Dalam dua bulan ini, dengan berbagai macam masalah yang datang silih berganti, saya jadi banyak merenung. Saya merasa tumpukan masalah paling banyak dimulai dari bulan Agustus. Mungkin ini bagian dari akibat saya tidak berusaha menyelesaikan satu-persatu masalah, malah mencoba cuek, dan hasilnya semua masalah itu minta diselesaikan secara berbarengan.
Apa yang terjadi kemudian? Saya jadi sakit. Saya rasa kombinasi flu, alergi, sesak napas, demam, kambuh semua, bahkan lebih parah rasanya dari kena COVID🤒. Malah reaksinya kena ke kulit, jadi banyak sekali jerawat dan ruam di badan. Rasanya tubuh lemah sekali. Jangankan mau jalan-jalan, keluar kamar aja berat sekali. Pusing dan ngilu tulang tak tertahankan. Ditambah kehilangan selera makan.
Mungkin ini dampak dari dosa-dosa saya selama ini. Jadi harus bersabar dan terus berikhtiar untuk sembuh. Saya minum obat banyak banget, ditambah obat oles dan wajib mandi dua kali sehari. Duh, udah flu berat, mandi harus dua kali sehari lagi. Lelah sekali rasanya. Tapi apa pun saran dokter, saya ikutin, sampai badan jadi tambah kurus karena sakit, saya terima saja. Nanti tinggal makan sehat kembali untuk proses pemulihan.
Mungkin sekitar satu minggu waktu yang saya butuhkan untuk agak pulih. Setelah itu sisa-sisa batuk berlangsung selama dua minggu. Saya kemudian melanjutkan minum antibiotik kulit dalam kurun waktu dua minggu. Mana harga antibiotiknya sebiji Rp. 32rb dan saya harus minum sebanyak 28 biji. Ditambah dengan antibiotik untuk flu, batuk, dan sesak napas, total saya sudah meminum 35 biji antibiotik. Subhanallah. Saya tetap pasrah saja, sekalian makan dan minum yang bergizi, perbanyak sayur dan buah untuk memperbaiki tekstur kulit yang rusak karena penyakit. Belum lagi stamina badan belum sembuh benar.
Mungkin ini salah satu dampak dari stres, dan obat terbaik adalah mendekatkan diri pada Allah subhanahu wata'ala. Saya kembali membaca buku-buku agama yang sudah saya beli dari ntah kapan, tapi hanya terpampang saja diatas lemari. Saya baca satu demi satu dan mulai membuka wawasan dan pikiran saya tentang tawakkal kepada Allahﷻ. Termasuk buku-buku yang membuat pola hidup saya berubah. Saya harus tidur cepat dan bangun sebelum Shubuh untuk menyempatkan diri shalat tahajjud. Setelah itu tidak boleh tidur lagi, sedekah di waktu Shubuh, Dhuha, dan tidur siang. Pola seperti ini justru membuat hidup saya merasa lebih baik. Di kala saya tidak bisa berharap banyak pada manusia tentang rezeki (sebenarnya memang wajib berharap hanya kepada Allah), justru Allah selalu mencukupkan rezeki.
![]() |
Merenung |
Setelah pikiran lebih jernih, saya mulai fokus pada bisnis baru. Saya belajar mati-matian, siang dan malam, menelepon banyak orang, mengumpulkan banyak bahan, berdiskusi, menonton video para pakar, dan membuat catatan. Hal yang paling saya rasakan adalah bahwa dulu saya termasuk orang yang sombong. Baru diberikan sedikit lebih banyak rezeki dari orang lain, udah belagu. Padahal, harta itu akan di hisab di akhirat kelak.
Saya baru sadar, selama ini setiap saya menjadi pengajar, saya paling malas menjawab pertanyaan-pertanyaan sepele apalagi yang berulang-ulang ditanyakan padahal sudah saya jawab. Kenapa tadi enggak disimak? Ngapain sih nanya itu lagi itu lagi? Huft, I am a bad person. Ketika sekarang saya berbisnis di lingkungan baru, ntah berapa kali saya bertanya pertanyaan bodoh dan berulang, tapi semua orang mau menjawab dengan baik. Mungkin ini beda kasta kita dalam berilmu, bahwa semakin pintar seseorang, dia akan semakin tawadhu' (rendah hati). Kenapa saya sombong sekali selama ini? Padahal kalau dibandingkan kekayaannya, mereka jauuuh lebih kaya. Kalau dibandingkan pintarnya, mereka jauh lebih berilmu. Dan sikap mereka dalam menghadapi saya bisa santai saja, gampang memaafkan dan melupakan masalah, padahal ini bisnis, mereka bisa saja dirugikan karena saya, tapi mereka tetap baik sekali🥹.
Walaupun demikian, saya tetap bersyukur karena Allah telah memberi saya petunjuk kalau selama ini saya juga salah. Mungkin ada orang-orang yang memperlakukan saya kurang baik karena akibat dosa-dosa saya. Setiap nonton kajian di youtube, saya jadi lebih sadar diri kalau segala hal di dunia ini tidak abadi. Serahkan segala macam urusan kepada Allah ﷻ saja. Walaupun beberapa waktu yang lalu saya kehilangan banyak teman (yang saya kira) dekat, tapi Allah tetap mendekatkan dengan teman yang benar-benar baik, para pebisnis yang baik juga, dan mereka selalu mengingatkan saya untuk selalu beribadah kepada Allah ﷻ. Mereka juga mengingatkan saya untuk terus berdoa kepada Allah ﷻ, di semua waktu paling mustajab berdoa. Saya ikuti saja, semoga terus bisa istiqamah, dan hasilnya saya jadi lebih tenang. Penyakit di badan sudah 80% sembuh, penyakit hati pun berangsur-angsur membaik.
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوب
Artinya: "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS 13:28).
Semoga Allahﷻ terus memberikan petunjuk kepada kita semua. Aamiin🤲. Saya akan mulai menuliskan blog lagi tentang seluruh perjalanan saya selama ini. Insya Allah. Silahkan di cek saja postingan yang lalu karena saya akan menuliskan sesuai tanggal kejadian.
Sampai jumpa!