Januari 01, 2023

Good Bye 2022

Tahun 2022 sudah berakhir, Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah subhanahu wata'ala saya bisa menjalani tahun ini dengan unik. Bukan baik dan bukan juga buruk, tapi unik. Teringat dulu di tahun 2021, saya tidak pernah membayangkan rencana-rencana yang akan terealisasikan di 2022 karena memang tahun 2021 saja sudah sangat berat untuk saya. Rasanya di awal tahun 2022, dimulailah segala hal yang baru dalam hidup, bahkan saya tidak pernah membayangkan akan melakukan hal ini sebelumnya. Saya jadi membaca lagi postingan terakhir di 2021, dimana hidup saya di tahun itu juga seperti rollercoaster. Bahkan bisa terjadi lagi di 2022. Saya merasa ada yang salah. Apakah selama ini saya terlalu menyepelekan sesuatu, atau ilmu agama yang masih sedikit? Tapi semakin kesini, semakin tampak jelas apa yang salah. Ya, yang salah ada saya sendiri😅. Ampunkan dosaku ya Allah🤲.

Saya akan menceritakannya satu-persatu. Semoga dapat menginspirasi kalian dan diambil hikmahnya ya.

Januari
Ada dua hal menarik yaitu Visa Amerika disetujui dan saya melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada hampir seluruh karyawan. Lolos Visa Amerika itu membuat saya senang bukan kepalang, tapi melakukan PHK membuat saya sedih sekali. Sebagai pemilik perusahaan, memutuskan rezeki orang lain itu rasanya hancur😩😫. Memang kadang karyawan merasa saya jahat, sampai melakukan PHK. Tapi beban yang terlalu banyak membuat saya harus mengambil keputusan itu.

Sekarang kalau melewati kantor lama, jadi sedih juga. Dulu saya mencoba membangun mimpi-mimpi disudut ruko dua lantai di Tebet. Tapi Allah pasti punya rencana terbaik. Dengan memantapkan hati, saya pun harus tetap move on. Semoga ini merupakan titik awal dari kebangkitan bisnis-bisnis besar di masa yang akan datang. Aamiin🤲.

Februari
Akhir Januari saya ke Medan, lalu dilanjutkan ke Pontianak hanya selang 3 hari sejak pulang dari Medan. Perjalanan kedua kota ini merupakan tahap healing dari beratnya beban pikiran dan kehidupan. Saya bisa tertawa bersama teman-teman untuk sejenak melupakan rasa sakit hati setelah melakukan PHK. Tapi pada saat itu saya tetap ragu tentang apa yang saya harus lakukan ke depannya. Oh iya, saya stuck di Pontianak selama 5 hari karena kena COVID. Ini adalah COVID pertama saya dan saya merasakan demam terpanas sampai ke ubun-ubun di kota orang. Saya hanya bisa diam di hotel, memesan obat via Halodoc, berjemur, dan beristirahat sebisa mungkin.

Saya juga buka behel gigi di bulan ini. Alhamdulillah setelah perjuangan 4,5 tahun, melalui 5 kali operasi, jadi juga senyum Perfect Smile yang saya idam-idamkan sebelumnya😁. Rasanya aneh karena nggak ada lagi yang menyangga di gigi ini karena selama beberapa tahun sudah terbiasa bersama behel yang melekat.

Selang 2 minggu sejak hasil COVID19 saya negatif, saya vaksin booster. Hal ini untuk keperluan perjalanan ke Amerika, takutnya nanti malah dipermasalahkan disana. Setelah kena COVID, lalu vaksin, rasanya badan saya kurang fit sehingga harus banyak istirahat. Mana waktu itu AC di rumah dari 3 yang terpasang, hanya berfungsi 1 saja. Belum lagi atap belakang bocor sehingga membuat energi saya terkuras untuk urusan-urusan rumah tangga. Huff, lelah juga😓.

Maret
Perjalanan pertama saya ke Amerika dan keluar negeri setelah pandemi, sendirian! Padahal, amazon mendadak suspend sebanyak 4 akun😰 dan saya deg-degan dengan kondisi keuangan, walaupun tabungan masih banyak. Ya Allah, kalau bukan atas ijin-Mu, saya tidak akan berani ke Amrik sendiri. Saya mendarat di Los Angeles (LA), lalu dijemput Kak Sisca dan Bang Robin. Jadi punya teman baru yang baik hati. Kalau mau menceritakan kegiatan saya selama di LA, bisa-bisa harus menulis banyak postingan.

Setelah dari LA saya ke Miami dan Orlando bersama Iyus. Setelah 8 bulan nggak ketemu, akhirnya bisa main bareng di Florida bersama. Sebenarnya saya kurang suka Miami karena semua orang disana berpakaian seksi. Saya lebih suka Orlando yang ada Disney Magic Kingdom dan Universal Studio Island of Adventure. Kerjaan kita maiiiin terus🥳. Naik semua wahana, bahkan ada teman-teman yang join kemudian bernama Yusup dan Graha. Padahal di hari ketiga saya pengen banget ke SeaWorld Orlando, tapi Iyus nggak mau. Padahal kan saya suka lihat ikan😔, makanya suka Raja Ampat, Bunaken, dan Derawan. Kalau mengingat waktu itu, rasanya kangen banget. Hidup tanpa beban, uang banyak, dan tidak ada masalah yang berarti.

Dari Florida saya lanjut ke New York. Beda negara bagian, beda juga temannya. Kali ini saya bersama Mbak Feira mengeksplorasi New York City (NYC). Kami shopping, jalan kesana-kemari, walaupun banyak juga momen dimana saya harus eksplorasi sendiri karena Mbak Feira ujian online. NYC memang enak juga untuk solo traveller (yang tidak pernah dan tidak mungkin saya lakukan karena perijinan yang ketat dari keluarga). Kemana-mana gampang, tinggal naik bus atau kereta yang dapat menjangkau seluruh tempat. Hanya saja saya belum sempat ke air terjun niagara. Mungkin suatu saat nanti.

April
Bulan Ramadhan dan bulan Ulang Tahun (tapi kali ini sepi ucapan dan tidak ada makan-makan). Saya pulang ke Aceh seperti tahun-tahun sebelumnya dan hanya menghabiskan waktu bersama keluarga. Saat itu saya pulang ke rumah baru dan rasana senang sekali karena Mama membangun rumah di tepi sawah. Saya juga sekalian melatih Mama dan kakak sepupu (Kak Nana) untuk menjawab pertanyaan wawancara Visa US yang akan mereka hadapi nanti. Saya juga sibuk mencari uang untuk membawa Mama ke Amerika. Rasanya pusing, Amazon banyak yang suspend, tapi sedang butuh banyak uang.

Mei
Mama dan Kak Nana berhasil wawancara Visa US. Seminggu kemudian kami berangkat ke Amerika. Kalau membaca cerita di postingan blog tahun lalu, siapa sangka saya yang awalnya bahkan tidak diijinkan ke Amerika, eh malah sekalian bawa Mama. Alhamdulillah 'ala Kulli Hal (segala puji bagi Allah atas setiap keadaan). Satrio juga akhirnya ikut ke Amerika.

Dimulailah drama tak berujung di negeri Paman Sam sampai ke Marroco yang tiada akhir. Mungkin ini salah satu ujian terberat yang menguji kesabaran, keuangan, fisik, dan mental. Mulai dari hampir tidak diijinkan boarding oleh JAL,  kenyamanan di Minneapolis, ikut seminar dan bertemu dengan artis-artis Hollywood seperti Mila Kunis dan salah satu personel One Direction, Liam Payne, juga Snoop Dogg. Saya tidak menyangka kalau konferensinya bakal sekeren itu. Terima kasih Satrio atas undangannya. 

Kami lalu pindah ke Cancun, Mexico yang selalu badai. Jadi mengenal Syari dan Josh (teman-teman Iyus), lalu hang out di Coco Bongo sampai pagi. Saat itu sangat seru, rasanya nggak mau pulang. We were so happy back then🥳. 

Juni
Lalu penerbangan pulang kembali ke NYC dari Cancun, membuat kita harus menginap semalam di Chicago karena cuaca buruk menerjang NYC. Bagasi kita yang hilang (walaupun akhirnya kembali), dan permasalahan dengannya yang membuat saya sampai sekarang malas berkomunikasi. Rasanya bulan Juni adalah awal dari rasa sakit hati, pikiran, dan badan. Permasalahan di perjalanan yang tidak terlalu mulus, ditambah harus melanjutkan penerbangan ke Marocco.

Marocco adalah negara islam yang indah. Saya bertemu teman baru bernama Masri dan Zahra. Mereka sangat tulus membantu dan menemani saya dan keluarga saat banyak rintangan mendera di negri tempat Ustadz Abdul Somad belajar. Sampai-sampai, di hari terakhir akan pulang ke Qatar, saya dan Mama malah kena COVID (lagi). Bayangkan, energi sudah habis, dada sesak, tapi harus mengurus ini itu bahkan sampai kami tidak bisa boarding di bandara Casablanca. Rasanya mau nangis, bingung mau minta tolong kepada siapa. Alhamdulillah ada Achmad dan Satrio yang dengan setia menanyakan kabar dan membantu sebisa mereka. Saya membooking apartemen di dekat bandara untuk istirahat sejenak, agar besok bisa kembali lagi ke bandara.

Perjalanan pulang dari Marocco, transit Qatar, lalu sampai di Indonesia begitu melelahkan. Saya sudah tidak sabar lagi rasanya ingin segera tiba di tanah air. Walaupun pada saat tiba di bandara, kami tertahan di Bea Cukai karena barang belanjaan yang banyak. Ya Allah, rasanya nggak ada energi lagi untuk berdebat dan membela diri. Sampai pada akhirnya pulang ke Depok dan harus beresin rumah terlebih dahulu, baru bisa makan dan istirahat. Berat badan turun 5 kg dan saya sakit.

Juli
Permasalahan baru datang. Tagihan kartu kredit yang membludak tidak disertai dengan pemasukan. Padahal saya sudah memperhitungkan sebelumnya agar uang ke Amerika bisa cukup, tapi terjadilah satu dan lain hal sehingga saya seolah salah perhitungan. Disaat sedih karena kondisi keuangan yang terpuruk, alhamdulillah teman-teman sering main ke rumah untuk menghibur saya apalagi ketika Idul Adha. Dia yang sedang internship di Indonesia pun datang, walaupun saya malas berbasa-basi dengannya. Senang rasanya banyak teman yang berkumpul, walaupun tidak ada yang tau apa yang saya rasakan.

Yang paling pahit adalah ketika ada yang menawar Rancupid untuk dijual. Betapa hancur hati saya, terlebih lagi perjuangan membangun dan mempertahankan perusahaan begitu berat. Saya menolak dan mengambil keputusan untuk menanggung semua hutang dan permasalahannya kembali. Rancupid sudah seperti anak saya sendiri, tidak bisa saya jual begitu saja.

Karena tekanan yang bertubi-tubi, saya memutuskan ke Bandung selama dua minggu untuk menenangkan diri. Paling nggak, disaat saya sedih, masih ada Anis dan tante yang menghibur. Paling nggak, hati yang sakit dan jiwa yang rapuh sedikit terobati.

Agustus
Saya kembali ke Depok dan memulai bisnis ekspor. Ternyata tidak segampang itu, malah sangat sulit mendapatkan buyer. Setiap hari saya mendengar podcast, menonton youtube, membaca buku, segalanya tentang ekspor. Saya juga memulai menghidupkan amazon-amazon yang sudah mati, seolah memulai dari awal dan merombak segala cara berbisnis. Hal ini menguras energi saya sampai sakit flu berat dengan demam tinggi. Lagi sakit begitu, saya sempatkan nongkrong bareng Alex yang datang dari Medan, lalu setelahnya malah tambah sakit lagi. Akhirnya sampai nggak bisa bangun dan saya jadi takut hampir mati. 

Alhamdulillah kondisi tubuh kembali pulih. Saya mengunjungi Mbak Ujha sebelum pulang ke Bahrain dan bertemu dengan Iyus sebelum dia pulang ke NYC. Sebenarnya saya sedih karena bertemu dengan Iyus cuma sesaat dari 2 bulan dia di Indonesia, berpikir dengan kondisi keuangan yang seperti ini, sepertinya tidak akan bisa jalan-jalan dulu dalam waktu beberapa bulan ke depan, apalagi harus ke Amrik. Tapi dia terlihat biasa saja, ya mungkin memang sebagai teman saya tidak begitu berarti. Mungkin malah, tidak bertemu dengan saya pun sebelum pulang baginya tidak mengapa. Saya tidak tau lagi harus 'gimana, tapi saya tetap berdoa, "Semoga Allah selalu melindungimu, melindungi Mbak Ujha dan keluarga, dimana pun kalian berada. Aamiin."

September
Ada acara Amazon di Ritz Carlton. Saat itu saya senang sekali karena akhirnya bisa menghadiri event besar di hotel mewah lagi. Walaupun sebenarnya acara ini biasa saja, tapi saya tetap antusias. Hari demi hari saya mengerjakan Amazon dan mencari pembeli untuk ekspor. Capek banget rasanya, tapi mau bagaimana lagi, semua harus dijalani. 

Konsekuensi menanggung hutang perusahaan adalah membuat orang-orang yang dulu adalah teman dekat menjadi debt collector yang membuat saya tertekan. Seolah-olah selama ini saya tidak pernah mengusahakan membayar hutang. Melakukan listing amazon sampai tengah malam, mengirim appeal letter demi amazon yang suspend terbuka, tidak dihitung olehnya. Intinya, dia tidak mau tau, pokoknya semua tagihan perusahaan bayar segera! Baiklah.

Saya jadi tau, betapa pertemanan yang tulus itu sangat terlihat ketika kita sedang susah. Beban yang saya tanggung sudah banyak, tapi jangankan menawarkan bantuan atau paling tidak memberikan ide, tapi justru memberikan tekanan. Saya jadi meragukan kondisi mental saya baik-baik saja, sampai saya harus konsultasi dengan psikolog. Saya juga mendengarkan kajian-kajian ustadz agar hati lebih tenang sampai saya berusaha mendekatkan diri kepada Allah lebih dari sebelumnya. Kalau bukan karena iman di hati, mungkin saya tidak akan sanggup menanggung beban ini.

Oktober
Anis dan keluarga datang berkunjung ke Depok. Saat itu ada Auzira, keponakan yang akan pergi ke Turki, menemani saya selama 2 minggu. Selama ada Anis, kami pergi ke pameran dagang, bertemu banyak orang baru, bertemu Pak Nursyamsu dan Pak Rachmat, dan mereka tetap baik sekali menerima saya. Memang kita perlu memperbanyak teman-teman yang shaleh, karena kalau pun mereka marah, maka mereka bisa menahan dan menasehati kita dari sisi yang baik. 

Di bulan ini juga, Dita ikut membantu saya mengurus Amazon. Dia adalah sahabat terbaik dan pintar, juga rajin, sehingga penjualan di Amazon saya bisa merangkak naik. Dia lebih baik menjadi Direktur Marketing daripada yang sebelumnya di Rancupid.

November
Ada calon buyer dari Togo yang menawarkan kerjasama dengan nilai yang fantastis yaitu $365,000,000! Coba tolong dihitung nilai rupiahnya😂. Semula saya sudah agak curiga, tapi saya menyuruh Anis sebagai pemilik perusahaan untuk istikharah, mengembalikan semua urusan kepada Allah. Kita tidak tau apakah ini penipuan, atau tidak, karena semua hal masuk akal.

Setelah shalat istikharah, mulailah tercium gerak-gerik penipuan yang membuat saya ingin ngerjain penipunya😆. Singkat cerita, akhirnya saya melaporkan mereka ke interpol agar tidak ada lagi korban di kemudian hari.

Di bulan ini Auzira berangkat ke Turki. Sejak 2 minggu tinggal di rumah saya, jadi ada kedekatan emosional dengan keponakan yang satu itu. Saya jadi seperti Mamanya yang mengurus semua keperluannya sampai berangkat. Sedih juga melepasnya pergi, semoga dia selalu dalam lindungan Allah.

Di akhir bulan ini juga, saya juga mendengar berita dari orang yang pergi ke NYC. Ntahlah apa maksud dia, tapi mengabarkan hal-hal yang semula tidak ingin saya dengar malah membuat hati saya sakit lagi😢. Seolah membuka luka lama bahkan asam lambung saya sampai naik. Kenapa ada orang yang senang menyerang temannya sendiri, memberikan kabar-kabar menyakitkan, dan tidak berhenti dalam satu hari, tapi berhari-hari. Setelah masalah perusahaan, mungkin masalah ini yang paling menyakitkan hati💔.

Desember
Masalah baru lagi. Penjualan membludak bahkan tertinggi di Winter selama saya berbisnis di Amazon, Alhamdulillah. Terima kasih ya Allah, memberikan Dita untuk membantu ngelisting Amazon dan mengecek semua stok barang dengan teliti. Penjualan mendekati natal semakin gila dan saya kembali stress. Pusing memikirkan harus mencari kemana lagi modal😩. 

Untung ada piala dunia di bulan ini yang membuat saya bisa seru-seruan menonton final di warung Aceh Bang Ari, Tebet. Setelah masalah perusahaan dan tekanan orang, sakit hati, pusing memikirkan modal, akhirnya bisa teriak-teriak juga karena pertandingan bola antara Argentina dan Perancis sangat-sangat seruuu! Tertawa lepas bersama teman-teman adalah salah satu cara mengobati hati yang sedih. Walaupun setelah ini, orang yang membuat saya sakit hati, menelepon lagi dan mengabarkan hal-hal yang saya malas dengar. Ngapaaaaiiiin?!😓

Walaupun demikian, Allah selalu mencukupkan rizki saya. Saya tidak pernah berhenti berdoa agar Allah memberikan petunjuk dan pertolongan, juga menenangkan hati saya dari berbagai berita buruk. Saya 100% yakin kalau bersama kesulitan ada kemudahan karena bahkan sampai sekarang saya bisa bertahan. Dalam menghadapi persoalan seperti ini membuat saya berpikir kreatif agar bisa mencari solusi yang cepat dan tepat.

Terima kasih ya Allah telah memberikan petunjuk dan pertolongan, bahwa segala alam semesta ini milik-Mu, sehingga harus memohon kepada-Mu, meminta petunjuk, meminta pertolongan.

حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ

Artinya: “Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.”

Terima kasih ya Allah telah memberikan orang-orang terbaik dan shaleh yang menyertai saya selama masa sulit ini. 
  • Terima kasih Mama, atas semua doa yang tidak pernah berhenti.
  • Terima kasih Amad, atas semua pertolongan mengurus Amazon dan permasalah keuangan.
  • Terima kasih Anis, atas semua dukungan moral menjadi sahabat yang shalehah. Yang selalu mendukung saya, mendoakan saya, dan menenangkan hati saya setiap rasa gundah datang.
  • Terima kasih Mbak Fitri untuk selalu memastikan kesehatan mental dan spiritual saya masih berjalan normal.
  • Terima kasih Dita dan Puput untuk selalu menjadi teman shalehah, membantu bisnis Amazon sampai penjualan sebanyak ini.
  • Terima kasih Farah dan Auzira, menjadi keponakan yang membuat tantenya merasa jadi punya anak abege. Yang satu berisik, yang satu lagi pendiam😅.
  • Terima kasih Satrio, untuk semua dukungan ilmu dan siap berdikusi kapan pun dan dimana pun.
Terima kasih semua teman-teman yang saya tidak bisa sebutkan satu demi satu. Tapi yang paling memberikan pengaruh besar dalam hidup saya selama beberapa bulan ini adalah mereka yang saya sebutkan diatas.

Rasanya tahun 2022 ini hampir sama beratnya dengan tahun 2015, walaupun di tahun 2015 yang terberat karena saya kehilang Ayah dan itu adalah kehendak Allah yang tidak bisa dihindari.  Akhirnya, semoga kita bisa bertemu dengan Ramadhan di tahun 2023, menjadi pribadi yang baik dan bermanfaat bagi agama, nusa, dan bangsa. Aamiin🤲.

0 comments:

Follow me

My Trip