mendapatkan jadwal wawancara jauh sekali di bulan Maret, tapi alhamdulillah dapat di awal Januari. Doakan saya agar sukses ya wawancaranya.

It's a wrap. Terima kasih Iphone untuk terus merekam video dan foto seluruh kejadian selama tahun ini. Apa pun yang terjadi, baik suka maupun duka, saya mengucapkan alhamdulillah. Bayangkan, urusan percintaan, keluarga, perusahaan, travelling, dan lainnya, semua terjadi dalam satu tahun. Kalau melihat lagi ke belakang, betapa banyak karunia Allah subhanahu wata'ala yang dilimpahkan kepada saya selama setahun ini. Walaupun kondisi keuangan sampai sekarang belum kembali sepenuhnya, tapi sungguh banyak sekali pelajaran yang bisa saya ambil. 

Insya Allah tahun depan saya bisa mengambil keputusan besar untuk bisnis, sejalan dengan kunjungan saya ke Amerika. Semoga banyak rejeki, sehingga saya nggak perlu mengirit-irit selama disana nanti. Semoga bisa travelling ke tempat yang jauh lagi, dan urusan percintaan bisa lebih jelas. Aamiin ya Rabb🤲.
Selamat Tahun Baru🥳

Follow me

My Trip